Televisi: Perbedaan antara revisi
→Dampak negatif: memberi tanda referensi yang tidak dapat diakses atau hanya duplikat referensi lainnya |
Erik Evrest (bicara | kontrib) |
||
Baris 128: | Baris 128: | ||
== Dampak negatif == |
== Dampak negatif == |
||
⚫ | Bila menonton televisi secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kesehatan dan pikiran terganggu. [[Penyakit]] seperti [[kegemukan]], masalah [[jantung]], dan [[penyakit kencing manis|diabetes]] adalah sebagian contoh.<ref name=detikSurabaya>[http://surabaya.detik.com/read/2011/05/07/084051/1634428/595/5-dampak-buruk-televisi-untuk-kesehatan 5 Dampak Buruk Televisi untuk Kesehatan] - detikSurabaya</ref> |
||
{{Tak akurat}} |
|||
⚫ | Bila menonton televisi secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kesehatan dan pikiran terganggu. [[Penyakit]] seperti [[kegemukan]], masalah [[jantung]], dan [[penyakit kencing manis|diabetes]] adalah sebagian contoh.<ref name=detikSurabaya>[http://surabaya.detik.com/read/2011/05/07/084051/1634428/595/5-dampak-buruk-televisi-untuk-kesehatan 5 Dampak Buruk Televisi untuk Kesehatan] - detikSurabaya</ref> |
||
</ref><ref name=LintasBerita>[http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Kesehatan/5-dampak-buruk-televisi-untuk-kesehatan 5 Dampak Buruk Televisi untuk Kesehatan] - Lintas Berita]{{citation broken}} |
|||
</ref> |
|||
=== Dampak bagi kesehatan === |
=== Dampak bagi kesehatan === |
||
==== Resiko penyakit jantung ==== |
==== Resiko penyakit jantung ==== |
||
Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dari 8.800 pria dan wanita [[Australia]] (di atas usia 25 dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian seseorang akibat [[serangan jantung]] sebesar 18 persen dan [[kanker]] sebesar 9 persen. Kesimpulan yang diambil mereka adalah: orang yang menonton televisi lebih dari 4 jam memiliki 80 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung dalam kurun waktu enam tahun, bila dibandingkan dengan orang yang menonton hanya dua jam tiap harinya.<ref name=detikSurabaya |
Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dari 8.800 pria dan wanita [[Australia]] (di atas usia 25 dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian seseorang akibat [[serangan jantung]] sebesar 18 persen dan [[kanker]] sebesar 9 persen. Kesimpulan yang diambil mereka adalah: orang yang menonton televisi lebih dari 4 jam memiliki 80 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung dalam kurun waktu enam tahun, bila dibandingkan dengan orang yang menonton hanya dua jam tiap harinya.<ref name=detikSurabaya/> |
||
==== Ganguan tidur ==== |
==== Ganguan tidur ==== |
||
Sinar yang dipancarkan dari televisi memiliki pengaruh buruk dan dapat mengurangi kadar [[melatonin]] otak. Inilah yang mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terbangun lebih lama dan sebabkan kelelahan yang ekstrim.<ref name=detikSurabaya |
Sinar yang dipancarkan dari televisi memiliki pengaruh buruk dan dapat mengurangi kadar [[melatonin]] otak. Inilah yang mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terbangun lebih lama dan sebabkan kelelahan yang ekstrim.<ref name=detikSurabaya/> |
||
==== Resiko diabetes ==== |
==== Resiko diabetes ==== |
||
Menonton televisi dengan kebiasaan mengemil dapat meningkatkan resiko diabetes. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal [[American Medical Association]] menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes meningkat 14 persen setiap menonton TV selama dua jam dalam sehari. Penelitian lain yang dilaporkan dalam jurnal Lipids menemukan bahwa pria yang menonton selama 40 jam tiap minggunya cenderung terkena risiko tiga kali terkena diabetes tipe 2.<ref name=detikSurabaya |
