Lompat ke isi

Nasbahry Couto: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Edit kecil
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Edit kecil
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 21: Baris 21:
'''Kedua''' adalah kelompok peristiwa sejarah perlawanan rakyat yang ingin di abadikan dalam bentuk monumen. Umumnya kelompok kedua ini ada desakan peserta diskusi agar rancangannya bersifat naratif dan stereotipe untuk menggambarkan sifat heroik, dramatis dan [[Pahlawan|kepahlawanan]] peristiwa itu. Diantaranya . 1).Peristiwa pengibaran bendera proklamasi kemerdekaan, 21 Agustus 1945.( '''''Monumen [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Penaikan_Bendera_Merah_Putih Pengibaran Bendera Proklamasi]''''' [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Penaikan_Bendera_Merah_Putih )]. Di kantor polisi (lama) dekat kantor pos pusat padang. Karena banyaknya yang akan dirancang maka untuk praktisnya rancangannya meniru adegan ''[[Pengibaran Bendera di Iwo Jima|Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima]] yang fenomenal dan monumental itu yang struktur desainnya berbentuk segitiga 2'') Peristiwa simpang haru 27-Nopember 1945 yang sering disebut ( '''''[[Monumen Padang Area]]'''''). Konsep dasarnya semangat api gejolak perjuangan rakyat kota Padang yang tadinya juga [[naratif]] dan [[Realisme (hubungan internasional)|realis]], yang kemudian dikembangkan lagi oleh Ibenzani Usman dalam bentuk yang lebih [[Abstrak (literatur)|abstrak]] 3) Peristiwa Rimbo Kaluang 21 Februari 1946 ('''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pertempuran_Partamo Monumen  Pertempuran Pertama]''''' di kota padang dibangun1987 adalah untuk mengenang peristiwa penyerangan markas dan gudang senjata sekutu di [[Rimbo Kaluang, Padang Barat, Padang|Rimbo Kaluang]] pada tanggal 21 Februari 1946. Monumen ini dibangun di tempat yang kini menjadi Taman Rimbo Kaluang, Padang.Rancangan dan Konsep monumennya bersifst naratif menggambarkan tentara sedang menyerbu.4) Peristiwa Penyerangan penduduk terhadap tentara sekutu dan pasangannya di daerah Teluk Bayur ttahun 1947. Konsep rancangannya adalah ''[[Simbol|lambang]] senjata pejuang melawan musu''h. Realisasinya kurang diketahui. 5).Peristiwa Olo (1947) yaitu pemuda Syarif yang asalnya dari Padang Panjang membakar rumah Belanda (sekarang menjadi kantor pusat BPD atau Bank Nagari Sumbar) dengan [[bom molotov]]: kemudian dibangun ([https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pamudo_Syarif M'''''onumen  Pemuda Syarif''''']). Konsepnya juga bersifat naratif dimana seseorang yang tangannya terikat ke belakang saat akan dibunuh oleh belanda setelah dipenjarakan, dan dia disaksikan oleh penduduk Padang (patung kecil- kecil dibelakangnya).Letak monumen ini dirancang di depan terminal lintas andalas karena tidak memungkinkan di halaman kantor pusat [[Bank Nagari]].6) Peristiwa Banda Buek, 18 Januari 1947.  ('''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Panyarangan_Pasa_Banda_Buek Monumen Pengeboman Pasar Banda Buek])'''''.  dan rancangannya  juga bersifat naratif. Seseorang menunjuk ke atas langit untuk memberitahu kedatangan pesawat belanda yang membom Banda Buek. Di sekitarnya beberapa orang menjongkok ketakutan mendongak ke langit. 7) Peristiwa Linggarjati: '''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Tugu_Bateh_Linggajati Tugu Linggarjati]'''''. Di padang 3 mei 1947. Tugu batas itu ada di belokan jln. Linggarjati Tabing Padang. Hanya dibicarakan karena tugunya sudah ada.8) Peristiwa Perjuangan [[Bagindo Aziz Chan|Bagindo Azis chan]]:  kemudian direncanakan ([[Simpang Tinju|'''''Monumen Simpang Tinju''''')]]. Yaitu untuk mengenang kebulatan tekad beliau mempertahankan kota Padang dan terbunuh 19 juli 1947 di kawasan itu.9). Untuk mengenang Perjuangan rakyat kuranji: yang telah berlangsung sejak tahun 1902 maka oleh Syahrul Ujud minta direncanakan M'''''useum [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pajuangan_Rakyaik_Kuranji Perjuangan Rakyat Kuranji].'''''namun gagal direalisasikan walauoun sketsa bangunannya sempat di buat.Yang di bangun tahun 1985 dikuranji adalah monumen Tugu Perintis Kemerdekaan.di depan kantor camat kuranji.Perancangnya tidak diketahui. Dan terkenal pula julukan '''''Harimau [[Kuranji, Padang|Kuranji]]'''''.10) [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Tugu_Pajuangan_Kemerdekaan_Rakyaik_Pauah Peristiwa perjuangan rakyat Pauah].13 oktober 1945. Saat itu di bangun 1989 ''Tugu Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Pauh'', namun perancangnya  tidak tercatat.
