Lompat ke isi

HNLMS Tjerk Hiddes (F804): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 59: Baris 59:
* Kolonel Laut (P) I Gede Putu Iwan (2021)
* Kolonel Laut (P) I Gede Putu Iwan (2021)
* Kolonel Laut (P) Nopriadi (2021—2022)
* Kolonel Laut (P) Nopriadi (2021—2022)
* Kolonel Laut (P) Didik Kusyanto (2022—Sekarang)
* Kolonel Laut (P) Didik Kusyanto, M.Tr.Hanla. (2022—2013)
* Kolonel Laut (P) Nurulloh Zemy Prasetyo. M.Sc. (2023—Sekarang)


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 26 Juni 2023 13.40

KRI Ahmad Yani
Karier (ID) Indonesia
ProduksiKoninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda
Mulai dibuat 1967
Diluncurkan
Harga Unit -
Status Masih bertugas
Pelabuhan utamaArmada Timur TNI-AL
Karakteristik umum
Berat benaman 2,940 ton
Panjang 11.342 meter (37.211,29 ft)
Lebar 1.251 meter (4.104,33 ft)
Draft457 meter (1.499,34 ft)
Tenaga penggerak2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 @16,000 shp
Kecepatan maksimum 285 knot (527,82 km/h; 327,97 mph)
Awak kapal 180 orang

KRI Ahmad Yani (351) merupakan kapal pertama kapal perang kelas Perusak Kawal Berpeluru Kendali Kelas Ahmad Yani milik TNI AL. Dinamai menurut Jendral Ahmad Yani, salah seorang Pahlawan Revolusi.

KRI Ahmad Yani merupakan kapal fregat bekas pakai AL Belanda (HNMLS Tjerk Hiddes F804) yang kemudian dibeli oleh Indonesia. Kapal ini bersaudara dekat dengan Fregat Inggris Kelas HMS Leander dengan sedikit modifikasi dari disain RN Leander asli. Dibangun tahun 1967 oleh Koninklijke Maatschappij de Schelde, Vlissingen, Belanda dan mendapat peningkatan kemampuan sebelum berpindah tangan ke TNI Angkatan Laut pada tahun 1986. Termasuk diantaranya adalah pemasangan sistem pertahanan rudal anti pesawat (SAM, Surface to Air Missile) ) Mistral menggantikan Sea Cat.

Bertugas sebagai armada patroli dengan kemampuan anti kapal permukaan, anti kapal selam dan anti pesawat udara.

Pada tahun 2007, bersama dengan KRI Abdul Halim Perdanakusuma (355), selesai menjalani pergantian mesin yang dijalaninya selama 2 tahun. Saat ini KRI Ahmad Yani kembali memperkuat Komando Armada RI Kawasan Timur.[1]

Data Teknis

KRI Ahmad Yani memiliki berat 2,940 ton. Dengan dimensi 113,42 meter x 12,51 meter x 4,57 meter. Ditenagai oleh mesin diesel dengan 2 x Caterpillar CAT DITA 3616, Reintjes WAV 1000 yang menghasilkan 16,000 hp sanggup mendorong kapal hingga kecepatan 28,5 knot. Diawaki oleh maksimal 180 pelaut.

Persenjataan

KRI Ahmad Yani dipersenjatai dengan berbagai jenis persenjataan modern untuk mengawal wilayah kedaulatan republik Indonesia. Termasuk diantaranya adalah:

  1. 8 Peluru Kendali Permukaan-ke-permukaan China Haiying Electromechanical Technology Academy C-802 dengan jangkauan maksimum 120,5 Km (70 mil laut), berkecepatan 0,9 mach, berpemandu active radar homing dengan hulu ledak seberat 165 Kg.
  2. 4 Peluru kendali permukaan-ke-udara Mistral dalam peluncur Simbad laras ganda sebagai pertahanan anti serangan udara. Jangkauan efektif 4 Km (2,2 mil laut), berpemandu infra merah dengan hulu ledak 3 Kg. Berkemampuan anti pesawat udara, helikopter dan rudal.
  3. 1 Meriam OTO-Melara 76/62 compact berkaliber 76mm (3 inchi) dengan kecepatan tembakan 85 rpm, jangkauan 16 Km untuk target permukaan dan 12 Km untuk target udara.
  4. 2 Senapan mesin 12.7mm
  5. 12 Torpedo Honeywell Mk. 46, berpeluncur tabung Mk. 32 (324mm, 3 tabung) dengan jangkauan 11 Km kecepatan 40 knot dan hulu ledak 44 kg. Berkemampuan anti kapal selam dan kapal permukaan.

Sensor dan elektronis

KRI Ahmad Yani diperlengkapi radar LW-03 2-D air search, sonar PHS-32. Juga diperlengkapi dengan kontrol penembakan (fire control) M-44 SAM control serta perangkat perang elektronik UA-8/9 intercept. Sebagai pertahanan diri mempunyai 2 peluncur decoy RL.

Penerbangan

Memiliki dek untuk 1 helikopter yang sebelumnya adalah Westland Wasp HAS 1 (kini pensiun) dengan fungsi sebagai heli anti kapal selam. Mungkin kini diganti dengan NBO-105 atau NAS 332L Super Puma.

Komandan

Referensi

Sumber

  1. ^ Dua Kapal Perang Kembali Perkuat TNI AL. Diarsipkan 2009-06-27 di Wayback Machine. Technology Indonesia, 30 Oktober 2007.

Lihat pula

Pranala luar