Lompat ke isi

Gong Si Bolong: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
Baris 1: Baris 1:
'''Gong Si Bolong''' merupakan kesenian [[gamelan]] yang muncul di antara sebagian orang di pinggiran [[Depok]], yaitu di kalangan warga [[Tanah Baru, Beji, Depok|Tanah Baru]], [[Depok]].<ref name="Jonathans">Jonathans, Yano. 2011. Depok Tempo Doeloe: Potret kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Jakarta: Libri.</ref> Kesenian Gong si bolong juga merupakan paduan antara seni musik dan tari [[Tayub]], yakni sebuah tarian yang menceritakan suasana [[panen]] dengan gerakan bernuansa [[silat]].<ref name="Depoknews">{{Cite web|url=http://depoknews.com/anggota-dewan-depok-apresiasi-seni-budaya-gong-si-bolong|title= Budaya Gong Si Bolong}} </ref> Konon, nama Gong Si Bolong ini dikarenakan sedemikian tuanya kesenian dan perangkat musiknya sehingga kemudian mengalami kerusakan, terutama pada gong besarnya yang sudah bolong (berlubang).<ref name="Jonathans"/> Gong yang telah tua itu sendiri tidak bisa digunakan lagi, sehingga benda itu dijadikan pusaka oleh pemiliknya dan menamakan kesenian ini Gong Si Bolong.<ref name="Jonathans"/> Permainan [[gamelan]] ini sendiri masih memiliki kemiripan dengan gaya permainan [[gamelan]] asli [[Bali]], dengan ciri entakan cepat dan keras pada perkusinya.<ref name="Jonathans"/> Sebagian besar warga Depok mengetahui sebuah tugu yang berada di daerah [[Tanah Baru]], [[Depok]].<ref name="Abangmpokdepok">{{Cite web|url=http://www.abangmpokdepok.netne.net/1_15_Depok-Info.html|title=Depok Info|access-date=2014-05-13|archive-date=2014-05-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20140513174949/http://www.abangmpokdepok.netne.net/1_15_Depok-Info.html|dead-url=yes}}</ref> Tugu itu terletak di sebuah persimpangan jalan, sehingga tugu itu dijadikan patokan untuk menunjukan wilayah [[Tanah Baru]].<ref name="Abangmpokdepok"/> Tugu tersebut merupakan Tugu Gong Si Bolong, karena di atas tugu itu terdapat replika Gong Si Bolong.<ref name="Abangmpokdepok"/>
'''Gong Si Bolong''' merupakan kesenian [[gamelan]] yang muncul di antara sebagian orang di pinggiran [[Depok]], yaitu di kalangan warga [[Tanah Baru, Beji, Depok|Tanah Baru]], [[Depok]].<ref name="Jonathans">Jonathans, Yano. 2011. Depok Tempo Doeloe: Potret kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Jakarta: Libri.</ref> Kesenian Gong si bolong juga merupakan paduan antara seni musik dan tari [[Tayub]], yakni sebuah tarian yang menceritakan suasana [[panen]] dengan gerakan bernuansa [[silat]].<ref name="Depoknews">{{Cite web|url=http://depoknews.com/anggota-dewan-depok-apresiasi-seni-budaya-gong-si-bolong|title=Budaya Gong Si Bolong|access-date=2014-05-13|archive-date=2014-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20140514034159/http://depoknews.com/anggota-dewan-depok-apresiasi-seni-budaya-gong-si-bolong/|dead-url=no}}</ref> Konon, nama Gong Si Bolong ini dikarenakan sedemikian tuanya kesenian dan perangkat musiknya sehingga kemudian mengalami kerusakan, terutama pada gong besarnya yang sudah bolong (berlubang).<ref name="Jonathans"/> Gong yang telah tua itu sendiri tidak bisa digunakan lagi, sehingga benda itu dijadikan pusaka oleh pemiliknya dan menamakan kesenian ini Gong Si Bolong.<ref name="Jonathans"/> Permainan [[gamelan]] ini sendiri masih memiliki kemiripan dengan gaya permainan [[gamelan]] asli [[Bali]], dengan ciri entakan cepat dan keras pada perkusinya.<ref name="Jonathans"/> Sebagian besar warga Depok mengetahui sebuah tugu yang berada di daerah [[Tanah Baru]], [[Depok]].<ref name="Abangmpokdepok">{{Cite web|url=http://www.abangmpokdepok.netne.net/1_15_Depok-Info.html|title=Depok Info|access-date=2014-05-13|archive-date=2014-05-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20140513174949/http://www.abangmpokdepok.netne.net/1_15_Depok-Info.html|dead-url=yes}}</ref> Tugu itu terletak di sebuah persimpangan jalan, sehingga tugu itu dijadikan patokan untuk menunjukan wilayah [[Tanah Baru]].<ref name="Abangmpokdepok"/> Tugu tersebut merupakan Tugu Gong Si Bolong, karena di atas tugu itu terdapat replika Gong Si Bolong.<ref name="Abangmpokdepok"/>


