Bahasa Jawa Yogyakarta: Perbedaan antara revisi
k Suntingan Marchenlien (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Jajang Surahman Tag: Menghapus pengalihan Pengembalian Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 21: | Baris 21: | ||
|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] |
|fam1=[[Rumpun bahasa Austronesia|Austronesia]] |
||
|fam2=[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]] |
|fam2=[[Rumpun bahasa Indonesia Barat|Indonesia Barat]] |
||
|fam3=[[ |
|fam3=[[Bahasa Jawa kuno ]] |
||
|fam4=[[Rumpun bahasa Jawa Tengah|Jawa Tengah]] |
|fam4=[[Rumpun bahasa Jawa Tengah|Jawa Tengah]] |
||
|glotto=yogya1493}} |
|glotto=yogya1493}} |
Revisi per 7 Desember 2022 10.36
Bahasa Yogyakarta
Yojo | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Dituturkan di | Indonesia | ||||||||
Wilayah |
| ||||||||
Etnis | Jawa | ||||||||
Penutur | |||||||||
| |||||||||
Kode bahasa | |||||||||
ISO 639-3 | – | ||||||||
Glottolog | yogya1493 [1] | ||||||||
![]() | |||||||||
Dialek Yogyakarta alias Yojo adalah salah satu dialek bahasa Jawa yang dituturkan di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sebagian Kabupaten Klaten dan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Ciri khas dialek ini adanya tambahan kata jé atau sebagai pengganti toh.[2][3]
Kosakata
Masyarakat Yogyakarta biasanya menyingkat kata atau menambahi kalimat agar mantap dan enak didengar. Contoh kalimat dengan dialek Yogyakarta seperti, ”Wah, piyé thå iki, wis dikandhani kok ra ngrungokké. Jan!” (Wah, gimana sih, udah dikasih tau kok enggak mendengarkan).
Kata “Jan” tak memiliki arti khusus. Kata “Jan” digunakan supaya terdengar mantap dan enak didengar. Contoh kalimat lain seperti, ”Piyé, wis dhong åpå durung?? Wo, jan payah tĕnan cah ikí, ra dhongan!” (Gimana, udah mengerti apa belum?? Wah, emang payah sekali anak ini, susah mengertinya).
“Piyé jé?”, kalimat ini sering digunakan oleh orang asli Yogyakarta jika sedang mengalami kebingungan, biasanya digunakan oleh orang yang tinggal agak jauh dari kota. Selain itu mereka juga suka menambahi huruf ”m” di depan sebuah kata. Misalnya:
- Bésuk menjadi mbésuk
- Bantul menjadi mbantul
- Balík menjadi mbalík
Referensi
- ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Yogyakarta". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History.
- ^ "DIALEK BAHASA JAWA BAGIAN TENGAH: Kajian Geografis Dialek Dan Budaya". Jingganya Senja. 2010-10-26. Diakses tanggal 2022-01-13.
- ^ Hananto, Akhyari. "Bahasa Jawa, dan Berbagai Variasinya yang Luar Biasa". www.goodnewsfromindonesia.id. Diakses tanggal 2022-01-13.
Pranala luar
- Pedoman Umum Ejaan Bahasa Jawa (PUEBJ)
- Leksikon bahasa Jawa di Sastra.org
- Bausastra Jawa oleh W.J.S. Poerwadarminta
- Kamus bahasa Indonesia-Jawa
- Kamus bahasa Jawa-Inggris di SEAlang Projects