Lompat ke isi

Pulau Madura: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Faiqnur (bicara | kontrib)
Faiqnur (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43: Baris 43:
'''Geografi'''
'''Geografi'''


Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering.Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.
Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km², atau kurang lebih 10 persen dari luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530 km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.


Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung.

Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km², atau kurang lebih 10 persen dari luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530 km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.


'''Administrasi'''
'''Administrasi'''
Baris 84: Baris 87:
Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur<ref name="Rachbini">[[Didiek Junaidi Rachbini|Rachbini, D.J.]], Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk ''et al.'' (penyunting), ''Across Madura Strait: the dynamics of an insular society'', Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.</ref>. Tidak seperti [[Pulau Jawa]], tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat [[suku Madura]] tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program [[transmigrasi]] terbanyak.
Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur<ref name="Rachbini">[[Didiek Junaidi Rachbini|Rachbini, D.J.]], Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk ''et al.'' (penyunting), ''Across Madura Strait: the dynamics of an insular society'', Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.</ref>. Tidak seperti [[Pulau Jawa]], tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat [[suku Madura]] tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program [[transmigrasi]] terbanyak.


Disamping suku Jawa dan Sunda, orang Madura juga banyak yang bertransmigrasi ke wilayah lain terutama ke Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, serta ke Jakarta,Tanggerang,Depok,Bogor,Bekasi,dan sekitarnya, juga Negara Timur Tengah khususnya Saudi Arabia. Beberapa kota di Kalimantan seperti Sampit dan Sambas, pernah terjadi kerusuhan etnis yang melibatkan orang Madura. Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.
Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura juga senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.




Baris 90: Baris 93:


[[Berkas:Madura bull racing 1999.jpeg|thumb|200px|Kerapan Sapi di Sumenep]]
[[Berkas:Madura bull racing 1999.jpeg|thumb|200px|Kerapan Sapi di Sumenep]]
Pulau Madura memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Madura adalah [[Karapan Sapi]]. Setiap tahun kerapan sapi diselenggarakan berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat pembantu wilayah Madura.
Pulau Madura memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Madura adalah [[Karapan Sapi]]. Setiap tahun kerapan sapi diselenggarakan berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat pembantu wilayah Madura. Selain kerapan sapi ada juga kontes Sapi Sono' yang diperagakan oleh sapi-sapi betina. Selain itu untuk beberapa di kepulauan Sumenep ada juga Kerapan Kerbau.


Selain itu Madura mempunyai tempat wisata peninggalan sejarah yang sebagian besar tersebar di Kabupaten Sumenep. Objek Wisata Sejarah yang ada di wilayah ini antara lain : [[Keraton Sumenep]], [[Masjid Jamik Sumenep|Masjid Jamik]], [[Asta Tinggi Sumenep|Asta Tinggi]], Wisata [[Kota Tua Kalianget]], dsb.
Selain itu Madura mempunyai tempat wisata peninggalan sejarah yang sebagian besar tersebar di Kabupaten Sumenep. Objek Wisata Sejarah yang ada di wilayah ini antara lain : [[Keraton Sumenep]], [[Masjid Jamik Sumenep|Masjid Jamik]], [[Asta Tinggi Sumenep|Asta Tinggi]], Wisata [[Kota Tua Kalianget]], dsb.


Selain itu Madura mempunyai pantai yang indah, antara lain, [[Pantai Lombang]], [[Pantai Slopeng]], Pantai Badur, Pantai Talang Siring, Pantai Camplong, Pantai Rongkang, dan Pantai Siring Kemuning.
Selain itu Madura mempunyai pantai yang indah, antara lain, [[Pantai Lombang]], [[Pantai Slopeng]], Pantai Badur, Pantai Talang Siring, Pantai Camplong, Pantai Rongkang, dan Pantai Siring Kemuning.


== Tokoh Madura ==
== Tokoh Madura ==
{{utama|Daftar tokoh Madura}}
=== Tokoh Legenda ===


'''Tokoh Kerajaan'''
* [[Sakera]] :adalah seorang jagoan daerah, yang melawan perintah diktator Belanda di perkebunan tebu di daerah Bangil, yang akhirnya dihukum mati oleh Kolonial Belanda.

