Standar Hitam: Perbedaan antara revisi
k Fazoffic memindahkan halaman Ar-Rayah dan Al-Liwa ke Standar Hitam Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
Bendera Hitam, yang berbeda dari [[Bendera jihad#varian ISIS|bendera ISIS]], telah digunakan oleh beberapa jihadis dan kelompok militan lainnya sejak tahun 1990-an, termasuk beberapa kelompok [[Chechen|Chechnya]]. Para sarjana telah menafsirkan penggunaan bendera hitam serupa oleh ISIS sebagai representasi klaim mereka untuk mendirikan kembali kekhalifahan. Bendera hitam serupa telah digunakan sepanjang sejarah Islam, termasuk di [[Afghanistan]] selama awal abad ke-20.<ref name="smh._Flag">{{cite web| title = Flag being held by Lindt Chocolat Cafe hostages is not an Islamic State flag| author1 = David Wroe | author2 = James Massola| work = [[The Sydney Morning Herald]]| date = December 16, 2014 | access-date = 2015-03-03| url = https://www.smh.com.au/national/flag-being-held-by-lindt-chocolat-cafe-hostages-is-not-an-islamic-state-flag-20141215-1279s0.html| quote = the black banner which was used in the 1990s}}</ref> |
Bendera Hitam, yang berbeda dari [[Bendera jihad#varian ISIS|bendera ISIS]], telah digunakan oleh beberapa jihadis dan kelompok militan lainnya sejak tahun 1990-an, termasuk beberapa kelompok [[Chechen|Chechnya]]. Para sarjana telah menafsirkan penggunaan bendera hitam serupa oleh ISIS sebagai representasi klaim mereka untuk mendirikan kembali kekhalifahan. Bendera hitam serupa telah digunakan sepanjang sejarah Islam, termasuk di [[Afghanistan]] selama awal abad ke-20.<ref name="smh._Flag">{{cite web| title = Flag being held by Lindt Chocolat Cafe hostages is not an Islamic State flag| author1 = David Wroe | author2 = James Massola| work = [[The Sydney Morning Herald]]| date = December 16, 2014 | access-date = 2015-03-03| url = https://www.smh.com.au/national/flag-being-held-by-lindt-chocolat-cafe-hostages-is-not-an-islamic-state-flag-20141215-1279s0.html| quote = the black banner which was used in the 1990s}}</ref> |
||
== |
==Asal== |
||
{{main|Hadis bendera hitam}} |
|||
Ar-Rayah berasal dari kata Rayah yang berarti panji, sementara Al-Liwa berasal dari kata Liwa yang berarti bendera. Didalam sejarah Islam, ada beberapa kata yang bermakna bendera yakni al-Liwa’, ar-Rayah, al-‘Alam dan al-Uqab. |
|||
[[Tentara Romawi]] menggunakan standar yang terlihat, Elang, untuk mengidentifikasi inti dari [[legiun Romawi|legiun]]. Pada pertengahan 600-an, tentara Arab menggunakan Standar Hitam untuk tujuan yang sama. Di antara kekuatan ini, {{transl|ar|rāya}} adalah spanduk persegi; untuk membedakannya dengan {{transl|ar|DIN|liwāʾ}} atau {{transl|ar|DIN|ʿalam}}, tanda pengenal seperti sorban merah.{{sfn|Hinds|1996|p=97-142}}{{sfn|Hinds|1996|p=104-6}} |
|||
Tradisi Islam menyatakan bahwa [[Quraish]] memiliki {{transl|ar|DIN|liwāʾ}} hitam dan {{transl|ar|rāya}} putih-hitam.{{sfn|Hinds|1996|p=133}} Lebih lanjut dinyatakan bahwa Muhammad memiliki {{transl|ar|DIN|ʿalam}} berwarna putih yang dijuluki "Elang Muda" ({{lang|ar|العقاب}}, {{transl|ar|DIN|al-ʿuqāb}}); dan {{transl|ar|rāya}} berwarna hitam, konon terbuat dari kain kepala istrinya [[Aisha]].{{sfn|Nicolle|1993|p=6}} Bendera yang lebih besar ini dikenal sebagai ''sang Elang''.{{sfn|Hinds|1996|p=108}} |
|||
Sejumlah [[hadis]] menyebutkan tentang Muhammad yang mengatakan bahwa kedatangan [[Imam Mahdi|al-Mahdi]] akan ditandai dengan Standar Hitam yang berasal dari [[Khorasan|Khorasan]] dan bahwa itu akan menjadi bendera tentara yang akan melawan [[Dajjal]].{{sfn|Cook|2002|p=153}}{{sfn|Cook|2002|p=125}}{{sfn|Cook|2002|p=206}} Pada [[Pertempuran Siffin]], menurut tradisi, [[Ali]] menggunakan {{transl|ar|DIN|liwāʾ}} Nabi, yang berwarna putih,{{sfn|Hinds|1996|p=97 -142}}{{sfn|Hinds|1996|p=104-6}} sementara [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan|Mu'awiyah]] menggunakan spanduk hitam.{{sfn|Hinds|1996|p=109}} |
