Reichskommissariat Kaukasus: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android |
||
Baris 44: | Baris 44: | ||
Wilayah yang rencananya akan dikendalikan oleh ''''Reichskommissariat Kaukasus'' adalah seluruh wilayah [[Transkaukasia]] dan [[Ciskaukasia]] (Kaukasus Utara) serta sebagian wilayah [[Distrik Federal Selatan|Rusia Selatan]] hingga mencapai [[Sungai Volga]]. Kota-kota besar yang akan menjadi bagian dari ''Reichskommissariat'' ini adalah [[Rostov]], [[Krasnodar]] dan [[Maykop]] di barat, [[Stavropol]], [[Astrakhan]], [[Elista]], dan [[Makhachkala]] di timur, serta [[Grozny]], [[Nalchik]], [[Vladikavkaz]], [[Yerevan]] dan [[Baku]] di selatan. Kota yang akan dijadikan pusat pemerintahan ''Reichskommissariat Kaukasus'' adalah kota [[Tbilisi]] di [[Georgia]]. |
Wilayah yang rencananya akan dikendalikan oleh ''''Reichskommissariat Kaukasus'' adalah seluruh wilayah [[Transkaukasia]] dan [[Ciskaukasia]] (Kaukasus Utara) serta sebagian wilayah [[Distrik Federal Selatan|Rusia Selatan]] hingga mencapai [[Sungai Volga]]. Kota-kota besar yang akan menjadi bagian dari ''Reichskommissariat'' ini adalah [[Rostov]], [[Krasnodar]] dan [[Maykop]] di barat, [[Stavropol]], [[Astrakhan]], [[Elista]], dan [[Makhachkala]] di timur, serta [[Grozny]], [[Nalchik]], [[Vladikavkaz]], [[Yerevan]] dan [[Baku]] di selatan. Kota yang akan dijadikan pusat pemerintahan ''Reichskommissariat Kaukasus'' adalah kota [[Tbilisi]] di [[Georgia]]. |
||
[[Alfred Rosenberg]] menyatakan bahwa tujuan utama Jerman di wilayah tersebut adalah untuk mendapatkan akses tak terbatas terhadap pasokan minyak di Maykop dan Grozny. Meskipun Hitler setuju dengan penilaian ini, dia menolak usulan pembentukan konfederasi yang dikontrol secara longgar di [[Kaukasus]].<ref name="Rich1">Rich (1974), hal. 389-390.</ref> Sebaliknya dia percaya bahwa kawasan ini, yang memiliki sejarah negara-negara dan masyarakat yang saling bertikai, harus tunduk pada kontrol yang sangat ketat. Meski memutuskan bahwa Kaukasus harus dipisahkan dari Rusia dalam skenario apa pun, ia tidak memutuskan atau mempunyai gagasan pasti apakah Kaukasus harus dianeksasi ke Jerman atau tidak, atau bentuk pemerintahan Jerman pada akhirnya harus diambil. <ref name="Rich1"/> Proposal yang berkaitan dengan otonomi bagi warga negara Kaukasus lebih baik diterima dari tentara daripada dari Rosenberg, yang mana Hitler hanya menuntut agar janji-janji khusus mengenai kemerdekaan nasional dihapuskan dari proklamasi resmi tentara agar tidak dibuat janji-janji yang mengikat.<ref name="Rich1"/> Atas permintaan tentara, Hitler memberi wewenang kepada pasukan Jerman untuk memberikan masing-masing kelompok etnis di Kaukasus tindakan pemerintahan mandiri yang masih belum mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan perintah Führer tanggal 8 September 1942, seperti yang juga diusulkan Rosenberg.<ref name = "kroener">Kroener, Müller & Umbreit (2003) ''Jerman dan Perang Dunia Kedua V/II'', hal. 50</ref> Pasukan diinstruksikan untuk memperlakukan penduduk asli sebagai teman, dan [[kerja paksa|Ost-Arbeiter]] hanya direkrut dari orang Rusia dan Ukraina.<ref name = "kroener"/> |
