Jembatan Selat Sunda: Perbedaan antara revisi
kTidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 7: | Baris 7: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Berawal dari gagasan [[Sedyatmo, Profesor|Prof. Sedyatmo]] pada tahun 1960 disebut dengan nama '' Tri Nusa Bimasakti'' kemudian pada tahun 1965 [[Soekarno]] sebagai [[Presiden RI]] memerintahkan kepada [[ITB]] agar melakukan uji coba desain penghubung yang hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah [[terowongan]] [[tunel]] dan pada awal [[Juni]] [[1989]] terselesaikan dan diserahkan kepada [[Soeharto]] selaku [[Presiden RI]] pada saat itu dan kemudian pada tahun 1997 [[Soeharto]] sebagai [[Presiden RI]] memerintahkan kepada [[BJ Habibie]] selaku [[Menristek]] pada saat itu dan oleh [[BJ Habibie]] diperintahkan kembali kepada [[Wiratman Wangsadinata, Profesor|Prof. Wiratman Wangsadinata]] termasuk [[Jodi Firmansyah, Dr.Ir.|Dr.Ir. Jodi Firmansyah]] agar kembali dilakukan pengkajian terhadap perencanaan penghubungan antara [[Pulau Jawa]] dengan [[Pulau Sumatera]], pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah [[jembatan]] ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah [[terowongan tunel]].<ref>[http://www.jembatanselatsunda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=118:-di-balik-persiapan-proyek-jembatan-selat-sunda-2&catid=1:berita-terkini&Itemid=18 Di Balik Persiapan Proyek Jembatan Selat Sunda (2)] </ref> ([http://wiryanto.wordpress.com/2007/11/01/jembatan-selat-sunda/ Data teknik: dapat dilihat disini]) |
Berawal dari gagasan [[Sedyatmo, Profesor|Prof. Sedyatmo]] pada tahun 1960 disebut dengan nama '' Tri Nusa Bimasakti'' penghubung antara tiga pulau yaitu [[Pulau Sumatera]], [[Pulau Jawa]] dan [[Pulau Bali]] kemudian pada tahun 1965 [[Soekarno]] sebagai [[Presiden RI]] memerintahkan kepada [[ITB]] agar melakukan uji coba desain penghubung yang hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah [[terowongan]] [[tunel]] dan pada awal [[Juni]] [[1989]] terselesaikan dan diserahkan kepada [[Soeharto]] selaku [[Presiden RI]] pada saat itu dan kemudian pada tahun 1997 [[Soeharto]] sebagai [[Presiden RI]] memerintahkan kepada [[BJ Habibie]] selaku [[Menristek]] pada saat itu dan oleh [[BJ Habibie]] diperintahkan kembali kepada [[Wiratman Wangsadinata, Profesor|Prof. Wiratman Wangsadinata]] termasuk [[Jodi Firmansyah, Dr.Ir.|Dr.Ir. Jodi Firmansyah]] agar kembali dilakukan pengkajian terhadap perencanaan penghubungan antara [[Pulau Jawa]] dengan [[Pulau Sumatera]], pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah [[jembatan]] ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah [[terowongan tunel]] untuk penghubung [[Pulau Sumatera]] dan [[Pulau Jawa]].<ref>[http://www.jembatanselatsunda.com/index.php?option=com_content&view=article&id=118:-di-balik-persiapan-proyek-jembatan-selat-sunda-2&catid=1:berita-terkini&Itemid=18 Di Balik Persiapan Proyek Jembatan Selat Sunda (2)] </ref> ([http://wiryanto.wordpress.com/2007/11/01/jembatan-selat-sunda/ Data teknik: dapat dilihat disini]) sedangkan untuk [[Jembatan Selat Bali]] yang menghubungkan antara [[Pulau Jawa]] dengan [[Pulau Bali]] belum terlaksana dikarenakan pemerintahan daerah [[Provinsi Bali]] belum bersedia <ref>[http://www.tempointeraktif.com/hg/ekbis/2004/01/13/brk,20040113-07,id.html Pemerintah Bangun Jembatan Sumatera-Jawa-Bali 2006]</ref> |
||
== Pra-Studi Kelayakan == |
== Pra-Studi Kelayakan == |
Revisi per 16 Agustus 2009 21.27
Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. |
Jembatan Selat Sunda adalah salah satu proyek besar pembuatan jembatan yang melintasi Selat Sunda sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera. Proyek ini dicetuskan pada tahun 1960 dan sekarang akan merupakan bagian dari proyek Asian Highway Network (Trans Asia Highway dan Trans Asia Railway) [1]. Dana proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) direncanakan berasal dari pembiayaan Konsorsium diperkirakan menelan biaya sekitar 10 miliar Dollar Amerika atau 100 triliun rupiah [2]yang akan dipimpin oleh perusahaan PT Bangungraha Sejahtera Mulia {BSM). Menurut rencana panjang JSS ini mencapai panjang keseluruhan 31 kilometer dengan lebar 60 meter, masing-masing sisi mempunyai 3 lajur untuk kendaraan roda empat dan lajur ganda untuk kereta api akan mempunyai ketinggian maksimum 70 meter dari permukaan air. JSS telah dilakukan Soft Launching 2007 Jembatan Selat Sunda dan akan dimulai pembangunannya pada tahun 2010 dan diperkirakan dapat mulai dioperasikan pada tahun 2025.
