Lompat ke isi

Jalan Nasional Jalur Pantai Utara: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Y4n (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Y4n (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Pantura.jpg|thumb|right|Jalur Pantura dari atas]]
[[Berkas:Pantura.jpg|thumb|right|Jalur Pantura dari atas]]
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|thumb|300px|Jalan Raya Pos, membentang dari [[Anyer]] ke Panarukan.]]
[[Berkas:Java Great Post Road.svg|thumb|300px|Jalan Raya Pos, membentang dari [[Anyer]] ke Panarukan.]]
'''Jalur Pantura''' ('''Jalur Pantai Utara''') adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional [[File:Nasional1.png|30px]] sepanjang 1.316 km antara [[Pelabuhan Merak|Merak]] hingga [[Banyuwangi]] di sepanjang pesisir utara Pulau [[Jawa]], khususnya antara [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh [[Daendels]] yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan [[Inggris]]. Pada era perang [[Napoleon]], [[Belanda]] ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan [[Inggris]].
'''Jalur Pantura''' ('''Jalur Pantai Utara''') adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional [[File:Nasional1.png|30px]] sepanjang 1.316 km antara [[Pelabuhan Merak|Merak]] hingga Ketapang,[[Banyuwangi]] di sepanjang pesisir utara Pulau [[Jawa]], khususnya antara [[Jakarta]] dan [[Surabaya]]. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh [[Daendels]] yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan [[Inggris]]. Pada era perang [[Napoleon]], [[Belanda]] ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan [[Inggris]].


Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: [[Banten]], [[DKI Jakarta]], [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]]. Ujung paling barat terdapat [[Pelabuhan Merak]], yang menghubungkannya dengan [[Pelabuhan Bakauheni]] di Pulau [[Sumatra]], ujung paling selatan dari [[Jalan Trans Sumatra]]. Ujung paling timur terdapat [[Pelabuhan Ketapang]] yang menghubungkannya dengan [[Pelabuhan Gilimanuk]] di Pulau [[Bali]]. Jalur Pantura merupakan jalan yang menghubungkan bagian barat Pulau Jawa dan bagian timurnya.
Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: [[Banten]], [[DKI Jakarta]], [[Jawa Barat]], [[Jawa Tengah]], dan [[Jawa Timur]]. Ujung paling barat terdapat [[Pelabuhan Merak]], yang menghubungkannya dengan [[Pelabuhan Bakauheni]] di Pulau [[Sumatra]], ujung paling selatan dari [[Jalan Trans Sumatra]]. Ujung paling timur terdapat [[Pelabuhan Ketapang]] yang menghubungkannya dengan [[Pelabuhan Gilimanuk]] di Pulau [[Bali]]. Jalur Pantura merupakan jalan yang menghubungkan bagian barat Pulau Jawa dan bagian timurnya.

Revisi per 16 September 2010 15.25

Jalur Pantura dari atas
Jalan Raya Pos, membentang dari Anyer ke Panarukan.

Jalur Pantura (Jalur Pantai Utara) adalah istilah yang digunakan untuk menyebut jalan nasional sepanjang 1.316 km antara Merak hingga Ketapang,Banyuwangi di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, khususnya antara Jakarta dan Surabaya. Jalur ini sebagian besar pertama kali dibuat oleh Daendels yang membangun Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) dari Anyer ke Panarukan pada tahun 1808-an. Tujuan pembangunan Jalan Raya Pos adalah untuk mempertahankan pulau Jawa dari serbuan Inggris. Pada era perang Napoleon, Belanda ditaklukkan oleh Perancis dan dalam keadaan perang dengan Inggris.

Jalur Pantura melintasi 5 provinsi: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Ujung paling barat terdapat Pelabuhan Merak, yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Bakauheni di Pulau Sumatra, ujung paling selatan dari Jalan Trans Sumatra. Ujung paling timur terdapat Pelabuhan Ketapang yang menghubungkannya dengan Pelabuhan Gilimanuk di Pulau Bali. Jalur Pantura merupakan jalan yang menghubungkan bagian barat Pulau Jawa dan bagian timurnya.

Jalur Pantura melintasi sejumlah kota-kota besar dan sedang di Jawa, selain Jakarta, antara lain Cilegon, Tangerang, Bekasi, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak, Kudus, Pati, Rembang, Tuban, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, dan Banyuwangi. Selain jalan arteri, terdapat jalan tol di Pantura, yaitu:

  • Jalan tol Jakarta-Merak (Banten)
  • Jalan tol Jakarta-Cikampek (Karawang)
  • Jalan tol Palimanan-Kanci (Cirebon)
  • Jalan tol Dalam Kota Semarang
  • Jalan tol Surabaya-Gresik
  • Jalan tol Surabaya-Gempol (Pasuruan)

Jalur ini memiliki signifikansi yang sangat tinggi dan menjadi urat nadi utama transportasi darat, karena setiap hari dilalui 20.000-70.000 kendaraan. Jalur Pantura menjadi perhatian utama saat menjelang Lebaran, di mana arus mudik melimpah dari barat ke timur. Arus paling padat tedapat di ruas Jakarta-Cikampek-Cirebon-Tegal-Semarang. Di Cikampek, terdapat percabangan menuju ke Bandung (dan kota-kota di Jawa Barat bagian selatan). Di Tegal, terdapat percabangan menuju ke Purwokerto (dan kota-kota di Jawa Tengah bagian selatan). Di Semarang, terdapat percabangan menuju ke timur (Surabaya-Banyuwangi) dan menuju ke selatan (Solo-Madiun).


Referensi