* Ke Lesap<sup>[http://www.bangkalan-memory.net/content/view/148/147/ 1]</sup>
'''Madura Barat'''
* Mpu Kelleng, seorang pandai besi dari Desa Pekandangan Kecamatan Bluto Sumenep, ayah angkat [[Jokotole]]
* [[Jokotole]]


=== Tokoh Kerajaan ===
* [[Arya Wiraraja|Prabu Arya Wiraraja]], Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri [[Kerajaan Majapahit]] bersama Raden Wijaya.
* '''Pangeran Tengah''' 1592-1621. Saudara dari:
* '''Pangeran Tengah''' 1592-1621. Saudara dari:
* '''Pangeran Mas''' 1621-1624
* '''Pangeran Mas''' 1621-1624
Baris 119: Baris 119:
* '''Panembahan Tjokro Diningrat X, Sultan Bangkalan''' 1862-1882.
* '''Panembahan Tjokro Diningrat X, Sultan Bangkalan''' 1862-1882.
* '''[[Trunojoyo|Pangeran Trunojoyo]]''', Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura
* '''[[Trunojoyo|Pangeran Trunojoyo]]''', Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura
* '''Pangeran Adipoday''', Putera kedua Panembahan Blingi, bergelar Ario Palangjiwo tokoh legendaris yang suka bertapa dan melakukan perkawinan spiritual dengan Dewi Saini (Potre Koneng), '''Adipati Sumenep XII''' tahun 1399 - 1415
* '''Pangeran Secadiningrat III (Arya Kuda Panole [[Jokotole]])''' Anak pertama dari Pangeran Adipoday dan Potre Koneng, Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460
* '''Pangeran Secadiningrat IV (Raden Wigonando)''' menjadi Adipati Sumenep 1460 - 1502
* '''Jokowedi''', Saudara Jokotole putra dari Adipodai dan menjadi Adipati di [[Gresik]],
* '''Pangeran Secadiningrat V (Pangeran Siding Puri)''' menjadi Adipati Sumenep 1502 - 1559
* '''Raden Tumenenggung Ario Kanduruan''' menjadi Adipati Sumenep 1559 - 1562
* '''Pangeran Lor dan Pangeran Wetan''' menjadi Adipati Sumenep 1562 - 1567
* '''Pangeran Keduk I (Raden Keduk)''' menjadi Adipati Sumenep 1567 - 1574
* '''Pangeran Lor II (Raden Rajasa)''' menjadi Adipati Sumenep 1574 - 1589
* '''Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I (Raden Abdullah)''' menjadi Adipati Sumenep 1589 - 1626
* '''Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa (Raden Mas Anggadipa)''' menjadi Adipati Sumenep 1626 - 1644
* '''Kanjeng R. Tumenggung Ario Jaingpatih''' menjadi Adipati Sumenep 1644 - 1648
* '''Kanjeng Pangeran Ario [[Yudonegoro]] (Raden Bugan)''' menjadi Adipati Sumenep 1648 - 1672
* '''Kanjeng R. Tumenggung Pulang Jiwa''' dan '''Kanjeng Pangeran Seppo''' menjadi Adipati Sumenep 1672 - 1678
* '''[[Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro II]] (Pangeran Rama)''' menjadi Adipati Sumenep 1678 - 1709
* '''Kanjeng R. Tumenggung Wiromenggolo (Raden Purwonegoro)''' menjadi Adipati Sumenep 1709 - 1721
* '''Kanjeng Pangeran Ario [[Cokronegoro III]] ( Raden Achmad )''' menjadi Adipati Sumenep 1721 - 1744
* '''Kanjeng Pangeran Ario [[Cokronegoro IV]] ( Raden Alza )''' menjadi Adipati Sumenep 1744 - 1749
* '''Raden Buka (Panglima perang Ke' Lesap)''' menjadi Adipati Sumenep 1749 - 1750
* '''Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara''' dan '''Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara (Raden. Moh. Saud)''' menjadi Adipati Sumenep ke XXX 1750 - 1762
* '''Kanjeng R. Tumenggung Ario Asirudin / Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep''' (adipati Sumenep) tahun 1762 - 1811
* '''Sultan Abdurrahaman Pakunataningrat I (Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman)''' menjadi Adipati Sumenep 1811 - 1854
* '''Panembahan Natakusuma II (Kanjeng R. Tumenggung Moh. Saleh Natanegara)''' menjadi Adipati Sumenep 1854 - 1879
* '''Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat (Pangeran Ario Pakunataningrat)''' menjadi Adipati Sumenep 1879 - 1901
* '''Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusuma (R. Tumenggung Ario Pratamingkusuma)''' menjadi Adipati Sumenep 1901 - 1926
* '''Kanjeng Pangeran Ario Prabuwinata (R. Tumenggung Ario Prabuwinata)''' menjadi Adipati Sumenep 1926 - 1929
<br />
<br />


