Kabupaten Kediri: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 104: | Baris 104: | ||
=== Masa modern === |
=== Masa modern === |
||
Kabupaten Kediri resmi berdiri dalam bingkai pemerintahan Indonesia dengan dasar hukum UU No. 12 tahun 1950 bersama dengan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.<ref>UU No. 12 tahun 1950</ref> Perlu dicatat bahwa [[Kota Kediri]] bukan merupakan pemekaran Kabupaten Kediri dan berdiri di tahun yang sama namun dengan dasar hukum yang berbeda yaitu UU No. 16 tahun 1950. Hal ini dikarenakan Kota Kediri sudah berstatus ''[[gemeente]]'' (kota) berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1928.<ref>UU No. 16 Tahun 1950</ref> |
Kabupaten Kediri resmi berdiri dalam bingkai pemerintahan Indonesia dengan dasar hukum UU No. 12 tahun 1950 bersama dengan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.<ref>UU No. 12 tahun 1950</ref> Perlu dicatat bahwa [[Kota Kediri]] bukan merupakan pemekaran Kabupaten Kediri (pada era setelah Kemerdekaan) melainkan pemrekaran dari Kabupaten Kediri pada era Hindia Belanda, dan berdiri di tahun yang sama namun dengan dasar hukum yang berbeda yaitu UU No. 16 tahun 1950. Hal ini dikarenakan Kota Kediri sudah berstatus ''[[gemeente]]'' (kota) berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1928.<ref>UU No. 16 Tahun 1950</ref> |
||
Untuk meningkatkan pelayanan publik, Kabupaten Kediri mengalami banyak pemekaran kecamatan. Tahun 1982, dibentuk Kecamatan Tarokan dan Kecamatan Kunjang.<ref>PP No. 28 Tahun 1982</ref> Tahun 1999, dibentuk Kecamatan Banyakan yang dimekarkan dari Kecamatan Grogol dan juga Kecamatan Ringinrejo yang wilayahnya berasal dari Kecamatan Kandat dan Kras.<ref>PP No. 49 Tahun 1999</ref> Terakhir, di tahun 2005 dibentuk tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan Badas yang dimekarkan dari Pare, Kecamatan Kayen Kidul yang dimekarkan dari Pagu, dan Kecamatan Ngasem yang dimekarkan dari Gampengrejo.<ref>Perbup Kediri No. 9 Tahun 2005</ref> |
Untuk meningkatkan pelayanan publik, Kabupaten Kediri mengalami banyak pemekaran kecamatan. Tahun 1982, dibentuk Kecamatan Tarokan dan Kecamatan Kunjang.<ref>PP No. 28 Tahun 1982</ref> Tahun 1999, dibentuk Kecamatan Banyakan yang dimekarkan dari Kecamatan Grogol dan juga Kecamatan Ringinrejo yang wilayahnya berasal dari Kecamatan Kandat dan Kras.<ref>PP No. 49 Tahun 1999</ref> Terakhir, di tahun 2005 dibentuk tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan Badas yang dimekarkan dari Pare, Kecamatan Kayen Kidul yang dimekarkan dari Pagu, dan Kecamatan Ngasem yang dimekarkan dari Gampengrejo.<ref>Perbup Kediri No. 9 Tahun 2005</ref> |
Revisi per 23 Juli 2024 21.28
Kabupaten Kediri | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Jawa | Kadhiri (Gêdrig) كاڎيري (Pégon) ꦏꦝꦶꦫꦶ (Hånåcåråkå) |
Julukan:
| |
Motto: Canda bhirawa (Jawa Kuno) Diikat dengan rasa persatuan yang suci dan tulus ikhlas | |
Koordinat: 7°50′00″S 112°10′00″E / 7.83333°S 112.16667°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Timur |
Tanggal berdiri | 8 Agustus 1950 |
Dasar hukum | UU No. 12/1950 |
Hari jadi | 25 Maret 804 |
Ibu kota | Pamenang |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Hanindhito Himawan Pramana |
• Wakil Bupati | Dewi Mariya Ulfa |
• Sekretaris Daerah | Dede Sujana |
• Ketua DPRD | Dody Purwanto |
Luas | |
• Total | 1.523,92 km2 (588,39 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.673.158 |