Menonton televisi dengan kebiasaan mengemil dapat meningkatkan resiko diabetes. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal [[American Medical Association]] menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes meningkat 14 persen setiap menonton TV selama dua jam dalam sehari. Penelitian lain yang dilaporkan dalam jurnal Lipids menemukan bahwa pria yang menonton selama 40 jam tiap minggunya cenderung terkena risiko tiga kali terkena diabetes tipe 2.<ref name=detikSurabaya/> |
||
==== Gangguan penglihatan ==== |
==== Gangguan penglihatan ==== |
||
Menonton TV terlalu banyak tidak baik untuk mata, terutama saat menonton TV di ruangan gelap. Fokus mata yang terlalu lama pada setiap objek bisa menyebabkan ketegangan mata.<ref name=detikSurabaya |
Menonton TV terlalu banyak tidak baik untuk mata, terutama saat menonton TV di ruangan gelap. Fokus mata yang terlalu lama pada setiap objek bisa menyebabkan ketegangan mata.<ref name=detikSurabaya/> |
||
=== Dampak sosial === |
=== Dampak sosial === |
||
Menonton televisi terlalu sering dapat mengurangi interaksi [[sosial]] terhadap teman dan keluarga, serta mengurangi kesempatan berbagi ide dan perasaan dengan orang lain. Hal ini dapat mengakibatkan [[fobia]] sosial. Tayangan televisi juga dapat memberikan pengaruh kekerasan bagi anak-anak dibawah umur.<ref name=detikSurabaya |
Menonton televisi terlalu sering dapat mengurangi interaksi [[sosial]] terhadap teman dan keluarga, serta mengurangi kesempatan berbagi ide dan perasaan dengan orang lain. Hal ini dapat mengakibatkan [[fobia]] sosial. Tayangan televisi juga dapat memberikan pengaruh kekerasan bagi anak-anak dibawah umur.<ref name=detikSurabaya/> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 24 Agustus 2011 10.18
Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual/penglihatan.”
Penggunaan kata "Televisi" sendiri juga dapat merujuk kepada "kotak televisi", "acara televisi", ataupun "transmisi televisi". Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.)
Kotak televisi pertama kali dijual secara komersial sejak tahun 1920-an, dan sejak saat itu televisi telah menjadi barang biasa di rumah, kantor bisnis, maupun institusi, khususnya sebagai sumber kebutuhan akan hiburan dan berita serta menjadi media periklanan. Sejak 1970-an, kemunculan kaset video, cakram laser, DVD dan kini cakram Blu-ray, juga menjadikan kotak televisi sebagai alat untuk untuk melihat materi siaran serta hasil rekaman. Dalam tahun-tahun terakhir, siaran televisi telah dapat diakses melalui Internet, misalnya melalui iPlayer dan Hulu.
Walaupun terdapat bentuk televisi lain seperti televisi sirkuit tertutup, namun jenis televisi yang paling sering digunakan adalah televisi penyiaran, yang dibuat berdasarkan sistem penyiaran radio yang dikembangkan sekitar tahun 1920-an, menggunakan pemancar frekuensi radio berkekuatan tinggi untuk memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi.
Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui gelombang radio VHF dan UHF dalam jalur frekuensi yang ditetapkan antara 54-890 megahertz[1]. Kini gelombang TV juga sudah memancarkan jenis suara stereo ataupun bunyi keliling di banyak negara. Hingga tahun 2000, siaran TV dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi belakangan ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi penyiaran digital.
Sebuah kotak televisi terdiri dari bermacam-macam sirkuit elektronik didalamnya, termasuk di antaranya sirkuit penerima dan penangkap gelombang penyiaran. Perangkat tampilan visual yang tidak memiliki perangkat penerima sinyal biasanya disebut sebagai monitor, bukannya televisi. Sebuah sistem televisi dapat dipakai dalam berbagai penggunaan teknologi seperti analog (PAL, NTSC, SECAM), digital (DVB, ATSC, ISDB dsb.) ataupun definisi tinggi (HDTV). Sistem televisi kini juga digunakan untuk pengamatan suatu peristiwa, pengontrolan proses industri, dan pengarahan senjata, terutama untuk tempat-tempat yang biasanya terlalu berbahaya untuk diobservasi secara langsung.