|||
== Catatan kaki == |
== Catatan kaki == |
Revisi per 22 Maret 2024 16.23
Reichskommissariat Kaukasus | |
---|---|
Status | Reichskommissariat yang direncanakan |
Ibu kota | Tbilisi |
Pemerintahan | Pemerintahan sipil |
Reichskommissar | |
• Reichskommissar | Arno Schickedanz (direncanakan) |
Era Sejarah | Perang Dunia II |
Reichskommissariat Kaukasus (atau Kaukasien; bahasa Rusia: Рейхскомиссариат Кавказ) adalah rezim pendudukan sipil Jerman Nazi yang rencananya akan didirikan di wilayah Kaukasus pada masa Perang Dunia II. Reichskommissariat ini tidak seperti empat Reichskommissariat lain yang direncanakan pendiriannya di wilayah pendudukan Uni Soviet karena di Reichskommissariat ini akan diadakan ujicoba otonomi untuk berbagai "kelompok penduduk asli".[1]
Wilayah yang rencananya akan dikendalikan oleh ''Reichskommissariat Kaukasus adalah seluruh wilayah Transkaukasia dan Ciskaukasia (Kaukasus Utara) serta sebagian wilayah Rusia Selatan hingga mencapai Sungai Volga. Kota-kota besar yang akan menjadi bagian dari Reichskommissariat ini adalah Rostov, Krasnodar dan Maykop di barat, Stavropol, Astrakhan, Elista, dan Makhachkala di timur, serta Grozny, Nalchik, Vladikavkaz, Yerevan dan Baku di selatan. Kota yang akan dijadikan pusat pemerintahan Reichskommissariat Kaukasus adalah kota Tbilisi di Georgia.
Alfred Rosenberg menyatakan bahwa tujuan utama Jerman di wilayah tersebut adalah untuk mendapatkan akses tak terbatas terhadap pasokan minyak di Maykop dan Grozny. Meskipun Hitler setuju dengan penilaian ini, dia menolak usulan pembentukan konfederasi yang dikontrol secara longgar di Kaukasus.[2] Sebaliknya dia percaya bahwa kawasan ini, yang memiliki sejarah negara-negara dan masyarakat yang saling bertikai, harus tunduk pada kontrol yang sangat ketat. Meski memutuskan bahwa Kaukasus harus dipisahkan dari Rusia dalam skenario apa pun, ia tidak memutuskan atau mempunyai gagasan pasti apakah Kaukasus harus dianeksasi ke Jerman atau tidak, atau bentuk pemerintahan Jerman pada akhirnya harus diambil. [2] Proposal yang berkaitan dengan otonomi bagi warga negara Kaukasus lebih baik diterima dari tentara daripada dari Rosenberg, yang mana Hitler hanya menuntut agar janji-janji khusus mengenai kemerdekaan nasional dihapuskan dari proklamasi resmi tentara agar tidak dibuat janji-janji yang mengikat.[2] Atas permintaan tentara, Hitler memberi wewenang kepada pasukan Jerman untuk memberikan masing-masing kelompok etnis di Kaukasus tindakan pemerintahan mandiri yang masih belum mencapai kemerdekaan nasional berdasarkan perintah Führer tanggal 8 September 1942, seperti yang juga diusulkan Rosenberg.[3] Pasukan diinstruksikan untuk memperlakukan penduduk asli sebagai teman, dan Ost-Arbeiter hanya direkrut dari orang Rusia dan Ukraina.[3]
Catatan kaki
- ^ De Cordier (2010), The Fedayeen of the Reich: Muslims, Islam and Collaborationism During World War II Diarsipkan 2012-04-02 di Wayback Machine., hlm. 34 China and Eurasia Forum Quarterly, 2010
- ^ a b c Rich (1974), hal. 389-390.
- ^ a b Kroener, Müller & Umbreit (2003) Jerman dan Perang Dunia Kedua V/II, hal. 50