Lompat ke isi

Situs Purbakala Cipari: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zekti (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Zekti (bicara | kontrib)
Baris 7: Baris 7:




==Asal Mula Penemuan==
==Penemuan dan Penelitian==
Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan adanya sebuah [[peti kubur batu]] yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Penelitian/[[ekskavasi]] [[arkeologi]] secara sistematis, di bawah pimpinan [[Teguh Asmar]] yang dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, [[gerabah]], [[perunggu]], dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan adanya sebuah [[peti kubur batu]] yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Penelitian/[[ekskavasi]] [[arkeologi]] secara sistematis, di bawah pimpinan [[Teguh Asmar]] yang dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, [[gerabah]], [[perunggu]], dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.



Revisi per 3 November 2012 09.33


Situs Purbakala Cipari merupakan situs peninggalan megalitik di Kabupaten Kuningan.

Lokasi

Situs ini terletak di Kampung Cipari, Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Berada pada ketinggian 661 meter dari permukaan laut, situs ini tepat berada di kaki Gunung Ciremai dan berjarak sekitar empat kilometer dari Kota Kuningan.


Penemuan dan Penelitian

Situs Cipari ditemukan pada tahun 1972 dengan adanya sebuah peti kubur batu yang merupakan satu ciri dari kebudayaan masa prasejarah. Penelitian/ekskavasi arkeologi secara sistematis, di bawah pimpinan Teguh Asmar yang dilakukan mulai tahun 1975 menghasilkan temuan-temuan perkakas dapur, gerabah, perunggu, dan bekas-bekas pondasi bangunan. Situs ini terhitung cukup lengkap menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu.

Interpretasi

Bertolak dari analisis litologi, stragtigrafi, dan kelompok benda temuan, Situs Cipari pernah mengalami dua kali masa pemukiman, yaitu masa akhir Neolitik dan awal pengenalan bahan perunggu yang berkisar tahun 1000 SM sampai dengan 500 SM.

Masyarakat pendukung kebudayaan di Situs Cipari telah mengenal organisasi yang baik beserta kepercayaan yang erat bertalian dengan pemujaan nenek moyang dengan adat mendirikan bangunan dari batu-batu besar atau megalitik.

Dasar dari keseluruhan tradisi megalitik ini adalah kepercayaan akan adanya hubungan erat antara yang masih hidup dengan yang telah mati atas kesejahteraan manusia, ternak dan pertanian. Juga terdapat keyakinan bahwa semua kebaikan atau tuah dari seorang kerabat yang telah mati dapat dipusatkan pada monumen-monumen yang didirikan untuk menjadi medium penghormatan, menjadi tahta kedatangan, sekaligus menjadi lambang bagi si mati. Jasa amal atau kebaikan dapat diperoleh dengan mengadakan pesta-pesta atau upacara-upacara tertentu yang mencapai titik puncaknya dengan mendirikan monumen-monumen tersebut. Kebaikan tidak hanya akan memberikan prestasi dam kehidupan tapi juga menjamin nasib yang lebih baik lagi dalam hidup sesudah mati nanti.

Hal demikian menjadi pelindung tingkah laku seseorang dan pemusatannya kepada monumen akan menambah kekayaan, derajat, serta mempertinggi kesejahteraan beserta hasil cocok tanamnya. [1]

Wisata

Lokasi situs ini sekarang menjadi tujuan wisata pendidikan dengan dikembangkan menjadi Taman Purbakala Cipari. Sebuah museum melengkapi situs ini.

Referensi

  1. ^ www.visitkuningan.com /Objek Wisata Kuningan