Lompat ke isi

Keong Racun: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Fenomena Keong Racun''' adalah sebuah fenomena di internet akibat video ''lipsync'' mendendangkan lagu ''Keong Racun'' ciptaan Buy Akur yang dinyanyikan oleh [[Lisa]] yang kemudian lagu tersebut dipakai sebagai lagu pengiring ''lipsync'' oleh '''Sinta''' (Sinta Nurmansyah) dan '''Jojo''' (Jovita Adityasari), dua orang mahasiswi asal [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]] dan diunggah di situs [[YouTube]]. Gaya kedua mahasiswi itu dianggap menggelitik di samping lirik lagu yang unik sehingga menarik banyak pengguna internet untuk menontonnya dan menjadi bahan pembicaraan di dunia maya.
'''Fenomena Keong Racun''' adalah sebuah fenomena di internet akibat video ''lipsync'' yang mendendangkan lagu ''Keong Racun'' ciptaan Buy Akur<ref>[http://celebrity.okezone.com/read/2010/08/02/33/358764/fenomena-lypsinc-keong-racun-bukan-copycat
Okezone - Fenomena Lipsync 'Keong Racun' Bukan ''Copycat'']</ref> yang dinyanyikan oleh [[Lisa]] yang kemudian lagu tersebut dipakai sebagai lagu pengiring ''lipsync'' oleh '''Sinta''' (Sinta Nurmansyah) dan '''Jojo''' (Jovita Adityasari), dua orang mahasiswi asal [[Kota Bandung]], [[Jawa Barat]] dan diunggah di situs [[YouTube]]. Gaya kedua mahasiswi itu dianggap menggelitik di samping lirik lagu yang unik sehingga menarik banyak pengguna internet untuk menontonnya dan menjadi bahan pembicaraan di dunia maya.


Video Keong Racun bertengger sebagai video yang paling diminati saat ini di situs video YouTube. Terlihat dari jumlah viewers sudah lebih dari 700.000 ''viewers'', dan menjadi video yang paling banyak di-'bajak' saat ini alias diunggah ulang. Video amatiran yang diunggah ulang itu pun rata-rata memiliki viewers masing-masing 10.000-60.000 ''viewers''.<ref name="Keong Racun"></ref>
Video Keong Racun bertengger sebagai video yang paling diminati saat ini di situs video YouTube. Terlihat dari jumlah viewers sudah lebih dari 700.000 ''viewers'', dan menjadi video yang paling banyak di-'bajak' saat ini alias diunggah ulang. Video amatiran yang diunggah ulang itu pun rata-rata memiliki viewers masing-masing 10.000-60.000 ''viewers''.<ref name="Keong Racun"></ref>
Baris 9: Baris 10:
== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
{{reflist}}
{{reflist}}
* http://celebrity.okezone.com/read/2010/08/02/33/358764/fenomena-lypsinc-keong-racun-bukan-copycat


{{internet-stub}}
{{internet-stub}}

Revisi per 12 Agustus 2010 13.50

Fenomena Keong Racun adalah sebuah fenomena di internet akibat video lipsync yang mendendangkan lagu Keong Racun ciptaan Buy Akur[1] yang dinyanyikan oleh Lisa yang kemudian lagu tersebut dipakai sebagai lagu pengiring lipsync oleh Sinta (Sinta Nurmansyah) dan Jojo (Jovita Adityasari), dua orang mahasiswi asal Kota Bandung, Jawa Barat dan diunggah di situs YouTube. Gaya kedua mahasiswi itu dianggap menggelitik di samping lirik lagu yang unik sehingga menarik banyak pengguna internet untuk menontonnya dan menjadi bahan pembicaraan di dunia maya.

Video Keong Racun bertengger sebagai video yang paling diminati saat ini di situs video YouTube. Terlihat dari jumlah viewers sudah lebih dari 700.000 viewers, dan menjadi video yang paling banyak di-'bajak' saat ini alias diunggah ulang. Video amatiran yang diunggah ulang itu pun rata-rata memiliki viewers masing-masing 10.000-60.000 viewers.[2]

Video yang yang dipopulerkan oleh Sinta dan Jojo begitu luar biasa, empat hari berturut telah menjadi trending topic di situs mikroblogging twitter. Trending topic bukanlah pencapaian ala kadar, karena trending topic di twitter menunjukkan tingkat seberapa duplikasi suatu topik dibicarakan di seluruh dunia melalui twitter.[2]

Namun, di balik fenomena keong racun tersebut, ada keprihatinan di kalangan sosiolog. Sosiolog Musni Umar berpendapat, fenomena video lagu 'Keong Racun' yang dinyanyikan secara lipsync oleh dua remaja putri merupakan bukti bahwa remaja semakin apatis terhadap berbagai kondisi di masyarakat. Hal itu juga memperlihatkan bahwa remaja kian tak punya arah menghadapi masa depannya.[3]

Pranala luar