|||
== Konteks Pemakaian Bendera == |
== Konteks Pemakaian Bendera == |
Revisi per 25 Maret 2023 04.31
Standar Hitam atau Rayat al-Uqab (bahasa Arab: الراية السوداء, translit. ar-rāyat as-sawdāʾ atau راية العقاب (rāyat al-'uqāb, "spanduk elang" atau الراية, ar-rāyah, "bendera") adalah salah satu bendera yang dikibarkan oleh nabi Islam Muhammad menurut tradisi Muslim. Secara historis, Standar Hitam digunakan oleh Abu Muslim al-Khurasani dalam pemberontakannya yang mengarah ke Revolusi Abbasiyah pada tahun 747 dan karena itulah, bendera ini sering dikaitkan dengan Kekhalifahan Abbasiyah. Standar Hitam juga merupakan simbol dalam eskatologi Islam untuk mengumumkan kedatangan al-Mahdi.[1]
Bendera Hitam, yang berbeda dari bendera ISIS, telah digunakan oleh beberapa jihadis dan kelompok militan lainnya sejak tahun 1990-an, termasuk beberapa kelompok Chechnya. Para sarjana telah menafsirkan penggunaan bendera hitam serupa oleh ISIS sebagai representasi klaim mereka untuk mendirikan kembali kekhalifahan. Bendera hitam serupa telah digunakan sepanjang sejarah Islam, termasuk di Afghanistan selama awal abad ke-20.[2]
Asal
Tentara Romawi menggunakan standar yang terlihat, Elang, untuk mengidentifikasi inti dari legiun. Pada pertengahan 600-an, tentara Arab menggunakan Standar Hitam untuk tujuan yang sama. Di antara kekuatan ini, rāya adalah spanduk persegi; untuk membedakannya dengan liwāʾ atau ʿalam, tanda pengenal seperti sorban merah.[3][4]
Tradisi Islam menyatakan bahwa Quraish memiliki liwāʾ hitam dan rāya putih-hitam.[5] Lebih lanjut dinyatakan bahwa Muhammad memiliki ʿalam berwarna putih yang dijuluki "Elang Muda" (العقاب, al-ʿuqāb); dan rāya berwarna hitam, konon terbuat dari kain kepala istrinya Aisha.[6] Bendera yang lebih besar ini dikenal sebagai sang Elang.[7]
Sejumlah hadis menyebutkan tentang Muhammad yang mengatakan bahwa kedatangan al-Mahdi akan ditandai dengan Standar Hitam yang berasal dari Khorasan dan bahwa itu akan menjadi bendera tentara yang akan melawan Dajjal.[8][9][10] Pada Pertempuran Siffin, menurut tradisi, Ali menggunakan liwāʾ Nabi, yang berwarna putih,[11][4] sementara Mu'awiyah menggunakan spanduk hitam.[12]
Konteks Pemakaian Bendera
Menurut Wakil Katib PCNU Jember Abdul Wahab Ahmad, Rasulullah maupun para sahabat tidak memakai bendera dalam acara-acara yang menyedot konsentrasi massa. Abdul Wahab menyebut bendera hanya digunakan dalam konteks ketika berada di medan perang saja.[13]
Warna Bendera
Meskipun yang banyak dikenal masyarakat adalah warna hitam dan putih. Namun sebenarnya tidak ada warna khusus yang ditentukan oleh Rasulullah sebagai warna bendera kaum muslimin. Hanya saja, ada beberapa warna yang memang dipakai dimasa itu. Warna-warna tersebut sebagai berikut:[14]
Ragam Warna Al-Liwa'
-
Al Liwa Berwarna Putih (Saat Pembebasan Kota Makkah)
-
Al Liwa Berwarna Putih Dengan Kalimat Tauhid
-
Al Liwa Berwarna Abu - Abu
Ragam Warna Ar-Rayah
-
Ar-Rayah berwarna hitam (saat penaklukan Makkah)
-
Ar Rayat Merah (bagi Bani Sulaim)
-
Ar-Rayah berwarna kuning
• Ar-Rayah (Al-Uqab) berwana putih dengan sedikit warna hitam
-
Ar-Rayah berwarna merah dibawa oleh Ali bin Abi Thalib dalam perang Shiffin
Tulisan Pada Bendera
Menurut Wakil Katib PCNU Jember Abdul Wahab Ahmad, bendera Rasulullah bertuliskan kalimat tauhid tidak bisa dipastikan kebenarannya. Bendera perang Rasulullah hanya merupakan kain kosong tanpa tulisan tertentu. Adapun bendera yang dipakai oleh Khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib, hanya bertuliskan “Muhammad Rasulullah” saja. Berbagai kekhalifahan mempunyai bendera versi masing-masing sebagai simbol negara atau simbol komando dalam perang.[14][15]
Dalil