Televisi amatir (ham TV atau ATV) digunakan untuk kegiatan percobaan dan hiburan publik yang dijalankan oleh operator radio amatir. Stasiun TV amatir telah digunakan pada kawasan perkotaan sebelum kemunculan stasiun TV komersial.[2]
Televisi telah memainkan peran penting dalam sosialisasi abad 20 dan 21. Pada tahun 2010, iPlayer digunakan dalam aspek media sosial dalam bentuk layanan televisi internet, termasuk di antaranya adalah Facebook dan Twitter.[3]
Sejarah
Sejarah awal
Pada masa awal perkembangannya, televisi menggunakan gabungan teknologi optik, mekanik, dan elektronik untuk merekam, menampilkan, dan menyiarkan gambar visual. Bagaimanapun, pada akhir 1920-an, sistem pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik saja telah dikembangkan, dimana semua sistem televisi modern menerapkan teknologi ini. Walaupun sistem mekanik akhirnya tidak lagi digunakan, pengetahuan yang didapat dari pengembangan sistem elektromekanis sangatlah penting dalam pengembangan sistem televisi elektronik penuh.
Gambar pertama yang berhasil dikirimkan secara elektrik adalah melalui mesin faksimile mekanik sederhana, (seperti pantelegraf) yang dikembangkan pada akhir abad ke-19. Konsep pengiriman gambar bergerak yang menggunakan daya elektrik pertama kali diuraikan pada 1878 sebagai "teleponoskop" (konsep gabungan telepon dan gambar bergerak), tidak lama setelah penemuan telepon. Pada saat itu, para penulis fiksi ilmiah telah membayangkan bahwa suatu hari nanti cahaya juga akan dapat dikirimkan melalui medium kabel, seperti halnya suara.
Ide untuk menggunakan sistem pemindaian gambar untuk mengirim gambar pertama kali dipraktikkan pada 1881 menggunakan pantelegraf, yaitu menggunakan mekanisme pemindaian pendulum. Semenjak itu, berbagai teknik pemindaian gambar telah digunakan di hampir setiap teknologi pengiriman gambar, termasuk televisi. Inilah konsep yang bernama "perasteran", yaitu proses merubah gambar visual menjadi arus gelombang elektrik.
1880-an: Cakram Nipkow
Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram Nipkow, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. Setiap lubang cakram diposisikan dengan selisih sudut yang sama agar dalam setiap putarannya cakram tersebut dapat meneruskan cahaya melalui setiap lubang hingga mengenai lapisan selenium peka cahaya yang menghasilkan denyut elektrik. Seiring dengan peletakan posisi gambar yang difokuskan dipusat cakram, setiap lubang akan memindai setiap "iris" horizontal dari keseluruhan gambar. Alat buatan Nipkow ini tidak benar-benar dapat dipraktekkan hingga adanya kemajuan dalam teknologi tabung penguat. Namun, alat tersebut hanya dapat memancarkan gambar "halftone" — dikarenakan lubang dengan posisi tertentu dengan ukuran berbeda-beda — melalui kabel telegraf atau telepon.
Rancangan selanjutnya adalah menggunakan pemindai mirror-drum berputar sebagai perekam gambar dan tabung sinar katoda (CRT) sebagai perangkat tampilan. Pada 1907, seorang ilmuwan Rusia, Boris Rosing, menjadi penemu pertama yang menggunakan CRT dalam perangkat penerima dari sistem televisi eksperimental. Dia menggunakan pemindai "mirror-drum" untuk mengirim gambar geometrik sederhana ke CRT.[4] Namun, untuk merekam gambar bergerak masih tidak dapat dilakukan, karena kepekaan detektor selenium yang rendah.
