Lompat ke isi

Pulau Miangas: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: halaman dengan galat kutipan VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Rang Djambak (bicara | kontrib)
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 84: Baris 84:


=== Kasus Pulau Palmas ===
=== Kasus Pulau Palmas ===
{{Utama|Kasus Pulau Palmas}}

Menurut Perjanjian Paris, wilayah Filipina adalah semua wilayah dalam kotak geografis yang luas. Miangas terletak di dalam batas selatan kotak. Pada 21 Januari 1906, Jenderal Leonard Wood, Gubernur Jenderal Moro, secara resmi mengunjungi pulau itu untuk pertama kalinya.<ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|p=84}}</ref><ref name=hvd139>{{harvnb|Hong|van Dyke|2009|p=139}}</ref> Ia menemukan bendera Belanda berkibar di sana dan pulau itu diklaim sebagai bagian dari Hindia Belanda.<ref name=rkad272/> Ketika Wood kembali ke Zamboanga, dia melaporkannya ke Sekretaris Militer Amerika Serikat, pada 26 Januari 1906. Pemerintah Amerika Serikat menyerahkan masalah tersebut ke Belanda melalui kedutaan mereka di Den Haag pada 31 Maret 1906. Pada 17 Oktober 1906 Kementerian Luar Negeri Belanda menjawab dengan alasan mengapa pulau itu dimasukkan ke dalam Hindia Belanda.<ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|pp=84–85}}</ref> Pada tanggal 23 Januari 1925, Belanda dan Amerika Serikat membawa kasus tersebut ke Pengadilan Arbitrase Permanen, di bawah arbiter tunggal Max Huber dari Swiss.<ref name=hvd139/><ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|p=85}}</ref> Pada 4 April 1928 Huber memutuskan bahwa pulau itu "secara keseluruhan merupakan bagian dari wilayah Belanda".<ref>{{cite web|last1=Huber|first1=Max|author-link1=Max Huber (statesman) |title=Island of Palmas (or Miangas) (The United States of America v. The Netherlands) |url=https://pcacases.com/web/sendAttach/714|website=PCA Case Repository |publisher=Permanent Court of Arbitration|access-date=8 October 2016 |location=The Hague|date=4 April 1928}}</ref><ref>{{cite journal|journal=Reports of International Arbitral Awards|title=Island of Palmas Case |url=http://www.freiheitistselbstbestimmtesleben.de/pdf/UN_Las_Palmas_1928.pdf|date=4 April 1928|volume=II|pages=829–871}}</ref><ref>{{harvnb|Ulaen|Wulandari|Tangkilisan|2012|p=86|publisher=United Nations|accessdate=30 November 2013}}</ref>

Dilaporkan pada tahun 2003 bahwa anggota kongres Filipina Harry Roque berpendapat bahwa Spanyol tidak dapat secara legal menyerahkan Palmas atau bagian mana pun dari Filipina ke Amerika Serikat karena orang Filipina telah mendirikan Republik Filipina pada 12 Juni 1898 sebelum Perjanjian Paris ditandatangani pada 10 Desember 1898.<ref>{{cite news|url=http://www.philstar.com/headlines/193954/special-report-legal-battle-palmas-island|title=Special Report: The legal battle for Palmas island (conclusion)|date=February 3, 2003|newspaper=The Philippine Star}}</ref>

=== Pasca kemerdekaan Indonesia ===


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 8 Januari 2023 07.02

Miangas
Pantai Wolo di Miangas
Miangas di Sulawesi
Miangas
Miangas
Lokasi Miangas di sekitar P. Sulawesi
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat5°34′2″N 126°34′54″E / 5.56722°N 126.58167°E / 5.56722; 126.58167
KepulauanKepulauan Talaud
Luas3,15 km2
Panjang3 km
Lebar1,2 km
Titik tertinggiGunung Batu (111 m)
Pemerintahan
NegaraIndonesia
ProvinsiSulawesi Utara
KabupatenKepulauan Talaud
Kependudukan
Penduduk728 jiwa (2010)
Kepadatan231 jiwa/km2
Peta

Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak paling utara dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina. Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas, Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia sehingga rawan masalah perbatasan, terorisme serta penyelundupan. Pulau ini memiliki luas sekitar 3,15 km². Pulau Miangas memiliki jumlah penduduk sebanyak 678 jiwa (2003) dengan mayoritas adalah Suku Talaud. Perkawinan dengan warga Filipina tidak bisa dihindarkan lagi dikarenakan kedekatan jarak dengan Filipina. Bahkan beberapa laporan mengatakan mata uang yang digunakan di pulau ini adalah peso.

Belanda menguasai pulau ini sejak tahun 1677. Filipina sejak 1891 memasukkan Miangas ke dalam wilayahnya. Miangas dikenal dengan nama Las Palmas dalam peta Filipina. Belanda kemudian bereaksi dengan mengajukan masalah Miangas ke Mahkamah Arbitrase Antarabangsa. Mahkamah Arbitrase Internasional dengan hakim Max Huber pada tanggal 4 April 1928 kemudian memutuskan Miangas menjadi milik sah Belanda (Hindia Belanda). Filipina kemudian menerima keputusan tersebut.