'''Kedua''' adalah kelompok peristiwa sejarah perlawanan rakyat yang ingin di abadikan dalam bentuk monumen. Umumnya kelompok kedua ini ada desakan peserta diskusi agar rancangannya bersifat naratif dan stereotipe untuk menggambarkan sifat heroik, dramatis dan [[Pahlawan|kepahlawanan]] peristiwa itu. Diantaranya . 1).Peristiwa pengibaran bendera proklamasi kemerdekaan, 21 Agustus 1945.( '''''Monumen [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Penaikan_Bendera_Merah_Putih Pengibaran Bendera Proklamasi]''''' [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Penaikan_Bendera_Merah_Putih )]. Di kantor polisi (lama) dekat kantor pos pusat padang. Karena banyaknya yang akan dirancang maka untuk praktisnya rancangannya meniru adegan ''[[Pengibaran Bendera di Iwo Jima|Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima]] yang fenomenal dan monumental itu yang struktur desainnya berbentuk segitiga 2'') Peristiwa simpang haru 27-Nopember 1945 yang sering disebut ( '''''[[Monumen Padang Area]]'''''). Konsep dasarnya semangat api gejolak perjuangan rakyat kota Padang yang tadinya juga [[naratif]] dan [[Realisme (hubungan internasional)|realis]], yang kemudian dikembangkan lagi oleh Ibenzani Usman dalam bentuk yang lebih [[Abstrak (literatur)|abstrak]] 3) Peristiwa Rimbo Kaluang 21 Februari 1946 ('''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pertempuran_Partamo Monumen  Pertempuran Pertama]''''' di kota padang dibangun1987 adalah untuk mengenang peristiwa penyerangan markas dan gudang senjata sekutu di [[Rimbo Kaluang, Padang Barat, Padang|Rimbo Kaluang]] pada tanggal 21 Februari 1946. Monumen ini dibangun di tempat yang kini menjadi Taman Rimbo Kaluang, Padang.Rancangan dan Konsep monumennya bersifst naratif menggambarkan tentara sedang menyerbu.4) Peristiwa Penyerangan penduduk terhadap tentara sekutu dan pasangannya di daerah Teluk Bayur ttahun 1947. Konsep rancangannya adalah ''[[Simbol|lambang]] senjata pejuang melawan musu''h. Realisasinya kurang diketahui. 5).Peristiwa Olo (1947) yaitu pemuda Syarif yang asalnya dari Padang Panjang membakar rumah Belanda (sekarang menjadi kantor pusat BPD atau Bank Nagari Sumbar) dengan [[bom molotov]]: kemudian dibangun ([https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pamudo_Syarif M'''''onumen  Pemuda Syarif''''']). Konsepnya juga bersifat naratif dimana seseorang yang tangannya terikat ke belakang saat akan dibunuh oleh belanda setelah dipenjarakan, dan dia disaksikan oleh penduduk Padang (patung kecil- kecil dibelakangnya).Letak monumen ini dirancang di depan terminal lintas andalas karena tidak memungkinkan di halaman kantor pusat [[Bank Nagari]].6) Peristiwa Banda Buek, 18 Januari 1947.  ('''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Panyarangan_Pasa_Banda_Buek Monumen Pengeboman Pasar Banda Buek])'''''.  dan rancangannya  juga bersifat naratif. Seseorang menunjuk ke atas langit untuk memberitahu kedatangan pesawat belanda yang membom Banda Buek. Di sekitarnya beberapa orang menjongkok ketakutan mendongak ke langit. 7) Peristiwa Linggarjati: '''''[https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Tugu_Bateh_Linggajati Tugu Linggarjati]'''''. Di padang 3 mei 1947. Tugu batas itu ada di belokan jln. Linggarjati Tabing Padang. Hanya dibicarakan karena tugunya sudah ada.8) Peristiwa Perjuangan [[Bagindo Aziz Chan|Bagindo Azis chan]]:  kemudian direncanakan ([[Simpang Tinju|'''''Monumen Simpang Tinju''''')]]. Yaitu untuk mengenang kebulatan tekad beliau mempertahankan kota Padang dan terbunuh 19 juli 1947 di kawasan itu.9). Untuk mengenang Perjuangan rakyat kuranji: yang telah berlangsung sejak tahun 1902 maka oleh Syahrul Ujud minta direncanakan M'''''useum [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Pajuangan_Rakyaik_Kuranji Perjuangan Rakyat Kuranji].'''''namun gagal direalisasikan walauoun sketsa bangunannya sempat di buat.Yang di bangun tahun 1985 dikuranji adalah monumen Tugu Perintis Kemerdekaan.di depan kantor camat kuranji.Perancangnya tidak diketahui. Dan terkenal pula julukan '''''Harimau [[Kuranji, Padang|Kuranji]]'''''.10) [https://min.m.wiki-indonesia.club/wiki/Monumen_Tugu_Pajuangan_Kemerdekaan_Rakyaik_Pauah Peristiwa perjuangan rakyat Pauah].13 oktober 1945. Saat itu di bangun 1989 ''Tugu Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Pauh'', namun perancangnya  tidak tercatat.


