Lompat ke isi

Rabu Abu: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:


Banyak orang [[Katolik]] menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat [[Katolik]] berusia 18–59 tahun diwajibkan [[puasa|berpuasa]], dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan [[pantang|berpantang]].
Banyak orang [[Katolik]] menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat [[Katolik]] berusia 18–59 tahun diwajibkan [[puasa|berpuasa]], dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan [[pantang|berpantang]].

Dalam kalangan Protestan di Indonesia sendiri, ritual Rabu Abu sudah mulai kembali dilakukan. Sebelumnya, gereja-gereja Protestan merasa kesulitan melaksanakan ibadah Rabu Abu (karena letaknya di tengah minggu), sehingga mereka menggeser awal Pra-Paskah ke hari Minggu sebelumnya (yang adalah Minggu Transfigurasi), sehingga ada 7 minggu Pra-Paskah. Pada saat ini, beberapa gereja Protestan di Indonesia sudah mulai melaksanakan kembali ritual Rabu Abu. Salah satu yang paling menonjol terlihat adalah [[Gereja Kristen Indonesia]] (GKI). Ritual Rabu Abu dalam kalangan Protestan mengangkat makna yang sama dengan Katolik, yaitu sebagai bentuk penyesalan dan pertobatan disertai dengan berpuasa atau berpantang.


Rabu Abu jatuh pada tanggal-tanggal berikut pada tahun-tahun mendatang:
Rabu Abu jatuh pada tanggal-tanggal berikut pada tahun-tahun mendatang:

Revisi per 12 Februari 2013 05.17

Tahun Liturgi
Gereja Ritus Barat
Gereja Ritus Timur

Dalam agama Kristen tradisi barat (termasuk Katolik Roma dan sebagian Protestanisme), Rabu Abu adalah hari pertama masa Pra-Paskah. Ini terjadi pada hari Rabu, 40 hari sebelum Paskah tanpa menghitung hari-hari Minggu atau 46 hari (termasuk Minggu) sebelum hari Jumat Agung.

Pada hari ini umat yang datang ke Gereja dahinya diberi tanda salib dari abu sebagai simbol upacara ini. Simbol ini mengingatkan umat akan ritual Israel kuno di mana seseorang menabur abu di atas kepalanya atau di seluruh tubuhnya sebagai tanda kesedihan, penyesalan dan pertobatan (misalnya seperti dalam Kitab Ester 4:1, 3). Dalam Mazmur 102:10 penyesalan juga digambarkan dengan "memakan abu": "Sebab aku makan abu seperti roti, dan mencampur minumanku dengan tangisan." Biasanya pemberian tanda tersebut disertai dengan ucapan, "Bertobatlah dan percayalah pada Injil."

Seringkali pada hari ini bacaan di Gereja diambil dari Alkitab, kitab II Samuel 11-12, perihal raja Daud yang berzinah dan bertobat.

Banyak orang Katolik menganggap hari Rabu Abu sebagai hari untuk mengingat kefanaan seseorang. Pada hari ini umat Katolik berusia 18–59 tahun diwajibkan berpuasa, dengan batasan makan kenyang paling banyak satu kali, dan berpantang.

Dalam kalangan Protestan di Indonesia sendiri, ritual Rabu Abu sudah mulai kembali dilakukan. Sebelumnya, gereja-gereja Protestan merasa kesulitan melaksanakan ibadah Rabu Abu (karena letaknya di tengah minggu), sehingga mereka menggeser awal Pra-Paskah ke hari Minggu sebelumnya (yang adalah Minggu Transfigurasi), sehingga ada 7 minggu Pra-Paskah. Pada saat ini, beberapa gereja Protestan di Indonesia sudah mulai melaksanakan kembali ritual Rabu Abu. Salah satu yang paling menonjol terlihat adalah Gereja Kristen Indonesia (GKI). Ritual Rabu Abu dalam kalangan Protestan mengangkat makna yang sama dengan Katolik, yaitu sebagai bentuk penyesalan dan pertobatan disertai dengan berpuasa atau berpantang.

Rabu Abu jatuh pada tanggal-tanggal berikut pada tahun-tahun mendatang:

Di banyak negara berkebudayaan Katolik Roma di Eropa dan Amerika, Rabu Abu didahului masa karnaval (termasuk misalnya Mardi Gras) yang berakhir pada hari Selasa, sehari sebelum Rabu Abu.