Lompat ke isi

Parijata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 36: Baris 36:
== Daftar pustaka ==
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|40em}}
{{refbegin|40em}}
* {{cite book|last=Faza|first=Muhammad Iqbal|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|location=|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|ref=harv|authorlink=|url-status=live}}
* {{cite book|last=Faza|first=Muhammad Iqbal|year=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Benantara/X3BMEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0|title=Benantara|publisher=[[Kepustakaan Populer Gramedia]]|isbn=978-602-481-654-4|editor-last=Masruri|editor-first=Bukhori|language=Indonesia|chapter=Konsep Pelestarian Alam melalui Kebudayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat Colo|ref=harv|authorlink=|url-status=live}}
{{refend}}
{{refend}}



Revisi per 23 September 2022 04.34

Parijata
Medinilla speciosa Edit nilai pada Wikidata

Edit nilai pada Wikidata
Taksonomi
SuperkerajaanEukaryota
KerajaanPlantae
DivisiTracheophytes
OrdoMyrtales
FamiliMelastomataceae
GenusMedinilla
SpesiesMedinilla speciosa Edit nilai pada Wikidata
Blume, 1831
Tata nama
Sinonim takson
  • Medinilla speciosa var. genuina Hochr., Candollea
  • Medinilla speciosa f. rubriflora Hochr., Candollea
  • Medinilla speciosa var. minoriflora Hochr., Candollea

Parijata atau Medinilla speciosa[1] adalah tumbuhan epifit menahun dalam marga Medinilla, suku Melastomataceae.[2] Tanaman ini tidak memiliki subspesies.[3] Buahnya mengandung antioksidan dan beta-karotena dalam kadar yang signifikan,[butuh rujukan] sehingga dipercaya akan meningkatkan kesuburan kehamilan.[4]

Etimologi

Genus Medinilla dinamai José de Medinilla y Pineda, gubernur Mauritius, saat itu dikenal sebagai Kepulauan Marianne, pada 1820.[5]

Deskripsi

Parijata merupakan tanaman semak epifit dengan ketinggian 0,45–1,2 meter. Ia juga merupakan tumbuhan hijau abadi. Batang dan cabangnya berkayu berwarna hijau. Daun parijata berwarna hijau berbentuk lonjong dengan ujung lancip, sedangkan tulang daunnya melengkung. Parijata memiliki buah yang tersusun dalam malai yang besar dengan masing-masing buah berbentuk bulat kecil. Saat masih muda, buah berwarna merah muda dan semakin memerah keunguan saat masak.[6] Buah parijata memiliki rasa yang sepat dan asam.[7]

Persebaran

Parijata tumbuh alami di Pulau Kalimantan, Filipina, dan Jawa pada awal abad ke-19. Ia dapat ditemukan di ketinggian Kinabalu di bagian utara pulau Kalimantan yang termasuk wilayah Malaysia. Sementara, di sekitar kepulauan Mauritius dan Filipina, parijata dikenal sebagai buah Medinilla. Persebaran parijata di Jawa berada di Pegunungan Muria dan Gunung Andong di Magelang. Beberapa literatur baru menunjukkan bahwa parijata juga tersebar di Sumatra, Sumbawa, Lombok, Sulawesi, dan Maluku.[8]

Habitat

Parijata biasa ditemukan di hutan pegunungan yang teduh dan bertanah lembap dengan ketinggian antara 300 meter dan 750 meter dari permukaan laut.[9]

Legenda dan kepercayaan

Terdapat tradisi lisan yang menyebutkan bahwa parijata pertama kali ditanam oleh Sunan Muria. Kapal Dampo Awang yang karam di sekitar Pulau Muria menumpahkan muatan yang telah terkumpul dari berbagai pulau di kawasan perdagangan rempah Nusantara, salah satunya adalah biji parijata. Ceceran biji parijata kemudian diambil Sunan Muria dan ditanamnya di hutan Pegunungan Muria. Saat istri Sunan Muria, Nyai Sujinah (Dewi Ayu Nawangsih) hamil dan mengidam buah masam, Sunan Muria kemudian memerintahkan para santrinya untuk mencari buah di hutan Pegunungan Muria. Para santri tersebut kemudian pulang membawa buah parijata dan menyerahkannya kepada Sunan Muria.[10]

Buah parijata diyakini dapat menyuburkan kandungan pasangan yang sulit memiliki keturunan. Bagi ibu yang sedang hamil, parijata juga diyakini dapat menjadikan janin memiliki paras rupawan.[10]

Galeri

Referensi

  1. ^ Blume in Van Hall, 1831 In: Bijdr. Natuurk. Wetensch., Vol.: 6 p. 256
  2. ^ MELnet: Melastomataceae.Net
  3. ^ "Catalogue of Life - 2014 Annual Checklist". Catalogue of Life. Diakses tanggal 9 September 2022. 
  4. ^ Ipoel (9 September 2017). "Sulit Punya Anak? Cobalah Konsumsi Buah Parijoto Warisan Sunan Muria Ini". Nakita. Diakses tanggal 19 Februari 2018. 
  5. ^ Gledhill, D. (2008). The Names of Plants (dalam bahasa Inggris). Cambridge University Press. hlm. 253. ISBN 978-0-521-86645-3. 
  6. ^ Rudiyanto, Arif (2 Mei 2016). "Parijoto | Medinilla speciosa | Biodiversity Warriors". Biodiversity Warriors. Diakses tanggal 21 September 2022. 
  7. ^ Kundori, Moch (22 Agustus 2022). "Ini Khasiat Buah Parijoto, yang Tidak Banyak Diketahui". Suara Merdeka. Diakses tanggal 22 September 2022. 
  8. ^ Faza 2021, hlm. 152.
  9. ^ Faza 2021, hlm. 151.
  10. ^ a b Faza 2021, hlm. 150.

Daftar pustaka

  • Faza, Muhammad Iqbal (2021). "Konsep Pelestarian Alam melalui Kebudayaan dan Kearifan Lokal Masyarakat Colo". Dalam Masruri, Bukhori. Benantara (dalam bahasa Indonesia). Kepustakaan Populer Gramedia. ISBN 978-602-481-654-4. 

Pranala luar