Umumnya rancangan yang dibuat dapat direalisasikan sesuai konsepnya dan sesuai pula dengan interpretasi para seniman. Namun yang langsung di buat sendiri oleh nasbahry.adalah monumen pemuda syarif bersama Asnam Rasyid dan Sutrisno. Yang kedua adalah monumen padang area, dikerjakan Nasbahry dalam bentuk team dari Univetsitas Bung Hatta.Tugu Simpang Tnnju memang nasbahry yang merencanakan dan bentuknya sesuai dengan konsepnya tetapi seperti biasanya dikoordinir oleh Pemda Padang untuk dikerjakan seniman lainnya.
Umumnya rancangan yang dibuat dapat direalisasikan sesuai konsepnya dan sesuai pula dengan interpretasi para seniman. Namun yang langsung di buat sendiri oleh nasbahry.adalah monumen pemuda syarif bersama Asnam Rasyid dan Sutrisno. Yang kedua adalah monumen padang area, dikerjakan Nasbahry dalam bentuk team dari Univetsitas Bung Hatta.Tugu Simpang Tinju memang nasbahry yang merencanakan dan bentuknya sesuai dengan konsepnya tetapi seperti biasanya dikoordinir oleh Pemda Padang untuk dikerjakan seniman lainnya saat itu.