1920-an: Penemuan John Logie Baird
Penemu asal Skotlandia, John Logie Baird berhasil menunjukan cara pemancaran gambar-bayangan bergerak di London pada tahun 1925,[5] diikuti gambar bergerak monokrom pada tahun 1926. Cakram pemindai Baird dapat menghasilkan gambar beresolusi 30 baris (cukup untuk memperlihatkan wajah manusia) dari lensa dengan spiral ganda.[6] Demonstrasi oleh Baird ini telah disetujui secara umum oleh dunia sebagai demonstrasi televisi pertama, sekalipun televisi mekanik tidak lagi digunakan. Pada tahun 1927, Baird juga menemukan sistem rekaman video pertama di dunia, yaitu "Phonovision", yaitu dengan memodulasi sinyal output kamera TV-nya ke dalam kisaran jangkauan audio, dia dapat merekam sinyal tersebut pada cakram audio 10 inci (25 cm) dengan menggunakan teknologi rekaman audio biasa. Hanya sedikit rekaman "Phonovision" Baird yang masih ada dan rekaman-rekaman yang masih bertahan tersebut kemudian diterjemahkan dan diproses menjadi gambar yang dapat dilihat pada 1990-an menggunakan teknologi pemrosesan-sinyal digital.[7]
Pada 1926, seorang insinyur Hungaria, Kálmán Tihanyi, merancang sistem televisi dengan perangkat pemindaian dan tampilan yang sepenuhnya elektronik, dan menggunakan prinsip "penyimpanan isi" di dalam tabung pemindai (atau "kamera").[8][9][10][11]
Pada 1927, seorang penemu Rusia, Léon Theremin, mengembangkan sistem televisi dengan mirror-drum yang menggunakan sistem "video terjalin" untuk menghasilkan resolusi gambar 100 baris.
Pada tahun yang sama, Herbert E. Ives dari Bell Labs berhasil mengirimkan gambar bergerak dari sebuah cakram 50-tingkap yang menghasilkan 16 gambar per menit melalui medium kabel dari Washington, D.C. ke New York City, dan juga melalui gelombang radio dari Whippany, New Jersey.[butuh rujukan] Ives menggunakan layar penayang sebesar 24 x 30 inci (60 x 75 cm). Subjek rekamannya termasuk salah satunya Sekretaris Perdagangan Amerika saat itu, Herbert Hoover.[butuh rujukan]
Di tahun yang sama pula, Philo Farnsworth berhasil membuat sistem televisi pertama di dunia dengan pemindai elektronik pada kedua perangkat tampilan dan pickup,[12] dimana temuannya ini pertama kali ia demonstrasikan di depan media pers pada 1 September 1928.[12][13]
1930-an: Penyebaran dan penerimaan masyarakat
Penggunaan praktikal pertama televisi adalah di Jerman ketika siaran televisi selama seharian dimulai di negara tersebut pada tahun 1929.[butuh rujukan] Pada tahun 1936, olimpiade Berlin disiarkan ke stasiun televisi di Berlin dan Leipzig di mana masyarakat umum dapat menyaksikan stiap perlombaan langsung.[14]
Pada masa awal televisi, kotak televisi elektromekanik mulai secara komersial dijual dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris,[15] Amerika Serikat, dan Rusia.[16] Televisi komersial pertama dijual oleh Baird di Britania Raya pada tahun 1928 dalam bentuk penerima radio ditambah dengan komponen-komponen seperti tabung neon di belakang cakram Nipkow yang menghasilkan gambar kemerahan berukuran sebesar perangko pos yang dapat diperbesarkan lagi menggunakan lensa pembesar. "Televisor" ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. Televisor yang dijual pada tahun 1930–1933 merupakan pemasaran televisi masal yang pertama. Kira-kira 1,000 unit Televisor berhasil dijual.[17]
Kotak televisi elektronik komersial pertama dengan tabung sinar katoda diproduksi oleh Telefunken di Jerman pada 1934,[18][19] diikuti oleh produsen elektronik yang lain di Perancis (1936),[20] Britania Raya (1936),[21] dan Amerika Serikat (1938).[22][23]
Pada tahun 1936, Kálmán Tihanyi menerangkan prinsip televisi plasma, yaitu sistem panel datar yang pertama.[24] [25]
Pada tahun 1938 di Amerika, televisi berukuran 3 inci (7,6 cm) dijual seharga 125 USD (setara dengan 1.863 USD pada tahun 2007.) Model termurah televisi berukuran 12 inci (30 cm) adalah seharga $445 (setara dengan $6.633 per 2007).[26]
1930 — 1939 | 1970 — 1979 |
1940 — 1949 | 1980 — 1989 |
1950 — 1959 | 1990 — 1999 |
1960 — 1969 | tidak ada data |
Kira-kira sebanyak 19.000 unit televisi elektronik telah diproduksi di Britania, 1.600 unit di Jerman, dan 8.000 unit di Amerika,[27] sebelum akhirnya War Production Board terpaksa menghentikan produksi TV pada April 1942 karena pecahnya Perang Dunia II.
