Lompat ke isi

Jamur jarum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k r2.6.4) (bot Menambah: es:Flammulina
JAnDbot (bicara | kontrib)
k r2.5.2) (bot Membuang: es:Flammulina Mengubah: de:Gemeiner Samtfußrübling
Baris 71: Baris 71:
[[ca:Flammulina]]
[[ca:Flammulina]]
[[cs:Penízovka sametonohá]]
[[cs:Penízovka sametonohá]]
[[de:Samtfußrübling]]
[[de:Gemeiner Samtfußrübling]]
[[en:Enokitake]]
[[en:Enokitake]]
[[es:Flammulina]]
[[fi:Talvijuurekas]]
[[fi:Talvijuurekas]]
[[fr:Flammulina velutipes]]
[[fr:Flammulina velutipes]]

Revisi per 30 Agustus 2011 07.30

Flammulina
Jamur Enokitake (Flammulina velutipes) di alam bebas
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Flammulina
Spesies

Flammulina callistosporioides
Flammulina elastica
Flammulina fennae
Flammulina ferrugineolutea
Flammulina mediterranea
Flammulina mexicana
Flammulina ononidis
Flammulina populicola
Flammulina rossica
Flammulina similis
Flammulina stratosa
Flammulina velutipes

Jamur Enokitake hasil budidaya

Jamur Enokitake (えのき茸, jamur enoki) adalah jamur pangan dengan tubuh buah hasil budidaya berbentuk panjang-panjang berwarna putih seperti tauge.[1] Dikenal juga sebagai jamur tauge, jamur musim dingin, atau jamur jarum emas[2] (Hanzi: 金针菇, pinyin: jīnzhēngū, Hangul: 팽이버섯 , Alihaksara: pengi beoseot).

Di wilayah dunia beriklim sejuk, jamur tumbuh di alam bebas pada suhu udara rendah mulai musim gugur hingga awal musim semi.[3] Jamur juga diketahui tumbuh di bawah salju.[3] Jamur tumbuh di permukaan batang pohon Celtis sinensis (bahasa Jepang: Enoki) yang sudah melapuk, sehingga disebut Enokitake (jamur Enoki).[3] Jamur juga bisa tumbuh di permukaan batang kayu lapuk pohon-pohon berdaun lebar seperti Bebesaran dan Kesemek.[3] Jamur ini sering dianggap sebagai hama bagi beberapa produk pertanian.[3]

Budidaya

Jamur Enokitake hasil budidaya bisa dipanen sepanjang tahun.[3] Tubuh buah Enokitake hasil budidaya terlihat berbeda dari Enokitake yang tumbuh di alam bebas.[3] Jamur hasil budidaya dilindungi dari sinar matahari sehingga berwarna putih, sedangkan jamur di alam bebas berwarna coklat hampir merah jambu.[3] Jamur hasil budidaya juga memiliki batang yang panjang dan kurus-kurus, sedangkan jamur di alam bebas memiliki batang yang lebih pendek dan gemuk.[3] Rasa jamur hasil budidaya juga sangat berbeda dengan jamur yang tumbuh di alam bebas.[3]

Enokitake yang tersedia di pasar swalayan merupakan hasil budidaya.[4] Jamur dibudidayakan dengan menggunakan botol plastik atau kantong plastik.[4] Jamur memerlukan waktu 30 hari pada suhu 15 °C dan kelembaban 70% di atas media tanam serbuk gergaji atau serbuk bonggol jagung ditambah berbagai bahan campuran lain.[4] Setelah itu, jamur masih perlu tumbuh 30 hari lagi dengan suhu yang lebih sejuk dan lebih lembab.[4]

Proses

Jamur dilindungi dari sinar matahari dan dipaksa tumbuh di dalam botol plastik atau kantong plastik yang sempit. [4] Jamur yang terus mencari sinar matahari akhirnya tumbuh terus ke atas hingga menjadi panjang-panjang dan kurus.[4] Jamur memang bisa tumbuh tanpa sinar matahari, tapi sinar matahari tetap diperlukan pada penyebaran spora.[4]

Enokitake dapat hidup di alam sebagai jamur liar atau dibudidaya dan dikultur.[3] Kedua jenis ini dapat dimakan, namun jamur Enokitake hasil budidaya memiliki rasa dan kenikmatan yang lebih baik dibandingkan dengan jamur Enokitake liar.[3] Jamur Enokitake hasil budidaya banyak digunakan dalam masakan Jepang dan Cina.[3] Ciri khas jamur Enokitake hasil budidaya adalah warnanya yang kuning pucat, tangkainya yang panjang dengan tudungnya yang kecil.[3]

Ciri dari jamur Enokitake yang hidup liar adalah memiliki tudung berwarna coklat, berbentuk cembung dan ukurannya dapat mencapai 3 cm.[3] Tudung ini akan semakin datar seiring bertambahnya usia jamur Enokitake.[3]

Manfaat

Jamur ini banyak digunakan dalam berbagai masakan sup dalam Jepang, Korea, masakan Cina, dan Vietnam.[1] Jamur mempunyai tekstur garing dan aroma yang segar.[1] Bagian akar perlu dipotong sebelum digunakan dalam masakan.[1] Jamur segar tahan disimpan di lemari es sampai satu minggu.[1]

Jamur Enokitake sangat mudah dibudidayakan dan sudah dibudidayakan di Jepang sejak lebih dari 300 tahun yang lalu. Enokitake bisa ditanam sendiri di rumah asalkan suhu cukup sejuk.[1] Di Cina, jamur ini sering digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati susah buang air besar.[1]

Biasanya jamur ini digunakan dalam makanan – makanan yang berbau Asia.[1] Jamur ini juga banyak digunakan sebagai bahan salad (di mana rasa terbaik dari jamur ini dapat dinikmati), sup dan juga sering digoreng bersama sayuran dan daging.[1]

Kandungan gizi

Jamur Enokitake mengandung banyak serat.[1] Jamur ini juga mengandung banyak protein dan beberapa vitamin seperti vitamin B, serta mineral.[1] Satu mangkuk jamur mentah diperkirakan dapat menyediakan 20 kalori.[1] Jamur ini juga tidak mengandung gula sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan juga dapat dijadikan pilihan bahan makanan untuk diet.[1]

Jamur Enokitake juga mengandung senyawa flammulin yang merupakan senyawa anti kanker dan tumor.[5] Jamur Enokitake juga dipercaya dapat menstimulasi sistem imun dan juga memiliki aktivitas anti viral dan anti bakteri.[5] Selain itu, dalam jamur ini juga terdapat senyawa lain yang berfungsi sebagai penurun tekanan darah dan juga penurun kolestrol.[2] Penelitian juga menginformasikan bahwa Enokitake berguna dalam perawatan lymphomia dan kanker prostat.[2]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m (Inggris) Specialty Produce. 2010. Enoki mushroomsDiakses pada 5 Mei 2010.
  2. ^ a b c (Inggris) Darwin. 2008. Mushroom: The Mighty FungusDiakses pada 5 Mei 2010.
  3. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p (Inggris) Smith SE. 2010. What is Enokitake?Diakses pada 6 Mei 2010.
  4. ^ a b c d e f g (Inggris) World Co,LTD. tt. Flammulina velutipesDiakses pada 5 Mei 2010.
  5. ^ a b (Inggris) Ng TB, Ngai, Patrick HK, Xia L. 2006. An agglutinin with mitogenic and antiproliferative activities from the mushroom Flammulina velutipes, Mycologia 98(2):167–171.

Pranala luar