Muhammad Padang: Perbedaan antara revisi
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
Rahmatdenas (bicara | kontrib) |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
Setelah itu, ia pindah ke [[Surabaya]] dan menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-Ambon) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso.<ref name="balagu" /> Pemuda-pemuda Maluku juga mempunyai jasa yang besar dalam [[pertempuran 10 November]] di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris). |
Setelah itu, ia pindah ke [[Surabaya]] dan menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-Ambon) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso.<ref name="balagu" /> Pemuda-pemuda Maluku juga mempunyai jasa yang besar dalam [[pertempuran 10 November]] di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris). |
||
Sewaktu hijrah ke Yogyakarta ia bergabung pada Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta, ia berjuang dalam Partai Politik Maluku (Parpim) yang didirikan oleh A.J. Patty. Sebagai pengurus Parpim, ia mewakili Maluku pula di dalam [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) dan bersama-sama dengan Mr. [[Johannes Latuharhary|J. Latuharhary]] dan Dr. [[G.A. Siwabessy]] menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.<ref name="balagu" /> |
Sewaktu hijrah ke Yogyakarta, ia bergabung pada Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta, ia berjuang dalam Partai Politik Maluku (Parpim) yang didirikan oleh A.J. Patty. Sebagai pengurus Parpim, ia mewakili Maluku pula di dalam [[Komite Nasional Indonesia Pusat]] (KNIP) dan bersama-sama dengan Mr. [[Johannes Latuharhary|J. Latuharhary]] dan Dr. [[G.A. Siwabessy]] menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.<ref name="balagu" /> |
||
Mohammad dilaporkan ditangkap oleh [[Pemuda Sosialis Indonesia]] pada Juli 1946 akibat dukungannya kepada Tan Malaka, sebelum dibebaskan pada April 1948.<ref>{{Cite book|last=Anwar|first=Rosihan|date=2004|url=https://books.google.com/books?id=Ew-3prmwsvgC&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA244&dq=%22Mohamad+Padang%22&hl=id|title=Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia|publisher=Penerbit Buku Kompas|isbn=978-979-709-532-1|language=id}}</ref> |
|||
== Kiprah == |
== Kiprah == |
Revisi per 16 Mei 2023 02.28
Muhammad Padang | |
---|---|
Gubernur Maluku ke-3 | |
Masa jabatan 1960–1965 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Sirisori Islam, Saparua Timur, Maluku Tengah, Maluku, Hindia Belanda | 18 Oktober 1914
Meninggal | Jakarta, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Orang tua |
|
Pekerjaan | Politisi |
Dikenal karena | Gubernur Maluku, pejuang |
Sunting kotak info • L • B |
Muhammad Padang (juga ditulis dengan ejaan Mohamad Padang, lahir di Sirisori Islam (sekarang Sirisori Amapatti), Saparua, Maluku, Hindia Belanda pada tanggal 18 Oktober 1914 – meninggal di Jakarta, Indonesia, tanggal tidak diketahui)[1][2] adalah seorang politisi Indonesia pada masa-masa peralihan dari Orde Lama ke Orde Baru. Ia merupakan Gubernur Provinsi Maluku yang ketiga, yang menjabat dari tahun 1960 sampai 1965, setelah menggantikan pejabat sebelumnya, Muhammad Djosan yang menjabat Gubernur dari tahun 1955 sampai 1960.[3] Pada tahun 1965 Muhammad Padang digantikan oleh gubernur berikutnya, G.J. Latumahina, yang menjabat sampai tahun 1968.[4]
Adiknya, Usman Padang juga seorang politisi yang pernah menjabat Ketua DPRD Provinsi Maluku selama dua periode (10 tahun) dari tahun 1972–1982 sebelum digantikan oleh R.M.S. Latuconsina.[5]
Kehidupan awal
Mohammad Padang lahir pada 18 Oktober 1914 di desa Sirisori Islam di Pulau Saparua dan berbagai versi menyebutkan kalau dia lahir pada tahun 1920. Ibunya, Hadijah Palupessy, seorang putri dari desa kelahirannya dan berasal dari keluarga besar Pattisahusiwa. Ayahnya bernama Abdulrachman Padang. Abdulrachman adalah putra dari Pakih Haji Nurdin gelar Pusako Baginda Bungsu, adalah seorang pejuang Perang Padri dari Koto Anau, Kabupaten Solok, Sumatra Barat yang dibuang Belanda ke Saparua pada zaman penjajahan Belanda.[2][6]
Mohammad menamatkan pendidikan dasar di Saparoeasche School Saparua dan melanjutkan ke sekolah menengah MULO di Kota Ambon. Setelah itu, ia merantau ke Pulau Jawa.[1]
Karier dan aktivisme
Mohammad awalnya bekerja sebagai pegawai Bank Dagang Belanda (Nederlands Indische Handelsbank) sejak 1938 sampai 1942. Selama masa pendudukan Jepang, ia menjadi pegawai Mitsui Bank.[1]
Ia ikut serta dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan pada fase “Revolusi Fisik” (Perang Kemerdekaan). Ia memasuki badan-badan perjuangan pemuda, termasuk menjadi anggota Angkatan Pemuda Indonesia (API-Ambon) yang dipimpin oleh H. Tanasale dan J.D. de Fretes.[7]
Setelah itu, ia pindah ke Surabaya dan menjadi anggota pengurus besar organisasi “Pemuda Republik Indonesia” (PRI-Ambon) yang dipimpin M. Sapya dan Kolibongso.[7] Pemuda-pemuda Maluku juga mempunyai jasa yang besar dalam pertempuran 10 November di Surabaya melawan Tentara Sekutu (Inggris).