== Penemuan Gong Si Bolong ==
== Penemuan Gong Si Bolong ==
Adapun seorang menemukan Gong si Bolong pada tahun 1549, saat Kelurahan [[Tanah Baru]] masih berbatasan langsung dengan Kelurahan [[Ciganjur]], [[Jakarta Selatan]].<ref name="Okezone">{{Cite news|url=http://news.okezone.com/read/2010/02/11/345/302757/gong-si-bolong-ditemukan-misterius-di-ciganjur|title=Gong si Bolong Ditemukan Misterius di Ciganjur|last=Virdhani|first=Marieska Harya|date=2010-02-11|work=[[Okezone.com]]}} </ref> Seorang warga yang bernama Jimin itu ialah seorang Bapak yang tinggal di dekat sungai [[Krukut]], [[Tanah Baru]] [[Depok]].<ref name="Okezone"/> Secara geografis, [[Tanah Baru]] saat itu masih dipenuhi hutan-hutan kecil dan rawa-rawa.<ref name="Jonathans"/> Saat itu hanya sedikit masyarakat yang mendiami wilayah hutan, rawa, lahan pertanian, serta kolam-kolam ikan.<ref name="Okezone"/> Akan tetapi, untuk menjaga kelangsungan hidupnya masyarakat mengandalkan lahan pertanian.<ref name="Jonathans"/> Lama kelamaan, seiring berjalannya waktu hutan mulai dibuka menjadi lahan pertanian.<ref name="Jonathans"/> Sawah tadah hujan, perkebunan dan kolam-kolam perikanan mulai membelah wilayah itu.<ref name="Depok"/> Pak Jimin, mendengar adanya suara yang nyaring dan indah itu berasal dari sungai [[Krukut]], sehingga ia mengajak tetangganya untuk menelusuri suara itu.<ref name="Okezone"/> Akhirnya, mereka menemukan seperangkat alat musik [[gamelan]] dan yang mencolok adalah Gong Si Bolong, karena ukurannya yang besar dan tampak bolong.<ref name="Jonathans"/> Gong Si Bolong menjadi seperangkat gamelan yang bisa dimainkan ketika berada di tangan Bapak Tua Galung (Pak Jerah).<ref name="Depok">{{Cite web|url=http://www.depok.go.id/en/13/01/2011/01-berita-depok/gong-si-bolong-yang-mulai-terpinggirkan|title=Gong Si Bolong yang Mulai Terpinggirkan|access-date=2014-04-30|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502021403/http://www.depok.go.id/en/13/01/2011/01-berita-depok/gong-si-bolong-yang-mulai-terpinggirkan|dead-url=yes}}</ref> Pak jerah melengkapinya dengan satu set gendang, dua set saron, satu set kromong, satu set kedemung, satu set kenong, terompet, bende serta gong besar.<ref name="Depok"/>
Adapun seorang menemukan Gong si Bolong pada tahun 1549, saat Kelurahan [[Tanah Baru]] masih berbatasan langsung dengan Kelurahan [[Ciganjur]], [[Jakarta Selatan]].<ref name="Okezone">{{Cite news|url=http://news.okezone.com/read/2010/02/11/345/302757/gong-si-bolong-ditemukan-misterius-di-ciganjur|title=Gong si Bolong Ditemukan Misterius di Ciganjur|last=Virdhani|first=Marieska Harya|date=2010-02-11|work=[[Okezone.com]]|access-date=2014-04-30|archive-date=2022-06-01|archive-url=https://web.archive.org/web/20220601061745/https://news.okezone.com/read/2010/02/11/345/302757/gong-si-bolong-ditemukan-misterius-di-ciganjur|dead-url=no}}</ref> Seorang warga yang bernama Jimin itu ialah seorang Bapak yang tinggal di dekat sungai [[Krukut]], [[Tanah Baru]] [[Depok]].<ref name="Okezone"/> Secara geografis, [[Tanah Baru]] saat itu masih dipenuhi hutan-hutan kecil dan rawa-rawa.<ref name="Jonathans"/> Saat itu hanya sedikit masyarakat yang mendiami wilayah hutan, rawa, lahan pertanian, serta kolam-kolam ikan.<ref name="Okezone"/> Akan tetapi, untuk menjaga kelangsungan hidupnya masyarakat mengandalkan lahan pertanian.<ref name="Jonathans"/> Lama kelamaan, seiring berjalannya waktu hutan mulai dibuka menjadi lahan pertanian.<ref name="Jonathans"/> Sawah tadah hujan, perkebunan dan kolam-kolam perikanan mulai membelah wilayah itu.<ref name="Depok"/> Pak Jimin, mendengar adanya suara yang nyaring dan indah itu berasal dari sungai [[Krukut]], sehingga ia mengajak tetangganya untuk menelusuri suara itu.<ref name="Okezone"/> Akhirnya, mereka menemukan seperangkat alat musik [[gamelan]] dan yang mencolok adalah Gong Si Bolong, karena ukurannya yang besar dan tampak bolong.<ref name="Jonathans"/> Gong Si Bolong menjadi seperangkat gamelan yang bisa dimainkan ketika berada di tangan Bapak Tua Galung (Pak Jerah).<ref name="Depok">{{Cite web|url=http://www.depok.go.id/en/13/01/2011/01-berita-depok/gong-si-bolong-yang-mulai-terpinggirkan|title=Gong Si Bolong yang Mulai Terpinggirkan|access-date=2014-04-30|archive-date=2014-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20140502021403/http://www.depok.go.id/en/13/01/2011/01-berita-depok/gong-si-bolong-yang-mulai-terpinggirkan|dead-url=yes}}</ref> Pak jerah melengkapinya dengan satu set gendang, dua set saron, satu set kromong, satu set kedemung, satu set kenong, terompet, bende serta gong besar.<ref name="Depok"/>


