Museum Bharugano Wuna: Perbedaan antara revisi
Wadaihangit (bicara | kontrib) k #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
Wadaihangit (bicara | kontrib) →Bangunan: #1Lib1Ref #1Lib1RefID |
||
Baris 33: | Baris 33: | ||
'''Museum Bharugano Wuna''' adalah sebuah [[museum]] yang terletak di Kelurahan [[Wamponiki, Katobu, Muna|Wamponiki]], [[Katobu, Muna|Kecamatan Katobu]], [[Kabupaten Muna]], Provinsi [[Sulawesi Tenggara]], Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|title=Museum Bharugano Wuna|url=https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-bharugano-wuna/|website=museum.co.id|language=|access-date=2024-05-22}}</ref> Museum ini berada di Istana raja yang memajang koleksi benda pusaka peninggalan [[Kerajaan Muna|kerajaan Wuna]].<ref name=":1">{{Cite web|last=Sunaryo|date=2021-05-29|title=Museum Bharugano Wuna Jadi Tempat Pelestarian Budaya dan Wisata|url=https://telisik.id/news/museum-bharugano-wuna-jadi-tempat-pelestarian-budaya-dan-wisata|website=telisik.id|language=id-ID|access-date=2024-05-22}}</ref> |
'''Museum Bharugano Wuna''' adalah sebuah [[museum]] yang terletak di Kelurahan [[Wamponiki, Katobu, Muna|Wamponiki]], [[Katobu, Muna|Kecamatan Katobu]], [[Kabupaten Muna]], Provinsi [[Sulawesi Tenggara]], Indonesia.<ref name=":0">{{Cite web|title=Museum Bharugano Wuna|url=https://museum.co.id/directory-museum/listing/museum-bharugano-wuna/|website=museum.co.id|language=|access-date=2024-05-22}}</ref> Museum ini berada di Istana raja yang memajang koleksi benda pusaka peninggalan [[Kerajaan Muna|kerajaan Wuna]].<ref name=":1">{{Cite web|last=Sunaryo|date=2021-05-29|title=Museum Bharugano Wuna Jadi Tempat Pelestarian Budaya dan Wisata|url=https://telisik.id/news/museum-bharugano-wuna-jadi-tempat-pelestarian-budaya-dan-wisata|website=telisik.id|language=id-ID|access-date=2024-05-22}}</ref> |
||
== Penamaan == |
|||
Nama museum ini berasal dari [[bahasa Muna]] kuno yaitu Bharugano Muna yang berarti diri kita pribadi sebagai manusia.<ref name=":5">{{Cite web|last=R|first=Rahmat|date=2017-12-28|title=Ini Makna 'Bharugano Wuna' Nama Rumah Adat di Muna - Mediakendari.com|url=https://mediakendari.com/ini-makna-bharugano-wuna-nama-rumah-adat-di-muna/12734/|website=Media Kendari|language=id|access-date=2024-05-27}}</ref> |
|||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Pembangunan Museum Bharugano Wuna dimulai pada tahun 2017 dengan menggunakan [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah]]. Pada 28 Desember 2017, M. Saleh Lasata selaku Pelaksana Tugas [[Daftar Gubernur Sulawesi Tenggara|Gubernur Sulawesi Tenggara]] mengadakan peresmian Museum Bharugano Wuna. Ia melakukannya bersama dengan [[Laode Muhammad Rusman Emba|L. M. Rusman Emba]] selaku [[Daftar Bupati Muna|Bupati Muna]], dan Pengurus Lembaga Adat Muna.<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/26873/1/Katalog%20museum%20NAsional%20Jilid%202.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=342|url-status=live}}</ref> |
Pembangunan Museum Bharugano Wuna dimulai pada tahun 2017 dengan menggunakan [[Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah]]. Pada 28 Desember 2017, M. Saleh Lasata selaku Pelaksana Tugas [[Daftar Gubernur Sulawesi Tenggara|Gubernur Sulawesi Tenggara]] mengadakan peresmian Museum Bharugano Wuna. Ia melakukannya bersama dengan [[Laode Muhammad Rusman Emba|L. M. Rusman Emba]] selaku [[Daftar Bupati Muna|Bupati Muna]], dan Pengurus Lembaga Adat Muna.<ref>{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|date=2018|url=https://repositori.kemdikbud.go.id/26873/1/Katalog%20museum%20NAsional%20Jilid%202.pdf|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=342|url-status=live}}</ref> |
||
Baris 44: | Baris 48: | ||
== Bangunan == |
== Bangunan == |
||
Museum ini terdiri dari tiga rumah adat, yaitu Istana Raja Muna (Kamali), Rumah Bhonto Bhalano (perdana mentri), dan Kapitalao (panglima perang).<ref name=":1" /> Halaman museum Bharugano Wuna difungsikan sebagai Taman Budaya Kamali yang dimanfaatkan untuk aktivitas kesenian seperti [[Tari Linda]], lagu daerah Muna, lomba pidato [[bahasa Muna]] dan seminar budaya.<ref>{{Cite news|last=Ningtyas|first=Laras|date=2022-03-10|title=Peninggalan Sejarah Peradaban Suku Muna|url=https://rri.co.id/kendari/kesra/budaya/1383265/peninggalan-sejarah-peradaban-suku-muna|work=RRI|access-date=2024-05-23}}</ref> |
