Fauzi Bowo: Perbedaan antara revisi
k ←Suntingan 202.92.199.131 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Aldo samulo |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
===== PEMILIK HAK PENUH AGAR MENGENYAHKAN SEGELINTIR OKNUM YANG MENGACAUKAN KE-INDEPENDEN-AN ARTIKEL INI DAN TIDAK MUDAH MENGEMBALIKAN KE BENTUK SEMULA, KARENA YANG DITULIS TELAH DIPUBLIKASIKAN KE PUBLIK MELALUI SEJUMLAH MEDIA CETAK DI INDONESIA. BEBERAPA SAAT LALU, ADA YANG TIDAK SUKA DENGAN KEBENARAN HAKIKI, SEHINGGA MENGEMBALIKAN ARTIKEL INI KE POSISI YANG TIDAK BENAR. JANGAN PERCAYA PADA ORANG GILA SEPERTI YANG BERININSIAL ALDO SAMULO DAN EDDY BF, MEREKA SEKONGKOLAN DENGAN PARA KORUPTOR DI INDONESIA ===== |
|||
{{Kotak info Gubernur |
{{Kotak info Gubernur |
||
|name = Fauzi Bowo |
|name = Fauzi Bowo |
||
Baris 33: | Baris 35: | ||
== Riwayat hidup == |
== Riwayat hidup == |
||
Pria berdarah [[Jawa]]-[[Betawi]] putra dari pasangan Djohari Bowo asal [[Yogyakarta]] dan Nuraini binti Abdul Manaf asal [[Jakarta]] ini menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di [[SD St. Bellarminus]]. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di [[Kolese Kanisius]] Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil studi [[Arsitektur]] bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari [[Technische Universität Braunschweig]] [[Jerman]] dan tamat 1976 sebagai [[Diplom-Ingenieur]]. Program [[Doktor|Doktor-Ingenieur]] dari [[Technische Universität Kaiserslautern]] bidang perencanaan diselesaikannya pada tahun [[2000]]. |
Pria berdarah [[Jawa]]-[[Betawi]] putra dari pasangan Djohari Bowo asal [[Yogyakarta]] dan Nuraini binti Abdul Manaf asal [[Jakarta]] ini menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di [[SD St. Bellarminus]]. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di [[Kolese Kanisius]] Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil studi [[Arsitektur]] bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari [[Technische Universität Braunschweig]] [[Jerman]] dan tamat 1976 sebagai [[Diplom-Ingenieur]]. Program [[Doktor|Doktor-Ingenieur]] dari [[Technische Universität Kaiserslautern]] bidang perencanaan diselesaikannya pada tahun [[2000]]. |
||
Baris 43: | Baris 44: | ||
== Pilkada 2007 dan Masa Kegubernuran == |
== Pilkada 2007 dan Masa Kegubernuran == |
||
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2007}} |
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2007}} |
||
Dalam penjaringan calon gubernur oleh [[Partai Persatuan Pembangunan]], Fauzi Bowo mengungguli [[Agum Gumelar]] dan [[Mahfud Djailani]] dalam perolehan suara. Fauzi memperoleh 14 suara, Agum (5 suara) dan Djailani mendapat dua suara. Dua suara lain menyatakan abstain. |
Dalam penjaringan calon gubernur oleh [[Partai Persatuan Pembangunan]], Fauzi Bowo mengungguli [[Agum Gumelar]] dan [[Mahfud Djailani]] dalam perolehan suara. Fauzi memperoleh 14 suara, Agum (5 suara) dan Djailani mendapat dua suara. Dua suara lain menyatakan abstain. |
||
Baris 59: | Baris 59: | ||
Menurut Majalah TRUST Fauzi Bowo mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar, namun pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Fauzi Bowo <ref> {{id}} [http://www.majalahtrust.com/fokus/fokus/1381.php Majalah TRUST: Rupiah bertaburan di Jakarta]</ref>. |
Menurut Majalah TRUST Fauzi Bowo mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar, namun pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Fauzi Bowo <ref> {{id}} [http://www.majalahtrust.com/fokus/fokus/1381.php Majalah TRUST: Rupiah bertaburan di Jakarta]</ref>. |
||
== |
== Pemilukada 2012 == |
||
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012}} |
{{See also|Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012}} |
||
