Lompat ke isi

Stasiun Cepu: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 7°9′1″S 111°35′16″E / 7.15028°S 111.58778°E / -7.15028; 111.58778
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Gilang Bayu Rakasiwi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:
| kode = CU
| kode = CU
| tinggi = +28 m
| tinggi = +28 m
| line = '''Lintas timur Jawa''': {{kereta api|Blambangan Ekspres}}, {{kereta api|Pandalungan}}, {{kereta api|Jayabaya}}<br>'''Lintas utara Jawa''': {{kereta api|Sembrani}}, {{kereta api|Gumarang}}, {{kereta api|Dharmawangsa}}, {{kereta api|Kertajaya}}, {{kereta api|Harina}}, {{kereta api|Ambarawa Ekspres}}, and [[Kereta api Over Night Services|angkutan logistik ONS]] Parcel Utara
| line = '''Lintas timur Jawa''': {{kereta api|Blambangan Ekspres}}, {{kereta api|Pandalungan}}, {{kereta api|Jayabaya}}<br>'''Lintas utara Jawa''': {{kereta api|Sembrani}}, {{kereta api|Gumarang}}, {{kereta api|Dharmawangsa}}, {{kereta api|Kertajaya}}, {{kereta api|Airlangga}}, {{kereta api|Harina}}, {{kereta api|Ambarawa Ekspres}}, and [[Kereta api Over Night Services|angkutan logistik ONS]] Parcel Utara
| operator = [[Daerah Operasi IV Semarang]]
| operator = [[Daerah Operasi IV Semarang]]
| operator2 = [[KAI Commuter]]
| operator2 = [[KAI Commuter]]

Revisi per 2 Juni 2023 05.59

Stasiun Cepu
Kereta Api Indonesia
BL10B18

Tampak depan Stasiun Cepu pada tahun 2021
Lokasi
Koordinat7°9′1″S 111°35′16″E / 7.15028°S 111.58778°E / -7.15028; 111.58778
Ketinggian+28 m
Operator
Letak
Jumlah peron4 (satu peron sisi yang rendah dan tiga peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur7 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananLintas timur Jawa: Blambangan Ekspres, Pandalungan, Jayabaya
Lintas utara Jawa: Sembrani, Gumarang, Dharmawangsa, Kertajaya, Airlangga, Harina, Ambarawa Ekspres, and angkutan logistik ONS Parcel Utara
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Operasi layanan
Stasiun sebelumnya Layanan aglomerasi Stasiun berikutnya
Wadu Blora Jaya
Semarang Poncol–Cepu, p.p.
Terminus
Stasiun sebelumnya Stasiun berikutnya
Terminus Commuter Line Blorasura Bojonegoro
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Galeri ATM Ruang menyusui VIP Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Cepu (CU) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Balun, Cepu, Blora, tepatnya di depan Lapangan Ronggolawe; terletak pada ketinggian +28 m. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api aktif paling timur di Daerah Operasi IV Semarang, Blora, dan Jawa Tengah. Stasiun ini merupakan stasiun utama di Kabupaten Blora.

Satu-satunya kereta api yang melintas langsung/tidak berhenti di stasiun ini adalah kereta api Argo Bromo Anggrek.

Ke arah timur stasiun ini, sebelum Stasiun Tobo, terdapat Stasiun Padangan yang dinonaktifkan karena jaraknya yang tidak terlalu jauh dengan Stasiun Cepu.

Sejarah

Generasi pertama

Bangunan Stasiun Cepu generasi pertama yang terbuat dari kayu dan diresmikan oleh NIS pada tahun 1902

Pada 1 September 1897, Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) mendapat konsesi izin pembangunan jalur kereta api baru yang menghubungkan Stasiun Gundih yang sudah ada sebelumnya dengan calon stasiun baru NIS di Surabaya (kini Stasiun Pasarturi).[3] Dengan terbitnya konsesi tersebut, maka NIS mulai membangun jalurnya dengan lebar sepur 1.067 mm. Karena adanya keterbatasan biaya, semua stasiun dan perhentian yang terletak di lintas tersebut sangat sederhana dan terbuat dari kayu, termasuk Stasiun Cepu. Stasiun ini diresmikan 1 Maret 1902, dan pada 1 Februari 1903, jalur kereta api Gundih–Surabaya telah selesai dibangun.[4]

Generasi kedua

Bangunan Stasiun Cepu kemudian diperbesar dengan mengganti kanopi kecil dengan kanopi pelana—serupa kanopi di Stasiun Lempuyangan, Stasiun Bojonegoro, dan Stasiun Surabaya Pasarturi—serta mengubah bangunan yang sebelumnya semipermanen menjadi permanen.[per kapan?]

Berdasarkan foto Stasiun Cepu generasi dua yang terdapat dalam Buku Sejarah Kehutanan Indonesia II–III Periode Tahun 1942–1983, bentuk permanen stasiun ini kemungkinan memiliki kemiripan rupa dengan stasiun-stasiun NIS lainnya, seperti Stasiun Tuntang, Stasiun Telawa, dan Stasiun Bringin. Stasiun-stasiun tersebut memiliki satu pintu lengkung di depan teras dan masing-masing satu pintu lengkung di samping kiri dan kanan teras stasiun serta atap cungkup di atas teras. Namun, bangunan stasiun generasi kedua ini telah hancur dibakar pada masa Jepang dan digantikan dengan bangunan baru.[5]

Generasi ketiga

Pasca dihancurkan, sisa reruntuhan bangunan stasiun generasi kedua dibongkar dan dibangunlah bangunan stasiun generasi ketiga yang ada hingga saat ini. Namun, belum diketahui secara pasti kapan bangunan generasi ketiga ini dibangun.