=== Pahlawan dari Madura ===
'''Madura Timur'''
* [[Trunojoyo|Pangeran Trunojoyo]]
* [[Abdul Halim Perdana Kusuma]]


* [[Arya Wiraraja|Prabu Arya Wiraraja]], Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri [[Kerajaan Majapahit]] bersama Raden Wijaya.
* Pangeran Secadiningrat I
* Pangeran Secadiningrat II
* Pangeran Secadiningrat III Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460
* Pangeran Secadiningrat IV Adipati Sumenep 1460 - 1502
* Pangeran Secadiningrat V Adipati Sumenep 1502 - 1559
* Raden Tumenenggung Ario Kanduruan Adipati Sumenep 1559 - 1562
* Pangeran Lor dan Pangeran Wetan Adipati Sumenep 1562 - 1567
* Pangeran Keduk I Adipati Sumenep 1567 - 1574
* Pangeran Lor II Adipati Sumenep 1574 - 1589
* Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I menjadi Adipati Sumenep 1589 - 1626
* Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa Adipati Sumenep 1626 - 1644
* Kanjeng R. Tumenggung Ario Jaingpatih Adipati Sumenep 1644 - 1648
* Kanjeng Pangeran Ario [[Yudonegoro]] Adipati Sumenep 1648 - 1672
* Kanjeng R. Tumenggung Pulang Jiwa dan Kanjeng Pangeran Seppo Adipati Sumenep 1672 - 1678
* Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro II]] Adipati Sumenep 1678 - 1709
* Kanjeng R. Tumenggung Wiromenggolo Adipati Sumenep 1709 - 1721
* Kanjeng Pangeran Ario [[Cokronegoro III]] Adipati Sumenep 1721 - 1744
* Kanjeng Pangeran Ario [[Cokronegoro IV]] Adipati Sumenep 1744 - 1749
* Raden Buka Adipati Sumenep 1749 - 1750
* Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara dan Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara Adipati Sumenep 1750 - 1762
* Kanjeng R. Tumenggung Ario Asirudin / Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep tahun 1762 - 1811
* Sultan Abdurrahaman Pakunataningrat I (Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman) Sultan Sumenep 1811 - 1854
* Panembahan Natakusuma II (Kanjeng R. Tumenggung Moh. Saleh Natanegara) menjadi Adipati Sumenep 1854 - 1879
* Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat Adipati Sumenep 1879 - 1901
* Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusuma Adipati Sumenep 1901 - 1926
* Kanjeng Pangeran Ario Prabuwinata Adipati Sumenep 1926 - 1929


=== Tokoh Ulama/Kyai ===
== Lihat pula ==
* [[Bahasa Madura]]
* KH.Syaikhona Kholil :''arsitek utama berdirinya NU seorang ulama Madura, almarhum Syaikhona merupakan guru para ulama NU angkatan pertama sejak Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari sampai kyai As’ad Syamsul Arifin.''
* [[Kepulauan Kangean]]
:Syaikhona [[Kholil Lahir]]: Tanggal 11 Jumada Al-Tsaniyah 1235H di Kabupaten Bangkalan, Madura dan Wafat pada 29 Ramadhan 1343H.
:
:Pendidikan yang ia peroleh adalah dengan belajar di pesantren-pesantren. seperti pesantren Langitan Tuban Jawa timur, Pesantren Bangil dan Kebon Candi Pasuruan Jawa Timur, Pesantren Banyuwangi, dan belajar di Makkah Al-Mukarramah.
:
:Pengabdiannya pada Agama Islam Di Indonesia : Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Kademangan, Bangkalan Madura Serta Pencetak generasi Islam yang cemerlang , Seperti Hadratu Syaikh Hasyim Asy’ari , Kiai Wahab hasbulloh Tambak Beras, Kiai Abdul Karim Lirboyo Kediri dan masih banyak ulama-ulama besar lainnya.
:
:Ayahnya bernama Abdul Latif juga seorang Ulama dan seorang Kiai besar yang berpengaruh di kampung Senenan Desa kemayoran, Kecamatan Bangkalan Kabupaten Bangkalan Madura.
:
:Kiai Kholil adalah masih keturunan dari Sunan Gunung Jati. Ayahnya adalah putra dari Kyai Hamim putra dari Kiai Abdul Karim bin Kiai Muharram bin Kiai Asral Karamah bin Kiai Abdullah bin Sayyid Sulaiman, dimana Sayyid Sulaiman adalah cucu Sunan Gunung Jati.
* KH Abd Hamid AMZ..Pengasuh Pondok Pesantren Bata-Bata Pamekasan
* KH Ahmad Tidjanie Jauhari, ''Sekjen Rabithah Al-Alam Al-Islami di Mekkah'' dan ''Pimpinan Pondok Pesantren Al Amin Prenduan, Sumenep''
* KH Alawie, ''Kiyai dari Sampang''
* KH. Bahaudin Mudhary, ''Ketua MUI Jatim'' dan ''Penulis buku Dialog Ketuhanan Yesus''
* KH. Badrie Masduki, ''Tokoh NU''
*


