Siagian: Perbedaan antara revisi
Bijaknya tokoh bermarga Pardosi, disertakan di halaman marga Pardosi. Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k clean up & improve |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
<!-- Asal --> |
<!-- Asal --> |
||
| suku = [[Suku |
| suku = [[Suku Batak]] |
||
| sub-suku = [[Toba |
| sub-suku = [[Suku Batak Toba|Batak Toba]] |
||
| |
| etnis = |
||
| |
| kampung = [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba|Toba]] |
||
| kawasan = [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba|Toba]] <br> [[Habinsaran, Toba|Habinsaran]], [[Kabupaten Toba|Toba]] <br> [[Nassau, Toba|Nassau]], [[Kabupaten Toba|Toba]] <br> [[Pintu Pohan Meranti, Toba|Pintu Pohan Meranti]], [[Kabupaten Toba|Toba]] <br> [[Silaen, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba|Silaen]] |
|||
| tugu = [[Bonan Dolok III, Balige, Toba|Sihobuk, Bonan Dolok III]], [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba]] <br> {{coord|2.3240947290195573|99.12662781157972}} |
|||
| monumen = |
|||
| tambak = |
|||
| paguyuban = |
|||
| pemimpin = |
|||
}} |
}} |
||
'''Siagian''' (''[[surat Batak]]'': {{Btk|ᯘᯪᯀᯎᯪᯀᯉ᯲}}) adalah salah satu [[Daftar marga Suku Batak|marga Batak]] [[Suku Batak Toba|Toba]]. Siagian adalah marga yang dipakai oleh sebagian keturunan Raja Siagian hingga saat ini. Marga Siagian berasal dari daerah [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba]]. |
'''Siagian''' (''[[surat Batak]]'': {{Btk|ᯘᯪᯀᯎᯪᯀᯉ᯲}}) adalah salah satu [[Daftar marga Suku Batak|marga Batak]] [[Suku Batak Toba|Toba]]. Siagian adalah marga yang dipakai oleh sebagian keturunan Raja Siagian hingga saat ini. Marga Siagian berasal dari daerah [[Balige, Toba|Balige]], [[Kabupaten Toba]]. Di desa [[Bonan Dolok III, Balige, Toba|Sihobuk, Bonan Dolok III]], Balige juga terdapat tugu persatuan marga Siagian yang diresmikan pada tahun 2013 oleh [[Daftar Gubernur Sumatra Utara|Gubernur]] [[Sumatra Utara]], [[Gatot Pujo Nugroho]]<ref>http://www.globalsumut.com/2013/07/gubsu-h-gatot-pujo-nugroho-resmikan.html</ref>. |
||
== Etimologi == |
== Etimologi == |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
* Kata ''si'' dalam Bahasa Batak Toba merupakan [[prefiks]] yang dipakai sebagai penunjuk nama, |
* Kata ''si'' dalam Bahasa Batak Toba merupakan [[prefiks]] yang dipakai sebagai penunjuk nama, |
||
* Kata ''anggian'' dalam Bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai lebih muda di antara yang bersaudara atau anak bungsu. |
* Kata ''anggian'' dalam Bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai lebih muda di antara yang bersaudara atau anak bungsu. |
||
Namun dalam kenyataannya Raja Siagian bukanlah anak bungsu dari Tuan Dibangarna. Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Tuan Dibangarna, Raja Siagian sebenarnya adalah anak bungsu Tuan Dibangarna dari istri pertama. Kemudian Tuan Dibangarna |