Bangunan dan tata letak

Peron di Stasiun Cepu. Tampak kereta api Maharani di sisi kanan. (2016)

Stasiun Cepu memiliki tujuh jalur kereta api. Pada awalnya, hanya jalur 2 yang dijadikan sebagai sepur lurus. Setelah jalur ganda ruas WaduTobo dioperasikan per akhir Maret 2014,[6][7] jalur 2 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Semarang, sedangkan jalur 3 dijadikan sebagai sepur lurus hanya untuk arah Surabaya. Selain itu, sistem persinyalan mengalami perubahan dari sistem mekanik menjadi sistem persinyalan elektrik buatan Len Industri. Stasiun ini juga memiliki depo lokomotif yang terhubung langsung dengan jalur 1 di sebelah barat.

Ke arah timur dari jalur 1 stasiun ini, terdapat percabangan rel kereta api yang menuju ke Depot BBM Pertamina Cepu hingga berakhir di Rembang, tetapi jalur kereta api tersebut telah dinonaktifkan dan wesel yang menuju jalur cabang tersebut telah dicabut—dibangun oleh Samarang-Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)—untuk menghubungkan Stasiun Cepu NIS dengan Stasiun Cepu SJS yang dibuka pada 1 Februari 1903. Pada 1 Januari 1914 Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) membuka jalur cabang dengan wesel yang terletak di jalur pintas antara Stasiun Cepu SJS dengan Stasiun Cepu NIS. Jalur kereta api ini berakhir di Ngareng (sekarang menjadi kawasan PPSDM Cepu). Sebelum itu, terdapat wesel yang terhubung dengan jaringan lori kehutanan yang ditujukan untuk mengangkut kayu jati.[8]

Ciri khas

Stasiun ini memiliki ciri khas berupa bel bersuara dengan lagu instrumental "Gambang Semarang"—juga berlaku untuk sebagian besar stasiun di Daerah Operasi IV Semarang—untuk menandakan kedatangan kereta api.

Layanan kereta api

Efektif per 1 Juni 2023 (GAPEKA 2023).[9]

Penumpang

Antarkota

Nama kereta api Kelas Relasi perjalanan Keterangan
Lintas timur Jawa
Blambangan Ekspres Eksekutif-Ekonomi Semarang Tawang Ketapang Via Surabaya Pasarturi
Pandalungan Eksekutif Gambir Jember Via Surabaya Pasarturi
Hanya beroperasi pada hari Kamis-Senin
KA 78F berhenti di Terisi
Jayabaya Eksekutif-Ekonomi Pasar Senen Malang Via Surabaya Pasarturi
Lintas utara Jawa
Sembrani Eksekutif-Luxury Gambir Surabaya Pasarturi Sembrani Pagi tidak berhenti di Ngrombo
Gumarang Eksekutif-Bisnis Pasar Senen
Dharmawangsa Eksekutif-Ekonomi
Kertajaya Ekonomi Premium
Airlangga Ekonomi
Harina Eksekutif-Ekonomi Premium Bandung
Ambarawa Ekspres Ekonomi Premium Semarang Poncol
Ekonomi

Lokal

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
B Commuter Line Blorasura Cepu Surabaya Pasarturi
Blora Jaya Semarang Poncol

Barang

Nama kereta api Relasi perjalanan Keterangan
Angkutan logistik ONS Parcel Utara Jakarta Gudang Surabaya Pasarturi

Barang

Angkutan logistik Overnight Service (ONS) Parcel Utara, tujuan Jakarta Gudang dan Surabaya Pasarturi

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Handinoto. (1996). Perkembangan kota dan arsitektur kolonial Belanda di Surabaya, 1870-1940 (edisi ke-Ed. 1., cet. 1). Yogyakarta: Diterbitkan atas kerjasama Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Kristen PETRA Surabaya dan Penerbit ANDI Yogyakarta. ISBN 9795333739. OCLC 38898570. 
  4. ^ Archiv Für Eisenbahnwesen. 58. 1935. 
  5. ^ Departemen Kehutanan (1986). Sejarah Kehutanan Indonesia II – III Periode Tahun 1942 — 1983. hlm. 2. ISBN 979-606-007-8. 
  6. ^ Kementerian Perhubungan, Biro Komunikasi dan Informasi Publik (2014-03-27). "Jalur Ganda KA Jakarta-Bojonegoro Sudah Bisa Beroperasi Penuh". Kementerian Perhubungan. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  7. ^ "Switchover Terakhir di Jalur Ganda KA Pantura". Berita Trans. 2014-02-26. Diakses tanggal 2020-04-10. 
  8. ^ Subarkah, Iman (1992). Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita 1867-1992. Bandung: Yayasan Pusat Kesejahteraan Karyawan Kereta Api (Yayasan Pustaka). hlm. 30. 
  9. ^ Grafik Perjalanan Kereta Api pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa Tahun 2023 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian. 14 April 2023. Diakses tanggal 12 Mei 2023. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Kapuan
menuju Gambringan
Gambringan–Surabaya Pasarturi Padangan
Cepu Kota
menuju Rembang
Rembang–Blora–Cepu
Lintas utama SJS
Terminus