Museum ini terdiri dari tiga rumah adat, yaitu Istana Raja Muna (Kamali), Rumah Bhonto Bhalano (perdana mentri), dan Kapitalao (panglima perang).<ref name=":1" /> Halaman museum Bharugano Wuna difungsikan sebagai Taman Budaya Kamali yang dimanfaatkan untuk aktivitas kesenian seperti [[Tari Linda]], lagu daerah Muna, lomba pidato [[bahasa Muna]] dan seminar budaya.<ref>{{Cite news|last=Ningtyas|first=Laras|date=2022-03-10|title=Peninggalan Sejarah Peradaban Suku Muna|url=https://rri.co.id/kendari/kesra/budaya/1383265/peninggalan-sejarah-peradaban-suku-muna|work=RRI|access-date=2024-05-23}}</ref> |
||
Bangunan museum terbuat dari kayu jati dengan arsitektur kuno<ref>{{Cite web|title=Pengadilan Negeri Raha Mengunjungi Museum Bharugano Wuna|url=https://mail.pn-raha.go.id/index.php/2016-02-16-00-07-07/berita-terkini/582-pengadilan-negeri-raha-mengunjungi-museum-bharugano-wuna|website=mail.pn-raha.go.id|access-date=2024-05-27}}</ref> dan tiang penyangga terdiri dari 99 tiang.<ref name=":5" /> |
|||
Museum Bharugano Wuna buka mulai hari Senin–Jumat, pukul 08.00-17.00 WITA. Museum Bharugano Wuna juga tidak memungut biaya masuk atau registrasi bagi para pengunjung.<ref name=":2">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|first=Rusmiyati dkk|date=2018|url=|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=427|url-status=live}}</ref> |
Museum Bharugano Wuna buka mulai hari Senin–Jumat, pukul 08.00-17.00 WITA. Museum Bharugano Wuna juga tidak memungut biaya masuk atau registrasi bagi para pengunjung.<ref name=":2">{{Cite book|last=Rusmiyati, dkk.|first=Rusmiyati dkk|date=2018|url=|title=Katalog Museum Indonesia Jilid II|location=Jakarta|publisher=Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman|isbn=978-979-8250-67-5|pages=427|url-status=live}}</ref> |
||
== Koleksi == |
== Koleksi == |
||
Museum ini memiliki 600 koleksi, yaitu berupa layang-layang tradisional ''Kaghati Kalope'' |
Museum ini memiliki 600 koleksi, yaitu berupa layang-layang tradisional ''Kaghati Kalope''<ref name=":3">{{Cite web|title=Kaghati Kolope, Layangan Tertua Dunia di Museum Bharugano Wuna|url=https://www.rctiplus.com/news/detail/gaya-hidup/2214568/kaghati-kolope-layangan-tertua-dunia-di-museum-bharugano-wuna|website=RCTI+|language=id|access-date=2024-05-22}}</ref> yang dibuat dengan menggunakan daun Kalope (umbi hutan) dan [[Nanas|serat nanas]] sebagai talinya. Museum umum ini juga memiliki koleksi historika, seni rupa dan etnografika.<ref name=":2" /> Selain itu juga terdapat [[meriam]], piring kuno, guci foto kerajaan, pakaian pejabat kerajaan, daftar nama raja Muna dan replika tempat tidur raja yang berada di dalam bangunan museum.<ref name=":1" /> |
||
Selain itu, museum ini juga memamerkan alat masak, dokumen kuno, perlengkapan kerajaan, senjata, perhiasan, pakaian adat, alat musik, hasil kerajinan tangan dan sebagainya.<ref name=":3" /> |
Selain itu, museum ini juga memamerkan alat masak, dokumen kuno, perlengkapan kerajaan, senjata, perhiasan, pakaian adat, alat musik, hasil kerajinan tangan dan sebagainya.<ref name=":3" /> |
Revisi per 27 Mei 2024 09.34
Didirikan | 2018 |
---|---|
Lokasi | Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara |
Jenis | Museum |
Situs web | https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/uptd+museum+bharugano+wuna |
Museum Bharugano Wuna adalah sebuah museum yang terletak di Kelurahan Wamponiki, Kecamatan Katobu, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia.[1] Museum ini berada di Istana raja yang memajang koleksi benda pusaka peninggalan kerajaan Wuna.[2]
Penamaan
Nama museum ini berasal dari bahasa Muna kuno yaitu Bharugano Muna yang berarti diri kita pribadi sebagai manusia.[3]
Sejarah
Pembangunan Museum Bharugano Wuna dimulai pada tahun 2017 dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pada 28 Desember 2017, M. Saleh Lasata selaku Pelaksana Tugas Gubernur Sulawesi Tenggara mengadakan peresmian Museum Bharugano Wuna. Ia melakukannya bersama dengan L. M. Rusman Emba selaku Bupati Muna, dan Pengurus Lembaga Adat Muna.[4]