Pada [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]], ia berpasangan dengan Mayjen (Purn) [[Nachrowi Ramli]] untuk memperebutkan periode jabatan kedua. Pada putaran pertama, pasangan ini didukung koalisi tujuh partai politik termasuk [[Partai Demokrat (Indonesia)|Partai Demokrat]], [[Partai Hati Nurani Rakyat]], [[Partai Amanat Nasional]], dan [[Partai Kebangkitan Bangsa]]. Pada putaran kedua, [[Partai Persatuan Pembangunan]], [[Partai Golkar|DPD I Partai Golkar DKI Jakarta]] merapatkan, dan [[Partai Keadilan Sejahtera]] dukungan kepada mereka. Selain itu, dia juga didukung tokoh agama Kristiani seperti [[Jakob Nahuway|Pendeta Dr Jacob Nahuway, MA]] dan [[Yesaya Pariadji|Dr Pendeta Yesaya Pariadji]]. Sejumlah pengusaha di Jakarta juga menyokongnya adalah [[James Riady]] dan segenap jajaran pimpinan group Sumareccon Kelapa Gading. |
|||
Hasil penelitian sejumlah lembaga survei memprediksi [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]], pasangan nomor urut 1 memenangi [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]] dengan hanya satu putaran dan unggul cukup jauh dibandingkan pasangan cagub lainnya. Tetapi, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang sebelumnya memprediksikan kemenangan pasangan bernomor urut satu justru menempatkan pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli (Foke-Nara) di urutan kedua dengan kisaran 33% suara, tertinggal dibandingkan pasangan nomor urut 3, [[Joko Widodo]]-[[Basuki Tjahaja Purnama]] (Jokowi-Ahok). |
|||
⚫ | Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang diusung [[Partai Demokrat]] dan sejumlah besar partai pendukung lain hanya bisa menempati urutan kedua dengan suara hanya sekitar 34,18 persen setelah pasangan [[Joko Widodo]]-[[Basuki Tjahaja Purnama]] yang meraih 43,04 persen suara. Menurut tim sukses pasangan [[Fauzi Bowo]]-[[Nachrowi Ramli]], kekalahan pasangan cagub Foke-Nara disebabkan banyaknya warga DKI yang sedang berlibur<ref> {{id}}[http://id.berita.yahoo.com/demokrat-foke-kalah-karena-warga-berlibur-064327915.html Demokrat: Foke Kalah Karena Warga Berlibur]</ref>. |
||
Hasil penelitian sejumlah lembaga survei memprediksi [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]], pasangan nomor urut 1 memenangi [[Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta, 2012|pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012]] dengan hanya satu putaran dan unggul cukup jauh dibandingkan pasangan cagub lainnya. Tetapi, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang sebelumnya memprediksikan kemenangan pasangan bernomor urut satu justru menempatkan pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli (Foke-Nara) di urutan kedua dengan kisaran 33% suara, tertinggal dibandingkan pasangan nomor urut 3, [[Joko Widodo]]-[[Basuki Tjahaja Purnama]] (Jokowi-Ahok). |
|||
Sejumlah media memberitakan, setelah menghadiri pelantikan pasangan Jokowi-Ahok pada [[15 Oktober]] [[20012]] sebagai gubernur dan wakil gubernur, Fauzi Bowo langsung meninggalkan [[Indonesia]] untuk menuju [[Jerman]] dengan alasan menghadiri asosiasi kepala daerah seluruh dunia. Namun, hingga pertengahan November 2012, tidak diketahui keberadaannya. Apakah dia sudah "membeli" kampung baru? Padahal, pada akhir masa jabatan kegubernurannya, dia menyatakan tidak akan pulang kampung dan jika ada warga yang bertemu dengan dirinya agar tidak lupa menyapa "bang kumis". |
|||
⚫ | Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang diusung [[Partai Demokrat]] dan |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 26 November 2012 11.50
PEMILIK HAK PENUH AGAR MENGENYAHKAN SEGELINTIR OKNUM YANG MENGACAUKAN KE-INDEPENDEN-AN ARTIKEL INI DAN TIDAK MUDAH MENGEMBALIKAN KE BENTUK SEMULA, KARENA YANG DITULIS TELAH DIPUBLIKASIKAN KE PUBLIK MELALUI SEJUMLAH MEDIA CETAK DI INDONESIA. BEBERAPA SAAT LALU, ADA YANG TIDAK SUKA DENGAN KEBENARAN HAKIKI, SEHINGGA MENGEMBALIKAN ARTIKEL INI KE POSISI YANG TIDAK BENAR. JANGAN PERCAYA PADA ORANG GILA SEPERTI YANG BERININSIAL ALDO SAMULO DAN EDDY BF, MEREKA SEKONGKOLAN DENGAN PARA KORUPTOR DI INDONESIA
