La lenga: Perbedaan antara revisi
M. Adiputra (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
| Warga = ''dantya'' |
| Warga = ''dantya'' |
||
| Fonem = [ɭ] |
| Fonem = [ɭ] |
||
| Gantungan = — (memakai gantungan [[La (aksara Bali)|La]] yang dibubuhi oleh tanda [[pepet (Hanacaraka)|pepet]]) |
| Gantungan = — |
||
| Catatan_gantungan = (memakai gantungan [[La (aksara Bali)|La]] yang dibubuhi oleh tanda [[pepet (Hanacaraka)|pepet]]) |
|||
}} |
}} |
||
'''La lenga''' (lafal: /ləleŋə/) adalah salah satu [[aksara Bali#aksara swara (vokal)|aksara swara]] (huruf [[vokal]]) dalam sistem penulisan [[aksara Bali]]. Huruf ini sering dianggap sebagai pengganti aksara [[La (aksara Bali)|La]] yang dilekati [[pepet (aksara Bali)|pepet]]. |
'''La lenga''' (lafal: /ləleŋə/) adalah salah satu [[aksara Bali#aksara swara (vokal)|aksara swara]] (huruf [[vokal]]) dalam sistem penulisan [[aksara Bali]]. Huruf ini sering dianggap sebagai pengganti aksara [[La (aksara Bali)|La]] yang dilekati [[pepet (aksara Bali)|pepet]]. |
Revisi per 6 Maret 2010 08.10
La lenga | |
Huruf Latin | Ḷ |
---|---|
Fonem | [ɭ] |
Warga aksara | 'dantya' |
Gantungan | Berkas:— (memakai gantungan La yang dibubuhi oleh tanda pepet) |
La lenga (lafal: /ləleŋə/) adalah salah satu aksara swara (huruf vokal) dalam sistem penulisan aksara Bali. Huruf ini sering dianggap sebagai pengganti aksara La yang dilekati pepet.
Bentuk
La lenga berbentuk mirip (atau bahkan persis) dengan angka 2 dalam aksara Bali. Seandainya La lenga dan angka 2 ditulis dalam kalimat yang sama, maka untuk membedakannya dipakailah tanda carik, sebelum dan sesudah menulis angka di tengah kalimat.
La lenga | Angka 2 |
---|---|
Fonem
La lenga melambangkan bunyi /ɭ/, yaitu bunyi hampiran-sisi tarik-belakang. Fonem ini terdapat dalam bahasa Sanskerta (Devanagari: ऌ), tidak terdapat dalam bahasa Bali. Namun, aksara Bali menyerap aksara ऌ menjadi La lenga untuk mengalihaksarakan sastra Hindu yang bersumber dari India. Di Bali, bunyi /ɭ/ tersebut berubah menjadi /lə/. Oleh karena itu, jika dialihaksarakan dari aksara Bali ke huruf Latin, maka La lenga ditulis "Le" (baca: lə).
Penggunaan
La lenga ditulis pada kata yang mengandung bunyi /ɭ/, dilambangkan oleh huruf Latin Ḷ. Huruf Ḷ dibaca seperti /li/ atau /lə/ dalam kata: "pelipur"; "peletak".[1] Dalam bahasa Bali, huruf Ḷ sering diucapkan /lə/. Sehubungan dengan itu, segala bunyi /lə/ harus ditulis dengan La lenga. Maka dari itu, huruf La tidak boleh dibubuhi tanda pepet agar bunyinya /lə/, karena sudah ada La lenga sebagai pengganti La yang dibubuhi pepet.
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ Surada, hal. 8.
Referensi
- Tinggen, I Nengah. 1993. Pedoman Perubahan Ejaan Bahasa Bali dengan Huruf Latin dan Huruf Bali. Singaraja: UD. Rikha.
- Surada, I Made. 2007. Kamus Sanskerta-Indonesia. Surabaya: Penerbit Paramitha.
- Simpen, I Wayan. Pasang Aksara Bali. Diterbitkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Daerah Tingkat I Bali.