Kognisi musik: Perbedaan antara revisi
Makecat-bot (bicara | kontrib) k r2.7.3) (Robot: Mengubah en:Kognisi musik menjadi en:Music cognition |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{under construction}} |
{{under construction}} |
||
'''Kognisi musik''' adalah sebuah pendekatan interdisipliner untuk memahami proses mental yang mendukung perilaku musik, termasuk [[persepsi]], pemahaman, |
'''Kognisi musik''' adalah sebuah pendekatan interdisipliner untuk memahami proses mental yang mendukung perilaku musik, termasuk [[persepsi]], pemahaman, ingatan, perhatian, dan pertunjukan. Teori kognitif mengenai cara orang memahami musik awalnya muncul di bidang [[psikoakustik]] dan sensasi, lalu seiring waktu mencakup juga [[neurosains]], [[teori musik]], [[terapi musik]], [[ilmu komputer]], [[psikologi]], [[filsafat]], dan [[linguistik]]. |
||
==Sejarah== |
|||
Kognisi musik ditetapkan sebagai sebuah disiplin pada awal 1980-an melalui pendirian Society for Music Perception and Cognition, European Society for the Cognitive Sciences of Music, dan jurnal ''Music Perception.'' Bidang ini berfokus pada cara pikiran mengartikan musik sambil mendengarkannya. Bidang ini juga mempelajari proses kognitif yang terlibat ketika para musisi memainkan musik. Seperti bahasa, musik adalah kapasitas manusia yang unik yang mungkin memainkan peran penting dalam terbentuknya kognisi manusia.<ref>{{cite book|last=Mithen|first=Steven|title=The Singing Neanderthals: The Origins of Music, Language, Mind and Body|year=2007|publisher=Harvard University Press|location=Cambridge, MA|isbn=978-0674025592}}</ref> Cara musik mencerahkan masalah-masalah dasar dalam kognisi cenderung diabaikan atau bahkan dianggap epifenomenal. Pandangan epifenomenal pernah dipaparkan oleh ilmuwan kognisi ternama [[Steven Pinker]] ketika ia menyebut musik sebagai "kue keju auditori".<ref>{{cite book|last=Pinker|first=Steven|title=How the Mind Works|year=2009|publisher=W. W. Norton & Company, Inc.|location=New York, NY|isbn=978-0393334777|pages=534}}</ref> Namun karena kognisi musik semakin diakui sebagai dasar pemahaman manusia terhadap kognisi secara keseluruhan, kognisi musik harus bisa berkontribusi secara konseptual dan metodologis terhadap ilmu kognisi. Topik dalam bidang ini meliputi: |
|||
* Persepsi pendengar terhadap struktur pengelompokan ([[motif (musik)|motif]], [[frasa (musik)|frasa]], seksi, dll.) |
|||
* [[Ritme]] dan meter (persepsi dan produksi) |
|||
* Inferensi [[Kunci (musik)|kunci]] |
|||
* Harapan (termasuk [[harapan melodis]]) |
|||
* Kesamaan musik |
|||
* Tanggapan [[emosi]]onal, afektif, atau menggairahkan |
|||
* Pertunjukan yang ekspresif |
|||
* Pemrosesan konseptual<ref name=Daltrozzo09>Daltrozzo, J., Schön, D. (2009). Conceptual processing in music as revealed by N400 effects on words and musical targets. Journal of Cognitive Neuroscience, 21(10): 1882-1892.[http://daltrozzo.net78.net/papers/Daltrozzo_Schon_2009a.pdf]</ref> |
|||
Sejumlah aspek teori musik kognitif menjelaskan cara [[bunyi]] dipersepsikan oleh pendengar. Jika studi interpretasi manusia terhadap bunyi disebut [[psikoakustik]], aspek-aspek kognitif tentang cara pendengar menerjemahkan bunyi sebagai pertunjukan musik biasa disebut kognisi musik. |
|||