== Gong Si Bolong Masa Kini ==
== Gong Si Bolong Masa Kini ==

Revisi terkini sejak 7 Agustus 2023 12.48

Gong Si Bolong merupakan kesenian gamelan yang muncul di antara sebagian orang di pinggiran Depok, yaitu di kalangan warga Tanah Baru, Depok.[1] Kesenian Gong si bolong juga merupakan paduan antara seni musik dan tari Tayub, yakni sebuah tarian yang menceritakan suasana panen dengan gerakan bernuansa silat.[2] Konon, nama Gong Si Bolong ini dikarenakan sedemikian tuanya kesenian dan perangkat musiknya sehingga kemudian mengalami kerusakan, terutama pada gong besarnya yang sudah bolong (berlubang).[1] Gong yang telah tua itu sendiri tidak bisa digunakan lagi, sehingga benda itu dijadikan pusaka oleh pemiliknya dan menamakan kesenian ini Gong Si Bolong.[1] Permainan gamelan ini sendiri masih memiliki kemiripan dengan gaya permainan gamelan asli Bali, dengan ciri entakan cepat dan keras pada perkusinya.[1] Sebagian besar warga Depok mengetahui sebuah tugu yang berada di daerah Tanah Baru, Depok.[3] Tugu itu terletak di sebuah persimpangan jalan, sehingga tugu itu dijadikan patokan untuk menunjukan wilayah Tanah Baru.[3] Tugu tersebut merupakan Tugu Gong Si Bolong, karena di atas tugu itu terdapat replika Gong Si Bolong.[3]

