Cap Go Meh: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pinerineks (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
{{Gabungdari|Festival Lampion}}[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest TMnr 3728-838.jpg|jmpl|300px|Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]])]]

{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image2=Cap go meh festival.jpg|image1=COLLECTIE TROPENMUSEUM Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest TMnr 3728-838.jpg|width2=300|width1=300|footer='''Atas:''' Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]]). '''Bawah:''' Festival Cap Go Meh di Riau.}}
{{Multiple image|direction=vertical|align=right|image2=Cap go meh festival.jpg|image1=COLLECTIE TROPENMUSEUM Optocht tijdens het Tjap Go Meh feest TMnr 3728-838.jpg|width2=300|width1=300|footer='''Atas:''' Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa [[Hindia Belanda]] ([[litografi]] berdasarkan lukisan oleh [[Josias Cornelis Rappard]]). '''Bawah:''' Festival Cap Go Meh di Riau.}}


'''''Cap Go Meh''''' adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru [[Imlek]] yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan [[Tionghoa]].<ref>{{Cite journal|last=Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S.|first=|date=Desember 2017|title=Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/download/757/458|journal=Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya|volume=2|issue=2|pages=113|doi=}}</ref> Perayaannya diawali dengan berdoa di [[wihara]], kemudian dilanjutkan dengan iringan [[kenong]] dan simbal serta pertunjukan [[barongsai]] dan pertunjukan tradisional Tionghoa.<ref>{{Cite journal|last=Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh|first=|date=2012|title=“Imlek” sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut|url=http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/download/117/pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora|volume=3|issue=1|pages=295|doi=|issn=2089-3590}}</ref>
'''''Cap Go Meh''''' adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru [[Imlek]] yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan [[Tionghoa]].<ref>{{Cite journal|last=Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S.|first=|date=Desember 2017|title=Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek|url=https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/pantun/article/download/757/458|journal=Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya|volume=2|issue=2|pages=113|doi=}}</ref> Perayaannya diawali dengan berdoa di [[wihara]], kemudian dilanjutkan dengan iringan [[kenong]] dan simbal serta pertunjukan [[barongsai]] dan pertunjukan tradisional Tionghoa.<ref>{{Cite journal|last=Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh|first=|date=2012|title=“Imlek” sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut|url=http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/sosial/article/download/117/pdf|journal=Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora|volume=3|issue=1|pages=295|doi=|issn=2089-3590}}</ref>

Revisi per 8 Januari 2023 09.01

Atas: Cap Go Meh pada tahun 1880-an pada masa Hindia Belanda (litografi berdasarkan lukisan oleh Josias Cornelis Rappard). Bawah: Festival Cap Go Meh di Riau.

Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.[1] Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa.[2]

Penamaan

Istilah Cap Go Meh berasal dari bahasa Hokkien "Chap Goh Meh" (十五冥) yang berarti malam kelima belas. Isitilah ini umum digunakan oleh Tionghoa Indonesia dan Malaysia.[3] Di Tiongkok, nama yang umum adalah festival lampion (元宵節; Pinyin: yuánxiāo jié).

Sejarah

Perayaan Cap Go Meh telah dilakukan sejak abad ke-17 Masehi pada masa Dinasti Han di Tiongkok, terutama saat migrasi masyarakat Tionghoa ke wilayah bagian selatan Tiongkok. Perayaan diadakan bersama oleh raja dan masyarakatnya pada malam tanggal ke-15 bulan pertama penanggalan Tionghoa. Para petani memasang lampion berwarna warni di sekeliling ladang untuk mengusir hama dan menakuti binatang-binatang perusak tanaman serta memperindah pemandangan. Selain itu, diadakan pertunjukan musik dan barongsai untuk memeriahkan perayaan. Setelah itu, Cap Go Meh kemudian diadakan secara turun-temurun oleh masyarakat Tionghoa yang tersebar di seluruh dunia.[4][5]

Kegiatan

Cap Go Meh dilakukan dengan mengadakan parade dan arak-arakan di sepanjang jalan. Pada malam harinya, perayaaan dilanjutkan dengan mengadakan festival lampion.[6] Dalam perayaan Cap Go Meh, pertunjukan Barongsai merupakan lambang dari kepercayaan masyarakat Tionghoa.[7] Barongsai diyakini sebagai pertanda kesuksesan, keberuntungan dan pengusir hal-hal buruk.[8]

Festival lampion

Galeri

Referensi

  1. ^ Tambunan, J.Br., Hutauruk, S., dan Pardede, Z.H.S. (Desember 2017). "Mitos Tradisi Perayaan Tahun Baru Imlek". Pantun: Jurnal Ilmiah Seni Budaya. 2 (2): 113. 
  2. ^ Syam, N.K., Khuzai, R., dan Maftuh (2012). ""Imlek" sebagai Pranata Sosial bagi Kerukunan Intra dan Antaretnik Tionghoa di Kabupaten Garut". Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora. 3 (1): 295. ISSN 2089-3590. 
  3. ^ Chan, Margaret. "Chap Go Meh in Singkawang, Indonesia" (PDF). Diakses tanggal 27 November 2020. 
  4. ^ Raditya, Iswara N (20 Februari 2019). "Sejarah Perayaan Cap Go Meh: Dari Cina ke Indonesia". Tirto.id. Diakses tanggal 08 Februari 2021. 
  5. ^ Basith dan Hengky 2017, hlm. 15.
  6. ^ Fitriyani, Rina (2012). "Peranan Paguyuban Tionghoa Purbalingga dalam Pelestarian Tradisi Cap Go Meh". Komunitas. 4 (1): 79. doi:10.15294/komunitas.v4i1.2398. 
  7. ^ Andini, Batari Oja (November 2015). "Barongsai Cap Go Meh di Makassar: Sebuah Pemikiran tentang Tari, Ritual, dan Identitas". Jurnal Kajian Seni. 2 (1): 23. 
  8. ^ Irwan (Juni 2019). "Pertunjukan Barongsai pada Cap Go Meh oleh Masyarakat Tionghoa di Kota Makassar". Walasuji. 10 (1): 3–4. doi:10.36869/wjsb.v10i1.34.