Penggunaan TV di Amerika Serikat meningkat kembali pasca Perang Dunia II setelah produksi TV diizinkan kembali pada Agustus 1945. Pasca perang, jumlah pemilik TV di Amerika meningkat sekitar 0,5% pada tahun 1946, lalu naik 55,7% pada tahun 1954, dan naik sampai 90% pada tahun 1962.[28] Di Britania, jumlah pemilik TV meningkat dari 15.000 pada tahun 1947, lalu 1,4 juta pada tahun 1952, hingga 15,1 juta pada tahun 1968.
Komponen kotak televisi
Secara umum cara kerja kotak TV berawal dari antena yang menerima input frekuensi radio (RF) berupa frekuensi VHF dan UHF yang kerjanya diatur oleh tuner dan pencari gelombang, selanjutnya sinyal diolah dan dipisahkan antara gambar dan suara, sementara gambar diolah oleh tabung katoda dan diteruskan ke layar, sinyal suara diproses untuk dipecah menjadi stereo, untuk kemudian diumpan ke penguat akhir dan speaker.
Perangkat output gambar televisi saat ini menggunakan berbagai teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP, maupun OLED. Sedangkan untuk terminal input tambahan bagi piranti keras lain, unit televisi juga dilengkapi dangan terminal input untuk DVD player, konsol permainan video dan alat pendengar personal. Terminal input lain yang juga kerap dijumpai termasuk RCA, mini-DIN, HDMI, SCART, dan D-terminal. Ada juga yang dilengkapi input untuk perekaman suara dan gambar dari acara TV. Sebagian unit TV mewah dilengkapi dengan port Ethernet untuk menerima data dari Internet, seperti nilai saham, cuaca, ataupun berita. Seluruh unit TV yang diproduksi sejak awal 1980-an juga dilengkapi dengan remote control inframerah untuk mengontrol saluran siaran, suara, kecerahan, kontras, warna, dll.
Penyiaran dan konten pada televisi
Acara
Terdapat berbagai cara untuk menyiarkan konten TV yang dapat disiarkan untuk umum. Setelah diproduksi, langkah selanjutnya adalah memasarkan dan menjualnya kepada pasar manapun yang ingin membelinya. Hal ini secara tipikal terbagi dalam dua tingkatan:
- Tayangan Pertama atau Tayangan Perdana — sebuah badan produksi menghasilkan acara yang terdiri dari satu atau beberapa episode yang kemudian ditayangkan dalam sebuah stasiun atau jaringan televisi yang telah membayar untuk produksi itu sendiri ataupun telah menerima lisensi acara tersebut dari produser aslinya.
- Sindikasi penyiaran — istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan penggunaan acara selanjutnya (setelah tayangan pertama). Hal ini tidak saja mengatur tayangan lanjutan di negara yang sama (dengan tayang perdananya), tetapi juga penggunaan internasional yang mungkin sudah tidak lagi diurus dan berhubungan oleh produser aslinya. Pada umumnya, organisasi lain (stasiun televisi ataupun individu) akan terikat dalam melakukan sindikasi, dalam kata lain, mereka hanya dapat menjual suatu acara ke suatu pasar secara legal dengan adanya kontrak dengan pemegang hak cipta, pada umumnya adalah produser.
Pembiayaan
1000+ | 100-200 |
500-1000 | 50-100 |
300-500 | 0-50 |
200-300 | Tidak ada data |
Cara pembiayaan penyiaran televisi di seluruh dunia secara spesifik berbeda-beda. Namun pada dasarnya, konsep pembiayan yang digunakan adalah sama, yaitu dari pengiklanan, pelisensian (cukai), langganan, dan sebagainya. Secara global, sumber pendapatan stasiun TV berkisar antara 45—50% dari pengiklanan, 40—45% dari biaya langganan, dan 10% dari pembiayaan swasta.[29][30]
Bagi saluran TV berlangganan, demi melindungi pendapatan, biasanya mereka melakukan enkripsi sinyal untuk memastikan bahwa hanya orang-orang yang berlangganan saja yang dapat melakukan dekripsi dan melihat siaran mereka. Sedangkan untuk saluran TV tanpa enkripsi disebut sebagai siaran gratis (en: free to air / FTA).
