Tendon Achilles: Perbedaan antara revisi
k r2.7.2) (bot Menambah: bn:অ্যাকিলিস টেন্ডন |
k r2.7.2+) (bot Menambah: bg:Ахилесово сухожилие |
||
Baris 22: | Baris 22: | ||
[[ar:وتر أخيل]] |
[[ar:وتر أخيل]] |
||
[[az:Axilles vətəri]] |
[[az:Axilles vətəri]] |
||
[[bg:Ахилесово сухожилие]] |
|||
[[bn:অ্যাকিলিস টেন্ডন]] |
[[bn:অ্যাকিলিস টেন্ডন]] |
||
[[ca:Tendó d'Aquil·les]] |
[[ca:Tendó d'Aquil·les]] |
Revisi per 25 Juli 2012 11.27
Tendon Achilles atau tendo calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah. Ia berfungsi untuk melekatkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, calcaneus.
Anatomi
Tendon Achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada badan manusia. Panjangnya sekitar 15 sentimeter, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang calcaneus.
Penamaan
Sesuai dengan catatan yang ada, penggunaan nama Achilles dimulai pada 1693 oleh ahli anatomi Belanda, Philip Verheyen. Pada karangannya Corporis Humani Anatomia, bab XV, halaman 328, ia menggambarkan letak tendon tersebut dan disebutnya "korda Achilles" ("quae vulgo dicitur corda Achillis").
Nama Achilles berasal dari tokoh mitologi Yunani. Ibunya, dewi Thetis, mendapatkan nujuman tentang kematian anaknya. Kemudian ia memandikan Achilles di sungai, supaya anaknya terlindungi dari bahaya dan kebal. Saat memandikan, dewi Thetis terus memegangi tumit Achilles. Saat perang Troya, Achilles tewas karena bagian tumitnya yang tidak kebal itu oleh anak panah beracun.
Penyakit
Tendinitis Achilles adalah radang pada tendon, dapat terjadi akibat cedera pada kaki. Tendon Achilles dapat putus dan harus ditangani dengan pembedahan. Pada penderita hiperkolesterolemia familiar dapat terjadi xanthoma pada bagian tendon Achillesnya.
Cedera tendon pada kebudayaan kini
Cedera pada tendon Achilles sering dihubungkan dengan cedera yang menyakitkan. Halini sering digunakan oleh para penulis untuk memainkan emosi pembaca. Cedera tendon ini sering ditampilkan pada film horor seperti House of Wax (2005).