• Kepadatan | 1.097/km2 (2,840/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi), Jawa (dominan) - Jawa Mataraman, Lainnya |
• IPM | 73,46 (0.734) Tinggi (2022)[3] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 354 |
Pelat kendaraan | AG xxxx A*/B* /C* (barat sungai) D*/E*/F*/G*/H*/J* (timur sungai) |
Kode Kemendagri | 35.06 |
Kode SNI 7657:2023 | KDR |
DAU | Rp 1.295.824.270.000,- (2020)[4] |
Semboyan daerah | Kediri Bersinar Terang "Bersih, Nyaman, Asri, Tertib, dan Anggun" |
Flora resmi | Kemiri |
Fauna resmi | Alap-alap |
Situs web | www |
Kabupaten Kediri (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦏꦝꦶꦫꦶ, Pegon: كاڎيري, translit. Kadhiri; pengucapan bahasa Jawa: [kaˈɖiri]) adalah sebuah kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sebelumnya, ibu kota kabupaten ini berada di Kota Kediri, meskipun pemindahan ibu kota kabupaten ke Kecamatan Pare yang telah lama direncanakan dan hingga saat ini telah dibatalkan.[5] Sejak tanggal 23 Februari 2023, ibu kota Kabupaten Kediri secara sah berada di Kecamatan Ngasem dan dinamakan Pamenang[butuh rujukan].
Geografi
Batas Wilayah
Kabupaten Kediri berbatasan dengan Kabupaten Jombang di Utara, Kabupaten Malang dan Kabupaten Blitar di Timur, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Tulungagung di Selatan, serta Kabupaten Nganjuk di Barat dan Utara. Kota Kediri menjadi enklave dari Kabupaten Kediri. Kabupaten Kediri memiliki luas wilayah 1.523,97 km²[6] yang terbagi menjadi 26 kecamatan. Pada tahun 2021, penduduk kabupaten ini berjumlah 1.673.157 jiwa dengan kepadatan 1.097 jiwa/km2.[1]
Topografi
Secara topografi, Bagian barat Kabupaten Kediri yang meliputi kecamatan Mojo, Semen, Banyakan dan Grogol merupakan daerah pegunungan yang merupakan rangkaian dari pegunungan Wilis. Di bagian utara dan selatan Kabupaten Kediri merupakan dataran rendah yang cukup subur karena terdapat Kali Brantas, yang membagi wilayah Kabupaten Kediri antara bagian barat dan timur sungai, sekaligus sebagai batas antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Nganjuk di bagian utara.[7]
Bagian ujung timur dan tenggara merupakan rangkaian dari Gunung Kelud yang berbatasan dengan Kabupaten Blitar. Di sebelah timur laut Kabupaten Kediri, tepatnya di kecamatan Kandangan, terdapat rangkaian Pegunungan Anjasmoro - Argowayang yang menjadi batas antara Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Malang dan Kabupaten Jombang.[7]
Etimologi
Dalam situs resmi pemerintahan kabupaten Kediri menyebut bahwa asal nama Kediri disinyalir memiliki beragam pendapat. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kata Kediri berasal dari kata "kedi" yang artinya "mandul" atau "wanita yang tidak berdatang bulan". Kemudian, dalam kamus Jawa Kuno Wojo Wasito, kata "kedi" berarti seorang dukun atau bidan. Sementara dalam lakon Wayang, Sang Arjuno pernah menyamar Guru Tari di Negara Wirata, bernama "Kedi Wrakantolo". Jika kediri dihubungkan dengan nama tokoh Dewi Kilisuci yang bertapa di Gua Selomangleng, "kedi" berarti suci atau wadad.[8]
Asal kata penghubung selanjutnya dari Kediri ialah "diri" yang artinya adeg, angdhiri, menghadiri atau menjadi Raja dalam bahasa Jawa Jumenengan. Dalam prasasti Wanua Tengah III tahun 830 saka, terdapat tulisan yang berbunyi "Ing Saka 706 cetra nasa danami sakla pa ka sa wara, angdhiri rake panaraban", artinya ialah pada tahun saka 706 atau 784 Masehi, bertahta Raja Pake Panaraban.