Sewaktu hijrah ke Yogyakarta, ia bergabung pada Organisasi “Pemuda Indonesia Maluku” (PIM). Di Yogyakarta, ia berjuang dalam Partai Politik Maluku (Parpim) yang didirikan oleh A.J. Patty. Sebagai pengurus Parpim, ia mewakili Maluku pula di dalam Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan bersama-sama dengan Mr. J. Latuharhary dan Dr. G.A. Siwabessy menanggulangi kesulitan dan penderitaan orang-orang Maluku untuk tetap berada dalam wadah Negara kesatuan RI.[7]
Mohammad dilaporkan ditangkap oleh Pemuda Sosialis Indonesia pada Juli 1946 akibat dukungannya kepada Tan Malaka, sebelum dibebaskan pada April 1948.[8]
Kiprah
Setelah pemberontakan RMS pada tahun 1950 dapat ditumpas, ia bersama Gubernur Mr. J. Latuharhary berjuang membangun Maluku. Setelah itu, ia bersama A.J. Patty ditunjuk sebagai wakil Maluku dalam DPR Republik Indonesia Serikat (yang selanjutnya menjadi DPR Sementara).[7] Dalam sidang DPRS pada Mei 1952, ia menyuarakan agar Maluku segera mendapat hak otonomi seluasnya, selain meminta pemerintah untuk memperhatikan Maluku. Ia menyebut saat itu Maluku hanya memiliki satu kapal berkapasitas 100 ton, hanya ada tiga dokter, dan tidak ada bidan di Banda.[9]
Sebagai seorang tokoh pejuang anak daerah Maluku, Mohammad Padang dipercaya untuk menjadi Gubernur Maluku yang ketiga (1960–1965).[3] Ia juga tercatat sebagai salah seorang pendiri Universitas Pattimura dan menjadi anggota Presidium Unpatti dari tahun 1962–1971.[7]
Wafat
Tokoh Maluku dan pejuang kemerdekaan ini meninggal dunia di Jakarta dan ia dihargai sebagai pejuang kemerdekaan dan pengabdi rakyat di daerah Maluku.[7]
Referensi
- ^ a b c https://books.google.co.id/books?id=0O3Z5HNNghUC&pg=PA43&dq=Muhamad+padang&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwih-uya_dXvAhV6H7cAHQfZDioQ6AEwAHoECAIQAw#v=onepage&q=Muhamad%20padang&f=false
- ^ a b "Muhammad Padang, Sang Gubernur dan Pejuang di Masa "Revolusi Fisik"". beritabeta.com. Diakses tanggal 6 Februari 2019.
- ^ a b Siri Antoni. "Mengapa Orang Minang Mampu Bertahan Diperantauan?". ANTARA. 15 Juni 2012. Diakses pada 21 Mei 2014.
- ^ Edi Songo, Genius Senior
- ^ John Pieris, Tragedi Maluku: sebuah krisis peradaban: analisis kritis aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan keamanan
- ^ sumbaronline.com "Urang Awak" di Ambon Banyak Pegang Jabatan Penting Diarsipkan 2020-11-25 di Wayback Machine.
- ^ a b c d e f "Mohammad Padang". Balagu.50webs.com. Diakses tanggal 11 November 2017.
- ^ Anwar, Rosihan (2004). Sejarah kecil "petite histoire" Indonesia. Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-532-1.
- ^ http://www.stichtingargus.nl/bvd/moluks/repvoorlichtingsdienst.pdf
Pranala luar
- liputan6.com, Eksekusi Rumah Mantan Gubernur Maluku Ricuh
- liputan6.com, Keluarga Muhammad Padang Kembali Menempati Rumah
- https://andikostmancayo.wordpress.com/2020/02/03/gubernur-maluku-keturunan-minangkabau/
- https://beritabeta.com/muhammad-padang-sang-gubernur-dan-pejuang-di-masa-revolusi-fisik
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Muhammad Djosan |
Gubernur Maluku 1960–1965 |
Diteruskan oleh: G.J. Latumahina |