Untuk merancang dan membangun [[Monumen Padang Area]], dibentuk sebuah team di Universitas Bung Hatta, dimana [[Ibenzani Usman]] sebagai salah satu anggotanya dan disepakati berbentuk tiga pilar api semangat perjuangan. Selanjutnya, konstruksi bangunan ini mulai dikerjakan pada 17 Agustus 1990 oleh Ir. Syamsul Asri (arsitek) dan Ir. Ahmad Dahlan (Sipil) dan Nasbahry Couto sendiri .<ref name=":1" /> Dan dana yang sebesar itu dipercayakan oleh Walikota kepada nasbahry untuk mengelolanya secara [[Swakelola (pengadaan)|swakelola]].. Monumen ini sering disebut Monumen Perjuangan Simpang Haru, Peristiwa yang terjadi adalah penyerbuan masyarakat sekitar ke sekolah teknik di Simpang Haru itu yang markas tentara sekutu pada 27 Nopember 1945, konsepnya sering dihubungkan dengan ''[[Tungku tigo sajarangan|Tungku Tigo Sajarangan]] atau tigo tali sapilin Minangkabau''. Tetapi tiga pilar pilinan beton” seperti api bergejolak ke atas adalah gambaran [[simbolik]] titik awal perjuangan masyarakat kota Padang saat itu yang menyebabkan merebaknya gejolak perlawanan di kawasan kota lainnya. Pada dinding bentuk wadah di bagian bawah monumen diukirkan [[relief]] dari semen kisah kota Padang sebagai kota perjuangan. Relief ini dikerjakan oleh Muzni Ramanto.dkk. dari Jurusan Seni Rupa FBSS.IKIP Padang. <ref>{{Cite book|last=Couto|first=Nasbahry|date=2008|title=Budaya Visual Tradisi Minangkabau|location=Pafang|publisher=Unp press|isbn=978-979-8587-37-5|pages=160|url-status=live}}</ref> Monumen ini dibangun atas sumbangan [[Kamardy Arief]] yang saat itu Direktur Utama [[Bank Rakyat Indonesia]] (BRI), dan selesai tahun 1991.
Untuk merancang dan membangun [[Monumen Padang Area]], dibentuk sebuah team di Universitas Bung Hatta, dimana [[Ibenzani Usman]] sebagai salah satu anggotanya dan disepakati berbentuk tiga pilar api semangat perjuangan. Selanjutnya, konstruksi bangunan ini mulai dikerjakan pada 17 Agustus 1990 oleh Ir. Syamsul Asri (arsitek) dan Ir. Ahmad Dahlan (Sipil) dan Nasbahry Couto sendiri .<ref name=":1" /> Dan dana yang sebesar itu dipercayakan oleh Walikota kepada nasbahry untuk mengelolanya secara [[Swakelola (pengadaan)|swakelola]].. Monumen ini sering disebut Monumen Perjuangan Simpang Haru, Peristiwa yang terjadi adalah penyerbuan masyarakat sekitar ke sekolah teknik di Simpang Haru itu yang markas tentara sekutu pada 27 Nopember 1945, konsepnya sering dihubungkan dengan ''[[Tungku tigo sajarangan|Tungku Tigo Sajarangan]] atau tigo tali sapilin Minangkabau''. Tetapi tiga pilar pilinan beton” seperti api bergejolak ke atas adalah gambaran [[simbolik]] titik awal perjuangan masyarakat kota Padang saat itu yang menyebabkan merebaknya gejolak perlawanan di kawasan kota lainnya. Pada dinding bentuk wadah di bagian bawah monumen diukirkan [[relief]] dari semen kisah kota Padang sebagai kota perjuangan. Relief ini dikerjakan oleh Muzni Ramanto.dkk. dari Jurusan Seni Rupa FBSS.IKIP Padang. <ref>{{Cite book|last=Couto|first=Nasbahry|date=2008|title=Budaya Visual Tradisi Minangkabau|location=Pafang|publisher=Unp press|isbn=978-979-8587-37-5|pages=160|url-status=live}}</ref> Monumen ini dibangun atas sumbangan [[Kamardy Arief]] yang saat itu Direktur Utama [[Bank Rakyat Indonesia]] (BRI), dan selesai tahun 1991.

Revisi per 4 Januari 2023 11.41

Nasbahry Couto
Lahir20 Mei 1950 (umur 74)
Bukittinggi, Sumatra Barat
KebangsaanIndonesia
AlmamaterPascasarjana Institut Teknologi Bandung 1999
Dikenal atasPerancang monumen Kota Padang, dan penulis
Suami/istriSiti Komala
Anak
  • M. Ridho Bahry
  • Febriyanti Minda Bahry
  • Selma Naka Maha Bahry
Tugu Simpang Tinju, monumen untuk mengenang perjuangan Bagindo Aziz Chan rancangan Nasbahry Couto.

Drs. Nasbahry Couto, M.Sn. (lahir 20 Mei 1950) adalah seorang penulis, pelukis, budayawan, dan pengajar Indonesia. Ia lahir dari keluarga guru yang seniman, dan masa remajanya tahun 1963 -1969 dia belajar melukis pada pelukis lanskap Wakidi yang disebut sebagai salah seorang tokoh genre Mooi indie dalam khasanah seni lukis Indonesia. Sebagai hobi melukis ia tertarik dengan En Plein Air atau Plein Air Painting dan seni lukis abstrak ekspresionis liris.

