Lompat ke isi

Surat Batak: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ukozok (bicara | kontrib)
Ukozok (bicara | kontrib)
Baris 373: Baris 373:
== Bacaan lebih lanjut ==
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{id}} [[Uli Kozok|Dr. Uli Kozok]], [[1999]], ''[[Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak]]'', [[Jakarta]]: Kepustakaan Populer [[Gramedia]] (KPG) dan École française d´Extrême-Orient. Penyelaras bahasa: Robert Sibarani.
* {{id}} [[Uli Kozok|Dr. Uli Kozok]], [[1999]], ''[[Warisan Leluhur Sastra Lama dan Aksara Batak]]'', [[Jakarta]]: Kepustakaan Populer [[Gramedia]] (KPG) dan École française d´Extrême-Orient. Penyelaras bahasa: Robert Sibarani.
* {{id}} [[Uli Kozok|Dr. Uli Kozok]], [[2009]], ''[[Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII]]'', [[Jakarta]]: Kepustakaan Populer [[Gramedia]] (KPG) dan École française d´Extrême-Orient.


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 4 September 2012 20.10

Surat Batak
Jenis aksara
Abugida
BahasaBatak
Periode
sekitar abad ke-14 sampai sekarang
Arah penulisanKiri ke kanan
Aksara terkait
Silsilah
Menurut hipotesis hubungan antara abjad Aramea dengan Brahmi, maka silsilahnya sebagai berikut:
Dari aksara Brahmi diturunkanlah:
Aksara kerabat
Bali
Baybayin
Bugis
Incung
Jawa
Lampung
Makassar
Rejang
Sunda
ISO 15924
ISO 15924Batk, 365 Sunting ini di Wikidata, ​Batak
Pengkodean Unicode
Nama Unicode
Batak
U+1BC0–U+1BFF
 Artikel ini mengandung transkripsi fonetik dalam Alfabet Fonetik Internasional (IPA). Untuk bantuan dalam membaca simbol IPA, lihat Bantuan:IPA. Untuk penjelasan perbedaan [ ], / / dan  , Lihat IPA § Tanda kurung dan delimitasi transkripsi.

Surat Batak adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya. Aksara ini memiliki beberapa varian bentuk, tergantung bahasa dan wilayah. Secara garis besar, ada lima varian surat Batak di Sumatra, yaitu Karo, Toba, Dairi, Simalungun, dan Mandailing. Aksara ini wajib diketahui oleh para datu, yaitu orang yang dihormati oleh masyarakat Batak karena menguasai ilmu sihir, ramal, dan penanggalan. Kini, aksara ini masih dapat ditemui dalam berbagai pustaha, yaitu kitab tradisional masyarakat Batak.

Ciri khas

Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi [a]. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.

Huruf vokal dan konsonan dalam aksara Batak diurut menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, nya, ca, nda, mba, i, u. Aksara Batak biasanya ditulis pada bambu/kayu.[1] Penulisan dimulai dari atas ke bawah, dan baris dilanjutkan dari kiri ke kanan. (Sumber: Kozok, Uli. 2009. Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta: École française d'Extrême-Orient, Kepustakaan Populer Gramedia.)

Jenis aksara dan penyebaran

Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain. Ada empat varian Surat Batak yang utama, sesuai rumpun bahasa Batak, yaitu: Karo, Toba , Pakpak-Dairi, Simalungun, dan Angkola-Mandailing. Dengan membandingkan kelima aksara Batak dan mengadakan analisa nama-nama huruf diakritik maka Prof. Dr. Uli Kozok dari University of Hawai'i at Manoa, dapat membuktikan bahwa aksara Batak mula-mula ada di Mandailing. Dari Mandailing aksara Batak menyebar ke kawasan Toba Timur (perbatasan dengan Simalungun), lalu ke Simalungun dan ke Toba Timur. Dari Toba Timur aksara Batak menyebar lagi ke Pakpak Dairi, sedangkan dari Toba Barat ke Simalungun, sedangkan aksara Karo menunjukkan pengaruh baik dari Pakpak-Dairi maupun dari Simalungun. (Sumber: Kozok, Uli. 2009. Surat Batak: Sejarah Perkembangan Tulisan Batak, Berikut Pedoman Menulis Aksara Batak dan Cap Si Singamangaraja XII. Jakarta: École française d'Extrême-Orient, Kepustakaan Populer Gramedia.)