Namun dalam kenyataannya Raja Siagian bukanlah anak bungsu dari Tuan Dibangarna. Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Tuan Dibangarna, Raja Siagian sebenarnya adalah anak bungsu Tuan Dibangarna dari istri pertama. Kemudian Tuan Dibangarna menikah lagi dengan seorang perempuan boru [[Pasaribu]] dan melahirkan anak yang kemudian diberi nama Sianipar. [[Sianipar|Raja Sianipar]] lahir setelah ketiga abangnya, [[Panjaitan|Raja Panjaitan]], [[Silitonga|Raja Silitonga]], dan Raja Siagian telah dewasa. |
||
== Tarombo == |
== Tarombo == |
||
{{main|Tarombo Batak}} |
{{main|Tarombo Batak}} |
||
Terdapat beberapa versi ''tarombo'' (silsilah) Raja Siagian, berikut merupakan ''tarombo'' yang paling umum diterima keturunan Raja Siagian: |
|||
<center> |
<center> |
||
Baris 91: | Baris 98: | ||
{{chart| | | MANGANJU | |PATUALAS | |MARDONGAN | |BUALBUAL | |DIALAMAN |MANGANJU=Raja Manganju |PATUALAS=Raja Patualas |MARDONGAN=[[Pardosi|Raja Mardongan <br> ('''Pardosi''')]] |BUALBUAL=Raja Bualbual |DIALAMAN=Raja Dialaman}} |
{{chart| | | MANGANJU | |PATUALAS | |MARDONGAN | |BUALBUAL | |DIALAMAN |MANGANJU=Raja Manganju |PATUALAS=Raja Patualas |MARDONGAN=[[Pardosi|Raja Mardongan <br> ('''Pardosi''')]] |BUALBUAL=Raja Bualbual |DIALAMAN=Raja Dialaman}} |
||
{{chart/end}}</center> |
{{chart/end}}</center> |
||
</center> |
</center> |
||
Baris 99: | Baris 104: | ||
Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Siagian mengklasifikasikan diri ke dalam dua kelompok dan satu sub-marga: |
Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Siagian mengklasifikasikan diri ke dalam dua kelompok dan satu sub-marga: |
||
* '''Papaga Lote''' |
* '''Papaga Lote''' |
||
* '''Pandean Duri''' |
* '''Pandean Duri''' (sebagian menggunakan marga '''[[Pardosi|Pardosi]])''' |
||
* '''[[Pardosi|Marga Pardosi]]''' |
|||
Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Raja Siagian, cicit Pandean Duri yang bernama Raja Mardongan mengalami konflik dengan saudara-saudaranya yang menyebabkan Raja Mardongan pergi meninggalkan kampung Halamannya di [[Balige, Toba |
Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Raja Siagian, cicit Pandean Duri yang bernama Raja Mardongan mengalami konflik dengan saudara-saudaranya yang menyebabkan Raja Mardongan pergi meninggalkan kampung Halamannya di [[Balige, Toba|Balige]] dan menetap di [[Habinsaran, Toba|wilayah Habinsaran]], akibat kekesalan terhadap saudaranya, keturunan Raja Mardongan tidak menggunakan marga Siagian, melainkan marga [[Pardosi]]. |
||
== Kekerabatan == |
== Kekerabatan == |
||
{{main|Dalihan Na Tolu}} |
{{main|Dalihan Na Tolu}} |
||
Keturunan Raja Siagian memiliki hubungan erat dengan marga-marga keturunan [[Tuan Dibangarna]] lainnya; keempat marga tersebut ([[Panjaitan]], [[Silitonga]], Siagian, dan [[Sianipar]]) memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain. Dikarenakan Raja Siagian merupakan anak ketiga dari Tuan Dibangarna, maka seluruh marga Siagian dianggap lebih muda oleh marga Panjaitan dan Silitonga, dan juga dituakan oleh marga Sianipar. Oleh sebab itu setiap keturunan dari marga Siagian harus memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan marga Panjaitan dan Silitonga dan memanggil adik ketika bertemu dengan marga Sianipar tanpa memperhatikan usia. |
