Lompat ke isi

Peci: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faleztino (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Faleztino (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4: Baris 4:
| image_size =
| image_size =
| caption = Charles Olke (II) van der Plas (kiri depan) mengenakan peci pada saat pagelaran tablo (pertunjukan) merepresentasikan Turki di [[Jawa]]
| caption = Charles Olke (II) van der Plas (kiri depan) mengenakan peci pada saat pagelaran tablo (pertunjukan) merepresentasikan Turki di [[Jawa]]
| type = * Topi tradisional
| type =
* Topi tradisional
* Topi keagamaan ([[Islam di Indonesia|Islam]])
* Topi keagamaan ([[Islam di Indonesia|Islam Indonesia]])
* Topi kebangsaan ([[Indonesia]], [[Turki]], [[Tunisia]], dsb.)
| material =
| material =
| location = [[Fez]] (Maroko)
| location = [[Fez]] (Maroko)

Revisi per 27 November 2023 19.28

Peci
Charles Olke (II) van der Plas (kiri depan) mengenakan peci pada saat pagelaran tablo (pertunjukan) merepresentasikan Turki di Jawa
Jenis
Tempat asalFez (Maroko)
PemanufakturOrang Maroko (inventor)

Peci[1] (serapan dari bahasa Belanda: petje, dari Turki Otoman: فس, translit. fes, dari Arab Maroko: ڢاس, translit. fās, har. 'Fez') adalah sebuah istilah yang merujuk kepada penutup kepala khas Maroko yang berasal-usul dari kota Fez. Peci biasanya terbuat dari bahan kain laken, beludru, dan sebagainya. Secara sinonim, variasi peci berbentuk tinggi khas Turki dikenali juga sebagai tarbus (serapan dari Turki Otoman: طربوش, translit. ṭarbūš). Di Indonesia secara khusus, peci mengalami penyederhanaan bentuk, dan biasanya memiliki ciri khas berwarna hitam, yang mana juga diadopsi sebagai salah satu simbol nasional Indonesia sejak tahun 1928.

Nomenklatur

Istilah "peci" dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata bahasa Belanda "petje" yang secara diminutif juga dieja sebagai "pet", yang bermakna "topi". Secara etimologinya, istilah "pet" dalam bahasa Belanda itu sendiri berasal dari kata "fes" (فس) dalam bahasa Turki Otoman, yang mana menyerap dari istilah "fās" (ڢاس) dalam bahasa Arab Maroko, yang mana merujuk kepada wilayah kota Fez (di Maroko) yang merupakan tempat asal peci dikembangkan.

Sejarah

Peci modern popularitasnya mencuat pada era Otoman. Peci menjadi simbol Kesultanan Otoman pada awal abad ke-19. Pada tahun 1827, Mahmud II mengamanatkan peci sebagai penutup kepala modern untuk pasukan barunya, yang dijuluki sebagai Asakir-i Mansure-i Muhammediye. Keputusan tersebut terinspirasi oleh komando angkatan laut Otoman, yang sebelumnya kembali dari Maroko setelah menganut gaya topi khas wilayah tersebut. Pada tahun 1829, Mahmud mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan penggunaan peci oleh semua pejabat sipil dan agama. Tujuannya adalah untuk menggantikan sorban, yang berfungsi sebagai penanda identitas dan justru memecah-belah, bukan mempersatukan masyarakat. Satu abad kemudian, pada tahun 1925, peci dilarang penggunaannya di Turki sebagai bagian dari reformasi Atatürk, meskipun undang-undang ini kemudian dicabut karena peci (khususnya tarbus) adalah simbol internasional bagi Turki.

Variasi

Peci memiliki beragam variasi di setiap daerah, dan memiliki ciri khas maupun nilai budaya terikat yang berbeda-beda. Sebagai contohnya, variasi peci khas Turki biasanya berwarna merah dan hitam, berbentuk tinggi, serta memiliki aksen kuncir bulu di bagian atas. Bagi masyarakat Turki, peci kerap dihubungkan dengan kejayaan kesultanan Otoman yang kala itu mengadopsi gaya bertopi khas masyarakat kota Fez di Moroko.

Sedangkan, di Indonesia secara khusus, variasi peci secara nasional umumnya berwarna hitam, berbahan beludru atau laken, serta berbentuk pendek dan tidak berkuncir. Bagi masyarakat Indonesia, peci secara nilai filosofis melambangkan salah satu bentuk nasionalisme kemerdekaan Indonesia, hal ini merupakan bentuk penghormatan para bapak bangsa Indonesia untuk para masyarakat Timur Tengah yang secara resmi mengakui kedaulatan negara Indonesia secara terlebih dahulu dibandingkan negara-negara di belahan muka bumi yang lainnya.

Lihat pula

Referensi

  1. ^ "Cari "Peci" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Tautan eksternal