Lembah Baliem: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
'''Lembah Baliem''' (atau '''Lembah Balim''') adalah lembah di pegunungan Jayawijaya. Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.<ref>{{Cite web |url=https://www.matanasional.com/index.php/2017/05/14/lembah-baliem-pesona-alam-eksotis-tanah-papua/ |title=Baliem, Pesona Alam Eksotis Tanah Papua" |access-date=2018-08-18 |archive-date=2018-08-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180818115233/https://www.matanasional.com/index.php/2017/05/14/lembah-baliem-pesona-alam-eksotis-tanah-papua/ |dead-url=yes }}</ref> |
'''Lembah Baliem''' (atau '''Lembah Balim''') adalah lembah di pegunungan Jayawijaya. Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.<ref>{{Cite web |url=https://www.matanasional.com/index.php/2017/05/14/lembah-baliem-pesona-alam-eksotis-tanah-papua/ |title=Baliem, Pesona Alam Eksotis Tanah Papua" |access-date=2018-08-18 |archive-date=2018-08-18 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180818115233/https://www.matanasional.com/index.php/2017/05/14/lembah-baliem-pesona-alam-eksotis-tanah-papua/ |dead-url=yes }}</ref> |
||
Lembah ini dikenal juga sebagai ''Grand Baliem Valley'' dan menurut penjelajahan Eropa (tahun 1940-an hingga 1960-an) merupakan tempat tinggal satu suku saja yaitu [[suku Dani]], walau setelah penelitian lanjut di sebelah Timur dan Selatan ada [[Suku Yali]], [[Suku Mee]] dan [[Suku Nduga]]. Melalui [[Dewan Adat Papua]], masyarakat [[Wamena]] sendiri menyetujui mereka terdiri atas [[Suku Hubula]] di Lembah Baliem, [[Suku Walak]] di sebelah Utara, dan |
Lembah ini dikenal juga sebagai ''Grand Baliem Valley'' dan menurut penjelajahan Eropa (tahun 1940-an hingga 1960-an) merupakan tempat tinggal satu suku saja yaitu [[suku Dani]], walau setelah penelitian lanjut di sebelah Timur dan Selatan ada [[Suku Yali]], [[Suku Mee]] dan [[Suku Nduga]]. Melalui [[Dewan Adat Papua]], masyarakat [[Wamena]] sendiri menyetujui mereka terdiri atas [[Suku Hubula]] di Lembah Baliem, [[Suku Walak]] di sebelah Utara, dan Suku Dani di sebelah Barat ([[Suku Lani]]).<ref name="Alua">{{cite web | title= Ap Kaintek Model Kepemimpinan Masyarakat Hubula di Lembah Balim, Papua | website=STFT Fajar Timur | date= | url=https://stft-fajartimur.ac.id/jurnal/index.php/lim/article/download/50/38 | access-date=2023-01-31}}</ref> |
||
Panjang Lembah Baliem adalah sekitar 80 kilometer dan lebar sekitar 20 kilometer dan terletak di ketinggian sekitar 1,600-1,700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa. |
Panjang Lembah Baliem adalah sekitar 80 kilometer dan lebar sekitar 20 kilometer dan terletak di ketinggian sekitar 1,600-1,700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa. |
Revisi per 31 Januari 2023 07.42
Lembah Baliem (atau Lembah Balim) adalah lembah di pegunungan Jayawijaya. Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.[1]
Lembah ini dikenal juga sebagai Grand Baliem Valley dan menurut penjelajahan Eropa (tahun 1940-an hingga 1960-an) merupakan tempat tinggal satu suku saja yaitu suku Dani, walau setelah penelitian lanjut di sebelah Timur dan Selatan ada Suku Yali, Suku Mee dan Suku Nduga. Melalui Dewan Adat Papua, masyarakat Wamena sendiri menyetujui mereka terdiri atas Suku Hubula di Lembah Baliem, Suku Walak di sebelah Utara, dan Suku Dani di sebelah Barat (Suku Lani).[2]
Panjang Lembah Baliem adalah sekitar 80 kilometer dan lebar sekitar 20 kilometer dan terletak di ketinggian sekitar 1,600-1,700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa.
Penemuan Lembah Baliem dan kehadiran tak terduga dari populasi yang besar pertaniannya ditemukan oleh ekspedisi ketiga zoologi Richard Archbold untuk New Guinea pada tahun 1938. Pada tanggal 21 Juni sebuah selatan penerbangan udara Reconnaissance dari Hollandia (sekarang Jayapura) menemukan apa ekspedisi disebut 'Grand Valley'. Secara bertahap kemudian lembah sejak itu telah dibuka terbatas untuk pariwisata yaitu dengan adanya Festival Lembah Baliem.
pada Lembah Baliem terdapat beberapa fakta unik yang belum banyak diketahui oleh masyarakat, diantaranya ialah adanya pasir putih tanpa pantai, tingginya toleransi, dan terdapat festival budaya.[1]
Lembah Baliem selain ditempati oleh suku dani juga terdapat suku yali dan suku lani.
Referensi
- ^ "Baliem, Pesona Alam Eksotis Tanah Papua"". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-08-18. Diakses tanggal 2018-08-18.
- ^ "Ap Kaintek Model Kepemimpinan Masyarakat Hubula di Lembah Balim, Papua". STFT Fajar Timur. Diakses tanggal 2023-01-31.
Pranala luar
- "Festival Lembah Baliem Papua". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20190330. Diakses tanggal 20220417.