Delta sungai: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor |
||
Baris 13: | Baris 13: | ||
== Jenis == |
== Jenis == |
||
Delta biasanya dikategorikan berdasarkan faktor utama yang mempengaruhi pengendapan sedimen, yang merupakan kombinasi dari proses sungai, [[ombak]], dan [[Pasang laut|pasang surut]],<ref name="Galloway1975">Galloway, W.E., 1975, Process framework for describing the morphologic and stratigraphic evolution of deltaic depositional systems, in Brousard, M.L., ed., Deltas, Models for Exploration: Houston Geological Society, Houston, Texas, pp. 87–98.</ref><ref name="NienhuisEtAl2020">Nienhuis, J.H., Ashton, A.D., Edmonds, D.A., Hoitink, A.J.F., Kettner, A.J., Rowland, J.C. and Törnqvist, T.E., 2020. Global-scale human impact on delta morphology has led to net land area gain. Nature, 577(7791), pp.514-518.</ref> dengan dominasi masing-masing tergantung pada kekuatannya.<ref>Perillo, G. M. E. 1995. Geomorphology and Sedimentology of Estuaries. Elsevier Science B.V., New York.</ref> Selain itu, dua faktor penting lainnya yang berkontribusi pada pembentukan delta adalah posisi bentang alam dan distribusi ukuran butiran sedimen yang masuk ke dalam delta dari sungai.<ref>{{cite journal|last1=Orton|first1=G.J.|last2=Reading|first2=H.G.|year=1993|title=Variability of deltaic processes in terms of sediment supply, with particular emphasis on grain size|journal=Sedimentology|volume=40|issue=3|pages=475–512|bibcode=1993Sedim..40..475O|doi=10.1111/j.1365-3091.1993.tb01347.x}}</ref> |
Delta biasanya dikategorikan berdasarkan faktor utama yang mempengaruhi pengendapan sedimen, yang merupakan kombinasi dari proses sungai, [[ombak|gelombang]], dan [[Pasang laut|pasang surut]],<ref name="Galloway1975">Galloway, W.E., 1975, Process framework for describing the morphologic and stratigraphic evolution of deltaic depositional systems, in Brousard, M.L., ed., Deltas, Models for Exploration: Houston Geological Society, Houston, Texas, pp. 87–98.</ref><ref name="NienhuisEtAl2020">Nienhuis, J.H., Ashton, A.D., Edmonds, D.A., Hoitink, A.J.F., Kettner, A.J., Rowland, J.C. and Törnqvist, T.E., 2020. Global-scale human impact on delta morphology has led to net land area gain. Nature, 577(7791), pp.514-518.</ref> dengan dominasi masing-masing tergantung pada kekuatannya.<ref>Perillo, G. M. E. 1995. Geomorphology and Sedimentology of Estuaries. Elsevier Science B.V., New York.</ref> Selain itu, dua faktor penting lainnya yang berkontribusi pada pembentukan delta adalah posisi bentang alam dan distribusi ukuran butiran sedimen yang masuk ke dalam delta dari sungai.<ref>{{cite journal|last1=Orton|first1=G.J.|last2=Reading|first2=H.G.|year=1993|title=Variability of deltaic processes in terms of sediment supply, with particular emphasis on grain size|journal=Sedimentology|volume=40|issue=3|pages=475–512|bibcode=1993Sedim..40..475O|doi=10.1111/j.1365-3091.1993.tb01347.x}}</ref> |
||
=== Delta yang didominasi fluvial === |
|||
Delta yang didominasi oleh fluvial biasanya ditemukan di daerah dengan kisaran pasang surut minimal dan energi gelombang yang rendah. Dalam kasus-kasus di mana densitas air sungai hampir sama dengan air cekungan di sekitarnya, delta menunjukkan aliran homopiknal. Ini berarti bahwa air sungai dengan cepat bercampur dengan air cekungan, yang menyebabkan pengendapan sebagian besar muatan sedimennya secara tiba-tiba. Sebaliknya, jika air sungai lebih padat daripada air cekungan, biasanya karena beban sedimen yang berat, delta mengalami aliran hiperpiknal. Dalam skenario ini, air sungai turun di sepanjang dasar cekungan sebagai arus densitas, yang mengakibatkan pengendapan sedimen sebagai turbidit. Di sisi lain, ketika air sungai kurang padat dibandingkan air cekungan, yang merupakan ciri khas delta sungai yang terletak di sepanjang garis pantai laut, delta tersebut menunjukkan aliran hipopiknal. Di sini, air sungai bercampur secara perlahan dengan air cekungan yang lebih padat dan menyebar sebagai kipas permukaan. Hal ini memungkinkan sedimen halus terbawa dalam jarak yang cukup jauh sebelum mengendap. Di delta hipopiknal, dasar sedimen memiliki kemiringan yang sangat dangkal, biasanya sekitar 1 derajat. |