Asal usul kata yang dipandang lebih tepat adalah diturunkan dan berasal dari kata "kadiri" dalam Bahasa Jawa kuno yang berarti bisa berdiri sendiri, mandiri, berdiri tegak, berkepribadian, atau berswasembada.[9] Penyebutan nama Kediri banyak terdapat pada kesusatraan Kuno yang berbahasa Jawa Kuno seperti pada Kakawin Smaradahana, Pararaton, Nagarakertagama dan Serat Calon Arang, pada prasasti Ceker yang berangka tahun 1107 Saka (1185 M) terletak di desa Ceker, sekarang bernama desa Sukoanyar di kecamatan Mojo, menyebutkan frasa kalimat:
"... śrī mahārāja mantuk śīma nira ring bhūmi kaḍiri ..."
(Brandes 1913:171)
Terjemahan inskripsi: (Sri Maharaja telah kembali kesimanya, atau harapannya di Bhumi Kadiri)
Dalam prasasti Kamulan yang berangka tahun 1116 Saka (1194 M) menyebutkan:
"... tatkāla ni n kentar sangke kaḍatwan ring katang-katang deni nkin malṛ yatik kaprabhun śrī mahārāja siniwi riŋ bhūmi kaḍiri ..."
(Brandes 1913:173)
Terjemahan inskripsi: (ketika meninggalkan istananya yang berada di Katang-katang sehingga tetap dapat menjalankan pemerintahan sebagai Sri Maharaja yang bertahta di Bhumi Kadiri)
Pada isi kalimat dalam prasasti Mula Malurung diterbitkan oleh Kertanegara tahun (1255 M) sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.
"... 4) patih ira narapati kṛtānagara. saŋ inanugrahan anusuka sīma swatantra. ṅkāneŋ bhūmi jaṅgala. makanāmaŋ harija
5) ya. saṅ apañji siṅanambat. apatih i wurawan. amaṅku kaprabhū ni raji jayakatyöŋ (73). saŋ wineh anusuka dharmma sīma swatantra. ṅkaneŋ bhūmi kaḍiri (74). ataganikaŋ wahuta rāma triṇitaṇḍa. maka saŋ jñākṛṣṇāsana (75). tlas karuhun saŋ
prāṇarāja ..."
Toponimi penyebutan wilayah Kadiri untuk pertama kali ditemukan di dalam prasasti Harinjing B tahun 843 Saka (19 September 921 Masehi) yang dikeluarkan oleh raja Rakai Layang Dyah Tulodong dari kerajaan Medang atau Mataram Kuno.
"... i śrī mahārāja mijil angkȇn cetra ka tlu i sang pamgat asing juru i kaḍiri ikang ri wilang ..."
Terjemahan inskripsi: (kepada sri maharaja dikeluarkan setiap Bulan Caitra tanggal 3, kepada Sang Pemutus Perkara bernama asing petugas di Kadiri, yang dari Wilang).[8]
Sejarah
Pada mulanya, daripada nama Kadiri nama Panjalu lebih dikenal. Hal ini dapat dijumpai dalam berbagai prasasti yang diterbitkan oleh raja-raja Panjalu, bahkan nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung di dalam kronik Tiongkok dari Dinasti Song yang berjudul Ling-wai-tai-ta (Pinyin: Lĭngwài Dàidā) yang ditulis pada abad ke-12 M, oleh Chou Ch'u-fei.[10] Kerajaan Panjalu kemudian lambat laun berkembang dan dikenal juga dengan Kerajaan Kediri yang besar dan sejarahnya terkenal hingga sekarang. Selanjutnya, dalam surat Keputusan Bupati Kepada Derah Tingkat II Kediri tanggal 22 Januari 1985 nomor 82 tahun 1985 tentang hari jadi Kediri, yang pasal 1 berbunyi " Tanggal 25 Maret 804 Masehi ditetapkan menjadi Hari Jadi Kediri. Sehingga nama Kediri dipakai hingga sekarang.[8]
Akan tetapi, Drs. M.M. Soekarton Kartoadmodjo, seorang ahli lembaga Javanologi berpendapat bahwa nama Kediri tidak memiliki hubungan dengan "kedi", melainkan hanya "diri". Ia mengatakan bahwa "diri" artinya adeg yang berarti berdiri, yang kemudian mendapat penambahan awal kata "ka" yang dalam bahasa Jawa Kuno artinya menjadi raja. Soekarton juga berpendapat bahwa Kediri berarti mandiri, berdiri tegak, berkepribadian atau berswasembada.[8]