Setelah lulus Sarjana Muda pada jurusan Komunikasi Seni di Departemen Seni Rupa, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB,1973, dia melanjutkan studi pada jurusan Seni Grafis (Desain Grafis) pada tahun-tahun itu kedua bidang ini tidak dibedakan, dan lulus tahun 1979 pada fakultas yang sama. Ia pernah mengajar di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang dan Fakultas Teknik Universitas Bung Hatta.[1] tahun 1980-1995. Ia dikenal sebagai perancang sejumlah monumen perjuangan di Kota Padang.[2][3][4]

Setelah sukses merancang dan melaksanakan dekorasi untuk acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) ke-13 tahun 1983 dalam skala kota seperti merancang lampu hias di GOR Agus Salim, merancang gerbang-gerbang pintu masuk kota Padang, grafis petunjuk lokasi dan dekorasi lainnya untuk memeriahkan acara tersebut. Atas keberhasilan itu, dia kemudian (1984-1985) diminta Pemerintah Kota Padang untuk mengembangkan rancangan monumen yang berkaitan dengan sejarah perjuangan melawan kolonial di Kota Padang. Saat itu adalah era kepemimpinan Wali Kota Padang Syahrul Ujud, yang menginginkan imaji kota padang sebagai kota perjuangan. Walaupun sebelumnya sudah dijuluki sebagai Padang Kota Tercinta.Dia mengadakan studi literatur dan diskusi dengan para pejuang di kantor balai kota, melihat lokasi dan mencatat peristiwa, merancang,konsep serta mensketsa, sebelum dikerjakan, pembangunannya terlihat sampai tahun 1992.

Tercatat sejak 1945 sampai 1949 lebih dari 30 peristiwa penting yang terjadi di Kota Padang, ini dibuktikan dengan dibangunnya lebih dari 30 tugu perjuangan yang ada di 11 kecamatan di Kota Padang. Namun yang dibicarakan dalam pertemuan di balai kota padang tahun 1984 itu hanya beberapa yang dianggap penting. Pertama adalah kelompok saksi bisu sejarah kota Padang diantaranya a) Monumen Michiels Padang (Sekarang disebut Taman Melati di depan museum Adityawarman). Tempat ini hanya didiskusikan, sebab sudah ada beberapa tugu peringatan di tempat itu. b) kuburan belanda di terminal lintas andalas (sekarang Plaza Andalas) kemudian dibangun Monumen Pemuda Syarif. c) Bekas kuburan belanda di simpang ujung gurun ( sekarang kantor Dinas PDK) Di halaman depan kantor itu kemudian dibangun  Tugu Bambu Runcing.(1984?) Rancangan dan konsepnya oleh Nasbahry saat itu adalah bambu runcing sebagai simbol perjuangan rakyat. Simbol ini sangat stereotipe dengan susunan bentuk tiga buah bambu runcing. Keberadaan saksi bisu sejarah kota Padang ini memang banyak yang terancam punah. Baik dalam bentuk bangunan, umum perumahan, monumen, tanda-tanda lain seperti kuburan. Diganti dengan gonjongisme atau lainnya kerugiannya adalah kita kehilangan perasaan bahwa kita pernah di jahah oleh kolonial karena tana-tanda dan saksi bisu kolonialisme (cultural heritage) itu juga sudah menghilang (kehilangan maknanya).