Pada tahun 1970-an, musik cenderung dipelajari karena sifat akusik dan perseptualnya dalam disiplin [[psikofisika]] dan [[psikologi musik]] yang relatif masih baru. Para sarjana musik mengkritik penelitian ini karena terlalu berfokus pada masalah sensasi dan persepsi yang kurang penting, sering memakai stimulus yang buruk (misalnya fragmen ritmik kecil) atau musik yang dibatasi sampai repertoar klasik Barat saja, serta ketidaksadaran umum terhadap peran musik dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas. [[Revolusi kognitif]] menjadikan para ilmuwan lebih sadar terhadap aspek-aspek ini. |
|||
Dua puluh tahun yang lalu, musik nyaris tidak disebutkan di buku-buku psikologi atau hanya muncul di subbagian tentang persepsi nada atau ritme. Sekarang, bersama penglihatan dan bahasa, musik diakui sebagai domain penting dan informatif untuk mempelajari berbagia aspek kognisi yang mengaktifkan proses psikik, termasuk harapan (ekspektasi), emosi, persepsi dan memori, dan cara menerapkannya ke dalam terapi.<ref>{{cite journal |
|||
| last = Lehtonen |
|||
| first = Kimmo |
|||
| title = Creativity, the Symbolic Process and Object Relationships |
|||
| journal = The Creative Child and Adult Quarterly |
|||
| volume = 12 |
|||
| issue = 4 |
|||
| pages = 259–270 |
|||
| publisher = National Association for Creative Children and Adults |
|||
| location = Cincinnati, OH |
|||
| date = 1987 |
|||
| issn = 0884-4291}}; cited in {{cite journal |
|||
| last = Degmečić |
|||
| first = Dunja |
|||
| last2 = Požgain |
|||
| first2 = Ivan |
|||
| last3 = Filaković |
|||
| first3 = Pavo |
|||
| title = Music as Therapy |
|||
| journal = International Review of the Aesthetics and Sociology of Music |
|||
| volume = 36 |
|||
| issue = 2 |
|||
| pages = 287–300 |
|||
| publisher = Croatian Musicological Society |
|||
| location = Zagreb, Croatia |
|||
| date = December 2005 |
|||
| issn = 0351-5796}}</ref> Peran sarjana dan ilmuwan musik terhadap penelitian terakhir ini tampak lebih besar daripada sebelumnya. Bisa jadi karena kognisi musik akan berubah menjadi disiplin utama yang berkontribusi pada pemahaman manusia terhadap musik sebagaimana kerangka kerja analitis tradisional. |
|||
Penelitian telah dilakukan untuk mempelajari jalur-jalur persepsi emosi dalam otak saat menanggapi musik dan ekspresi vokal. Hasilnya adalah jalur-jalur semacam itu sifatnya serupa sehingga mereka dengan akurat membawa emosi tertentu, dan bahwa acuan akustik tertentu bersifat istimewa terhadap emosi tertentu.<ref>{{cite journal |
|||
| last = Juslin |
|||
| first = Patrik |
|||
| title = Communication of emotions in vocal expression and music performance: Different channels, same code? |
|||
| journal = Psychological Bulletin |
|||
| volume = 129 |
|||
| issue = 5 |
|||
| pages = 770-814 |
|||
| publisher = American Psychological Association |
|||
| date = Sep 2003}}</ref> |
|||
Meski ide bahwa musik berdampak terhadap kognisi sifatnya baru, para peneliti mengatakan bahwa pelatihan musik meningkatkan kinerja perilaku. Penelitian yang menghubungkan musik dan kognisi ini membantu para ilmuwan memahami kekuatan besar yang diberikan musik terhadap lingkungan manusia saat ini.<ref name=Moreno>{{cite journal|last=Moreno|first=Sylvain|title=Can Music Influence Language and Cognition?|journal=Contemporary Music Review|date=2009|year=2009|month=June|volume=28|issue=3|pages=23-36|accessdate=16 September 2012}}</ref> |
|||
==Dampak identitas terhadap preferensi musik== |
|||