Fauzi Bowo | |
---|---|
Gubernur DKI Jakarta 16 | |
Masa jabatan 7 Oktober 2007 – 7 Oktober 2012 | |
Wakil | Prijanto |
Wakil Gubernur DKI Jakarta | |
Masa jabatan 2002–2007 | |
Gubernur | Sutiyoso |
Informasi pribadi | |
Lahir | 10 April 1948 Jakarta |
Partai politik | Partai Demokrat |
Suami/istri | Sri Hartati |
Profesi | Birokrat, Politikus |
Situs web | www.bangfauzi.com |
Sunting kotak info • L • B |
Dr.-Ing. H. Fauzi Bowo (lahir 10 April 1948) adalah Gubernur Jakarta dari 7 Oktober 2007 hingga 7 Oktober 2012. Ia terpilih pada pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2007 dan berpasangan dengan Prijanto. Pasangan ini mengalahkan pasangan Adang Daradjatun dan Dani Anwar, yang pada waktu itu didukung oleh satu partai saja. Sebelum menjadi gubernur, Fauzi Bowo menjabat wakil gubernur mendampingi Sutiyoso. Fauzi Bowo digantikan oleh Joko Widodo yang terpilih pada pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012
Riwayat hidup
Pria berdarah Jawa-Betawi putra dari pasangan Djohari Bowo asal Yogyakarta dan Nuraini binti Abdul Manaf asal Jakarta ini menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar di SD St. Bellarminus. Kemudian beliau melanjutkan jenjang pendidikan tingkat menengah dan atas di Kolese Kanisius Jakarta. Setelah menamatkan pendidikan SMA, beliau mengambil studi Arsitektur bidang Perencanaan Kota dan Wilayah dari Technische Universität Braunschweig Jerman dan tamat 1976 sebagai Diplom-Ingenieur. Program Doktor-Ingenieur dari Technische Universität Kaiserslautern bidang perencanaan diselesaikannya pada tahun 2000.
Fauzi Bowo memulai kariernya dengan mengajar di Fakultas Teknik UI. Ia bekerja sebagai pegawai negeri sejak tahun 1977. Beberapa posisi yang pernah dijabatnya antara lain adalah sebagai Kepala Biro Protokol dan Hubungan Internasional dan Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta.
Sebagai birokrat, Fauzi telah menempuh Sepadya (1987), Sespanas (1989), dan Lemhannas KSA VIII (2000). Ia adalah wakil gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta di masa kepemimpinan Gubernur Sutiyoso.
Fauzi Bowo menikah dengan Hj. Sri Hartati pada tanggal 10 April 1974. Hj. Sri Hartati adalah putri dari Sudjono Humardani, kelahiran Semarang, 29 Agustus 1953. Dari pernikahan ini, pasangan Fauzi Bowo dan Sri Hartati dikaruniai 3 orang anak: Humar Ambiya (20 Juli 1976), Esti Amanda (5 April 1979) dan Dyah Namira (1 Februari 1983).
Pilkada 2007 dan Masa Kegubernuran
Dalam penjaringan calon gubernur oleh Partai Persatuan Pembangunan, Fauzi Bowo mengungguli Agum Gumelar dan Mahfud Djailani dalam perolehan suara. Fauzi memperoleh 14 suara, Agum (5 suara) dan Djailani mendapat dua suara. Dua suara lain menyatakan abstain.
Namun, dalam skoring terhadap enam kandidat calon gubernur yang mengajukan diri ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ia menempati urutan paling terakhir. Dalam skoring itu, ia meraih 80 suara. Sedang, urutan teratas ditempati oleh Sarwono Kusumaatmadja.
Fauzi Bowo dan Gubernur Sutiyoso dianggap sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas terjadinya Banjir besar di Jakarta di hampir seluruh wilayah ibukota DKI Jakarta, dan memengaruhi popularitas Fauzi Bowo.
Pada 22 Januari 2007, Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyampaikan hasil jajak pendapat terhadap 700 responden pada minggu ketiga Desember 2006 dengan cara tatap muka. Hasil jajak pendapat LSI untuk calon Gubernur DKI adalah Fauzi Bowo, Rano Karno, Agum Gumelar, Sarwono Kusumaatmadja, Adang Daradjatun, dan Bibit Waluyo.