|||
Delta yang didominasi oleh fluvial dapat dibedakan berdasarkan pentingnya faktor-faktor tertentu seperti [[inersia]] air yang mengalir deras, gesekan dasar yang bergejolak di luar muara sungai, dan [[Gaya apung|daya apung]]. Ketika aliran keluar sebagian besar dipengaruhi oleh inersia, maka cenderung membentuk delta tipe Gilbert. Delta yang didominasi oleh gesekan turbulen lebih rentan terhadap percabangan saluran, sementara yang didominasi oleh daya apung menunjukkan distribusi yang panjang dengan tanggul bawah air yang sempit dan lebih sedikit contoh percabangan saluran. |
|||
Delta Sungai Mississippi saat ini berfungsi sebagai ilustrasi penting dari delta yang didominasi oleh fluvial di mana aliran keluar terutama diatur oleh daya apung. Pengabaian saluran telah menjadi hal yang umum terjadi, dengan adanya tujuh saluran aktif yang berbeda dalam 5.000 tahun terakhir. Delta yang didominasi oleh fluvial serupa dapat diamati di delta Mackenzie dan delta Alta. |
|||
==== Delta Gilbert ==== |
|||
Delta Gilbert, yang dinamai menurut [[Grove Karl Gilbert]], adalah jenis delta yang didominasi oleh fluvial yang terbentuk dari sedimen kasar, berbeda dengan delta berlumpur yang melandai secara bertahap seperti delta Sungai Mississippi. Sebagai contoh, sungai pegunungan yang mengendapkan sedimen ke dalam danau air tawar akan menghasilkan jenis delta ini. Pembentukan delta Gilbert sering dikaitkan dengan aliran homopiknal. Delta ini menunjukkan struktur tripartit yang khas yang terdiri dari lapisan topset, foreset, dan bottomset. Ketika air sungai memasuki danau, air dengan cepat mengendapkan sedimen kasar di sisi delta yang terendam, menghasilkan dasar foreset yang menukik tajam. Sedimen yang lebih halus, di sisi lain, mengendap di dasar danau di luar lereng yang curam ini, membentuk dasar danau yang menukik perlahan. Di belakang bagian depan delta, saluran-saluran yang dikepang mengendapkan lapisan dasar atas di dataran delta, yang juga memiliki kemiringan yang landai. |
|||
Sementara beberapa penulis membahas terjadinya delta Gilbert di lingkungan lakustrin (yang berhubungan dengan danau) dan lingkungan laut (yang berhubungan dengan laut), penulis lain menyoroti bahwa pembentukannya lebih sering diamati di danau air tawar. Hal ini karena di danau air tawar, lebih mudah bagi air sungai untuk bercampur dengan cepat dengan air danau dibandingkan dengan situasi di mana sungai memasuki laut atau danau asin, di mana air tawar yang tidak terlalu pekat yang dibawa oleh sungai tetap berada di atas untuk waktu yang lebih lama. Konsep delta Gilbert pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert sendiri pada tahun 1885 berdasarkan pengamatan yang dilakukan di [[Danau Bonneville]]. Struktur serupa juga dapat ditemukan di lokasi lain, seperti di muara berbagai anak sungai yang mengalir ke [[Danau Okanagan]] di [[British Columbia]], Kanada, di mana mereka membentuk semenanjung yang menonjol di Naramata, Summerland, dan Peachland. |
|||
=== Delta yang didominasi gelombang === |
|||
Delta yang didominasi oleh gelombang dicirikan oleh pengaruh transportasi sedimen yang digerakkan oleh gelombang, yang membentuk delta dan menyebabkan sebagian besar sedimen yang dilepaskan dari muara sungai dialihkan ke sepanjang garis pantai. Interaksi antara gelombang dan delta sungai menunjukkan variabilitas yang cukup besar, terutama ditentukan oleh kondisi gelombang laut dalam di cekungan penerima. Ketika energi gelombang di dekat pantai tinggi dan kemiringan lepas pantai bersifat curam, gelombang berkontribusi untuk memperhalus delta sungai. Namun, gelombang juga dapat mengangkut sedimen menjauh dari delta, sehingga menyebabkan delta mundur. Dalam kasus delta yang terbentuk lebih jauh ke hulu di dalam muara, hubungannya menjadi lebih rumit tetapi dapat diukur, melibatkan hubungan antara angin, pasang surut, debit sungai, dan permukaan air delta. |