Pengiklanan
Penyiaran yang luas membuat televisi menjadi media yang amat menarik bagi para pengiklan. Kebanyakan jaringan dan stasiun televisi menjual beberapa bagian waktu penyiaran kepada pengiklan atau sponsor untuk membiayai jaringan siaran mereka.[31] Harga pengiklanan setiap jaringan berbeda-beda untuk setiap blok waktunya, tergantung dari rating (larisnya acara) yang dimiliki oleh suatu acara yang dihitung melalui survei setiap hari.
Cukai dan lisensi
Di beberapa negara, layanan televisi dibiayai dengan menggunakan sebuah lisensi televisi atau sejenis cukai yang membuat peran iklan dalam pembiayaan menjadi kecil atau bahkan tidak ada. Sebagai contoh, beberapa saluran TV yang sedikit menggunakan iklan atau bahkan tidak sama sekali adalah ABC (Australia), NHK (Jepang), BBC (Inggris), dsb.
BBC Inggris tidak menyiarkan iklan pada salurannya di Britania Raya, namun mereka dibiayai dari lisensi tahunan yang dibayar oleh semua pemirsa. Iuran lisensi ini ditetapkan oleh pemerintah, tetapi BBC tidak bertanggungjawab kepada pemerintah atau dikontrol oleh pemerintah.
Dua saluran utama jaringan BBC ditonton oleh lebih kurang 90% warga Inggris setiap minggu dan menguasai 27% jumlah tontonan keseluruhan,[32] meskipun 85% rumah tangga menerima berbagai saluran, dengan 42% di antaranya menerima sekitar 200 saluran gratis via satelit dan 43% lagi menerima lebih dari 30 saluran melalui layanan Freeview.[33] Lisensi yang membiayai tujuh saluran TV BBC yang bebas iklan kini seharga £139.50 per tahun (setara USD 215). Ketika suatu acara olahraga yang sama disiarkan di BBC dan saluran swasta, BBC selalu berhasil mencatat jumlah penonton terbanyak, menandakan bahwa para penonton lebih suka menonton TV tanpa gangguan dari iklan.
ABC Australia tidak menyiarkan iklan sama sekali (kecuali sebagai materi promo internal) karena telah dilarang dalam Akta ABC 1983. ABC menerima dana pembiayaan dari Pemerintah Australia setiap tiga tahun sekali. Pada Anggaran Belanja Australia 2008/09, ABC menerima $ 822,67 juta.[34] Dana tersebut digunakan untuk seluruh operasional Jaringan Televisi ABC, termasuk radio, online, dan Produksi Internasional. Jaringan ABC juga memperoleh keuntungan dari toko-toko ABC Shop di seluruh negara Australia. Meski dibiayai oleh Pemerintah Australia, kemerdekaan editorial ABC dijamin di bawah hukum.
Di Perancis dan Irlandia, saluran-saluran yang dibiayai pemerintah tetap dapat menyiarkan iklan, namun semua yang memiliki TV harus membayar pajak cukai tahunan (la redevance audiovisuelle).[35]
In Japan, Jaringan NHK dibiayai oleh cukai lisensi (dikenal di Jepang sebagai pajak resepsi (受信料 , Jushinryō)). Terdapat undan-undang yang menetapkan bahwa setiap televisi yang menerima siaran NHK diharuskan membayar pajak. Besarnya pajak telah ditetapkan, dengan diskon untuk pekerja kantor dan siswa sekolah, termasuk diskon umum untuk penduduk di Daerah Administrasi Okinawa.
TV berlangganan
Sebagian saluran TV dibiayai oleh pelanggan, oleh karena itu sinyal siaran akan dipancarkan dengan enkripsi untuk memastikan bahwa hanya pelanggan yang membayar yang dapat menikmati siaran Stasiun TV tersebut. Namun, kebanyakan layanan TV berlangganan juga didanai oleh iklan.