Ia mengikuti Konvensi Partai Golkar 2007. Ia adalah satu-satunya peserta konvensi yang mengembalikan formulir pendaftaran dan satu-satunya peserta yang diusung untuk jabatan gubernur. Ia juga menjadi salah satu calon gubernur yang dicalonkan Partai Bintang Reformasi. Selain menerima dukungan secara khusus dari Din Syamsudin dan Partai Damai Sejahtera.
Pada tanggal 16 Agustus 2007, pasangan Fauzi Bowo - Prijanto unggul dalam pilkada pertama langsung di Jakarta ini dengan 57,87% suara pemilih[1]. Fauzi Bowo menggantikan Sutiyoso sebagai Gubernur Jakarta periode 2007 - 2012 pada tanggal 7 Oktober 2007[2].
Menurut Majalah TRUST Fauzi Bowo mengeluarkan ratusan miliar untuk mencari dukungan partai politik dan bernilai lebih dari Rp 200 miliar untuk tiap partai besar, namun pernyataan ini tidak ditanggapi oleh Fauzi Bowo [3].
Pemilukada 2012
Pada pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012, ia berpasangan dengan Mayjen (Purn) Nachrowi Ramli untuk memperebutkan periode jabatan kedua. Pada putaran pertama, pasangan ini didukung koalisi tujuh partai politik termasuk Partai Demokrat, Partai Hati Nurani Rakyat, Partai Amanat Nasional, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Pada putaran kedua, Partai Persatuan Pembangunan, DPD I Partai Golkar DKI Jakarta merapatkan, dan Partai Keadilan Sejahtera dukungan kepada mereka. Selain itu, dia juga didukung tokoh agama Kristiani seperti Pendeta Dr Jacob Nahuway, MA dan Dr Pendeta Yesaya Pariadji. Sejumlah pengusaha di Jakarta juga menyokongnya adalah James Riady dan segenap jajaran pimpinan group Sumareccon Kelapa Gading.
Hasil penelitian sejumlah lembaga survei memprediksi pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012, pasangan nomor urut 1 memenangi pemilu kepala daerah DKI Jakarta tahun 2012 dengan hanya satu putaran dan unggul cukup jauh dibandingkan pasangan cagub lainnya. Tetapi, hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei yang sebelumnya memprediksikan kemenangan pasangan bernomor urut satu justru menempatkan pasangan Fauzi Bowo - Nachrowi Ramli (Foke-Nara) di urutan kedua dengan kisaran 33% suara, tertinggal dibandingkan pasangan nomor urut 3, Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama (Jokowi-Ahok).
Berdasarkan hasil hitung cepat beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia dan Lembaga Survei Indonesia, pasangan Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli yang diusung Partai Demokrat dan sejumlah besar partai pendukung lain hanya bisa menempati urutan kedua dengan suara hanya sekitar 34,18 persen setelah pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama yang meraih 43,04 persen suara. Menurut tim sukses pasangan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli, kekalahan pasangan cagub Foke-Nara disebabkan banyaknya warga DKI yang sedang berlibur[4].
Sejumlah media memberitakan, setelah menghadiri pelantikan pasangan Jokowi-Ahok pada 15 Oktober 20012 sebagai gubernur dan wakil gubernur, Fauzi Bowo langsung meninggalkan Indonesia untuk menuju Jerman dengan alasan menghadiri asosiasi kepala daerah seluruh dunia. Namun, hingga pertengahan November 2012, tidak diketahui keberadaannya. Apakah dia sudah "membeli" kampung baru? Padahal, pada akhir masa jabatan kegubernurannya, dia menyatakan tidak akan pulang kampung dan jika ada warga yang bertemu dengan dirinya agar tidak lupa menyapa "bang kumis".
Referensi
- ^ "Hasil Final Pilkada DKI: Si Kumis 57,87%, Si Klimis 42,13%", DetikCom, diakses Agustus 2007
- ^ "Bang Yos Minta '1 hari tanpa kendaraan per bulan", DetikCom, diakses eptember 2007
- ^ (Indonesia) Majalah TRUST: Rupiah bertaburan di Jakarta
- ^ (Indonesia)Demokrat: Foke Kalah Karena Warga Berlibur
Pranala luar
- (Indonesia) Profil di www.bangfauzi.com
- (Indonesia) Profil di TokohIndonesia.com
- (Indonesia) Kliping Pilkada DKI Jakarta 2007
- (Indonesia) Fauzi Bowo dan Sri Hartati
- (Inggris) Profil di Kongres Citynet Yokohama Jepang 2009
Jabatan pemerintahan | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Sutiyoso |
Gubernur Jakarta 2007–2012 |
Diteruskan oleh: Joko Widodo |