Lompat ke isi

Suardi Tasrif: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
19Adelheid (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Baris 3: Baris 3:
'''Suardi Tasrif''' ialah seorang tokoh [[sastra Indonesia]] yang berasal dari [[Jawa Barat]]. Suardi Tasrif lahir pada 3 Januari 1922 di [[Cimahi]], Jawa Barat dan meninggal pada 24 April 1991 di [[Jakarta]]. Suardi adalah anak dari pasangan Mohammad Tasrif dan Siti Hapzah.
'''Suardi Tasrif''' ialah seorang tokoh [[sastra Indonesia]] yang berasal dari [[Jawa Barat]]. Suardi Tasrif lahir pada 3 Januari 1922 di [[Cimahi]], Jawa Barat dan meninggal pada 24 April 1991 di [[Jakarta]]. Suardi adalah anak dari pasangan Mohammad Tasrif dan Siti Hapzah.


==Latar Belakang Keluarga==
== Latar Belakang Keluarga ==
Suardi Tasrif menikah dengan Ratna Hajari Singgih tanggal 19 [[Juli]] [[1949]] di Cigunung, [[Bogor]].<ref name="a"/> Mereka dikaruniai enam orang [[anak]] yaitu Haydarsyah Rizal, Gaffarsyah Rizal, Handriansyah Razad, Irwansyah Zehan, Praharasyah Rendra, dan Puri Sandra Puspita Rani.<ref name="a"/> Keenam anak mereka itu kini telah berkeluarga dan mengaruniakan 9 [[cucu]].<ref name="a"/>
Suardi Tasrif menikah dengan Ratna Hajari Singgih tanggal 19 [[Juli]] [[1949]] di Cigunung, [[Bogor]].<ref name="a"/> Mereka dikaruniai enam orang [[anak]] yaitu Haydarsyah Rizal, Gaffarsyah Rizal, Handriansyah Razad, Irwansyah Zehan, Praharasyah Rendra, dan Puri Sandra Puspita Rani.<ref name="a"/> Keenam anak mereka itu kini telah berkeluarga dan mengaruniakan 9 [[cucu]].<ref name="a"/>


Baris 10: Baris 10:
Tahun [[1994]], Suardi Tasrif mendapat anugerah [[Bintang Mahaputra]] kelas II atas jasa-jasanya yang diberikan kepada [[negara]]. Profesi kepengacaraannya yang ditekuni menurun kepada anaknya, Haydarsyah dan Irwansyah.
Tahun [[1994]], Suardi Tasrif mendapat anugerah [[Bintang Mahaputra]] kelas II atas jasa-jasanya yang diberikan kepada [[negara]]. Profesi kepengacaraannya yang ditekuni menurun kepada anaknya, Haydarsyah dan Irwansyah.


==Latar Belakang Pendidikan==
== Latar Belakang Pendidikan ==
Suardi Tasrif mengawali pendidikannya di [[sekolah rakyat]] tahun 1929-1936. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke MULO di [[Palembang]] tahun 1936-1939, lalu ke AMS tahun 1939-1942. Setelah menyelesaikan AMS, Suardi melanjutkan pendidikannya di [[Fakultas Hukum]] [[Universitas Indonesia]] tahun [[1962]]-[[1965]]. Selain [[pendidikan]] formal, Suardi juga mengikuti pendidikan non formal seperti kursus [[politik]] di [[Universitas Colombia]].
Suardi Tasrif mengawali pendidikannya di [[sekolah rakyat]] tahun 1929-1936. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke MULO di [[Palembang]] tahun 1936-1939, lalu ke AMS tahun 1939-1942. Setelah menyelesaikan AMS, Suardi melanjutkan pendidikannya di [[Fakultas Hukum]] [[Universitas Indonesia]] tahun [[1962]]-[[1965]]. Selain [[pendidikan]] formal, Suardi juga mengikuti pendidikan non formal seperti kursus [[politik]] di [[Universitas Colombia]].


==Referensi==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}



Revisi per 22 Mei 2010 14.52

Suardi Tasrif ialah seorang tokoh sastra Indonesia yang berasal dari Jawa Barat. Suardi Tasrif lahir pada 3 Januari 1922 di Cimahi, Jawa Barat dan meninggal pada 24 April 1991 di Jakarta. Suardi adalah anak dari pasangan Mohammad Tasrif dan Siti Hapzah.

Latar Belakang Keluarga

Suardi Tasrif menikah dengan Ratna Hajari Singgih tanggal 19 Juli 1949 di Cigunung, Bogor.[1] Mereka dikaruniai enam orang anak yaitu Haydarsyah Rizal, Gaffarsyah Rizal, Handriansyah Razad, Irwansyah Zehan, Praharasyah Rendra, dan Puri Sandra Puspita Rani.[1] Keenam anak mereka itu kini telah berkeluarga dan mengaruniakan 9 cucu.[1]

Dalam keluarga, Suardi Tasrif mengajarkan bahwa segala sesuatu harus terencana dengan baik sehingga tidak ada semacam ketergantungan.[1] Oleh istrinya, Suardi Tasrif dikenal dikenal sebagai orang yang bersifat universal, intensif dalam pergaulan dan pekerjaan, serta berwawasan luas.[1] Di samping itu, Suardi Tasrif menanamkan prinsip dasar bahwa hidup harus fleksibel, harus ada pengabdian pada negara, dan harus bersikap sosial.[1]

Tahun 1994, Suardi Tasrif mendapat anugerah Bintang Mahaputra kelas II atas jasa-jasanya yang diberikan kepada negara. Profesi kepengacaraannya yang ditekuni menurun kepada anaknya, Haydarsyah dan Irwansyah.

Latar Belakang Pendidikan

Suardi Tasrif mengawali pendidikannya di sekolah rakyat tahun 1929-1936. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke MULO di Palembang tahun 1936-1939, lalu ke AMS tahun 1939-1942. Setelah menyelesaikan AMS, Suardi melanjutkan pendidikannya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun 1962-1965. Selain pendidikan formal, Suardi juga mengikuti pendidikan non formal seperti kursus politik di Universitas Colombia.

Referensi

  1. ^ a b c d e f Sasmito JA. 1995. Biografi Suardi Tasrif dan Karya-Karyanya. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.