Genre
Genre televisi mencangkup bermacam jenis acara yang bertujuan untuk menghibur, memberi pengetahuan, serta mendidik para penonton. Genre hiburan dengan biaya produksi paling mahal biasanya adalah drama dan mini seri.
Diantara genre-genre hiburan yang paling diminati adalah acara denan genre action seperti yang melibatkan polisi, kriminal, detektif, horor, maupun thriller. Terdapat pula ragam genre drama non-aksi seperti opera sabun. Tontonan fiksi ilmiah dapat tergolong dalam kategori aksi maupun drama, tergantung apakan lebih menonjolkan sisi filosofikal atau sisi petualangan. Komedi juga merupakan jenis tontonan populer, termasuk Sitkom (sitkom) dan animasi acara dewasa seperti Family Guy.
Acara hiburan yang lebih murah antara lain termasuk acara kuis, wawancara, atraksi, dan realitas. Acara kuis menampilkan para peserta memperebutkan hadiah dengan menjawab beberapa soal maupun menyelesaikan teka-teki. Acara wawancara menampilkan wawancara maupun bincang-bincang bersama tokoh-tokoh terkenal seperti artis hiburan, politikus, pengusaha, dll. Acara atraksi menampilkan berbagai hiburan seperti pemain musik, pelawak, tukang sulap, dll. Ada juga acara campuran genre wawancara dan atraksi, terutama acara wawancara tersohor dimana adanya tambahan hiburan di antara segmen-segmen wawancara. Acara realitas memperlihatkan orang-orang biasa (bukan aktor) yang menghadapi tantangan atau pengalaman yang luar biasa, bersaing mendapatkan gelar juara (Akademi Fantasia), dikerjain (Just For Laughs Gags), atau merasakan kehidupan orang-orang yang hidup di bawah garis kemiskinan (Jika Aku Menjadi...). Ada juga jenis acara realitas yang mempertontonkan kehidupan sehari-hari seorang artis (Gugu Gaga Erra) atau artis yang melakukan pekerjaan seperti pada umumnya orang biasa (The Simple Life).
Dampak negatif
Bila menonton televisi secara berlebihan dapat mengakibatkan penurunan kesehatan dan pikiran terganggu. Penyakit seperti kegemukan, masalah jantung, dan diabetes adalah sebagian contoh.[36]
Dampak bagi kesehatan
Resiko penyakit jantung
Berdasarkan analisis data yang dikumpulkan selama enam tahun dari 8.800 pria dan wanita Australia (di atas usia 25 dan tidak memiliki riwayat penyakit jantung), peneliti menemukan bahwa menonton televisi dapat meningkatkan risiko kematian seseorang akibat serangan jantung sebesar 18 persen dan kanker sebesar 9 persen. Kesimpulan yang diambil mereka adalah: orang yang menonton televisi lebih dari 4 jam memiliki 80 persen peningkatan risiko kematian akibat penyakit jantung dalam kurun waktu enam tahun, bila dibandingkan dengan orang yang menonton hanya dua jam tiap harinya.[36]
Ganguan tidur
Sinar yang dipancarkan dari televisi memiliki pengaruh buruk dan dapat mengurangi kadar melatonin otak. Inilah yang mempengaruhi ritme alami tubuh sehingga membuat Anda terbangun lebih lama dan sebabkan kelelahan yang ekstrim.[36]
Resiko diabetes
Menonton televisi dengan kebiasaan mengemil dapat meningkatkan resiko diabetes. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Medical Association menunjukkan bahwa risiko terkena diabetes meningkat 14 persen setiap menonton TV selama dua jam dalam sehari. Penelitian lain yang dilaporkan dalam jurnal Lipids menemukan bahwa pria yang menonton selama 40 jam tiap minggunya cenderung terkena risiko tiga kali terkena diabetes tipe 2.[36]
Gangguan penglihatan
Menonton TV terlalu banyak tidak baik untuk mata, terutama saat menonton TV di ruangan gelap. Fokus mata yang terlalu lama pada setiap objek bisa menyebabkan ketegangan mata.[36]
Dampak sosial
Menonton televisi terlalu sering dapat mengurangi interaksi sosial terhadap teman dan keluarga, serta mengurangi kesempatan berbagi ide dan perasaan dengan orang lain. Hal ini dapat mengakibatkan fobia sosial. Tayangan televisi juga dapat memberikan pengaruh kekerasan bagi anak-anak dibawah umur.[36]
Lihat pula
Referensi
- ^ Television Frequency Table, CSGNetwork.com., a Division of Computer Support Group.