|||
=== Delta yang didominasi pasang surut === |
|||
Di delta yang didominasi oleh air pasang, seperti [[Delta Gangga]], erosi memainkan peran penting. Delta-delta ini sering kali memiliki karakter dasar laut, dengan [[Gosong pasir|gundukan pasir]] dan punggung bukit yang menonjol. Akibatnya, mereka cenderung menunjukkan struktur "dendritik", yang ditandai dengan beberapa saluran bercabang. Delta yang didominasi oleh pasang surut berperilaku berbeda dengan delta yang didominasi oleh sungai dan delta yang didominasi oleh gelombang, yang biasanya memiliki beberapa saluran utama. Ketika sebuah saluran di delta yang didominasi oleh gelombang atau sungai terisi oleh sedimen, maka saluran tersebut akan ditinggalkan, dan saluran baru akan terbentuk di tempat lain. Sebaliknya, di delta pasang surut, saluran baru terbentuk selama periode permukaan air yang tinggi, seperti banjir atau [[Gelombang badai|badai]]. Saluran-saluran ini secara bertahap mengakumulasi sedimen dengan kecepatan yang relatif konstan sampai akhirnya menjadi tidak aktif. |
|||
=== Delta air tawar pasang surut === |
|||
Delta air tawar pasang surut mengacu pada endapan sedimen yang terbentuk pada pertemuan antara aliran sungai dataran tinggi dan muara, khususnya di daerah yang dikenal sebagai "subestuari." Selama akhir [[Pleistosen]] dan [[Holosen]], lembah sungai pesisir yang terendam karena naiknya permukaan laut sering kali membentuk [[Estuari|muara]] dendritik dengan banyak anak sungai pengumpan. Setiap anak sungai menunjukkan gradien salinitas, bertransisi dari air payau di persimpangannya dengan muara utama ke air tawar di dekat kepala perambatan pasang surut, sehingga disebut sebagai "subestuari." Pembentukan dan evolusi delta air tawar pasang surut melibatkan proses-proses yang umum terjadi pada semua delta dan proses-proses yang unik pada lingkungan air tawar pasang surut. Kombinasi proses ini berkontribusi pada morfologi dan karakteristik lingkungan yang khas dari delta air tawar pasang surut. Banyak delta air tawar pasang surut yang ada saat ini dapat dikaitkan secara langsung dengan perubahan tata guna lahan di masa lalu, terutama [[Deforestasi|penggundulan hutan]], [[pertanian intensif]], dan [[urbanisasi]]. Hal ini dapat diamati pada banyak delta air tawar pasang surut yang memanjang ke [[Teluk Chesapeake]] di sepanjang garis pantai timur Amerika Serikat. Penelitian menunjukkan bahwa sedimen yang terakumulasi di muara ini merupakan hasil dari deforestasi, pertanian, dan pembangunan perkotaan yang terjadi setelah pemukiman Eropa. |
|||
=== Estuari atau muara === |
|||
Beberapa sungai, terutama yang terletak di sepanjang pantai dengan [[Tunggang pasang surut|kisaran pasang surut]] yang besar, tidak menciptakan delta, melainkan mengalir ke laut melalui muara. Contoh yang menonjol dari hal ini adalah [[Teluk Santo Laurensius]] dan muara [[sungai Tajo]]. |
|||
== Delta-delta yang terkenal == |
== Delta-delta yang terkenal == |
Revisi per 20 Mei 2023 12.08
Delta sungai atau kuala adalah endapan di muara sungai yang terbentuk ketika air sungai bertemu dengan perairan lain yang memiliki laju arus lemah atau diam. Aliran air dengan kelajuan rendah tersebut tidak mampu membawa sedimen dari sungai sehingga sedimen mengendap di muara. Delta umumnya terbentuk di lautan terbuka, pantai, atau danau.[1] Ukuran dan bentuk delta tergantung pada proses yang terjadi pada perairan pengangkut sedimen dan perairan penerima sedimen.[2] Selain itu, ukuran, bentuk, dan lokasi perairan penerima sedimen juga berpengaruh pada evolusi delta.