Keturunan Raja Siagian memiliki hubungan erat dengan marga-marga keturunan [[Tuan Dibangarna]] lainnya; keempat marga tersebut ([[Panjaitan]], [[Silitonga]], Siagian, dan [[Sianipar]]) memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain. Namun di beberapa daerah seperti [[Balige, Toba|Balige]], ditemukan juga praktik dimana marga Siagian telah saling menikah dengan marga turunan Tuan Dibangarna lainnya dikarenakan keterbatasan marga-marga asing yang mendiami wilayah tersebut. Namun dewasa ini, praktik pernikahan antar sesama marga turunan Tuan Dibangarna tersebut sudah mulai ditinggalkan dan dianggap [[Tabu|tabu]]. |
||
Dikarenakan Raja Siagian merupakan anak ketiga dari Tuan Dibangarna, maka seluruh marga Siagian dianggap lebih muda oleh marga Panjaitan dan Silitonga, dan juga dituakan oleh marga Sianipar. Oleh sebab itu setiap keturunan dari marga Siagian harus memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan marga Panjaitan dan Silitonga dan memanggil adik ketika bertemu dengan marga Sianipar tanpa memperhatikan usia. |
|||
Raja Siagian menikah dengan [[Sibarani|br. Sibarani]], oleh sebab itu ''Hulahula (mataniari binsar)'' dari seluruh marga Siagian adalah marga Sibarani. |
Raja Siagian menikah dengan [[Sibarani|br. Sibarani]], oleh sebab itu ''Hulahula (mataniari binsar)'' dari seluruh marga Siagian adalah marga Sibarani. |
||
=== Padan === |
=== Padan === |
||
⚫ | Keturunan Raja Siagian yang terkhusus berasal dari kelompok Pandean Duri keturunan Raja Situtu (Siagian Huta Gurgur) memiliki ikatan [[Padan]] (ikrar janji) dengan marga [[Marpaung]]. Bagi keturunan Siagian Huta Gurgur memegang teguh padan dengan tidak menikah dengan marga Marpaung. Padan diantara Keturunan Raja Marpaung dikarenakan peperangan di zaman dahulu antara sesama marga yang mengakibatkan Keturunan Raja Marpaung mendapatkan pertolongan dari Keturunan Raja Siagian dari kelompok Pandean Duri keturunan Raja Situtu (Siagian Huta Gurgur). |
||
⚫ | |||
Padan diantara Keturunan Raja Marpaung dikarenakan peperangan dijaman dahulu antara sesama marga yang mengakibatkan Keturunan Raja Marpaung mendapatkan pertolongan dari Keturunan Raja Siagian dari kelompok Pandean Duri keturunan Raja Situtu (Siagian Huta Gurgur). |
|||
== Tokoh Marga Siagian == |
== Tokoh Marga Siagian == |
||
⚫ | |||
⚫ | |||
{{Div col|3}} |
{{Div col|3}} |
||
* [[Azis Jamrud|Azis Jamrud Siagian]] |
* [[Azis Jamrud|Azis Jamrud Siagian]] |
||
Baris 135: | Baris 138: | ||
* [[Welly Siagian]] |
* [[Welly Siagian]] |
||
{{Div col end}} |
{{Div col end}} |
||
== Referensi == |
|||
{{reflist}} |
|||
== Sumber == |
== Sumber == |
||
*{{citation|last=Hutagalung|first=W.M.|title=Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak|year=1991|pp=229-230|}} |
*{{citation|last=Hutagalung|first=W.M.|title=Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak|year=1991|pp=229-230|}} |
||
*{{citation|last1=Siahaan|first1=Amanihut N.|last2=Pardede|first2=H.|title=Sejarah perkembangan Marga - Marga Batak|year=1957|}} |