Para psikolog umumnya menerima gagasan bahwa perbedaan individu nonklinis dapat dirangkum sesuai lima dimensi yang berbeda.<ref name="Premuzic Swami Furnham Maakip">{{cite journal|last=Chamorro-Premuzic|first=Tomas|coauthors=Swami, Viren; Furnham, Adrian; Maakip, Ismail|title=The Big Five Personality Traits and Uses of Music|journal=Journal of Individual Differences|date=1 January 2009|volume=30|issue=1|pages=20–27|doi=10.1027/1614-0001.30.1.20}}</ref> Dimensi-dimensi ini dikenal sebagai [[lima sifat besar kepribadian]] dan terdiri dari keterbukaan terhadap pengalaman baru, kehati-hatian, keterbukaan, keramahan, dan neurotisisme. Peneliti yang tertarik mempelajari bahwa kepribadian berkorelasi dengan preferensi musik telah berfokus pada lima sifat besar tadi dan menemukan banyak hubungan antara jenis musik populer dan lima sifat besar kepribadian. |
|||
==Lihat pula== |
==Lihat pula== |
Revisi per 5 Januari 2013 06.50
Halaman ini sedang dipersiapkan dan dikembangkan sehingga mungkin terjadi perubahan besar. Anda dapat membantu dalam penyuntingan halaman ini. Halaman ini terakhir disunting oleh Farras (Kontrib • Log) 4293 hari 354 menit lalu. Jika Anda melihat halaman ini tidak disunting dalam beberapa hari, mohon hapus templat ini. |
Kognisi musik adalah sebuah pendekatan interdisipliner untuk memahami proses mental yang mendukung perilaku musik, termasuk persepsi, pemahaman, ingatan, perhatian, dan pertunjukan. Teori kognitif mengenai cara orang memahami musik awalnya muncul di bidang psikoakustik dan sensasi, lalu seiring waktu mencakup juga neurosains, teori musik, terapi musik, ilmu komputer, psikologi, filsafat, dan linguistik.
Sejarah
Kognisi musik ditetapkan sebagai sebuah disiplin pada awal 1980-an melalui pendirian Society for Music Perception and Cognition, European Society for the Cognitive Sciences of Music, dan jurnal Music Perception. Bidang ini berfokus pada cara pikiran mengartikan musik sambil mendengarkannya. Bidang ini juga mempelajari proses kognitif yang terlibat ketika para musisi memainkan musik. Seperti bahasa, musik adalah kapasitas manusia yang unik yang mungkin memainkan peran penting dalam terbentuknya kognisi manusia.[1] Cara musik mencerahkan masalah-masalah dasar dalam kognisi cenderung diabaikan atau bahkan dianggap epifenomenal. Pandangan epifenomenal pernah dipaparkan oleh ilmuwan kognisi ternama Steven Pinker ketika ia menyebut musik sebagai "kue keju auditori".[2] Namun karena kognisi musik semakin diakui sebagai dasar pemahaman manusia terhadap kognisi secara keseluruhan, kognisi musik harus bisa berkontribusi secara konseptual dan metodologis terhadap ilmu kognisi. Topik dalam bidang ini meliputi:
- Persepsi pendengar terhadap struktur pengelompokan (motif, frasa, seksi, dll.)
- Ritme dan meter (persepsi dan produksi)
- Inferensi kunci
- Harapan (termasuk harapan melodis)
- Kesamaan musik
- Tanggapan emosional, afektif, atau menggairahkan
- Pertunjukan yang ekspresif
- Pemrosesan konseptual[3]
Sejumlah aspek teori musik kognitif menjelaskan cara bunyi dipersepsikan oleh pendengar. Jika studi interpretasi manusia terhadap bunyi disebut psikoakustik, aspek-aspek kognitif tentang cara pendengar menerjemahkan bunyi sebagai pertunjukan musik biasa disebut kognisi musik.
Pada tahun 1970-an, musik cenderung dipelajari karena sifat akusik dan perseptualnya dalam disiplin psikofisika dan psikologi musik yang relatif masih baru. Para sarjana musik mengkritik penelitian ini karena terlalu berfokus pada masalah sensasi dan persepsi yang kurang penting, sering memakai stimulus yang buruk (misalnya fragmen ritmik kecil) atau musik yang dibatasi sampai repertoar klasik Barat saja, serta ketidaksadaran umum terhadap peran musik dalam konteks sosial dan budaya yang lebih luas. Revolusi kognitif menjadikan para ilmuwan lebih sadar terhadap aspek-aspek ini.