== Lain-lain ==


=== Tokoh Pejabat Tinggi Negara Republik Indonesia ===
* Mahfud,MD, Prof.Dr. , ''Ketua Mahkamah Konstitusi''
* Hadi Purnomo, ''Ketua Badan Pemeriksa Keuangan''
* Herman Widyananda, DR. SE., M.Si., ''Wakil Ketua Badan Pemeriksa Keuangan''

=== Tokoh Pejabat Menteri Kabinet Republik Indonesia ===
* Soemarno Sosroatmodjo , ''Menteri Dalam Negeri untuk periode tahun 1960 - 1964 dan 1965 - 1966'' dan ''Gubernur DKI Jakarta''
* Rachmat Saleh: Menteri Perdagangan
* Wardiman Joyonegoro, Prof.DR.Ing. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
* R.Hartono,
* Djamaludin Suryohadikusumo, Menteri Kehutanan
* Nur Mahmudi ( Ketua PKS ), Menteri Kehutanan

=== Tokoh Setingkat Menteri ===
* Rahmat Saleh: ''Gubernur Bank Indonesia''
* Soedjono Chanafiah Atmonegoro, SH, ''Jaksa Agung RI''

=== Tokoh sebagai Gubernur ===
* Moch.Noer: Gubernur Jawa Timur
* Soemarno Sosroatmodjo: Gubernur DKI Jakarta

=== Tokoh di Militer ===
* R.HARTONO, ''Kepala Staf Angkatan Darat ( KSAD )''
* Muhammad Arifin, ''Kepala Staf Angkatan Laut ( KSAL )''
* [[Hanafie Asnan]],''Kepala Staf Angkatan Udara ( KSAU )''
* Banurusman, ''Kepala Staf Polisi ( KAPOLRI )''
* Roesman Hadi, ''KAPLRI''
* Arie Sadewo, ''Jenderal AD, Wakil BIN''
* Letnan.Jenderal.Nono Soepomo ( Komandan Marinir )

=== Tokoh di Dunia Pendidikan dan Peneliti ===

* Ichlasul Amal, ''Rektor Universitas Gajah Mada''
* R. Achmady, ''Rektor Universitas Brawijaya''
* Afnan Troena, ''Rektor Universitas Brawijaya''
* HR Soedarso Djojonegoro, ''Rektor Universitas Negeri Airlangga'',<ref>http://www.pdat.co.id/ads/html/S/ads,20030626-35,S.html</ref>
* M.Iksan Semaoen, ''Rektor Universitas Tronojoyo Negeri Madura''
* Nurcholish Madjid, ''Cak Nur ( Ayahnya Bangkalan Madura), Rektor dan Pendiri universitas PARAMADINA''
* HM Rachimoellah, ''Guru Besar di Institute Teknologi Nopember Surabaya''
* Mien Ahmad Rifai, ''Guru Besar IPB, Penemu Lebih dari 100 Jenis Tumbuhan Baru) dan Bapak Ahli Jamur Indonesia(Peneliti utama )''
* Azis ayahnya Iwan Djaya Azis, ''Pemilik Surabaya Post''
* Iwan Jaya Azis, ''Guru Besar & Direktur Paska Sarjana di Cornell University''
* Syairul Alim, ''Guru Besar Fisika Univesitas Gajah Mada''
* Riswandha Imaw, ''Guru Besar Ilmu Politik Universitas Gajah Mada''
* Mochtar Mas'ud, ''Guru Besar Ilmu Ekonomi UGM''
* Prof.DR. Didik Junaidi Rachbini, ''Pengamat ekonomi dan politikus PAN''
* Faisal Ismail, ''Guru Besar IAIN Yogyakarta dan Dubes RI di Kuwait''
* Latief Wiyata ''(CERIC Univ. Jember - Antropolog Budaya Madura)''