Kediri diperkirakan lahir pada Maret 804 Masehi. Sekitar tahun itulah, Kediri mulai disebut-sebut sebagai nama tempat maupun negara. Belum ada sumber resmi seperti prasasti maupun dokumen tertulis lainnya yang dapat menyebutkan, kapan sebenarnya Kediri ini benar-benar menjadi pusat dari sebuah Pemerintahan maupun sebagai mana tempat.[8][11]
Masa modern
Kabupaten Kediri resmi berdiri dalam bingkai pemerintahan Indonesia dengan dasar hukum UU No. 12 tahun 1950 bersama dengan kabupaten-kabupaten lain di Jawa Timur.[12] Perlu dicatat bahwa Kota Kediri bukan merupakan pemekaran Kabupaten Kediri (pada era setelah Kemerdekaan) melainkan pemrekaran dari Kabupaten Kediri pada era Hindia Belanda, dan berdiri di tahun yang sama namun dengan dasar hukum yang berbeda yaitu UU No. 16 tahun 1950. Hal ini dikarenakan Kota Kediri sudah berstatus gemeente (kota) berdasarkan surat keputusan Gubernur Jenderal Hindia Belanda tahun 1928.[13]
Untuk meningkatkan pelayanan publik, Kabupaten Kediri mengalami banyak pemekaran kecamatan. Tahun 1982, dibentuk Kecamatan Tarokan dan Kecamatan Kunjang.[14] Tahun 1999, dibentuk Kecamatan Banyakan yang dimekarkan dari Kecamatan Grogol dan juga Kecamatan Ringinrejo yang wilayahnya berasal dari Kecamatan Kandat dan Kras.[15] Terakhir, di tahun 2005 dibentuk tiga kecamatan baru yaitu Kecamatan Badas yang dimekarkan dari Pare, Kecamatan Kayen Kidul yang dimekarkan dari Pagu, dan Kecamatan Ngasem yang dimekarkan dari Gampengrejo.[16]
Sejak Februari 2023, ibukota Kediri yang berada di Kecamatan Ngasem resmi diberi nama Pamenang setelah melalui kajian panjang serta diskusi dengan budayawan, sejarawan, dan akademisi. Alternatif nama lain yang pernah diutarakan antara lain Daha, Panjalu, dan Jenggala.[17]
Pemerintahan
Bupati
Bupati yang menjabat di Kabupaten Kediri saat ini ialah Hanindhito Himawan Pramana, didampingi wakil bupati, Dewi Mariya Ulfa. Mereka adalah pemenang pada Pemilihan umum Bupati Kediri 2020, tanpa memiliki lawan pasangan kandidat lain. Mereka dilantik oleh gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, pada 26 Februari 2021, secara virtual karena adanya pandemi Covid 19.[18] Hanindhito merupakan anak dari Pramono Anung, Sekretaris Kabinet Indonesia pemerintahan presiden Joko Widodo.[19]
No | Bupati | Mulai Jabatan | Akhir Jabatan | Prd. | Wakil Bupati | ||
---|---|---|---|---|---|---|---|
25 | Hanindhito Himawan Pramana | 26 Februari 2021 | Petahana | 28 | Dewi Mariya Ulfa |
Perwakilan
Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Kediri dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[20] | 2014–2019[21] | 2019–2024[22] | 2024–2029[23] | ||
PKB | 7 | 9 | 9 | 9 | |
Gerindra | (baru) 3 | 6 | 5 | 6 | |
PDI-P | 14 | 12 | 15 | 13 | |
Golkar | 7 | 5 | 6 | 6 | |
NasDem | (baru) 5 | 4 | 4 | ||
PKS | 1 | 1 | 1 | 3 | |
Hanura | (baru) 2 | 0 | 0 | 0 | |
PAN | 4 | 6 | 5 | 5 | |
PBB | 0 | 1 | 0 | 0 | |
Demokrat | 8 | 4 | 3 | 4 | |
PPP | 3 | 1 | 2 | 0 | |
PKNU | (baru) 1 | ||||
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 10 | 10 | 9 | 8 |
Kecamatan