Penemuan Gong Si Bolong

[sunting | sunting sumber]

Adapun seorang menemukan Gong si Bolong pada tahun 1549, saat Kelurahan Tanah Baru masih berbatasan langsung dengan Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan.[4] Seorang warga yang bernama Jimin itu ialah seorang Bapak yang tinggal di dekat sungai Krukut, Tanah Baru Depok.[4] Secara geografis, Tanah Baru saat itu masih dipenuhi hutan-hutan kecil dan rawa-rawa.[1] Saat itu hanya sedikit masyarakat yang mendiami wilayah hutan, rawa, lahan pertanian, serta kolam-kolam ikan.[4] Akan tetapi, untuk menjaga kelangsungan hidupnya masyarakat mengandalkan lahan pertanian.[1] Lama kelamaan, seiring berjalannya waktu hutan mulai dibuka menjadi lahan pertanian.[1] Sawah tadah hujan, perkebunan dan kolam-kolam perikanan mulai membelah wilayah itu.[5] Pak Jimin, mendengar adanya suara yang nyaring dan indah itu berasal dari sungai Krukut, sehingga ia mengajak tetangganya untuk menelusuri suara itu.[4] Akhirnya, mereka menemukan seperangkat alat musik gamelan dan yang mencolok adalah Gong Si Bolong, karena ukurannya yang besar dan tampak bolong.[1] Gong Si Bolong menjadi seperangkat gamelan yang bisa dimainkan ketika berada di tangan Bapak Tua Galung (Pak Jerah).[5] Pak jerah melengkapinya dengan satu set gendang, dua set saron, satu set kromong, satu set kedemung, satu set kenong, terompet, bende serta gong besar.[5]

Gong Si Bolong Masa Kini

[sunting | sunting sumber]

Gong Si Bolong masa kini lebih dikenal di dalam suatu Sanggar kesenian di wilayah Tanah Baru, Depok.[5] Derasnya arus Globalisasi membuat keberadaan Gong Si Bolong tertutup, karena tidak sebagian besar masyarakat Depok kini ingin membangkitkan keberadaannya.[5] Komposisi alat musik yang mempermegah Gong Si Bolong adalah Gong, Gendang, Bende, Rebab, Terompet, Keromong, serta Saron.[5] Para pemainnya berjumlah 12 anggota yang masing-masingnya memainkan alat-alat musik tersebut.[5] Namun sekarang, kesenian Gong si Bolong sudah mulai kurang diminati oleh masyarakat Kota Depok.[5] Undangan pentas kepada Sanggar sudah semakin kurang, bagi pengelola Sanggar itu hal ini dikarenakan generasi penerus kurang peka terhadap keberadaan Gong Si Bolong.[5] Kelompok kesenian ini juga pernah memenangkan juara 1 dalam pagelaran kesenian Jawa Barat Travel Exchange pada tahun 2008.[3]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b c d e f g h Jonathans, Yano. 2011. Depok Tempo Doeloe: Potret kehidupan sosial dan budaya masyarakat. Jakarta: Libri.
  2. ^ "Budaya Gong Si Bolong". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-14. Diakses tanggal 2014-05-13. 
  3. ^ a b c d "Depok Info". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-13. Diakses tanggal 2014-05-13. 
  4. ^ a b c d Virdhani, Marieska Harya (2010-02-11). "Gong si Bolong Ditemukan Misterius di Ciganjur". Okezone.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-01. Diakses tanggal 2014-04-30. 
  5. ^ a b c d e f g h i "Gong Si Bolong yang Mulai Terpinggirkan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 2014-04-30.