Delta sungai berperan penting dalam peradaban manusia karena lokasi delta merupakan pusat produksi hasil pertanian dan permukiman.[3] Delta juga memberikan perlindungan terhadap garis pantai dan mempengaruhi suplai air minum.[4] Dari sudut pandang ekologi, delta memegang peran penting sebagai tempat tinggal berbagai spesies.
Etimologi
Nama delta berasal dari bentuk delta Sungai Nil yang menyerupai bentuk segitiga seperti simbol delta.[5]
Pembentukan
Delta sungai terbentuk ketika sungai yang membawa sedimen mencapai badan air, seperti danau, samudra, atau waduk. Ketika aliran sungai bertemu dengan genangan air, aliran sungai akan menyebar dan melebar karena tidak lagi terbatas pada saluran aslinya. Pelebaran ini menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran, sehingga kurang mampu membawa sedimen. Akibatnya, sedimen mengendap di luar air dan terakumulasi sebagai aluvium, secara bertahap membentuk delta sungai.[6][7] Seiring waktu, saluran utama sungai membentuk lobus atau cuping delta (menyerupai bentuk kaki burung di delta seperti Sungai Mississippi atau Sungai Ural), yang memperluas mulut sungai ke dalam genangan air. Ketika lobus delta terus maju, gradien saluran sungai menjadi tidak terlalu curam karena saluran menjadi lebih panjang dengan tetap mempertahankan perubahan ketinggian yang sama (disebut sebagai kemiringan).
Jenis
Delta biasanya dikategorikan berdasarkan faktor utama yang mempengaruhi pengendapan sedimen, yang merupakan kombinasi dari proses sungai, gelombang, dan pasang surut,[8][9] dengan dominasi masing-masing tergantung pada kekuatannya.[10] Selain itu, dua faktor penting lainnya yang berkontribusi pada pembentukan delta adalah posisi bentang alam dan distribusi ukuran butiran sedimen yang masuk ke dalam delta dari sungai.[11]
Delta yang didominasi fluvial
Delta yang didominasi oleh fluvial biasanya ditemukan di daerah dengan kisaran pasang surut minimal dan energi gelombang yang rendah. Dalam kasus-kasus di mana densitas air sungai hampir sama dengan air cekungan di sekitarnya, delta menunjukkan aliran homopiknal. Ini berarti bahwa air sungai dengan cepat bercampur dengan air cekungan, yang menyebabkan pengendapan sebagian besar muatan sedimennya secara tiba-tiba. Sebaliknya, jika air sungai lebih padat daripada air cekungan, biasanya karena beban sedimen yang berat, delta mengalami aliran hiperpiknal. Dalam skenario ini, air sungai turun di sepanjang dasar cekungan sebagai arus densitas, yang mengakibatkan pengendapan sedimen sebagai turbidit. Di sisi lain, ketika air sungai kurang padat dibandingkan air cekungan, yang merupakan ciri khas delta sungai yang terletak di sepanjang garis pantai laut, delta tersebut menunjukkan aliran hipopiknal. Di sini, air sungai bercampur secara perlahan dengan air cekungan yang lebih padat dan menyebar sebagai kipas permukaan. Hal ini memungkinkan sedimen halus terbawa dalam jarak yang cukup jauh sebelum mengendap. Di delta hipopiknal, dasar sedimen memiliki kemiringan yang sangat dangkal, biasanya sekitar 1 derajat.
Delta yang didominasi oleh fluvial dapat dibedakan berdasarkan pentingnya faktor-faktor tertentu seperti inersia air yang mengalir deras, gesekan dasar yang bergejolak di luar muara sungai, dan daya apung. Ketika aliran keluar sebagian besar dipengaruhi oleh inersia, maka cenderung membentuk delta tipe Gilbert. Delta yang didominasi oleh gesekan turbulen lebih rentan terhadap percabangan saluran, sementara yang didominasi oleh daya apung menunjukkan distribusi yang panjang dengan tanggul bawah air yang sempit dan lebih sedikit contoh percabangan saluran.
Delta Sungai Mississippi saat ini berfungsi sebagai ilustrasi penting dari delta yang didominasi oleh fluvial di mana aliran keluar terutama diatur oleh daya apung. Pengabaian saluran telah menjadi hal yang umum terjadi, dengan adanya tujuh saluran aktif yang berbeda dalam 5.000 tahun terakhir. Delta yang didominasi oleh fluvial serupa dapat diamati di delta Mackenzie dan delta Alta.
