Lompat ke isi

Abu Turab: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Membuat halaman berisi '{{Short description|Title attributed to Ali ibn Abi Talib}} {{Syiah}} '''Abū Turāb''' ({{Lang-ar|أبو تراب|lit=Bapak Debu}}), adalah gelar yang diberikan kepada Ali bin Abi Thalib, sahabat nabi Islam Muhammad, khalifah Kekhalifahan Rasyidin keempat, yang dipandang oleh Syiah sebagai Imam pertama mereka. Menurut tradisi Islam Gelar Arab "Abu Turab" diberikan kepada Ali bin Abi Thalib oleh Muhammad, ketika ia me...'
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
Baris 2: Baris 2:
{{Syiah}}
{{Syiah}}


'''Abū Turāb''' ({{Lang-ar|أبو تراب|lit=Bapak Debu}}), adalah gelar yang diberikan kepada [[Ali bin Abi Thalib]], sahabat [[nabi Islam]] [[Muhammad]], [[khalifah]] [[Kekhalifahan Rasyidin]] keempat, yang dipandang oleh [[Syiah]] sebagai Imam pertama mereka. Menurut tradisi Islam [[Kunya (Arab)|Gelar Arab]] "Abu Turab" diberikan kepada Ali bin Abi Thalib oleh [[Muhammad]], ketika ia menemukan Ali tertidur dalam keadaan tertutup debu.<ref>https://sunnah.com/muslim:2409</ref> ''[[Shahih Muslim]]'' Volume 1 mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib tertidur di Masjid, sementara pakaiannya tertutup debu, kemudian Muhammad membangunkannya dengan mengatakan, “Bangunlah Abu Turab.” Gelar "Abu Turab" merujuk kepada momen ini.
'''Abū Turāb''' ({{Lang-ar|أبو تراب|lit=Bapak Debu}}), adalah gelar yang diberikan kepada [[Ali bin Abi Thalib]], sahabat [[nabi Islam]] [[Muhammad]], [[khalifah]] [[Kekhalifahan Rasyidin]] keempat, yang dipandang oleh [[Syiah]] sebagai Imam pertama mereka. Menurut tradisi Islam [[Kunya|Gelar Arab]] "Abu Turab" diberikan kepada Ali bin Abi Thalib oleh [[Muhammad]], ketika ia menemukan Ali tertidur dalam keadaan tertutup debu.<ref>https://sunnah.com/muslim:2409</ref> ''[[Shahih Muslim]]'' Volume 1 mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib tertidur di Masjid, sementara pakaiannya tertutup debu, kemudian Muhammad membangunkannya dengan mengatakan, “Bangunlah Abu Turab.” Gelar "Abu Turab" merujuk kepada momen ini.


Abu Turab berarti "Bapak Tanah/Debu". Al-Qur'an mengatakan, 'Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu tentang azab yang dekat pada hari ketika seseorang mengamati apa yang diulurkan tangannya dan orang kafir berkata, "Oh, andai saja aku menjadi debu!"'.<ref>{{qref|78|40|b=yl}}</ref>
Abu Turab berarti "Bapak Tanah/Debu". Al-Qur'an mengatakan, 'Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu tentang azab yang dekat pada hari ketika seseorang mengamati apa yang diulurkan tangannya dan orang kafir berkata, "Oh, andai saja aku menjadi debu!"'.<ref>{{qref|78|40|b=yl}}</ref>

Revisi terkini sejak 21 Mei 2024 11.15

Abū Turāb (bahasa Arab: أبو تراب, har. 'Bapak Debu'), adalah gelar yang diberikan kepada Ali bin Abi Thalib, sahabat nabi Islam Muhammad, khalifah Kekhalifahan Rasyidin keempat, yang dipandang oleh Syiah sebagai Imam pertama mereka. Menurut tradisi Islam Gelar Arab "Abu Turab" diberikan kepada Ali bin Abi Thalib oleh Muhammad, ketika ia menemukan Ali tertidur dalam keadaan tertutup debu.[1] Shahih Muslim Volume 1 mengatakan bahwa Ali bin Abi Thalib tertidur di Masjid, sementara pakaiannya tertutup debu, kemudian Muhammad membangunkannya dengan mengatakan, “Bangunlah Abu Turab.” Gelar "Abu Turab" merujuk kepada momen ini.

Abu Turab berarti "Bapak Tanah/Debu". Al-Qur'an mengatakan, 'Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu tentang azab yang dekat pada hari ketika seseorang mengamati apa yang diulurkan tangannya dan orang kafir berkata, "Oh, andai saja aku menjadi debu!"'.[2]

Menurut Vaglieri gelar ini mungkin diberikan kepadanya oleh musuh-musuhnya, dan narasi fiktif telah muncul pada abad-abad berikutnya untuk membuat gelar ini tampak terhormat.[3]

Sumber non-Islam paling awal dimana julukan ini untuk Ali bin Abi Thalib muncul di George of Reshʿaina pada tahun 680 M.[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ https://sunnah.com/muslim:2409
  2. ^ Al-Qur'an 78:40
  3. ^ Vaglieri 1960, hlm. 381–386
  4. ^ Robert Hoyland, Seeing Islam as Others Saw it, pg. 141

Sumber buku

[sunting | sunting sumber]