Lompat ke isi

Tahun Baru Imlek: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rintojiang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Siutao (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:


==Pranala luar==
==Pranala luar==
*{{id}}[http://indonesia.siutao.com/pengenalan/penanggalan_yang_dipakai_dalam_agama_tao.php Penanggalan Imlek]
*{{id}}[http://indonesia.siutao.com/upacara_ritual/yin_shen_jie_fu.php Sembahyang Tahun Baru Imlek]
*{{id}}[http://www.wartakita.com/warta/132 Mengenai Penanggalan Imlek]
*{{id}}[http://www.wartakita.com/warta/132 Mengenai Penanggalan Imlek]
*{{en}}[http://www.educ.uvic.ca/faculty/mroth/438/CHINA/chinese_new_year.html Makanan dan dekorasi tradisional Imlek]
*{{en}}[http://www.educ.uvic.ca/faculty/mroth/438/CHINA/chinese_new_year.html Makanan dan dekorasi tradisional Imlek]

Revisi per 23 Maret 2007 04.02

Lampion merah digantung selama perayaan Tahun Baru Imlek sebagai makna keberuntungan

Tahun Baru Imlek adalah salah satu hari raya Tionghoa tradisional, yang dirayakan pada hari pertama dalam bulan pertama kalender Tionghoa, yang jatuh pada hari terjadinya bulan baru kedua setelah hari terjadinya hari terpendek musim dingin (Latin: solstitium => bahasa Inggris: solstice). Namun, jika ada bulan kabisat kesebelas atau kedua belas menuju tahun baru, tahun baru Imlek akan jatuh pada bulan ketiga setelah hari terpendek. Pada tahun 2005 hal ini terjadi dan baru akan terjadi lagi pada tahun 2033.

Hari raya ini juga dikenal sebagai 春節 Chun1jie2 (Festival Musim Semi), 農曆新年 Nong2li4 Xin1nián (Tahun Baru), atau 過年 Guo4nián.

Imlek dirayakan di seluruh dunia, termasuk di Pecinan di berbagai negara, dan merupakan hari raya terpenting bagi bangsa Tionghoa, dan banyak bangsa Asia Timur seperti bangsa Korea dan Vietnam (Tết) yang memiliki hari raya yang jatuh pada hari yang sama.

Salam

Sekitar masa tahun baru orang-orang memberi selamat satu sama lain dengan kalimat:

Tahun Baru Imlek di Indonesia

Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2002 tertanggal 9 April 2002 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2003, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.

Lihat pula

Pranala luar