Lompat ke isi

Rumpun bahasa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peta persebaran seluruh rumpun bahasa utama di dunia

Rumpun bahasa adalah sekumpulan bahasa yang terkait yang berasal dari bahasa leluhur yang sama.

Seperti halnya rumpun makhluk kehidupan, bukti keterhubungan antarbahasa yang serumpun dapat diamati dari ciri-ciri kebahasaan yang umum dijumpai dalam bahasa-bahasa tersebut melalui perbandingan. Sebuah rumpun bahasa yang dapat diidentifikasi dengan tepat dapat menciptakan bukti keterkaitannya, sehingga bahasa leluhurnya dapat direka-ulang melalui perbandingan antarbahasa. Sebagian besar bahasa yang ada di bumi adalah anggota dari sebuah rumpun bahasa, tetapi ada juga beberapa bahasa yang bersifat isolat, yaitu keterkaitannya dengan bahasa maupun rumpun bahasa lainnya tidak dapat dibuktikan secara jelas.

Gagasan mengenai rumpun bahasa didasarkan dari anggapan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sebuah bahasa akan secara perlahan terpecah-belah menjadi bermacam-ragam logat lalu dialek yang akan terus berkembang hingga menjadi bahasa tersendiri. Namun, berbeda dengan rumpun makhluk kehidupan, rumpun bahasa memiliki silsilah yang sulit dilacak dan dianalisis karena bahasa berkemungkinan besar untuk mengalami perubahan akibat dari kontak antarbahasa. Pada kasus bahasa kreol dan bahasa campuran lainnya perintis dari bahasa tersebut berjumlah lebih dari satu. Namun kasus seperti ini bukanlah mayoritas dan kebanyakan bahasa yang ada di bumi dapat digolongkan secara jelas.

Bahasa perintis

[sunting | sunting sumber]

Perintis dari sebuah rumpun bahasa, yaitu bahasa purba, jarang dapat diketahui secara langsung karena kebanyakan bahasa mempunyai sejarah tercatat yang cukup pendek. Namun dimungkinkan untuk bahasa purba tersebut, dilakukan metode perbandingan, sebuah metode rekonstruksi yang pertama kali dilakukan pada abad kesembilan belas oleh seorang ahli bahasa August Schleiceher. Sebagai contoh sebuah rekaan adalah bahasa Indo-Eropa purba yang dituturkan pada zaman ketika tulisan belum ditemukan.

Untuk beberapa kasus bahasa perintis dari sebuah rumpun bahasa dituturkan pada saat ketika tulisan sudah mulai digunakan. Sebuah logat dari bahasa Latin (Latin vulgar) adalah bahasa perintis dari rumpun bahasa Roman. Sebuah logat dari bahasa Norse kuno adalah bahasa perintis dari bahasa-bahasa Jermanik utara.

Pembagian lebih lanjut

[sunting | sunting sumber]

Sebuah rumpun bahasa dapat dibagi kembali menjadi kesatuan filogenetis yang lebih kecil, umumnya disebut sebagai cabang dari rumpun, karena sejarah dari sebuah rumpun bahasa sering kali digambarkan sebagai sebuah diagram pohon. Istilah rumpun namun tidak hanya terbatas pada sebuah tingkatan dari pohon ini. Sebagai contoh rumpun bahasa Indo-Arya adalah sebuah cabang dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Beberapa ahli taksonomi membatasi penggunaan istilah rumpun ke sebuah tingkatan tertentu namun terdapat sedikit persetujuan akan pembatasan tersebut. Beberapa membagi ranting menjadi kelompok dan kelompok menjadi kompleks. Ada juga istilah adirumpun atau filum yang diajukan untuk menggabungkan beberapa rumpun bahasa yang statusnya sebagai kesatuan filogenetis tidak didukung dengan metode ilmu sejarah bahasa.

Bahasa yang tidak dapat digolongkan dengan jelas disebut sebagai bahasa isolat. Sebuah bahasa dapat terisolasi menjadi sebuah cabangnya sendiri di dalam sebuah rumpun bahasa seperti bahasa Yunani dalam rumpun bahasa Indo-Eropa. Ada juga bahasa isolat sempurna yang sama sekali tidak berhubungan dengan bahasa lain di sekitarnya seperti contohnya bahasa Euskera, kesamaan yang dimilikinya dengan bahasa sekitarnya seperti bahasa Kastelano, bahasa Oksitan dan bahasa Prancis adalah karena pengaruh dan percampuran.

Hubungan antara rumpun bahasa sering kali digunakan oleh antropologis bersamaan dengan bukti DNA dan fosil untuk merekonstruksi migrasi manusia dan kejadian prasejarah lainnya seperti penyebaran kegiatan bercocok tanam.

Pembagian

[sunting | sunting sumber]
Untuk keterangan lebih lanjut, lihat Pembagian bahasa di dunia

Rumpun bahasa terbesar

[sunting | sunting sumber]

Daftar rumpun-rumpun bahasa yang memiliki setidaknya 1% dari 7.111 total bahasa yang dikenal saat ini di dunia menurut Ethnologue edisi ke-22 (2019):[1][2]

  1. Niger-Kongo (1.542 bahasa) (21,7%)
  2. Austronesia (1.257 bahasa) (17,7%)
  3. Trans-Nugini (482 bahasa) (6,8%)
  4. Sino-Tibet (455 bahasa) (6,4%)
  5. Indo-Eropa (448 bahasa) (6,3%)
  6. Australia [diragukan] (381 bahasa) (5,4%)
  7. Afro-Asiatik (377 bahasa) (5,3%)
  8. Nilo-Sahara [diragukan] (206 bahasa) (2,9%)
  9. Oto-Manguea (178 bahasa) (2,5%)
  10. Austroasia (167 bahasa) (2,3%)
  11. Tai-Kadai (91 bahasa) (1,3%)
  12. Dravida (86 bahasa) (1,2%)
  13. Tupi (76 bahasa) (1,1%)

Selain itu ada pula beberapa rumpun bahasa lain yang tidak disenarikan dalam daftar Ethnologue ini:

Kategorisasi rumpun-rumpun bahasa ini memang masih dipertentangkan sehingga mungkin tidak ikut disenaraikan.

Daftar rumpun bahasa terbesar dari 8.494 total bahasa di dunia menurut Glottolog 4.0 (2019):

  1. Atlantik–Kongo (1,432 bahasa)
  2. Austronesia (1,275 bahasa)
  3. Indo-Eropa (588 bahasa)
  4. Sino-Tibet (494 bahasa)
  5. Afro-Asiatik (373 bahasa)
  6. Trans-Nugini (314 bahasa)
  7. Pama–Nyunga (248 bahasa)
  8. Oto-Manguea (180 bahasa)
  9. Austroasia (159 bahasa)
  10. Tai-Kadai (94 bahasa)
  11. Dravida (81 bahasa)
  12. Mande (75 bahasa)
  13. Tupi (71 bahasa)

Hitungan bahasa dapat sangat bervariasi tergantung pada apa yang dianggap sebagai dialek; misalnya Lyle Campbell hanya menghitung 27 bahasa Oto-Manguea, meskipun dia, Ethnologue dan Glottolog juga tidak setuju mengenai bahasa mana yang termasuk ke dalam satu rumpun tertentu.

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "How many languages are there in the world?". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). 3 Mei 2016. Diakses tanggal 1 September 2020. 
  2. ^ "What are the largest language families?". Ethnologue (dalam bahasa Inggris). 25 Mei 2019. Diakses tanggal 1 September 2020. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]