- ^ Kowalewski, Anthony, "An Amateur's Television Transmitter", Radio News, April 1938. Early Television Museum and Foundation Website, retrieved 2009-07-19.
- ^ New BBC iPlayer: Integration with Facebook and Twitter
- ^ "History of the Cathode Ray Tube". About.com. Diakses tanggal 20009-10-04.
- ^ "World Analogue Television Standards and Waveforms – section – Timeline". Histrorical television data 2011. Diakses tanggal 2011-01-29.
- ^ R. W. Burns, John Logie Baird: television pioneer, IET, 2000 ISBN 0-85296-797-7 pp. 73, 88
- ^ Mr ali283280 says: (2009-10-08). "World's First TV Recordings". Tvdawn.com. Diakses tanggal 2010-06-18.
- ^ "[[Kálmán Tihanyi|Kálmán Tihanyi's]]". Memory of the World. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Diakses tanggal 2008-02-22. Konflik URL–wikilink (bantuan)
- ^ United States Patent Office, Patent No. 2,133,123, 11 Okt 1938.
- ^ United States Patent Office, Patent No. 2,158,259, 16 Mei 1939
- ^ "Vladimir Kosma Zworykin, 1889-1982". Bairdtelevision.com. Diakses tanggal 2009-04-17.
- ^ a b "Philo Taylor Farnsworth (1906-1971)", The Virtual Museum of the City of San Francisco
- ^ Farnsworth, Elma G., Distant Vision: Romance and Discovery on an Invisible Frontier, Salt Lake City, PemberlyKent, 1989, m/s. 108.
- ^ "TV History". Gadgetrepublic. 2009-05-01. Diakses tanggal 2009-05-01.
- ^ Early British Television: Baird; Television History: The First 75 Years.
- ^ Pre-1935; Television History: The First 75 Years.
- ^ Pre-1935 Baird Sets: UK, Television History: The First 75 Years.
- ^ Telefunken, Early Electronic TV Gallery, Early Television Foundation.
- ^ 1934–35 Telefunken, Television History: The First 75 Years.
- ^ 1936 French Television, Television History: The First 75 Years.
- ^ 1936 Baird T5, Television History: The First 75 Years.
- ^ Communicating Systems, Inc., Early Electronic TV Gallery, Early Television Foundation.
- ^ America's First Electronic Television Set, Television History: The First 75 Years.
- ^ http://ewh.ieee.org/r2/johnstown/downloads/20090217_IEEE_JST_Trivia_Answers.pdf
- ^ http://www.scitech.mtesz.hu/52tihanyi/flat-panel_tv_en.pdf
- ^ American TV Prices, Television History: The First 75 Years.
- ^ Annual Television Sales in USA, Television History: The First 75 Years.
- ^ Number of TV Households in America, Television History: The First 75 Years.
- ^ iDate's Global TV Revenue Market Shares International Television Expert Group
- ^ OFCOM's Global TV Market Report 2009 International Television Expert Group
- ^ Karen Hornick "That Was the Year That Was" American Heritage, Oct. 2006.
- ^ "viewing statistics in UK". Barb.co.uk. Diakses tanggal 2009-04-17.
- ^ OFCOM quarterly survey
- ^ http://www.abc.net.au/corp/pubs/documents/budget2006-07.pdf
- ^ Ministry of Finance
- ^ a b c d e f 5 Dampak Buruk Televisi untuk Kesehatan - detikSurabaya
Pranala luar
- (Inggris) A History of Television at the Canada Science and Technology Museum
- (Inggris) The Encyclopedia of Television at the Museum of Broadcast Communications
- (Inggris) The Evolution of TV, A Brief History of TV Technology in Japan NHK
- (Inggris) Television's History — The First 75 Years
- (Inggris) Worldwide Television Standards
- (Melayu) Ensiklokamus Pengetahuan Teknologi: Televisi secara ringkas
- (Indonesia) TV Streaming Indonesia