Lompat ke isi

Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Luckas-bot (bicara | kontrib)
k bot Menambah: nl:Muntilan
Baris 48: Baris 48:
[[en:Muntilan]]
[[en:Muntilan]]
[[jv:Munthilan, Magelang]]
[[jv:Munthilan, Magelang]]
[[nl:Muntilan]]
[[su:Muntilan, Magelang]]
[[su:Muntilan, Magelang]]

Revisi per 9 Januari 2010 10.20

Muntilan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenMagelang
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri33.08.08 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3308070 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Desa/kelurahan-
Kantor kecamatan Muntilan

Muntilan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Muntilan berada di jalur kereta api tua menuju Magelang yang sekarang sudah tidak berfungsi. Kota kecamatan ini berada pada jalur perjalanan wisata menuju Candi Borobudur dari Yogyakarta. Semula merupakan tempat kedudukan wedana, Muntilan merupakan kota perdagangan utama di lereng barat Gunung Merapi.

Muntilan memiliki sejumlah pesantren yang memiliki keterkaitan dengan keraton di Surakarta maupun Yogyakarta. Salah satu yang paling terkemuka adalah pondok pesantren Watu Congol.

Para Yesuit telah lama hadir di Muntilan. Terdapat sebuah seminari dan nekropolis yang banyak berisi peninggalan para anggota lamanya. Kardinal Julius Darmaatmadja, kardinal Gereja Katolik Roma dan Uskup Agung Jakarta saat ini, lahir di Muntilan. Selain itu di kota ini terdapat lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik sejak zaman Belanda.Yang paling menonjol adalah Sekolah Guru (Kweekschool). Di samping itu juga ada beberapa sekolah dasar bagi anak-anak pribumi. Selain beberapa tokoh rohaniawan Katolik, lembaga pendidikan itu juga meluluskan sejumlah tokoh nasional seperti Frans Seda (mantan Menteri Keuangan), Simbolon (Kolonel), dan Sartono Kartodirdjo (sejarawan).

Ketika Perang Dunia II, Muntilan menjadi letak sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik disana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga Belanda.

Desa/kelurahan