Delta Gilbert
Delta Gilbert, yang dinamai menurut Grove Karl Gilbert, adalah jenis delta yang didominasi oleh fluvial yang terbentuk dari sedimen kasar, berbeda dengan delta berlumpur yang melandai secara bertahap seperti delta Sungai Mississippi. Sebagai contoh, sungai pegunungan yang mengendapkan sedimen ke dalam danau air tawar akan menghasilkan jenis delta ini. Pembentukan delta Gilbert sering dikaitkan dengan aliran homopiknal. Delta ini menunjukkan struktur tripartit yang khas yang terdiri dari lapisan topset, foreset, dan bottomset. Ketika air sungai memasuki danau, air dengan cepat mengendapkan sedimen kasar di sisi delta yang terendam, menghasilkan dasar foreset yang menukik tajam. Sedimen yang lebih halus, di sisi lain, mengendap di dasar danau di luar lereng yang curam ini, membentuk dasar danau yang menukik perlahan. Di belakang bagian depan delta, saluran-saluran yang dikepang mengendapkan lapisan dasar atas di dataran delta, yang juga memiliki kemiringan yang landai.
Sementara beberapa penulis membahas terjadinya delta Gilbert di lingkungan lakustrin (yang berhubungan dengan danau) dan lingkungan laut (yang berhubungan dengan laut), penulis lain menyoroti bahwa pembentukannya lebih sering diamati di danau air tawar. Hal ini karena di danau air tawar, lebih mudah bagi air sungai untuk bercampur dengan cepat dengan air danau dibandingkan dengan situasi di mana sungai memasuki laut atau danau asin, di mana air tawar yang tidak terlalu pekat yang dibawa oleh sungai tetap berada di atas untuk waktu yang lebih lama. Konsep delta Gilbert pertama kali diperkenalkan oleh Gilbert sendiri pada tahun 1885 berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Danau Bonneville. Struktur serupa juga dapat ditemukan di lokasi lain, seperti di muara berbagai anak sungai yang mengalir ke Danau Okanagan di British Columbia, Kanada, di mana mereka membentuk semenanjung yang menonjol di Naramata, Summerland, dan Peachland.
Delta yang didominasi gelombang
Delta yang didominasi oleh gelombang dicirikan oleh pengaruh transportasi sedimen yang digerakkan oleh gelombang, yang membentuk delta dan menyebabkan sebagian besar sedimen yang dilepaskan dari muara sungai dialihkan ke sepanjang garis pantai. Interaksi antara gelombang dan delta sungai menunjukkan variabilitas yang cukup besar, terutama ditentukan oleh kondisi gelombang laut dalam di cekungan penerima. Ketika energi gelombang di dekat pantai tinggi dan kemiringan lepas pantai bersifat curam, gelombang berkontribusi untuk memperhalus delta sungai. Namun, gelombang juga dapat mengangkut sedimen menjauh dari delta, sehingga menyebabkan delta mundur. Dalam kasus delta yang terbentuk lebih jauh ke hulu di dalam muara, hubungannya menjadi lebih rumit tetapi dapat diukur, melibatkan hubungan antara angin, pasang surut, debit sungai, dan permukaan air delta.
Delta yang didominasi pasang surut
Di delta yang didominasi oleh air pasang, seperti Delta Gangga, erosi memainkan peran penting. Delta-delta ini sering kali memiliki karakter dasar laut, dengan gundukan pasir dan punggung bukit yang menonjol. Akibatnya, mereka cenderung menunjukkan struktur "dendritik", yang ditandai dengan beberapa saluran bercabang. Delta yang didominasi oleh pasang surut berperilaku berbeda dengan delta yang didominasi oleh sungai dan delta yang didominasi oleh gelombang, yang biasanya memiliki beberapa saluran utama. Ketika sebuah saluran di delta yang didominasi oleh gelombang atau sungai terisi oleh sedimen, maka saluran tersebut akan ditinggalkan, dan saluran baru akan terbentuk di tempat lain. Sebaliknya, di delta pasang surut, saluran baru terbentuk selama periode permukaan air yang tinggi, seperti banjir atau badai. Saluran-saluran ini secara bertahap mengakumulasi sedimen dengan kecepatan yang relatif konstan sampai akhirnya menjadi tidak aktif.