Kabupaten Kediri terdiri dari 26 kecamatan, 1 kelurahan, dan 343 desa (dari total 666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur). Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 1.571.555 jiwa dengan luas wilayah 1.386,05 km² dan sebaran penduduk 1.133 jiwa/km².[24][25]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Kediri, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|
35.06.26 | Badas | 8 | Desa | ||
35.06.22 | Banyakan | 9 | Desa | ||
35.06.12 | Gampengrejo | 11 | Desa | ||
35.06.13 | Grogol | 9 | Desa | ||
35.06.10 | Gurah | 21 | Desa | ||
35.06.19 | Kandangan | 12 | Desa | ||
35.06.05 | Kandat | 12 | Desa | ||
35.06.24 | Kayen Kidul | 12 | Desa | ||
35.06.18 | Kepung | 10 | Desa | ||
35.06.03 | Kras | 16 | Desa | ||
35.06.21 | Kunjang | 12 | Desa | ||
35.06.02 | Mojo | 20 | Desa | ||
35.06.04 | Ngadiluwih | 16 | Desa | ||
35.06.07 | Ngancar | 10 | Desa | ||
35.06.25 | Ngasem | 12 | Desa | ||
35.06.11 | Pagu | 13 | Desa | ||
35.06.14 | Papar | 17 | Desa | ||
35.06.17 | Pare | 1 | 8 | Desa | |
Kelurahan | |||||
35.06.16 | Plemahan | 17 | Desa | ||
35.06.09 | Plosoklaten | 15 | Desa | ||
35.06.08 | Puncu | 8 | Desa | ||
35.06.15 | Purwoasri | 23 | Desa | ||
35.06.23 | Ringinrejo | 11 | Desa | ||
35.06.01 | Semen | 12 | Desa | ||
35.06.20 | Tarokan | 10 | Desa | ||
35.06.06 | Wates | 18 | Desa | ||
TOTAL | 1 | 343 |
Demografi
Agama
Berdasarkan data Sensus Penduduk Badan Pusat Statistik tahun 2010, persentase agama penduduk Kabupaten Kediri adalah Islam 96,29%, kemudian Kristen Protestan 2,14%, Katolik 0,42%, Hindu 0,39%, kemudian Budha 0,02% dan Konghucu 0,01%.[2]
Pendidikan
Pendidikan tinggi
Terdapat berbagai lembaga pendidikan tinggi di Kabupaten Kediri, antara lain:[26]
Swasta
- Universitas Pawyatan Daha (UPD) - Ngasem
- Universitas Kahuripan Kediri (UKK) - Pare
- Institut Agama Islam Hasanuddin Pare (IAIH) - Pare
- Institut Agama Islam Faqih Asy'ari (IAIFA) - Kepung
- Institut Agama Islam Badrus Sholeh (IAIBA) - Purwoasri
- Sekolah Tinggi Agama Islam Hidayatut Thullab Kediri (STAIHIT) - Semen
- STIKES dan AKZI Karya Husada Kediri - Pare
- STIKES Bhakti Mulia - Pare
- STIKES Ganesha Husada Kediri - Ngasem
- STIKES Pamenang - Pare
Lembaga pelatihan
- Balai Latihan Kerja (BLK) Kediri - Lembaga yang dikelola Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur di Kecamatan Pare
Ekonomi
Perekonomian di kabupaten kediri ditopang oleh berbagai bidang, termasuk pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Dalam bidang pertanian, penduduk kabupaten Kediri banyak mengolah tanaman pangan, seperti padi, jagung, umbi-umbian, kacang tanah, kacang kedelai, sayuran, dan buah-buahan. Komoditi padi banyak terdapat di kecamatan Pare, Puwasari, Kepung, Plosoklaten, dan Kandangan. Sementara komoditi jagung banyak terdapat di kecamatan Pare dan Pagu. Buah-buahan banyak terdapat di kecamatan Grogol, Kandat, Puncu, Mojo, Banyakan, Kepung, dan Kunjang.[27]
Stasiun
Kabupaten Kediri memiliki 6 stasiun, 4 diantaranya masih beroperasi, diantaranya:
- Stasiun Purwoasri
- Stasiun Papar
- Stasiun Minggiran (Sudah Berhenti Beroperasi)
- Stasiun Susuhan (Sudah Berhenti Beroperasi)
- Stasiun Ngadiluwih
- Stasiun Kras
Catatan kaki
Referensi
- ^ a b c "Kabupaten Kediri Dalam Angka 2022" (pdf). www.kedirikab.bps.go.id. hlm. 13, 101, 109. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-25. Diakses tanggal 11 Maret 2022.