Pulau miangas dapat ditempuh menggunakan kapal angkutan dari pelabuhan Bitung, sebanyak dua kali sebulan kapal ini melayani trayek Bitung-Siau-Lirung-Tahuna-Melong-Karatung-Miangas-Marore.[1]

Etimologi

Miangas berarti "terkena pembajakan", karena bajak laut dari Mindanao biasa mengunjungi pulau tersebut.[2] Pada abad ke-16, pulau ini dinamai dalam bahasa Spanyol Isla de las Palmas, dan dalam bahasa Portugis Ilha de Palmeiras.[3] Dalam bahasa Sasahara,[a] pulau ini disebut Tinonda atau Poilaten dalam bahasa Minahasa yang berarti "orang yang tinggal terpisah dari kepulauan utama" dan "pulau kita".[4]

Sejarah

Tanjung Bora di Miangas

Menurut tradisi setempat, ada sejumlah kerajaan di daerah tersebut. Sangir, Talaud dan Sitaro milik dua kerajaan, Tabukan dan Kalongan. Untuk membenarkan kedaulatan mereka atas Miangas, Belanda berargumen bahwa pulau itu telah berada di bawah kekuasaan para pangeran Sangir.[5]

Era modern awal

Pada bulan Oktober 1526, Garcia Jofre de Loaísa, pelaut dan peneliti Spanyol, adalah orang Eropa pertama yang mengunjungi pulau tersebut.[6][7][8][9]

Pulau ini digunakan sebagai tempat pertahanan oleh orang-orang Talaud ketika diserang oleh Kesultanan Sulu.[10]

Pulau ini terkena wabah kolera pada tahun 1885, menyebabkan ratusan penduduk pindah ke Pulau Karakelang.[11]

Pada tahun 1895, E. J. Jellesma, penduduk Oud Manado, mengunjungi Miangas untuk memuji penduduk dan kapiten laut karena menolak bendera Spanyol. Jellesma memberi mereka medali dan bendera Belanda. Bersama Jellesma adalah Pendeta Kroll, yang membaptis 254 penduduk sebagai Protestan. Setelah kunjungan Jellesma, seorang asisten residen Tahuna dan Pendeta Pannings mengunjungi pulau itu pada bulan April dan Oktober 1909.[12]

Kasus Pulau Palmas

Menurut Perjanjian Paris, wilayah Filipina adalah semua wilayah dalam kotak geografis yang luas. Miangas terletak di dalam batas selatan kotak. Pada 21 Januari 1906, Jenderal Leonard Wood, Gubernur Jenderal Moro, secara resmi mengunjungi pulau itu untuk pertama kalinya.[13][14] Ia menemukan bendera Belanda berkibar di sana dan pulau itu diklaim sebagai bagian dari Hindia Belanda.[15] Ketika Wood kembali ke Zamboanga, dia melaporkannya ke Sekretaris Militer Amerika Serikat, pada 26 Januari 1906. Pemerintah Amerika Serikat menyerahkan masalah tersebut ke Belanda melalui kedutaan mereka di Den Haag pada 31 Maret 1906. Pada 17 Oktober 1906 Kementerian Luar Negeri Belanda menjawab dengan alasan mengapa pulau itu dimasukkan ke dalam Hindia Belanda.[16] Pada tanggal 23 Januari 1925, Belanda dan Amerika Serikat membawa kasus tersebut ke Pengadilan Arbitrase Permanen, di bawah arbiter tunggal Max Huber dari Swiss.[14][17] Pada 4 April 1928 Huber memutuskan bahwa pulau itu "secara keseluruhan merupakan bagian dari wilayah Belanda".[18][19][20]

Dilaporkan pada tahun 2003 bahwa anggota kongres Filipina Harry Roque berpendapat bahwa Spanyol tidak dapat secara legal menyerahkan Palmas atau bagian mana pun dari Filipina ke Amerika Serikat karena orang Filipina telah mendirikan Republik Filipina pada 12 Juni 1898 sebelum Perjanjian Paris ditandatangani pada 10 Desember 1898.[21]

Pasca kemerdekaan Indonesia

Referensi

  1. ^ "Pulau MIANGAS". www.ppk-kp3k.kkp.go.id. Diakses tanggal 2022-12-17. 
  2. ^ Ganesan & Amer 2010, hlm. 297
  3. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 10–11
  4. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 14–15
  5. ^ M. P. H. Roessingh, "Dutch relations with the Philippines:a survey of sources in the General States Archives, The Hague, Netherlands", Asian Studies 5, No. 2, pp. 377-407
  6. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 10
  7. ^ Berguno, Jorge (1990). "The South and Mid-Pacific Voyages". Dalam Hardy, John; Frost, Alan. European Voyaging towards Australia. Australian Academy of the Humanities. ISBN 0909897190. 
  8. ^ Kelsey, Harry (April 1986). "Finding the Way Home: Spanish Exploration of the Round-Trip Route across the Pacific Ocean". The Western Historical Quarterly. United States: Utah State University. 17 (2): 145–164. doi:10.2307/969278. JSTOR 969278. 
  9. ^ Nowell, Charles E. (December 1936). "The Loaisa Expedition and the Ownership of the Moluccas". Pacific Historical Review. United States: University of California Press. 5 (4): 325–336. doi:10.2307/3632888. JSTOR 3632888. 
  10. ^ Raharjo, Sandy Nur Ikfal (17 January 2012). "Menilik Perbatasan Indonesia-Filipina: Pulau Miangas". LIPI. Diakses tanggal 16 June 2012. 
  11. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama uwt139
  12. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 61–62
  13. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 84
  14. ^ a b Hong & van Dyke 2009, hlm. 139
  15. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama rkad272
  16. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 84–85
  17. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 85
  18. ^ Huber, Max (4 April 1928). "Island of Palmas (or Miangas) (The United States of America v. The Netherlands)". PCA Case Repository. The Hague: Permanent Court of Arbitration. Diakses tanggal 8 October 2016. 
  19. ^ "Island of Palmas Case" (PDF). Reports of International Arbitral Awards. II: 829–871. 4 April 1928. 
  20. ^ Ulaen, Wulandari & Tangkilisan 2012, hlm. 86
  21. ^ "Special Report: The legal battle for Palmas island (conclusion)". The Philippine Star. February 3, 2003. 

Pranala luar



Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/> yang berkaitan