Kota Bitung: Perbedaan antara revisi
Defdy Sigar (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Defdy Sigar (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
== Sejarah == |
== Sejarah == |
||
Menurut cerita, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Oleh penduduk yang pertama membuka daerah tersebut, menamakan daerah yang baru dibukanya itu dengan nama Bitung karena jenis pohon ini banyak terdapat di daerah tersebut. |
Menurut cerita, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Oleh penduduk yang pertama membuka daerah tersebut, menamakan daerah yang baru dibukanya itu dengan nama Bitung karena jenis pohon ini banyak terdapat di daerah tersebut. |
||
Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang termasuk dalam Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa. Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha Jepang yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di Wilayah Kabupaten Minahasa) karena menurut pandangan mereka Bitung bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Bitung memiliki [[Pulau Lembeh]] yang bisa dijadikan pelabuhan yang baik sepanjang tahun karena dapat melindungi Bitung dari terpaan angin dan gelombang yang besar. |
Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang termasuk dalam Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa. Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha Jepang yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di Wilayah Kabupaten Minahasa) karena menurut pandangan mereka Bitung bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Bitung memiliki [[Pulau Lembeh]] yang bisa dijadikan pelabuhan yang baik sepanjang tahun karena dapat melindungi Bitung dari terpaan angin dan gelombang yang besar. |
||
{{Kota Bitung}} |
{{Kota Bitung}} |
Revisi per 24 November 2006 02.49
Kota Bitung | |
---|---|
Daerah tingkat II | |
Motto: - | |
Berkas:Peta manado.jpg | |
Koordinat: 1°26′50″N 125°11′52″E / 1.4472222°N 125.1977778°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Tanggal berdiri | 15 Agustus 1990 |
Dasar hukum | Undang-undang Nomor 7 Tahun 1990 |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Hanny Sondakh |
Luas | |
• Total | 1,583 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi) |
Populasi | |
• Total | 147,680 jiwa |
Demografi | |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0438 |
Kode Kemendagri | 71.72 |
DAU | - |
Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan.
Sejarah
Menurut cerita, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon yang tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Oleh penduduk yang pertama membuka daerah tersebut, menamakan daerah yang baru dibukanya itu dengan nama Bitung karena jenis pohon ini banyak terdapat di daerah tersebut. Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang termasuk dalam Kecamatan Kauditan Kabupaten Minahasa. Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha Jepang yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di Wilayah Kabupaten Minahasa) karena menurut pandangan mereka Bitung bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Bitung memiliki Pulau Lembeh yang bisa dijadikan pelabuhan yang baik sepanjang tahun karena dapat melindungi Bitung dari terpaan angin dan gelombang yang besar.