- ^ a b "Penduduk Menurut Wilayah dan Agama yang Dianut di Kabupaten Kediri". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 13 April 2021.
- ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2022". www.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-01. Diakses tanggal 22 Desember 2022.
- ^ "Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2020" (PDF). www.djpk.kemenkeu.go.id. (2020). Diakses tanggal 13 April 2021.
- ^ Rencana pemindahan ibu kota kabupaten ini secara bertahap ke Kecamatan Pare mendapat protes dari warga di sebagian wilayah Kabupaten Kediri, terutama dari daerah Selatan (seperti Kecamatan Kras, Ngadiluwih, Kandat dan Ringinrejo) dan di daerah Barat sungai Brantas (seperti Tarokan, Grogrol, Banyakan, Semen dan Mojo). Sejak masa pemerintahan Bupati H. Sutrisno, diambil kebijakan untuk menempatkan ibu kota di wilayah kecamatan Ngasem, tepatnya di Desa Sukorejo (biasa disebut Katang) dan akan juga dibangun pusat bisnis di wilayah Kota Baru Gumul
- ^ Buku Potensi Pariwisata dan Produk Unggulan Jawa Timur.2009
- ^ a b "Geografis". kedirikab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 31 Juli 2023.
- ^ a b c d e "Sejarah". kedirikab.go.id. Pemerintahan Kabupaten Kediri. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 31 Juli 2023.
- ^ https://www.britannica.com/place/Kediri-regency-Indonesia
- ^ https://storymaps.arcgis.com/stories/39bce63e4e0642d3abce6c24db470760
- ^ "Hasil Penelitian Situs Tondowongso". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-23. Diakses tanggal 2012-06-30.
- ^ UU No. 12 tahun 1950
- ^ UU No. 16 Tahun 1950
- ^ PP No. 28 Tahun 1982
- ^ PP No. 49 Tahun 1999
- ^ Perbup Kediri No. 9 Tahun 2005
- ^ M Sholahudin (2023-02-24). "Ini Alasan Pamenang Jadi Nama Ibu Kota Kabupaten Kediri". JAWA POS.
- ^ "Pelantikan Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Kediri Masa Jabatan 2021-2024". madu.tv. 27 Februari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-08-01. Diakses tanggal 31 Juli 2023.
- ^ Asta Pramesti, Fitri (2 Mei 2021). "Profil Hanindhito Pramono Bupati Kediri, Putra Pramono Anung". www.suara.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 31 Juli 2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kediri 2009-2014
- ^ Supriyatno, Helmi (2014-08-24). "50 Anggota DPRD Kota Kediri Dilantik". Harian Bhirawa Online. Diakses tanggal 2023-08-16.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Kediri 2019-2024
- ^ "KPU Tetapkan Calon DPRD Kabupaten Kediri Terpilih 2024, PDIP Kehilangan Dua Kursi Legislatif". radarkediri.jawapos.com. 2024-05-10. Diakses tanggal 2024-07-11.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Pangkalan Data Pendidikan Tinggi". Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
- ^ "Komoditi Unggulan di Kabupaten Kediri". bisnisukm.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-07-31. Diakses tanggal 31 Juli 2023.
Lihat pula
Pranala luar
- (Indonesia) Situs web resmi