Museum Bharugano Wuna dikelola oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah Kabupaten Muna awalnya bernama Rumah Adat Muna, Pergantian nama menjadi Museum Bharugano Wuna didasarkan kepada Surat Keputusan Bupati Kabupaten Muna No. 27 tahun 2018 yang diterbitkan pada tanggal 14 Mei 2018 oleh Bupati Muna.[5]
Pada 24 Agustus 2018, Bupati Muna melantik Hadi Wahyudi, S.Si, ME sebagai Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muna dengan salah satu tugasnya adalah mengelola Museum Bharugano Wuna.[6]
Pada September 2018, Museum Bharugano Wuna telah resmi terdaftar/teregistrasi di Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. Adapun sumber pendanaan UPTD Museum dan Taman Budaya berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Muna dan sumber pendapatan lain yang sifatnya sah.[6]
Bangunan
Museum ini terdiri dari tiga rumah adat, yaitu Istana Raja Muna (Kamali), Rumah Bhonto Bhalano (perdana mentri), dan Kapitalao (panglima perang).[2] Halaman museum Bharugano Wuna difungsikan sebagai Taman Budaya Kamali yang dimanfaatkan untuk aktivitas kesenian seperti Tari Linda, lagu daerah Muna, lomba pidato bahasa Muna dan seminar budaya.[7]
Bangunan museum terbuat dari kayu jati dengan arsitektur kuno[8] dan tiang penyangga terdiri dari 99 tiang.[3]
Museum Bharugano Wuna buka mulai hari Senin–Jumat, pukul 08.00-17.00 WITA. Museum Bharugano Wuna juga tidak memungut biaya masuk atau registrasi bagi para pengunjung.[9]
Koleksi
Museum ini memiliki 600 koleksi, yaitu berupa layang-layang tradisional Kaghati Kalope[10] yang dibuat dengan menggunakan daun Kalope (umbi hutan) dan serat nanas sebagai talinya. Museum umum ini juga memiliki koleksi historika, seni rupa dan etnografika.[9] Selain itu juga terdapat meriam, piring kuno, guci foto kerajaan, pakaian pejabat kerajaan, daftar nama raja Muna dan replika tempat tidur raja yang berada di dalam bangunan museum.[2]
Selain itu, museum ini juga memamerkan alat masak, dokumen kuno, perlengkapan kerajaan, senjata, perhiasan, pakaian adat, alat musik, hasil kerajinan tangan dan sebagainya.[10]
Akses ke lokasi
Museum Bharugano Wuna dapat dicapai melalui Bandar Udara Sugimanuru dengan jarak tempuh sejauh 24,9 km. Selain itu, Museum Bharugano Wuna dapat dicapai melalui Terminal Laino (5,4 km) dan dari Pelabuhan Nusantara Raha (3,3 km).[1]
Pengunjung museum ini tidak dipungut bayaran dan jumlah pengunjung mencapai 400 orang per bulannya, baik dari kunjungan wisatawan lokal maupun mancanegara.Terdapat pemandu untuk pengunjung yang membantu menjelaskan seluk-beluk sejarah yang ada dibalik benda-benda yang dipamerkan.[11]
Referensi
- ^ a b "Museum Bharugano Wuna". museum.co.id. Diakses tanggal 2024-05-22.
- ^ a b c Sunaryo (2021-05-29). "Museum Bharugano Wuna Jadi Tempat Pelestarian Budaya dan Wisata". telisik.id. Diakses tanggal 2024-05-22.
- ^ a b R, Rahmat (2017-12-28). "Ini Makna 'Bharugano Wuna' Nama Rumah Adat di Muna - Mediakendari.com". Media Kendari. Diakses tanggal 2024-05-27.
- ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II (PDF). Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 342. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ "Berwisata ke Museum Bharugano Wuna". DISPAR SULTRA (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-12-01.
- ^ a b Naba, Dedi (2020-05-18). "Mengenal Lebih Dekat Museum Bharugano Wuna". Gapura News. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ Ningtyas, Laras (2022-03-10). "Peninggalan Sejarah Peradaban Suku Muna". RRI. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ "Pengadilan Negeri Raha Mengunjungi Museum Bharugano Wuna". mail.pn-raha.go.id. Diakses tanggal 2024-05-27.
- ^ a b Rusmiyati, dkk., Rusmiyati dkk (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid II. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 427. ISBN 978-979-8250-67-5.
- ^ a b "Kaghati Kolope, Layangan Tertua Dunia di Museum Bharugano Wuna". RCTI+. Diakses tanggal 2024-05-22.
- ^ Muhram, La Ode (2020-03-29). "Berwisata ke Museum Bharugano Wuna – Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara". Prov Sultra. Diakses tanggal 2024-05-27.