=== Tokoh Budaya/Seniman Madura ===

* Abdul Hadi,WM
* Kadarisman Sastrodiwiryo
* [[D. Zawawi Imron]] ( Celurit Emas )
* Sahid Kelana ( Ayah handa Band The Big Kid,Imaniar bersaudara )Seniman Madura mendapat gelar Terompet maut Indonesia
* Adrian Pawitra, Pembuat Kamus Bahasa Madura ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Indonesia ke Bahasa Madura
* Agus Hadi Sudjiwo / lebih dikenal Sudiwo Tejo,(lahir di Jember, Jawa Timur, 31 Agustus 1962 Keturunan Madura berdasarkan pengakuan pribadinya, didaerah ini banyak orang maduranya)
* Jamal D Rahman, Pimpinan Redaksi Majalah Kebudayaan Horison
* Anang Hermansyah(lahir di Jember, Jawa Timur, 18 Maret 1969,aktor,pemusik,penyanyi,pencipta lagu,produser juri Indonesian Idol 2012,(http://wiki-indonesia.club/wiki/Anang_Hermansyah)
* Dewi Murya Agung (lahir di Jember, Jawa Timur, 18 Desember 1985 lebih dikenal Dewi persik
* Memet Chairul Slamet (lahir di Bangkalan, 16 Januari 1958, komponis, dosen komposisi ISI Yogyakarta)

=== Aktifis Sosial LSM ===
* Roostien Ilyas
* Yusuf Rizal : Presiden LIRA

=== Lain-lain ===


(<small>sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966</small>)
(<small>sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966</small>)
Baris 245: Baris 160:
== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist}}

== Lihat pula ==
* [[Bahasa Madura]]
* [[Kepulauan Kangean]]


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==

Revisi per 12 September 2012 12.33

Madura مدورا
Geografi
LokasiAsia Tenggara
Koordinat7°0′S 113°20′E / 7.000°S 113.333°E / -7.000; 113.333
KepulauanKepulauan Sunda Besar
Luas5,168 km² km2
Pemerintahan
NegaraIndonesia
Kependudukan
Penduduk3.625.000 jiwa
Kepadatan829/km² jiwa/km2
Peta


Madura adalah nama pulau yang terletak di sebelah timur laut Jawa Timur. Pulau Madura besarnya kurang lebih 5.168 km2 (lebih kecil daripada pulau Bali), dengan penduduk hampir 4 juta jiwa.

Pulau Madura didiami oleh suku Madura yang merupakan salah satu etnis suku dengan populasi besar di Indonesia, jumlahnya sekitar 20 juta jiwa. Mereka berasal dari Pulau Madura dan pulau-pulau sekitarnya, seperti Gili Raja, Sapudi, Raas, dan Kangean. Selain itu, orang Madura banyak tinggal di bagian timur Jawa Timur biasa disebut wilayah Tapal Kuda, dari Pasuruan sampai utara Banyuwangi. Orang Madura yang berada di Situbondo dan Bondowoso, serta timur Probolinggo, Jember, jumlahnya paling banyak dan jarang yang bisa berbahasa Jawa, juga termasuk Surabaya Utara ,serta sebagian Malang .

Suku Madura terkenal karena gaya bicaranya yang blak-blakan serta sifatnya yang temperamental, tetapi mereka juga dikenal hemat, disiplin, dan rajin bekerja. Orang Madura dikenal mempunyai tradisi Islam yang kuat, sekalipun kadang melakukan ritual Petik Laut atau Rokat Tase' (sama dengan larung sesaji). Harga diri, juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa angok pote tollang, atembang pote mata. Artinya, lebih baik mati (putih tulang) daripada malu (putih mata). Sifat yang seperti inilah yang melahirkan tradisi carok pada sebagian masyarakat Madura.