Delta air tawar pasang surut
Delta air tawar pasang surut mengacu pada endapan sedimen yang terbentuk pada pertemuan antara aliran sungai dataran tinggi dan muara, khususnya di daerah yang dikenal sebagai "subestuari." Selama akhir Pleistosen dan Holosen, lembah sungai pesisir yang terendam karena naiknya permukaan laut sering kali membentuk muara dendritik dengan banyak anak sungai pengumpan. Setiap anak sungai menunjukkan gradien salinitas, bertransisi dari air payau di persimpangannya dengan muara utama ke air tawar di dekat kepala perambatan pasang surut, sehingga disebut sebagai "subestuari." Pembentukan dan evolusi delta air tawar pasang surut melibatkan proses-proses yang umum terjadi pada semua delta dan proses-proses yang unik pada lingkungan air tawar pasang surut. Kombinasi proses ini berkontribusi pada morfologi dan karakteristik lingkungan yang khas dari delta air tawar pasang surut. Banyak delta air tawar pasang surut yang ada saat ini dapat dikaitkan secara langsung dengan perubahan tata guna lahan di masa lalu, terutama penggundulan hutan, pertanian intensif, dan urbanisasi. Hal ini dapat diamati pada banyak delta air tawar pasang surut yang memanjang ke Teluk Chesapeake di sepanjang garis pantai timur Amerika Serikat. Penelitian menunjukkan bahwa sedimen yang terakumulasi di muara ini merupakan hasil dari deforestasi, pertanian, dan pembangunan perkotaan yang terjadi setelah pemukiman Eropa.
Estuari atau muara
Beberapa sungai, terutama yang terletak di sepanjang pantai dengan kisaran pasang surut yang besar, tidak menciptakan delta, melainkan mengalir ke laut melalui muara. Contoh yang menonjol dari hal ini adalah Teluk Santo Laurensius dan muara sungai Tajo.
Delta-delta yang terkenal
- Delta Sungai Nil di Mesir
- Delta Mahakam di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur
- Delta Sungai Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur
- Delta Sungai Mississippi di Amerika Selatan
Lihat pula
- Hulu sungai
- Muara sungai
- Mulut sungai (gosong sungai/sedimen)
Referensi
- ^ Boggs, Sam. (2006). Principles of sedimentology and stratigraphy (edisi ke-4th ed). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall. hlm. 289–291. ISBN 0-13-154728-3. OCLC 59011627.
- ^ Postma, George (1990). "An analysis of the variation in delta architecture". Terra Nova (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 125. doi:10.1111/j.1365-3121.1990.tb00052.x. ISSN 1365-3121.
- ^ Schneider, Pia; Asch, Folkard (2020). "Rice production and food security in Asian Mega deltas—A review on characteristics, vulnerabilities and agricultural adaptation options to cope with climate change". Journal of Agronomy and Crop Science (dalam bahasa Inggris). 206 (4): 491–503. doi:10.1111/jac.12415. ISSN 1439-037X.
- ^ Anthony, Edward J. (2015-03-01). "Wave influence in the construction, shaping and destruction of river deltas: A review". Marine Geology. 361: 53–78. Bibcode:2015MGeol.361...53A. doi:10.1016/j.margeo.2014.12.004.
- ^ Evers, Jeannie, ed. (2013-12-12). "delta". National Geographic Society (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-04.
- ^ "Dr. Gregory B. Pasternack – Watershed Hydrology, Geomorphology, and Ecohydraulics :: TFD Modeling". pasternack.ucdavis.edu (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-06-12.
- ^ Boggs, Sam (2006). Principles of sedimentology and stratigraphy (edisi ke-4th). Upper Saddle River, N.J.: Pearson Prentice Hall. hlm. 289–306. ISBN 0131547283.
- ^ Galloway, W.E., 1975, Process framework for describing the morphologic and stratigraphic evolution of deltaic depositional systems, in Brousard, M.L., ed., Deltas, Models for Exploration: Houston Geological Society, Houston, Texas, pp. 87–98.
- ^ Nienhuis, J.H., Ashton, A.D., Edmonds, D.A., Hoitink, A.J.F., Kettner, A.J., Rowland, J.C. and Törnqvist, T.E., 2020. Global-scale human impact on delta morphology has led to net land area gain. Nature, 577(7791), pp.514-518.
- ^ Perillo, G. M. E. 1995. Geomorphology and Sedimentology of Estuaries. Elsevier Science B.V., New York.
- ^ Orton, G.J.; Reading, H.G. (1993). "Variability of deltaic processes in terms of sediment supply, with particular emphasis on grain size". Sedimentology. 40 (3): 475–512. Bibcode:1993Sedim..40..475O. doi:10.1111/j.1365-3091.1993.tb01347.x.
Pranala luar
- Louisiana State University Geology - Delta-delta di dunia