Lompat ke isi

Bahasa Jawa Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Nyilvoskt (bicara | kontrib)
k Suntingan Marchenlien (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Jajang Surahman
Tag: Menghapus pengalihan Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21: Baris 21:
|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]]
|fam2=[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]]
|fam2=[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]]
|fam3=[[Rumpun bahasa Jawanik|Jawanik]]
|fam3=[[Bahasa Jawa kuno ]]
|fam4=[[Rumpun bahasa Jawa Tengah|Jawa Tengah]]
|fam4=[[Rumpun bahasa Jawa Tengah|Jawa Tengah]]
|glotto=yogya1493}}
|glotto=yogya1493}}

Revisi per 7 Desember 2022 10.36

Bahasa Yogyakarta
Yojo
Dituturkan diIndonesia
Wilayah
EtnisJawa
Penutur
Bentuk awal
Kode bahasa
ISO 639-3
Glottologyogya1493[1]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Dialek Yogyakarta alias Yojo adalah salah satu dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Ciri khas dialek ini adanya tambahan kata atau sebagai pengganti toh.[2][3]

Kosakata

Masyarakat Yogyakarta biasanya menyingkat kata atau menambahi kalimat agar mantap dan enak didengar. Contoh kalimat dengan dialek Yogyakarta seperti, ”Wah, piyé thå iki, wis dikandhani kok ra ngrungokké. Jan!” (Wah, gimana sih, udah dikasih tau kok enggak mendengarkan).

Kata “Jan” tak memiliki arti khusus. Kata “Jan” digunakan supaya terdengar mantap dan enak didengar. Contoh kalimat lain seperti, ”Piyé, wis dhong åpå durung?? Wo, jan payah tĕnan cah ikí, ra dhongan!” (Gimana, udah mengerti apa belum?? Wah, emang payah sekali anak ini, susah mengertinya).

“Piyé jé?”, kalimat ini sering digunakan oleh orang asli Yogyakarta jika sedang mengalami kebingungan, biasanya digunakan oleh orang yang tinggal agak jauh dari kota. Selain itu mereka juga suka menambahi huruf ”m” di depan sebuah kata. Misalnya:

  • Bésuk menjadi mbésuk
  • Bantul menjadi mbantul
  • Balík menjadi mbalík

Referensi

  1. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Yogyakarta". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  2. ^ "DIALEK BAHASA JAWA BAGIAN TENGAH: Kajian Geografis Dialek Dan Budaya". Jingganya Senja. 2010-10-26. Diakses tanggal 2022-01-13. 
  3. ^ Hananto, Akhyari. "Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-01-13. 

Pranala luar