Kedua adalah kelompok peristiwa sejarah perlawanan rakyat yang ingin di abadikan dalam bentuk monumen. Umumnya kelompok kedua ini ada desakan peserta diskusi agar rancangannya bersifat naratif dan stereotipe untuk menggambarkan sifat heroik, dramatis dan kepahlawanan peristiwa itu. Diantaranya . 1).Peristiwa pengibaran bendera proklamasi kemerdekaan, 21 Agustus 1945.( Monumen Pengibaran Bendera Proklamasi ). Di kantor polisi (lama) dekat kantor pos pusat padang. Karena banyaknya yang akan dirancang maka untuk praktisnya rancangannya meniru adegan Pengibaran Bendera AS di Iwo Jima yang fenomenal dan monumental itu yang struktur desainnya berbentuk segitiga 2) Peristiwa simpang haru 27-Nopember 1945 yang sering disebut ( Monumen Padang Area). Konsep dasarnya semangat api gejolak perjuangan rakyat kota Padang yang tadinya juga naratif dan realis, yang kemudian dikembangkan lagi oleh Ibenzani Usman dalam bentuk yang lebih abstrak 3) Peristiwa Rimbo Kaluang 21 Februari 1946 (Monumen  Pertempuran Pertama di kota padang dibangun1987 adalah untuk mengenang peristiwa penyerangan markas dan gudang senjata sekutu di Rimbo Kaluang pada tanggal 21 Februari 1946. Monumen ini dibangun di tempat yang kini menjadi Taman Rimbo Kaluang, Padang.Rancangan dan Konsep monumennya bersifst naratif menggambarkan tentara sedang menyerbu.4) Peristiwa Penyerangan penduduk terhadap tentara sekutu dan pasangannya di daerah Teluk Bayur ttahun 1947. Konsep rancangannya adalah lambang senjata pejuang melawan musuh. Realisasinya kurang diketahui. 5).Peristiwa Olo (1947) yaitu pemuda Syarif yang asalnya dari Padang Panjang membakar rumah Belanda (sekarang menjadi kantor pusat BPD atau Bank Nagari Sumbar) dengan bom molotov: kemudian dibangun (Monumen  Pemuda Syarif). Konsepnya juga bersifat naratif dimana seseorang yang tangannya terikat ke belakang saat akan dibunuh oleh belanda setelah dipenjarakan, dan dia disaksikan oleh penduduk Padang (patung kecil- kecil dibelakangnya).Letak monumen ini dirancang di depan terminal lintas andalas karena tidak memungkinkan di halaman kantor pusat Bank Nagari.6) Peristiwa Banda Buek, 18 Januari 1947.  (Monumen Pengeboman Pasar Banda Buek).  dan rancangannya  juga bersifat naratif. Seseorang menunjuk ke atas langit untuk memberitahu kedatangan pesawat belanda yang membom Banda Buek. Di sekitarnya beberapa orang menjongkok ketakutan mendongak ke langit. 7) Peristiwa Linggarjati: Tugu Linggarjati. Di padang 3 mei 1947. Tugu batas itu ada di belokan jln. Linggarjati Tabing Padang. Hanya dibicarakan karena tugunya sudah ada.8) Peristiwa Perjuangan Bagindo Azis chan:  kemudian direncanakan (Monumen Simpang Tinju). Yaitu untuk mengenang kebulatan tekad beliau mempertahankan kota Padang dan terbunuh 19 juli 1947 di kawasan itu.9). Untuk mengenang Perjuangan rakyat kuranji: yang telah berlangsung sejak tahun 1902 maka oleh Syahrul Ujud minta direncanakan Museum Perjuangan Rakyat Kuranji.namun gagal direalisasikan walauoun sketsa bangunannya sempat di buat.Yang di bangun tahun 1985 dikuranji adalah monumen Tugu Perintis Kemerdekaan.di depan kantor camat kuranji.Perancangnya tidak diketahui. Dan terkenal pula julukan Harimau Kuranji.10) Peristiwa perjuangan rakyat Pauah.13 oktober 1945. Saat itu di bangun 1989 Tugu Perjuangan Kemerdekaan Rakyat Pauh, namun perancangnya  tidak tercatat.

Umumnya rancangan yang dibuat dapat direalisasikan sesuai konsepnya dan sesuai pula dengan interpretasi para seniman. Namun yang langsung di buat sendiri oleh nasbahry.adalah monumen pemuda syarif bersama Asnam Rasyid dan Sutrisno. Yang kedua adalah monumen padang area, dikerjakan Nasbahry dalam bentuk team dari Univetsitas Bung Hatta.Tugu Simpang Tinju memang nasbahry yang merencanakan dan bentuknya sesuai dengan konsepnya tetapi seperti biasanya dikoordinir oleh Pemda Padang untuk dikerjakan seniman lainnya saat itu.

