Suster Keramas: Perbedaan antara revisi
Baris 45: | Baris 45: | ||
{{spoiler}} |
{{spoiler}} |
||
Mengisahkan seorang [[wisatawan]] Jepang ([[Rin Sakuragi]]) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah [[meninggal]].<ref>[http://www.21cineplex.com/suster-keramas,movie,2203.htm Suster Keramas], diakses pada 1 Januari 2010</ref> |
Mengisahkan seorang [[wisatawan]] Jepang ([[Rin Sakuragi]]) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah [[meninggal]].<ref>[http://www.21cineplex.com/suster-keramas,movie,2203.htm Suster Keramas], diakses pada 1 Januari 2010</ref> |
||
== Kritik == |
|||
Suster Keramas dikritik hanya mengeksploitasi adegan vulgar<ref name="okzone"/><ref name="jakartaglobe"/>, seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dari aktivis Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya dalam aksi protesnya 8 Januari 2010. Mereka menyatakan bahwa Suster Keramas hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, serta menurunkan harkat wanita. Produser film ini Ody Mulya Hidayat menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan salah persepsi, serta mengatakan bahwa mereka hanya memberikan hiburan saja.<ref name="okzone"/><ref name="jakartaglobe"/> |
|||
== Kontroversi == |
== Kontroversi == |
||
Baris 75: | Baris 78: | ||
| quote = |
| quote = |
||
| language = [[Bahasa Indonesia]] |
| language = [[Bahasa Indonesia]] |
||
}}</ref> [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) di [[Samarinda]], [[Kalimantan Timur]], meminta film ini dilarang.<ref name="jakartaglobe"/> Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan [[fatwa]] yang menyatakan film ini haram.<ref name="jakartaglobe"/> MUI pusat mendukung pilihan tersebut, namun tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini. |
}}</ref> [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) di [[Samarinda]], [[Kalimantan Timur]], meminta agar film ini dilarang.<ref name="jakartaglobe"/> Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan [[fatwa]] yang menyatakan film ini haram.<ref name="jakartaglobe"/> MUI pusat mendukung pilihan tersebut, namun tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 28 April 2010 14.06
Suster Keramas | |
---|---|
Berkas:Suster-keramas.jpg | |
Sutradara | Helfi Kardit |
Produser | Ody Mulya Hidayat |
Ditulis oleh | Abbe Ac |
Pemeran | Rin Sakuragi Herfiza Novianti Rizky Mocil Zidni Adam Shinta Bachir |
Distributor | Maleo Pictures |
Tanggal rilis | 31 Desember 2009 |
Durasi | 82 menit |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Indonesia |
Suster Keramas adalah film horor-dewasa Indonesia yang dirilis pada 31 Desember 2009 dengan disutradarai oleh Helfi Kardit dan dibintangi oleh Rin Sakuragi, Herfiza Novianti, Rizky Mocil, Zidni Adam, dan Shinta Bachir.
Tiket film Suster Keramas telah terjual sebanyak lebih dari 800.000 tiket.[1]
Sinopsis
Templat:Spoiler Mengisahkan seorang wisatawan Jepang (Rin Sakuragi) yang mencari saudaranya yang berprofesi sebagai suster di Indonesia. Ironisnya, saudaranya itu ternyata sudah meninggal.[2]
Kritik
Suster Keramas dikritik hanya mengeksploitasi adegan vulgar[3][1], seperti yang dinyatakan oleh mahasiswa dari aktivis Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya dalam aksi protesnya 8 Januari 2010. Mereka menyatakan bahwa Suster Keramas hanya mengeksploitasi tubuh perempuan, serta menurunkan harkat wanita. Produser film ini Ody Mulya Hidayat menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan salah persepsi, serta mengatakan bahwa mereka hanya memberikan hiburan saja.[3][1]
Kontroversi
Sebelumnya, Maxima Production berusaha mengundang bintang porno Jepang Maria Ozawa untuk bermain film di Indonesia, namun dibatalkan karena penentangan oleh ormas Islam seperti Front Pembela Islam.[3] Pihak Maxima menyatakan bahwa mereka sudah terlanjur kontrak dengan manajemen Miyabi, sehingga mereka mengambil bintang lain, yaitu Rin Sakuragi.[3]
Dengan kedatangan bintang porno Rin Sakuragi, film ini menimbulkan kontroversi. Mahasiswa dari Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus Bandung Raya melakukan demonstrasi pada Jumat, 8 Januari 2010, karena menilai bahwa film itu penuh dengan adegan vulgar dan tidak mendidik.[3] Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Samarinda, Kalimantan Timur, meminta agar film ini dilarang.[1] Majelis di Palembang sendiri telah mengeluarkan fatwa yang menyatakan film ini haram.[1] MUI pusat mendukung pilihan tersebut, namun tidak mengeluarkan fatwa terhadap film ini.
Referensi
- ^ a b c d e Siahaan, Armando. "Sex and Gore Sell at the Indonesian Box Office" (dalam bahasa Bahasa Inggris). Jakarta Globe.
- ^ Suster Keramas, diakses pada 1 Januari 2010
- ^ a b c d e Muharrami, Novi. "Tak Ada Miyabi, Rin Sakuragi Pun Jadi" (dalam bahasa Bahasa Indonesia). Okezone. Kesalahan pengutipan: Tanda
<ref>
tidak sah; nama "okzone" didefinisikan berulang dengan isi berbeda