Peci: Perbedaan antara revisi
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler pranala ke halaman disambiguasi |
||
Baris 30: | Baris 30: | ||
File:Hassan al-Banna.jpg|[[Hasan al-Banna]] mengenakan peci, seorang tokoh berpengaruh asal [[Mesir]]. |
File:Hassan al-Banna.jpg|[[Hasan al-Banna]] mengenakan peci, seorang tokoh berpengaruh asal [[Mesir]]. |
||
File:David Ben-Gurion and Yitzhak Ben Zvi as law students in Turkey D683-118.jpg|Dua mahasiswa Yahudi jurusan hukum di Turki mengenakan peci, tahun [[1912]]. |
File:David Ben-Gurion and Yitzhak Ben Zvi as law students in Turkey D683-118.jpg|Dua mahasiswa Yahudi jurusan hukum di Turki mengenakan peci, tahun [[1912]]. |
||
File:Bundesarchiv Bild 101III-Mielke-036-23, Waffen-SS, 13. Gebirgs-Div. "Handschar".jpg|Prajurit [[Bosnia]] dalam [[Divisi Gunung Waffen ke-13 SS Handschar (Kroasia ke-1)|Perang Pembagian Gunung Waffen ke-13]], tahun [[1943]]. |
|||
File:Portret van President Soekarno, KITLV 2691.tiff|[[Sukarno]], sang bapak bangsa Indonesia mengenakan peci, tahun [[1949]]. |
File:Portret van President Soekarno, KITLV 2691.tiff|[[Sukarno]], sang bapak bangsa Indonesia mengenakan peci, tahun [[1949]]. |
||
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moslimmannen tijdens het gebed op vrijdag in de moskee Tulehu TMnr 20017952.jpg|Peci dikenakan oleh masyarakat Muslim di Ambon dalam peribadatan, tahun [[1980]] |
File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Moslimmannen tijdens het gebed op vrijdag in de moskee Tulehu TMnr 20017952.jpg|Peci dikenakan oleh masyarakat Muslim di Ambon dalam peribadatan, tahun [[1980]] |
Revisi per 27 November 2023 20.00
Jenis |
|
---|---|
Tempat asal | Fez (Maroko) |
Pemanufaktur | Orang Maroko (inventor) |
Peci[1] (serapan dari bahasa Belanda: petje, dari Turki Otoman: فس, translit. fes, dari Arab Maroko: ڢاس, translit. fās, har. 'Fez') adalah sebuah istilah yang merujuk kepada penutup kepala khas Maroko yang berasal-usul dari kota Fez. Peci biasanya terbuat dari bahan kain laken, beludru, dan sebagainya. Secara sinonim, variasi peci berbentuk tinggi khas Turki dikenali juga sebagai tarbus (serapan dari Turki Otoman: طربوش, translit. ṭarbūš). Di Indonesia secara khusus, peci mengalami penyederhanaan bentuk, dan biasanya memiliki ciri khas berwarna hitam, yang mana juga diadopsi sebagai salah satu simbol nasional Indonesia sejak tahun 1928.
Nomenklatur
Istilah "peci" dalam bahasa Indonesia diadopsi dari kata bahasa Belanda "petje" yang secara diminutif juga dieja sebagai "pet", yang bermakna "topi". Secara etimologinya, istilah "pet" dalam bahasa Belanda itu sendiri berasal dari kata "fes" (فس) dalam bahasa Turki Otoman, yang mana menyerap dari istilah "fās" (ڢاس) dalam bahasa Arab Maroko, yang mana merujuk kepada wilayah kota Fez (di Maroko) yang merupakan tempat asal peci dikembangkan.
Sejarah
Peci modern popularitasnya mencuat pada era Otoman. Peci menjadi simbol Kesultanan Otoman pada awal abad ke-19. Pada tahun 1827, Mahmud II mengamanatkan peci sebagai penutup kepala modern untuk pasukan barunya, yang dijuluki sebagai Asakir-i Mansure-i Muhammediye. Keputusan tersebut terinspirasi oleh komando angkatan laut Otoman, yang sebelumnya kembali dari Maroko setelah menganut gaya topi khas wilayah tersebut. Pada tahun 1829, Mahmud mengeluarkan peraturan baru yang mewajibkan penggunaan peci oleh semua pejabat sipil dan agama. Tujuannya adalah untuk menggantikan sorban, yang berfungsi sebagai penanda identitas dan justru memecah-belah, bukan mempersatukan masyarakat. Satu abad kemudian, pada tahun 1925, peci dilarang penggunaannya di Turki sebagai bagian dari reformasi Atatürk, meskipun undang-undang ini kemudian dicabut karena peci (khususnya tarbus) adalah simbol internasional bagi Turki.
Variasi
Peci memiliki beragam variasi di setiap daerah, dan memiliki ciri khas maupun nilai budaya terikat yang berbeda-beda. Sebagai contohnya, variasi peci khas Turki biasanya berwarna merah dan hitam, berbentuk tinggi, serta memiliki aksen kuncir bulu di bagian atas. Bagi masyarakat Turki, peci kerap dihubungkan dengan kejayaan kesultanan Otoman yang kala itu mengadopsi gaya bertopi khas masyarakat kota Fez di Moroko.
Sedangkan, di Indonesia secara khusus, variasi peci secara nasional umumnya berwarna hitam, berbahan beludru atau laken, serta berbentuk pendek dan tidak berkuncir. Bagi masyarakat Indonesia, peci secara nilai filosofis melambangkan salah satu bentuk nasionalisme kemerdekaan Indonesia, hal ini merupakan bentuk penghormatan para bapak bangsa Indonesia untuk para masyarakat Timur Tengah (khususnya Mesir) yang secara resmi mengakui kedaulatan negara Indonesia secara terlebih dahulu dibandingkan negara-negara di belahan muka bumi yang lainnya. Dari segi ritus, peci juga kerap digunakan oleh masyarakat Muslim Indonesia sebagai salah satu kelengkapan pakaian beribadah.
-
Gambaran Mahmud II, seorang sultan Otoman mengenakan tarbus.
-
Gambaran tentara Otoman selama Perang Yunani-Turki (1897) mengenakan peci tarbus.
-
Hasan al-Banna mengenakan peci, seorang tokoh berpengaruh asal Mesir.
-
Dua mahasiswa Yahudi jurusan hukum di Turki mengenakan peci, tahun 1912.
-
Peci dikenakan oleh masyarakat Muslim di Ambon dalam peribadatan, tahun 1980
Lihat pula
- Kopiah – penutup kepala khas Arab asal kota Kufah
- Kopiah Palestina – variasi kopiah khas Palestina
- Kipah – variasi kopiah khas Yahudi
Referensi
- ^ "Cari "Peci" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)". Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.