Lompat ke isi

Tatah Hujung Papilis: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Alamnirvana (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi 'thumb|right|250px| Ujung [[pilis pada atap Sindang Langit rumah Banjar.]] [[Berkas:Ujung_Pilis_Anjung.JPG|thumb|right|25...'
 
Alamnirvana (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Ujung_Pilis_Sindang_Langit.JPG|thumb|right|250px| Ujung [[pilis]] pada atap [[Sindang Langit]] [[rumah Banjar]].]]
[[Berkas:Ujung_Pilis_Sindang_Langit.JPG|thumb|right|250px| Ujung [[pilis]] pada atap [[Sindang Langit]] [[rumah Banjar]].]]
[[Berkas:Ujung_Pilis_Anjung.JPG|thumb|right|250px| Ujung [[pilis]] pada [[anjung]] [[rumah Banjar]].]]
[[Berkas:Ujung_Pilis_Anjung.JPG|thumb|right|250px| Ujung [[pilis]] pada [[anjung]] [[rumah Banjar]].]]
'''Tatah Hujung Pilis''' adalah ornammen ukiran (tatah) pada bagian ujung dari [[pilis]] yang terdapat pada [[rumah Banjar]] biasanya berupa motif flora atau binatang seperti [[naga]] atau burung [[enggang]] yang sudah ''didestilir'' (disamarkan) menjadi bentuk [[flora]], hal tersebut karena kebudayaan Banjar berkembang di bawah pengaruh agama Islam yang melarang bentuk-bentuk binatang atau hewan dalam ornamen.
'''Tatah Hujung Papilis''' adalah [[ornammen]] [[ukiran]] (tatah) pada bagian ujung dari [[papilis]] yang terdapat pada [[rumah Banjar]] biasanya berupa motif flora atau [[binatang]] seperti [[naga]] atau burung [[enggang]] yang sudah ''didestilir'' (disamarkan) menjadi bentuk [[flora]], hal tersebut karena [[kebudayaan Banjar]] berkembang di bawah pengaruh [[agama]] [[Islam]] yang melarang bentuk-bentuk binatang atau [[hewan]] dalam ornamen.


{{Rumah Banjar}}
{{Rumah Banjar}}

Revisi per 29 September 2009 08.23

Ujung pilis pada atap Sindang Langit rumah Banjar.
Ujung pilis pada anjung rumah Banjar.

Tatah Hujung Papilis adalah ornammen ukiran (tatah) pada bagian ujung dari papilis yang terdapat pada rumah Banjar biasanya berupa motif flora atau binatang seperti naga atau burung enggang yang sudah didestilir (disamarkan) menjadi bentuk flora, hal tersebut karena kebudayaan Banjar berkembang di bawah pengaruh agama Islam yang melarang bentuk-bentuk binatang atau hewan dalam ornamen.