Artikel ini terlalu bergantung pada referensi dari sumber primer. |
Penjelasan Al-Liwa sebagai bendera negara Islam dan Ar-Rayah sebagai panji perang dijelaskan oleh beberapa hadis:[16][17]
قَالَ ُونُسُ بْنُ عُبَيْدٍ مَوْلَى مُحَمَّدِ بْنِ الْقَاسِمِ: بَعَثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ الْقَاسِمِ إِلَى الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ يَسْأَلُهُ عَنْ رَايَةِ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاهِىَ؟ فَقَالَ: كَانَتْ سَوْدَاءَ مُرَبَّعَةً مِنْ نَمِرَةٍ
"Yunus bin Ubaid diutus Muhamad bin al-Qasim untuk bertanya kepada Bara bin Azib tentang bendera Nabi Saw, Bara menjawab, “Bendera Nabi SAW berwarna hitam, berbentuk segi empat (bujur sangkar), terbuat dari kain wol.” (HR. Abu Daud, hadits hasan gharib)
أَنَّهُ كَانَ لِوَاؤُهُ يَوْمَ دَخَلَ مَكَّةَ أَبْيَضَ
"Bahwasanya panji Nabi Saw saat memasuki Makkah berwarna putih" (HR. Abu Daud dari Jabir)
كَانَتْ رَايَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْدَاءَ، وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ
“Rayah Rasulullah Saw berwarna hitam dan Liwa beliau berwarna putih.” (HR. Imam Tirmidzi dan Imam Ibn Majah dari Ibn Abbas)
عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ لِوَاءُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْفَتْحِ أَبْيَضَ، وَرَايَتُهُ سَوْدَاءَ قِطْعَةَ مِرْطٍ مُرَجَّلٍ ، وَكَانَتْ الرَّايَةُ تُسَمَّى الْعُقَابَ.
"Dari Aisyah rha., ia berkata, ‘Panji Rasulullah saat memasuki kota Makah berwarna putih, sedang benderanya berwarna hitam berbahan potongan kain wol, dan bendera itu dinamai Al-Uqab” (HR. Al-Baihaqi)
كَانَتْ رَايَةُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَوْدَاءَ وَلِوَاءُهُ أَبْيَضَ، مَكْتُوبٌ فِيْهِ: لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللهِ
"Bendera Rasulullah Saw berwarna hitam, sedang panjinya berwarna putih dan ada tulisan kalimat tauhid". (HR. Abu Asy-Syekh, hadits dlaif menurut mayoritas ulama, sedangkan menurut Ibnu Hajar, sangat dlaif[18])
Demonstrasi di Indonesia
Ar-Rayah dan Al-Liwa di Indonesia sering digunakan dalam demonstrasi yang berhubungan dengan Islam. HTI berargumen bahwa bendera hitam dan putih tersebut representasi Muhammad dan wajib digunakan umat Islam. Hal ini dibantah oleh Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Cholil Nafis, yang menyatakan bahwa hadis yang mengarahkan kepada hal tersebut berlaku dalam kondisi khusus di masa lalu.[19]
Referensi
- ^ David Cook (2002). Studies in Muslim Apocalyptic. Darwin Press. hlm. 197. ISBN 9780878501427. from Majlisi,
- ^ David Wroe; James Massola (December 16, 2014). "Flag being held by Lindt Chocolat Cafe hostages is not an Islamic State flag". The Sydney Morning Herald. Diakses tanggal 2015-03-03.
the black banner which was used in the 1990s
- ^ Hinds 1996, hlm. 97-142.
- ^ a b Hinds 1996, hlm. 104-6.
- ^ Hinds 1996, hlm. 133.
- ^ Nicolle 1993, hlm. 6.
- ^ Hinds 1996, hlm. 108.
- ^ Cook 2002, hlm. 153.
- ^ Cook 2002, hlm. 125.
- ^ Cook 2002, hlm. 206.
- ^ Hinds 1996, hlm. 97 -142.
- ^ Hinds 1996, hlm. 109.
- ^ Ahmad, Abdul Wahab. 2018. Mengenal Bendera Islam (I): Nama-nama dan Fungsinya. Akses 28-04-2021
- ^ a b Ahmad, Abdul Wahab. 2018. Mengenal Bendera Islam (III): Warna dan Tulisan di Dalamnya. NU Online. Akses 28-04-2021
- ^ Ahsan, Ivan Aulia. Apa Sebenarnya Warna & Tulisan Bendera Islam di Zaman Rasulullah?. Tirto.Akses 28-04-2021
- ^ Ahmad, Eko. 2017. Warna dan Bentuk Bendera Nabi Muhammad. NU Online. Akses 28-04-2021
- ^ Mengenal Bendera Rasulullah Bertuliskan Kalimat La Ilaha Illallah. Diarsipkan 2017-12-14 di Wayback Machine. dari situs mediaumat
- ^ Khalimi M & Hengki Ferdiansyah. Pandangan Ulama terkait Kualitas Hadits Bendera Rasulullah. NU Online. Akses 28-04-2021
- ^ KH Cholil Nafis Kritik Hizbut Tahrir Soal bendera Al Liwa dan Ar Rayah. dari situs NU