Dua puluh tahun yang lalu, musik nyaris tidak disebutkan di buku-buku psikologi atau hanya muncul di subbagian tentang persepsi nada atau ritme. Sekarang, bersama penglihatan dan bahasa, musik diakui sebagai domain penting dan informatif untuk mempelajari berbagia aspek kognisi yang mengaktifkan proses psikik, termasuk harapan (ekspektasi), emosi, persepsi dan memori, dan cara menerapkannya ke dalam terapi.[4] Peran sarjana dan ilmuwan musik terhadap penelitian terakhir ini tampak lebih besar daripada sebelumnya. Bisa jadi karena kognisi musik akan berubah menjadi disiplin utama yang berkontribusi pada pemahaman manusia terhadap musik sebagaimana kerangka kerja analitis tradisional.
Penelitian telah dilakukan untuk mempelajari jalur-jalur persepsi emosi dalam otak saat menanggapi musik dan ekspresi vokal. Hasilnya adalah jalur-jalur semacam itu sifatnya serupa sehingga mereka dengan akurat membawa emosi tertentu, dan bahwa acuan akustik tertentu bersifat istimewa terhadap emosi tertentu.[5]
Meski ide bahwa musik berdampak terhadap kognisi sifatnya baru, para peneliti mengatakan bahwa pelatihan musik meningkatkan kinerja perilaku. Penelitian yang menghubungkan musik dan kognisi ini membantu para ilmuwan memahami kekuatan besar yang diberikan musik terhadap lingkungan manusia saat ini.[6]
Dampak identitas terhadap preferensi musik
Para psikolog umumnya menerima gagasan bahwa perbedaan individu nonklinis dapat dirangkum sesuai lima dimensi yang berbeda.[7] Dimensi-dimensi ini dikenal sebagai lima sifat besar kepribadian dan terdiri dari keterbukaan terhadap pengalaman baru, kehati-hatian, keterbukaan, keramahan, dan neurotisisme. Peneliti yang tertarik mempelajari bahwa kepribadian berkorelasi dengan preferensi musik telah berfokus pada lima sifat besar tadi dan menemukan banyak hubungan antara jenis musik populer dan lima sifat besar kepribadian.
Lihat pula
Bidang terkait
Topik
Referensi
- ^ Mithen, Steven (2007). The Singing Neanderthals: The Origins of Music, Language, Mind and Body. Cambridge, MA: Harvard University Press. ISBN 978-0674025592.
- ^ Pinker, Steven (2009). How the Mind Works. New York, NY: W. W. Norton & Company, Inc. hlm. 534. ISBN 978-0393334777.
- ^ Daltrozzo, J., Schön, D. (2009). Conceptual processing in music as revealed by N400 effects on words and musical targets. Journal of Cognitive Neuroscience, 21(10): 1882-1892.[1]
- ^ Lehtonen, Kimmo (1987). "Creativity, the Symbolic Process and Object Relationships". The Creative Child and Adult Quarterly. Cincinnati, OH: National Association for Creative Children and Adults. 12 (4): 259–270. ISSN 0884-4291.; cited in Degmečić, Dunja; Požgain, Ivan; Filaković, Pavo (December 2005). "Music as Therapy". International Review of the Aesthetics and Sociology of Music. Zagreb, Croatia: Croatian Musicological Society. 36 (2): 287–300. ISSN 0351-5796.
- ^ Juslin, Patrik (Sep 2003). "Communication of emotions in vocal expression and music performance: Different channels, same code?". Psychological Bulletin. American Psychological Association. 129 (5): 770–814.
- ^ Moreno, Sylvain (2009). "Can Music Influence Language and Cognition?". Contemporary Music Review. 28 (3): 23–36.
- ^ Chamorro-Premuzic, Tomas (1 January 2009). "The Big Five Personality Traits and Uses of Music". Journal of Individual Differences. 30 (1): 20–27. doi:10.1027/1614-0001.30.1.20.