Sejarah
Berawal dari gagasan Prof. Sedyatmo pada tahun 1960 disebut dengan nama Tri Nusa Bimasakti penghubung antara tiga pulau yaitu Pulau Sumatera, Pulau Jawa dan Pulau Bali kemudian pada tahun 1965 Soekarno sebagai Presiden RI memerintahkan kepada ITB agar melakukan uji coba desain penghubung yang hasil dari percobaan tersebut berupa sebuah terowongan tunel dan pada awal Juni 1989 terselesaikan dan diserahkan kepada Soeharto selaku Presiden RI pada saat itu dan kemudian pada tahun 1997 Soeharto sebagai Presiden RI memerintahkan kepada BJ Habibie selaku Menristek pada saat itu dan oleh BJ Habibie diperintahkan kembali kepada Prof. Wiratman Wangsadinata termasuk Dr.Ir. Jodi Firmansyah agar kembali dilakukan pengkajian terhadap perencanaan penghubungan antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatera, pada hasil pengkajian menyatakan bahwa penghubung dengan melalui sebuah jembatan ternyata lebih layak bila dibandingkan dengan penghubung dengan melalui sebuah terowongan tunel untuk penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.[3] (Data teknik: dapat dilihat disini) sedangkan untuk Jembatan Selat Bali yang menghubungkan antara Pulau Jawa dengan Pulau Bali belum terlaksana dikarenakan pemerintahan daerah Provinsi Bali belum bersedia [4]
Pra-Studi Kelayakan
Pra-Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda ini telah diserahkan pada Gubernur Banten, Lampung dan pemerintah pusat dalam suatu acara khusus bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, pada hari Kamis tanggal 13 Agustus 2009. [5] selanjutnya akan melibatkan 10 provinsi yang berada pada Pulau Sumatera
Rute
- Pulau Jawa - Pulau Ular 3 kilometer merupakan jalan layang (viaduct)
- Pulau Ular - Pulau Sangiang 8 kilometer akan merupakan jembatan gantung (suspension bridge)
- Pulau Sangiang 5 kilometer merupakan jalan darat
- Pulau Sangiang - Pulau Panjurit 8 kilometer akan merupakan jembatan gantung (suspension bridge)
- Pulau Panjurit 1 kilometer merupakan jalan darat
- Pulau Panjurit - Pulau Sumatera 3 kilometer merupakan jalan layang(viaduct)[6]
Perencanaan awal
Sebuah gagasan untuk membangun sebuah terowongan tunel dibawah tanah dan 40 meter di bawah dasar laut sebagai penghubung antara Pulau Jawa dengan Pulau Sumatra [7]
Referensi
- ^ Jembatan Selat Sunda
- ^ Biaya Bangun Jembatan Selat Sunda Rp100 Triliun
- ^ Di Balik Persiapan Proyek Jembatan Selat Sunda (2)
- ^ Pemerintah Bangun Jembatan Sumatera-Jawa-Bali 2006
- ^ Pra-FS Jembatan Selat Sunda Selesai
- ^ BPPT Teknologi, Masterplan for The Jawa - Sumatera Brigde Project, Jakarta (1997).
- ^ PT. NUSANTARA TUNNEL INDONESIA
Pranala luar
- (Indonesia)Situs web resmi Jembatan Selat Sunda
- (Inggris)Aglionby, John (2007-01-03). "Indonesia plans world's longest bridge". Financial Times. Diakses tanggal 12 June 2009.
- (Indonesia)Garap Jembatan Selat Sunda - LAMPUNG-BANTEN MAU BENTUK KONSORSIUM