*{{citation|last1=Siahaan|first1=Amanihut N.|last2=Pardede|first2=H.|title=Sejarah perkembangan Marga - Marga Batak|year=1957|}} |
||
== Pranala luar == |
== Pranala luar == |
||
* [http://batak.web.id/Forumumum/topik/tarombo-raja-siagian-silsilah-siagian/ Tarombo Raja Siagian (silsilah Siagian)] |
* [http://batak.web.id/Forumumum/topik/tarombo-raja-siagian-silsilah-siagian/ Tarombo Raja Siagian (silsilah Siagian)] |
||
Revisi per 16 September 2022 09.44
Siagian | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Aksara Batak | ᯘᯪᯀᯎᯪᯀᯉ᯲ | ||||||||||||||
Nama marga | Siagian | ||||||||||||||
Nama/ penulisan alternatif | SGN | ||||||||||||||
Arti | si + anggian (si) anak bungsu | ||||||||||||||
Silsilah | |||||||||||||||
Jarak generasi dengan Siraja Batak |
| ||||||||||||||
Nama lengkap tokoh | Raja Siagian | ||||||||||||||
Nama istri | br. Sibarani | ||||||||||||||
Nama anak | 1. Raja Partano | ||||||||||||||
Nama boru | 1. Pinta Omas (menikah dengan Raja Hutahaean) | ||||||||||||||
Kekerabatan | |||||||||||||||
Induk marga | Tuan Dibangarna | ||||||||||||||
Persatuan marga | Tuan Dibangarna | ||||||||||||||
Kerabat marga | Panjaitan (Abang) Silitonga (Abang) Sianipar (Adik) | ||||||||||||||
Turunan | Papaga Lote Pandean Duri | ||||||||||||||
Matani ari binsar | Sibarani | ||||||||||||||
Padan | Marpaung (Khusus Siagian Pandean Duri keturunan Raja Situtu/Siagian Huta Gurgur) | ||||||||||||||
Asal | |||||||||||||||
Suku | Suku Batak | ||||||||||||||
Daerah asal | Balige, Toba | ||||||||||||||
Kawasan dengan populasi signifikan | Balige, Toba Habinsaran, Toba Nassau, Toba Pintu Pohan Meranti, Toba Balige, Silaen | ||||||||||||||
Paguyuban | |||||||||||||||
Lokasi tugu | Sihobuk, Bonan Dolok III, Balige, Kabupaten Toba 2°19′27″N 99°07′36″E / 2.3240947290195573°N 99.12662781157972°E |
Siagian (surat Batak: ᯘᯪᯀᯎᯪᯀᯉ᯲) adalah salah satu marga Batak Toba. Siagian adalah marga yang dipakai oleh sebagian keturunan Raja Siagian hingga saat ini. Marga Siagian berasal dari daerah Balige, Kabupaten Toba. Di desa Sihobuk, Bonan Dolok III, Balige juga terdapat tugu persatuan marga Siagian yang diresmikan pada tahun 2013 oleh Gubernur Sumatra Utara, Gatot Pujo Nugroho[1].
Etimologi
Nama Siagian dalam Bahasa Batak Toba secara harfiah merujuk kepada kata si dan anggian yang memiliki arti sebagai seorang anak bungsu. Hal tersebut mengacu kepada:
- Kata si dalam Bahasa Batak Toba merupakan prefiks yang dipakai sebagai penunjuk nama,
- Kata anggian dalam Bahasa Batak Toba memiliki arti sebagai lebih muda di antara yang bersaudara atau anak bungsu.
Namun dalam kenyataannya Raja Siagian bukanlah anak bungsu dari Tuan Dibangarna. Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Tuan Dibangarna, Raja Siagian sebenarnya adalah anak bungsu Tuan Dibangarna dari istri pertama. Kemudian Tuan Dibangarna menikah lagi dengan seorang perempuan boru Pasaribu dan melahirkan anak yang kemudian diberi nama Sianipar. Raja Sianipar lahir setelah ketiga abangnya, Raja Panjaitan, Raja Silitonga, dan Raja Siagian telah dewasa.