Untuk merancang dan membangun Monumen Padang Area, dibentuk sebuah team di Universitas Bung Hatta, dimana Ibenzani Usman sebagai salah satu anggotanya dan disepakati berbentuk tiga pilar api semangat perjuangan. Selanjutnya, konstruksi bangunan ini mulai dikerjakan pada 17 Agustus 1990 oleh Ir. Syamsul Asri (arsitek) dan Ir. Ahmad Dahlan (Sipil) dan Nasbahry Couto sendiri .[3] Dan dana yang sebesar itu dipercayakan oleh Walikota kepada nasbahry untuk mengelolanya secara swakelola.. Monumen ini sering disebut Monumen Perjuangan Simpang Haru, Peristiwa yang terjadi adalah penyerbuan masyarakat sekitar ke sekolah teknik di Simpang Haru itu yang markas tentara sekutu pada 27 Nopember 1945, konsepnya sering dihubungkan dengan Tungku Tigo Sajarangan atau tigo tali sapilin Minangkabau. Tetapi tiga pilar pilinan beton” seperti api bergejolak ke atas adalah gambaran simbolik titik awal perjuangan masyarakat kota Padang saat itu yang menyebabkan merebaknya gejolak perlawanan di kawasan kota lainnya. Pada dinding bentuk wadah di bagian bawah monumen diukirkan relief dari semen kisah kota Padang sebagai kota perjuangan. Relief ini dikerjakan oleh Muzni Ramanto.dkk. dari Jurusan Seni Rupa FBSS.IKIP Padang. [5] Monumen ini dibangun atas sumbangan Kamardy Arief yang saat itu Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan selesai tahun 1991.

Penelitiannya yang berkaitan dengan budaya visual dan seni tradisi Minangkabau didasari oleh semiotika (ilmu tanda) dan ilmu persepsi visual kemudian menjadi tesisnya pada program pascasarjana di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1998 kemudian dibukukan dengan judul Budaya Visual Tradisi Minangkabau (2008). Di samping ilmu semiotika dan persepsi visual dalam penelitian tersebut, ia mengkaitkan budaya visual Minangkabau itu dengan sejarah yang berakar pada kosmologi Hindu Jawa (hasta brata).

Setelah selesai mengikuti program pascasarjana tahun 1999, di ITB, maka sekitar tahun 2000 -2004 pekerjaannya terlibat sebagai tenaga ahli di proyek konsultan karena dianggap ahli dibidang pengembangan bangunan tradisional minangkabau dan pengkajian ruang lingkungan. Mengadakan ceramah dan seminar tentang bangunan tradisional, dan intangible cultural heritage di TMII 2002, atas undangan prof. Dr.Edi Sediawati dari UI Jakarta yang kemudian sudah di bukukan. Pengerjaan beberapa proyek museum Adityawarman Padang terkait masalah tradisi Minangkabau. Setelah itu mulai fokus hanya kepada menulis buku yang berkaitan dengan seni, seni rupa, desain dan masalah kebudayaan secara umum. Pada tahun 2007 mulai menekuni dunia penerbitan dan percetakan buku di Unp Press atas permintaan Rektor Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Z. Mawardi Effendi dan istirahat tahun 2017 setelah pensiun 2015. Untuk pengembangan studinya tentang masalah persepsi visual dia kemudian menulis buku Psikologi persepsi pada Kawasan Desain Komunikasi Visual tahun 2011, [6]yang diterbitkan UNP Press, Padang. Buku ini kemudian menginspirasi terbitnya buku Psikologi Persepsi dan Desain Informasi: Sebuah Kajian Psikologi Persepsi dan Prinsip Kognitif untuk Kependidikan tahun 2016 oleh Media Academi ,Yogyakarta..[7] Karena banyak berkecimpung di berbagai bidang maka memudahkannya untuk menulis teori seni, desain dan arsitektur. Dan juga mengenai sejarah.diantaranya adalah Seni Rupa : Teori dan Aplikasi[8]; Pengantar Sosiologi Seni[9] Dimensi Teknologi pada Seni Rupa[10]Konsep dan Prinsip Dasar Visual  untuk Seni Rupa, Arsitektur dan Desain[11] Ringkasan Perkembangan Desain Grafis Barat [12] ; Couto, Nasbahry & Harmaini Darwis, Konsep untuk Desain Arsitektur [13]; Minarsih, Zubaidah A & Nasbahry (Ed), Seni Rupa dalam Kawasan Seni dan Budaya [14] Budiwirman & Nasbahry C (Ed), Buku ajar metode reproduksi grafika [15] ; Zakaria Soeteja & Nasbahry C (Ed); Praktik pendidikan seni berbasis seni modern dan Pascamodern,[16]; Nizwadi Jalinus & Nasbahry C (Ed) Kerapatan adat nagari banagari : sebuah monografi dan potensi Nagari Labuh & Parambahan, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat; [17]; Elvida Agus & Nasbahry C (Ed), Perilaku dalam arsitektur [18], M.Nasrul Kamal & Nasbahry C (Ed), Budaya belajar adaptif kerajinan perak : kasus masyarakat Nagari Koto Gadang, Provinsi Sumatera Barat [19]; Ardipal, & Nasbahry, (Ed). Disrupsi seni dan pendidikan seni musik; [20]Dan banyak lainnya yang tidak perlu disebut.