Sejarah

Litografi oleh Auguste van Pers yang menggambarkan seorang pangeran dari Madura dan pelayannya di masa Hindia Belanda

Secara politis, Madura selama berabad-abad telah menjadi subordinat daerah kekuasaan yang berpusat di Jawa. Sekitar tahun 900-1500, pulau ini berada di bawah pengaruh kekuasaan kerajaan Hindu Jawa timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit. Di antara tahun 1500 dan 1624, para penguasa Madura pada batas tertentu bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya. Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Sesudah itu, pada paruh pertama abad kedelapan belas Madura berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), mula-mula oleh VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda. Pada saat pembagian provinsi pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur.[1]

Sejarah mencatat Aria Wiraraja adalah Adipati Pertama di Madura, diangkat oleh Raja Kertanegara dari Singosari, tanggal 31 Oktober 1269. Pemerintahannya berpusat di Batuputih Sumenep, merupakan keraton pertama di Madura. Pengangkatan Aria Wiraraja sebagai Adipati I Madura pada waktu itu, diduga berlangsung dengan upacara kebesaran kerajaan Singosari yang dibawa ke Madura. Di Batuputih yang kini menjadi sebuah Kecamatan kurang lebih 18 Km dari Kota Sumenep, terdapat peninggalan-peninggalan keraton Batuputih, antara lain berupa tarian rakyat, tari Gambuh dan tari Satria.

Geografi dan Adiministrasi

Geografi

Kondisi geografis pulau Madura dengan topografi yang relatif datar di bagian selatan dan semakin kearah utara tidak terjadi perbedaan elevansi ketinggian yang begitu mencolok. Selain itu juga merupakan dataran tinggi tanpa gunung berapi dan tanah pertanian lahan kering.Komposisi tanah dan curah hujan yang tidak sama dilereng-lereng yang tinggi letaknya justru terlalu banyak sedangkan di lereng-lereng yang rendah malah kekurangan dengan demikian mengakibatkan Madura kurang memiliki tanah yang subur.

Secara geologis Madura merupakan kelanjutan bagian utara Jawa, kelanjutan dari pengunungan kapur yang terletak di sebelah utara dan di sebelah selatan lembah solo. Bukit-bukit kapur di Madura merupakan bukit-bukit yang lebih rendah, lebih kasar dan lebih bulat daripada bukit-bukit di Jawa dan letaknyapun lebih bergabung.

Luas keseluruhan Pulau Madura kurang lebih 5.168 km², atau kurang lebih 10 persen dari luas daratan Jawa Timur. Adapun panjang daratan kepulauannya dari ujung barat di Kamal sampai dengan ujung Timur di Kalianget sekitar 180 km dan lebarnya berkisar 40 km. Pulau ini terbagi dalam empat wilayah kabupaten. Dengan Luas wilayah untuk kabupaten Bangkalan 1.144, 75 km² terbagi dalam 8 wilayah kecamatan, kabupaten Sampang berluas wilayah 1.321,86 km², terbagi dalam 12 kecamatan, Kabupaten Pamekasan memiliki luas wilayah 844,19 km², yang terbagi dalam 13 kecamatan, dan kabupaten Sumenep mempunyai luas wilayah 1.857,530 km², terbagi dalam 27 kecamatan yang tersebar diwilayah daratan dan kepulauan.

Administrasi

Madura dibagi menjadi empat kabupaten, yaitu:

Kabupaten Ibu Kota Luas Area Populasi 2010
Kabupaten Bangkalan Bangkalan 1,260 907,255
Kabupaten Sampang Sampang 1,152 876,950
Kabupaten Pamekasan Pamekasan 733 795,526
Kabupaten Sumenep Sumenep 1,147 1,041,915

Kota-Kota Eks Karesidenan Madura

Ekonomi

Pertanian subsisten (skala kecil untuk bertahan hidup) merupakan kegiatan ekonomi utama. Jagung dan singkong merupakan tanaman budi daya utama dalam pertanian subsisten di Madura, tersebar di banyak lahan kecil. Ternak sapi juga merupakan bagian penting ekonomi pertanian di pulau ini dan memberikan pemasukan tambahan bagi keluarga petani selain penting untuk kegiatan karapan sapi. Perikanan skala kecil juga penting dalam ekonomi subsisten di sana.