Tarombo
Terdapat beberapa versi tarombo (silsilah) Raja Siagian, berikut merupakan tarombo yang paling umum diterima keturunan Raja Siagian:
Tuan Dibangarna | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Panjaitan | Raja Silitonga | Raja Siagian | Raja Sianipar | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Partano | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Guringguring Bosi | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Ujung | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Papaga Lote | Pandean Duri | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Batara Guru Somasangkut | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Situtu | Toga Sianjur | Raja Pantun | Raja Ega | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Ginjang | Raja Sijau | Raja Nabuntu | Raja Pangarobean (Datu Pamaling) | Raja Paledang | Raja Ujung | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Raja Manganju | Raja Patualas | Raja Mardongan (Pardosi) | Raja Bualbual | Raja Dialaman | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Menurut silsilah garis keturunan Suku Batak (tarombo), Raja Siagian adalah generasi ketujuh dari Siraja Batak dan anak ketiga dari Tuan Dibangarna.
Dalam perkembangannya, Keturunan Raja Siagian mengklasifikasikan diri ke dalam dua kelompok dan satu sub-marga:
- Papaga Lote
- Pandean Duri (sebagian menggunakan marga Pardosi)
Menurut kisah yang diceritakan turun-temurun dari keturunan Raja Siagian, cicit Pandean Duri yang bernama Raja Mardongan mengalami konflik dengan saudara-saudaranya yang menyebabkan Raja Mardongan pergi meninggalkan kampung Halamannya di Balige dan menetap di wilayah Habinsaran, akibat kekesalan terhadap saudaranya, keturunan Raja Mardongan tidak menggunakan marga Siagian, melainkan marga Pardosi.
Kekerabatan
Keturunan Raja Siagian memiliki hubungan erat dengan marga-marga keturunan Tuan Dibangarna lainnya; keempat marga tersebut (Panjaitan, Silitonga, Siagian, dan Sianipar) memegang teguh ikatan persaudaraan untuk tidak menikah antar satu dengan yang lain. Namun di beberapa daerah seperti Balige, ditemukan juga praktik dimana marga Siagian telah saling menikah dengan marga turunan Tuan Dibangarna lainnya dikarenakan keterbatasan marga-marga asing yang mendiami wilayah tersebut. Namun dewasa ini, praktik pernikahan antar sesama marga turunan Tuan Dibangarna tersebut sudah mulai ditinggalkan dan dianggap tabu.
Dikarenakan Raja Siagian merupakan anak ketiga dari Tuan Dibangarna, maka seluruh marga Siagian dianggap lebih muda oleh marga Panjaitan dan Silitonga, dan juga dituakan oleh marga Sianipar. Oleh sebab itu setiap keturunan dari marga Siagian harus memanggil abang/kakak ketika bertemu dengan marga Panjaitan dan Silitonga dan memanggil adik ketika bertemu dengan marga Sianipar tanpa memperhatikan usia.
Raja Siagian menikah dengan br. Sibarani, oleh sebab itu Hulahula (mataniari binsar) dari seluruh marga Siagian adalah marga Sibarani.
Padan
Keturunan Raja Siagian yang terkhusus berasal dari kelompok Pandean Duri keturunan Raja Situtu (Siagian Huta Gurgur) memiliki ikatan Padan (ikrar janji) dengan marga Marpaung. Bagi keturunan Siagian Huta Gurgur memegang teguh padan dengan tidak menikah dengan marga Marpaung. Padan diantara Keturunan Raja Marpaung dikarenakan peperangan di zaman dahulu antara sesama marga yang mengakibatkan Keturunan Raja Marpaung mendapatkan pertolongan dari Keturunan Raja Siagian dari kelompok Pandean Duri keturunan Raja Situtu (Siagian Huta Gurgur).
Tokoh Marga Siagian
Beberapa tokoh bermarga Siagian
Referensi
Sumber
- Hutagalung, W.M. (1991), Pustaha Batak Tarombo dohot Turiturian ni Bangso Batak, hlm. 229–230
- Siahaan, Amanihut N.; Pardede, H. (1957), Sejarah perkembangan Marga - Marga Batak