Penggunaan

Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha atau pustaka. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh seorang "guru" atau datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum.

Penulisan huruf surat Batak secara garis besar terbagi dalam dua kategori, yaitu ina ni surat dan anak ni surat.

Ina ni surat

Ina ni surat merupakan huruf-huruf pembentuk dasar huruf aksara Batak. Selama ini, ina ni surat yang dikenal terdiri dari: a, ha, ka, ba, pa, na, wa, ga, ja, da, ra, ma, ta, sa, ya, nga, la, ya, nya, ca, nda, mba, i, u. Nda dan Mba adalah konsonan rangkap yang hanya ditemukan dalam variasi Batak Karo, sedangkan Nya hanya digunakan di Mandailing akan tetapi dimasukkan juga dalam alfabat Toba walaupun tidak digunakan. Aksara Ca hanya terdapat di Karo sedangkan di Angkola-Mandailing huruf Ca ditulis dengan menggunakan huruf Sa dengan sebuah tanda diakritik yang bernama tompi di atasnya.

Alfabet
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
a
A
A
A
A
A
ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
ka
Ka
Ka
Ka
Ka
Ka
ba
Ba
Ba
Ba
Ba
Ba
pa
Pa
Pa
Pa
Pa
Pa
na
Na
Na
Na
Na
Na
wa
Wa
Wa
Wa
Wa
Wa
Wa
ga
Ga
Ga
Ga
Ga
Ga
ja
Ja
Ja
Ja
Ja
Ja
da
Da
Da
Da
Da
Da
ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
Ra
ma
Ma
Ma
Ma
Ma
Ma
Alfabet
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
Ta
sa
Sa
Sa
Sa
Sa
Sa
ya
Ya
Ya
Ya
Ya
Ya
nga
Nga
Nga
Nga
Nga
Nga
la
La
La
La
La
La
nya
Nya
Nya
Nya
ca
Ca
Ca
Ca
Ca
nda
Nda
mba
Mba
i
I
I
I
I
I
u
U
U
U
U
U

Anak ni surat

Anak ni surat dalam aksara Batak adalah komponen fonetis yang disisipkan dalam ina ni surat (tanda diakritik) yang berfungsi untuk mengubah pengucapan/lafal dari ina ni surat. Tanda diakritik tersebut dapat berupa tanda vokalisasi, nasalisasi, atau frikatif. Anak ni surat ini terdiri dari:

  • Bunyi [e] (hatadingan)
  • Bunyi [ŋ] (paminggil)
  • Bunyi [u] (haborotan)
  • Bunyi [i] (hauluan)
  • Bunyi [o] (sihora)
  • Pangolat (tanda untuk menghilangkan bunyi [a] pada ina ni surat)

Nama-nama tanda diakritis di atas hanya berlaku untuk bahasa Batak Toba. Dalam bahasa-bahasa Batak lainnya terdapat sejumlah variasi nama ina ni surat. Misalnya Pangolet dalam bahasa Karo dinamakan "penengen".

Seperti halnya ina ni surat, anak ni surat dalam aksara Batak juga disusun menurut tradisi mereka sendiri, yaitu: [e], [i], [o], [u], [ŋ], [x]. Tanda diakritik juga memiliki varian bentuk antara suatu daerah dengan daerah lainnya yang menggunakan aksara yang sama. Di bawah ini disajikan contoh penggunaan tanda diakritik dengan huruf Ka, dan varian tanda pangolat.

Transliterasi
Latin
Surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing
ke
Ke
Ke
Ke
Ke
Ke
Ke
Ke
ki
Ki
Ki
Ki
Ki
Ki
Ki
ko
Ko
Ko
Ko
Ko
Ko
Ko
kou
Ke
ku
Ku
Ku
Ku
Ku
Ku
kang
Kang
Kang
Kang
Kang
Kang
kah
Kah
Kah
Pangolat (peniada vokal) dalam surat Batak
Karo Toba Dairi Simalungun/
Timur
Mandailing

Lihat pula

Catatan kaki

  1. ^ Ager, Simon. "Batak alphabet". Omniglot.com. 

Bacaan lebih lanjut

Pranala luar