Bahan bacaan
Entri ensiklopedia
- Palmer, Caroline/Melissa K. Jungers (2003): Music Cognition. In: Lynn Nadel: Encyclopedia of Cognitive Science, Vol. 3, London: Nature Publishing Group, pp. 155–158.
Bacaan perkenalan
- Patel, Anirrudh D. (2010). Music, language, and the brain. New York: Oxford University Press.
- Day, Kingsley (October 21, 2004). "Music and the Mind: Turning the Cognition Key". Observer online.
- Jourdain, Robert (1997). Music, the Brain, and Ecstasy: How Music Captures Our Imagination. New York: William Morrow and Company. ISBN 0-688-14236-2.
- Honing, Henkjan (2011). "Musical Cognition. A Science of Listening." New Brunswick, N.J.: Transaction Publishers. ISBN 978-1-4128-4228-0.
- Levitin, Daniel J. (2006). "This Is Your Brain on Music: The Science of a Human Obsession." New York: Dutton. ISBN 0-525-94969-0
- Purwins & Hardoon (2009). "Trends and Perspectives in Music Cognition Research and Technology." Connection Science. 21(2-3), 85-88.
- Snyder, Bob (2000). "Music and Memory: an introduction" The MIT Press. ISBN 0-262-69237-6.
Bacaan pelengkap
- Deutsch, D. (Ed.) (1999). The Psychology of Music, 2nd Edition.San Diego: Academic Press. ISBN 0-12-213565-2.
- Dowling, W. Jay and Harwood, Dane L. (1986). Music Cognition. San Diego: Academic Press. ISBN 0-12-221430-7.
- Hallam, Cross, & Thaut, (eds.) (2008). The Oxford Handbook of Music Psychology. Oxford: Oxford University Press.
- Krumhansl, Carol L. (2001). Cognitive Foundations of Musical Pitch. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-514836-3.
- Parncutt, Richard (1989). Harmony: A Psychoacoustical Approach. Berlin: Springer.
- Sloboda, John A. (1985). The Musical Mind: The Cognitive Psychology of Music. Oxford: Oxford University Press. ISBN 0-19-852128-6.
- Lerdahl, F., and Jackendoff, R. (21996) A Generative Theory of Tonal Music. The MIT Press. ISBN 978-0-262-62107-6.
- Jackendoff, Ray (1987): Consciousness and the Computational Mind. Cambridge: MIT Press. Chapter 11: Levels of Musical Structure, section 11.1: What is Musical Cognition?
- Temperley, D. (2004). The Cognition of Basic Musical Structures. The MIT Press. ISBN 978-0-262-70105-1.
- Thompson, W. F. (2009). Music, Thought, and Feeling: Understanding the Psychology of Music New York: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-537707-1.
- Zbikowski, Lawrence M. (2004). Conceptualizing Music: Cognitive Structure, Theory, and Analysis. Oxford University Press, USA. ISBN 978-0-19-514023-1.
- North, A.C. & Hargreaves, D.J. (2008). The Social and Applied Psychology of Music. Oxford: Oxford University Press. ISBN 978-0-19-856742-4.
Artikel jurnal
- Cross, Ian (1998). "Music Analysis and Music Perception." Music Analysis 17(1).
- Gur, Golan (2008). "Body, Forces, and Paths: Metaphor and Embodiment in Jean-Philippe Rameau’s Conceptualization of Tonal Space" Music Theory Online 14(1).
- Honing, Henkjan (2006). "Computational modeling of music cognition: A case study on model selection." Music Perception 23(5), 365–376.
- Henkjan, Honing (2012). "Without it no music: Beat induction as a fundamental musical trait" (PDF). Annals of the New York Academy of Sciences. 1252: 85–91. doi:10.1111/j.1749-6632.2011.06402.x.
- Huron, David (1999). "Music and Mind: The foundation of cognitive musicology (The 1999 Ernst Bloch Lectures)" "Berkeley, University of California Press"
- Purwins, Herrera, Grachten, Hazan, Marxer, Serra (2008). Computational Models of Music Perception and Cognition (Part I, Part II) Physics of Life Reviews 5(3), 151-182.
- Deutsch, D. (2010). "Hearing music in ensembles" (PDF). Physics Today.