Tanaman budi daya yang paling komersial di Madura ialah tembakau. Tanah di pulau ini membantu menjadikan Madura sebagai produsen penting tembakau dan cengkeh bagi industri kretek domestik. Sejak zaman kolonial Belanda, Madura juga telah menjadi penghasil dan pengekspor utama garam.

Bangkalan yang terletak di ujung barat Madura telah mengalami industrialisasi sejak tahun 1980-an. Daerah ini mudah dijangkau dari Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia, dan dengan demikian berperan menjadi daerah suburban bagi para penglaju ke Surabaya, dan sebagai lokasi industri dan layanan yang diperlukan dekat dengan Surabaya. Jembatan Suramadu yang sudah beroperasi sejak 10 Juni 2009, diharapkan meningkatkan interaksi daerah Bangkalan dengan ekonomi regional.

Sumenep sebagai daerah wisata juga menyimpan banyak sumber daya alam berupa gas alam yang dieksplorasi untuk mensuplai kebutuhan gas industri yang tersebar di wilayah Jawa Timur. Sumur-sumur gas sebagian besar tersebar di daerah lepas pantai Kepulauan Sumenep.

Kondisi Sosial Masyarakat

Madura termasuk salah satu daerah miskin di provinsi Jawa Timur[2]. Tidak seperti Pulau Jawa, tanah di Madura kurang cukup subur untuk dijadikan tempat pertanian. Kesempatan ekonomi lain yang terbatas telah mengakibatkan pengangguran dan kemiskinan. Faktor-faktor ini telah mengakibatkan emigrasi jangka panjang dari Madura sehingga saat ini banyak masyarakat suku Madura tidak tinggal di Madura. Penduduk Madura termasuk peserta program transmigrasi terbanyak.

Orang Madura pada dasarnya adalah orang yang suka merantau karena keadaan wilayahnya yang tidak baik untuk bertani. Orang Madura juga senang berdagang, terutama besi tua dan barang-barang bekas lainnya. Selain itu banyak yang bekerja menjadi nelayan dan buruh,serta beberapa ada yang berhasil menjadi,Tekonokrat,Biokrat,Mentri atau Pangkat tinggi di dunia militer.


Pariwisata

Kerapan Sapi di Sumenep

Pulau Madura memiliki sejumlah tempat wisata yang menarik. Salah satu icon wisata Madura adalah Karapan Sapi. Setiap tahun kerapan sapi diselenggarakan berjenjang dari tingkat Kecamatan, Kabupaten, dan tingkat pembantu wilayah Madura. Selain kerapan sapi ada juga kontes Sapi Sono' yang diperagakan oleh sapi-sapi betina. Selain itu untuk beberapa di kepulauan Sumenep ada juga Kerapan Kerbau.

Selain itu Madura mempunyai tempat wisata peninggalan sejarah yang sebagian besar tersebar di Kabupaten Sumenep. Objek Wisata Sejarah yang ada di wilayah ini antara lain : Keraton Sumenep, Masjid Jamik, Asta Tinggi, Wisata Kota Tua Kalianget, dsb.

Selain itu Madura mempunyai pantai yang indah, antara lain, Pantai Lombang, Pantai Slopeng, Pantai Badur, Pantai Talang Siring, Pantai Camplong, Pantai Rongkang, dan Pantai Siring Kemuning.