Dalam pernikahannya telah dikaruniai dua orang putri, yaitu Febriyanti Minda Bahry dan Selma Naka Maha Bahry dan putra Muhammad Ridho Bahry adalah hasil pernikahan sebelumnya yang ibunya meninggal setelah beberapa bulan melahirkan.

Referensi

  1. ^ Nasbahry Couto (2008). Budaya Visual Tradisi Minangkabau. Padang: UNP Press.
  2. ^ Rahmat Irfan Denas (26 Februari 2019). "Tetenger Kota Padang, "Sandera" Sejarah Tugu Padang Lidah Api". Harian Khazanah. 
  3. ^ a b Marshalleh Adaz (2017). Nilai Sejarah Tugu Monumen Perjuangan di Kota Padang. Padang: Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. 
  4. ^ "Ini 5 Monumen Paling Bersejarah di Kota Padang". Padangkita.com. 2021-09-25. Diakses tanggal 2022-12-31. 
  5. ^ Couto, Nasbahry (2008). Budaya Visual Tradisi Minangkabau. Pafang: Unp press. hlm. 160. ISBN 978-979-8587-37-5. 
  6. ^ Couto, Nasbahry (2010). Psikologi Persepsi pada Kawasan Komunikadi Visual. Padang: Unp press. ISBN 978-602-8819-16-9. 
  7. ^ Couto, Nasbahry (2016). Psikologi Persepsi dan Desain Informasi: Sebuah Kajian Psikologi Persepsi dan Prinsip Kognitif untuk Kependidikan. Jogyakarta: Media academi. ISBN 978-602-74482-5-4. 
  8. ^ Couto, Nasbahry (2009). Seni Rupa : Teori dan Aplikasi. Padang: Unp Press. ISBN 978 979 8587 78 8. 
  9. ^ Couto, Nasbahry (2013). Pengantar sosiologi seni. Padang: Unp Press. ISBN 9786028819718. 
  10. ^ Couto, Nasbahry (2008). Dimensi Teknologi pada Seni Rupa. Padang: Unp Press. ISBN 9789798587382. 
  11. ^ Couto, Nasbahry (2007). Konsep dan Prinsip Dasar Visual untuk Seni Rupa, Arsitektur dan Desain. Padang: Unp Press. ISBN 978979-8587139.  line feed character di |title= pada posisi 65 (bantuan)
  12. ^ Couto, Nasbahry (2009). Perkembangan Desain Grafis Barat. Padang: Unp Press. ISBN 9789798587641. 
  13. ^ Couto, Nasbahry (2010). Konsep untuk Desain Arsitektur. Padang: Unp Press. ISBN 9786028819121. 
  14. ^ Couto, Nasbahry (ed). Seni Rupa dalam Kawasan Seni dan Budaya. Padang: Unp Press. ISBN 9786028819435. 
  15. ^ Couto, Nasbahry (ed). Buku Ajar Metode Reproduksi Grafika. Rajawali Press. ISBN 9786233721745. 
  16. ^ Couto, Nasbahry (ed). Praktik pendidikan seni berbasis seni modern dan pascamodern. Bandung: CV. Bintang Warliartika. ISBN 9786025818080. 
  17. ^ Couto, Nasbahry (ed). Kerapatan adat nagari banagari : sebuah monografi dan potensi Nagari Labuh & Parambahan, Kecamatan Limo Kaum, Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat. Yogyakarta: Ikatan Guru Indonesia (IGI) DIY. ISBN 9786239039899. 
  18. ^ Perilaku dalam arsitektur. Yogyakarta: Ikatan Guru Indonesia (IGI) DIY. ISBN 9786237317067. 
  19. ^ Couto, Nasbahry (editor). Budaya belajar adaptif kerajinan perak : kasus masyarakat Nagari Koto Gadang, Provinsi Sumatera Barat. Yogyakarta: Uwais Inspirasi Indonesia. ISBN 9786232272712. 
  20. ^ Couto, Nadbahry (Ed). Disrupsi seni dan pendidikan seni musik. Yogya: K-Media. ISBN 9786233169660. 

Pranala Luar