Abdul Jalil Syah dari Siak: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 12: | Baris 12: | ||
|native_lang1_name1= |
|native_lang1_name1= |
||
|predecessor = |
|predecessor = |
||
|successor = [[ |
|successor = [[Tengku Buwang Asmara]] |
||
|suc-type = |
|suc-type = |
||
|spouse 1 = Tengku Kamariah Sultan Abdul Jalil Riayat Shah IV |
|spouse 1 = Tengku Kamariah Sultan Abdul Jalil Riayat Shah IV |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
|spouse 9 = |
|spouse 9 = |
||
|spouse 10 = |
|spouse 10 = |
||
|issue = |
| issue = {{plainlist| |
||
* [[Sultan Alamuddin Syah dari Siak|Sultan Alamuddin Syah]] |
|||
⚫ | |||
* [[Tengku Buwang Asmara]] |
|||
⚫ | |||
|dynasty =[[Mauli]] |
|dynasty =[[Mauli]] |
||
|royal anthem = |
|royal anthem = |
||
|father = |
|father = Sultan Mahmud Syah II Johor |
||
|mother = |
|mother = |
||
|date of birth = |
|date of birth = |
||
Baris 60: | Baris 62: | ||
| title = [[Sultan Siak Sri Inderapura]] |
| title = [[Sultan Siak Sri Inderapura]] |
||
| years = 1725 - 1746 |
| years = 1725 - 1746 |
||
| after = [[ |
| after = [[Tengku Buwang Asmara]] |
||
}} |
}} |
||
{{S-end}} |
{{S-end}} |
Revisi per 14 Agustus 2024 18.33
Raja Kecik | |
---|---|
Sultan Siak Seri Inderapura | |
Sultan Siak Sri Indrapura ke-1 | |
Berkuasa | 1723 – 1746 |
Penerus | Tengku Buwang Asmara |
Pemakaman | Buantan, Siak |
Istri |
|
Keturunan | |
Dinasti | Mauli |
Ayah | Sultan Mahmud Syah II Johor |
Sultan Abdul Jalil Syah atau Sultan Abdul Jalil Rahmad Syah I, dikenal juga dengan panggilan Raja Kecik dari Pagaruyung, adalah pendiri Kesultanan Siak Sri Inderapura. Asal usulnya diperdebatkan. Menurut legenda, ia adalah putra Sultan Mahmud Shah II dari Johor. Ia menjadi saudara sepersusuan dari Yang Dipertuan Pagaruyung Raja Alam Indermasyah.[1]
Pada tahun 1716, Sultan Abdul Jalil diutus oleh Sultan Indermasyah untuk mewakili dirinya dalam menyelesaikan kesepakatan dagang dengan pihak VOC. Pada awalnya pihak Belanda menolaknya, tetapi kemudian kembali datang surat dari Yang Dipertuan Pagaruyung, yang menegaskan status daripada Sultan Abdul Jalil tersebut.[2]
Biografi
Dalam Syair Perang Siak, Raja Kecil putra Pagaruyung, didaulat menjadi penguasa Siak atas mufakat masyarakat di Bengkalis, sekaligus melepaskan Siak dari pengaruh Johor. Berdasarkan Hikayat Siak, Raja Kecil dari Pagaruyung merupakan putra dari Sultan Mahmud, Sultan Johor yang terbunuh. Dari suratnya kepada VOC, Raja Kecil memberitahukan bahwa ia akan menuntut balas atas peristiwa terbunuhnya Sultan Mahmud. Pada tahun 1717 Raja Kecil berhasil menguasai Kesultanan Johor sekaligus mengukuhkan dirinya sebagai Sultan Johor, dengan gelar Yang Dipertuan Besar Johor, tetapi pada tahun 1722 karena pengkianatan beberapa bangsawan Johor, ia tersingkir dan kemudian pindah ke Siak dan menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat pemerintahannya tahun 1723.
Sebelumnya dari catatan Belanda, juga mencatat pada tahun 1674, ada datang utusan dari Johor untuk memberi bantuan bagi raja Minangkabau berperang melawan raja Jambi. Kemudian berdasarkan surat dari Raja Jambi, Sultan Ingalaga kepada VOC pada tahun 1694, menyebutkan bahwa Sultan Abdul Jalil dari Pagaruyung, hadir menjadi saksi perdamaian dari perselisihan mereka.[3]
Pada tahun 1724-1726 Sultan Abdul Jalil melakukan perluasan wilayah, dimulai dengan memasukan Rokan ke dalam wilayah Kesultanan Siak, membangun pertahanan armada laut di Bintan bahkan pada tahun 1740-1745 menaklukan beberapa kawasan di Kedah. Sultan Abdul Jalil Syah mangkat pada tahun 1746 dan dimakamkan di Buantan kemudian digelari dengan Marhum Buantan. Kemudian kedudukannya digantikan oleh putranya, yang bernama Sultan Mahmud.
Rujukan
- ^ Andaya, L. (2008). Leaves of the Same Tree: Trade and Ethnicity in the Straits of Melaka (1st ed., p. 102). Hawaii: University of Hawaii Press. Retrieved from https://books.google.com.my/books?id=w7AqZR1ZUZgC&pg=PA104&dq=sultan+of+Pagaruyung&hl=en&sa=X&ved=0CBwQ6AEwAGoVChMIyLeelM
- ^ Coolhaas, W.P. (1964). "Generale Missiven der V.O.C.". Journal of Southeast Asian History. 2 (7). doi:10.1017/S0217781100003318.
- ^ Andaya, L.Y., (1971), The Kingdom of Johor, 1641-1728: a study of economic and political developments in the Straits of Malacca, s.n.
Bibliografi
- Donald James Goudie, Phillip Lee Thomas, Tenas Effendy, (1989), Syair Perang Siak: a court poem presenting the state policy of a Minangkabau Malay royal family in exile, MBRAS.
- Christine E. Dobbin, (1983), Islamic revivalism in a changing peasant economy: central Sumatra, 1784-1847, Curzon Press, ISBN 0-7007-0155-9.
- Journal of Southeast Asian studies, Volume 17, McGraw-Hill Far Eastern Publishers, 1986.
Didahului oleh: - |
Sultan Siak Sri Inderapura 1725 - 1746 |
Diteruskan oleh: Tengku Buwang Asmara |