Tokoh Madura

Tokoh Kerajaan

Madura Barat

  • Pangeran Tengah 1592-1621. Saudara dari:
  • Pangeran Mas 1621-1624
  • Pangeran Praseno / Pangéran Tjokro di Ningrat I 1624-1647. Anak dari Tengah dan Ayah dari:
  • Pangeran Tjokro Diningrat II 1647-1707, Panembahan 1705. Ayah dari:
  • Raden Temenggong Sosro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat III 1707-1718. Saudara dari:
  • Raden Temenggong Suro Diningrat / Pangeran Tjokro Diningrat IV 1718-1736. Ayah dari:
  • Raden Adipati Sejo Adi Ningrat I / Panembahan Tjokro Diningrat V 1736-1769. Kakek dari:
  • Raden Adipati Sejo Adiningrat II / Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VI 1769-1779
  • Panembahan Adipati Tjokro Diningrat VII 1779-1815, Sultan Bangkalan 1808-1815. Anak dari Tjokro di Ningrat V dan Ayah dari:
  • Tjokro Diningrat VIII, Sultan Bangkalan 1815-1847. Saudara dari:
  • Panembahan Tjokro Diningrat IX, Sultan Bangkalan 1847-1862. Ayah dari:
  • Panembahan Tjokro Diningrat X, Sultan Bangkalan 1862-1882.
  • Pangeran Trunojoyo, Pahlawan Madura salah seorang keturunan Kerajaan Madura Barat dalam memberontak pemerintahan VOC di Jawa dan Madura

Madura Timur

  • Prabu Arya Wiraraja, Adipati Sumenep I pada tahun 1269 dan sebagai salah satu tokoh pendiri Kerajaan Majapahit bersama Raden Wijaya.
  • Pangeran Secadiningrat I
  • Pangeran Secadiningrat II
  • Pangeran Secadiningrat III Adipati Sumenep XIII tahun 1415 - 1460
  • Pangeran Secadiningrat IV Adipati Sumenep 1460 - 1502
  • Pangeran Secadiningrat V Adipati Sumenep 1502 - 1559
  • Raden Tumenenggung Ario Kanduruan Adipati Sumenep 1559 - 1562
  • Pangeran Lor dan Pangeran Wetan Adipati Sumenep 1562 - 1567
  • Pangeran Keduk I Adipati Sumenep 1567 - 1574
  • Pangeran Lor II Adipati Sumenep 1574 - 1589
  • Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro I menjadi Adipati Sumenep 1589 - 1626
  • Kanjeng R. Tumenggung Ario Anggadipa Adipati Sumenep 1626 - 1644
  • Kanjeng R. Tumenggung Ario Jaingpatih Adipati Sumenep 1644 - 1648
  • Kanjeng Pangeran Ario Yudonegoro Adipati Sumenep 1648 - 1672
  • Kanjeng R. Tumenggung Pulang Jiwa dan Kanjeng Pangeran Seppo Adipati Sumenep 1672 - 1678
  • Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro II]] Adipati Sumenep 1678 - 1709
  • Kanjeng R. Tumenggung Wiromenggolo Adipati Sumenep 1709 - 1721
  • Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro III Adipati Sumenep 1721 - 1744
  • Kanjeng Pangeran Ario Cokronegoro IV Adipati Sumenep 1744 - 1749
  • Raden Buka Adipati Sumenep 1749 - 1750
  • Kanjeng R. Ayu Rasmana Tirtanegara dan Kanjeng R. Tumenggung Tirtanegara Adipati Sumenep 1750 - 1762
  • Kanjeng R. Tumenggung Ario Asirudin / Pangeran Natakusuma I (Panembahan Somala) Sultan Sumenep tahun 1762 - 1811
  • Sultan Abdurrahaman Pakunataningrat I (Kanjeng R. Tumenggung Abdurrahaman) Sultan Sumenep 1811 - 1854
  • Panembahan Natakusuma II (Kanjeng R. Tumenggung Moh. Saleh Natanegara) menjadi Adipati Sumenep 1854 - 1879
  • Kanjeng Pangeran Ario Mangkudiningrat Adipati Sumenep 1879 - 1901
  • Kanjeng Pangeran Ario Pratamingkusuma Adipati Sumenep 1901 - 1926
  • Kanjeng Pangeran Ario Prabuwinata Adipati Sumenep 1926 - 1929

Lihat pula

Lain-lain

(sumber: A.M.H.J. Stokvis, Manuel d’histoire, de généalogie et de chronologie de tous les Etats du globe..., Boekhandel & Antiquariaat B.M. Israël, Leiden 1888-1893, 1966)

Referensi

  1. ^ Van Dijk, K., de Jonge, H. & Touwen-Bouwsma, E., Introduction, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 1-6.
  2. ^ Rachbini, D.J., Conditions and consequences of industrialization in Madura, di dalam: van Dijk et al. (penyunting), Across Madura Strait: the dynamics of an insular society, Leiden: KITLV Press, 1995, hlm. 209-220.

Pranala luar