Fu De Zheng Shen: Perbedaan antara revisi
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 10: | Baris 10: | ||
===Zhang Ming De=== |
===Zhang Ming De=== |
||
Pada masa [[Dinasti Zhou]], Zhang Ming De merupakan seorang pelayan sederhana pada sebuah rumah tangga pemilik tanah yang kaya-raya. Tuan Shang bermaksud menikahkan putri bungsunya dengan kerabat yang jauh, ia memerintah Zhang Ming De untuk mengawalnya selama perjalanan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba turun badai salju dan gadis tersebut hampir meninggal karena kedinginan. Zhang Ming De bergegas melepas seluruh pakaiannya untuk ia tutupkan pada putri tuannya. Meskipun si gadis selamat, Zhang Ming De sendiri meninggal. Tak lama setelah kematian Zhang, di langit muncul enam huruf '''南天門大仙福德神''' (Pintu Langit Selatan [[Shen|Dewa]] Fu De). Tuan Shang merasa sangat bersyukur kepada Zhang Ming De karena telah menyelamatkan hidup putrinya kemudian membangun sebuah kuil untuk menghormatinya. Sebelum akhir masa [[Dinasti Zhou]], ia dikenal sebagai |
Pada masa [[Dinasti Zhou]], Zhang Ming De merupakan seorang pelayan sederhana pada sebuah rumah tangga pemilik tanah yang kaya-raya. Tuan Shang bermaksud menikahkan putri bungsunya dengan kerabat yang jauh, ia memerintah Zhang Ming De untuk mengawalnya selama perjalanan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba turun badai salju dan gadis tersebut hampir meninggal karena kedinginan. Zhang Ming De bergegas melepas seluruh pakaiannya untuk ia tutupkan pada putri tuannya. Meskipun si gadis selamat, Zhang Ming De sendiri meninggal. Tak lama setelah kematian Zhang, di langit muncul enam huruf '''南天門大仙福德神''' (Pintu Langit Selatan [[Shen|Dewa]] Fu De). Tuan Shang merasa sangat bersyukur kepada Zhang Ming De karena telah menyelamatkan hidup putrinya kemudian membangun sebuah kuil untuk menghormatinya. Sebelum akhir masa [[Dinasti Zhou]], ia dikenal sebagai [[Hou Tu]], tetapi kini lebih dikenal sebagai "Fu De Zheng Shen".<ref name="Invisionfree"/> |
||
==Kultus== |
==Kultus== |
||
Baris 29: | Baris 29: | ||
==Lihat pula== |
==Lihat pula== |
||
* |
*[[Tu Di Gong]] |
||
* [[Birokrasi Surga]] |
*[[Hou Tu]] |
||
*[[Birokrasi Surga]] |
|||
==Catatan kaki== |
==Catatan kaki== |
Revisi per 27 Maret 2013 08.25
Fu De Zheng Shen (s=福德正神; pinyin=Fúdé zhèngshén; Hokkien:Hok Tek Ceng Sin; lit.="dewa bumi atas kemakmuran dan jasa"[1]) adalah salah satu dewa dalam panteon agama tradisional China yang seringkali dianggap sama atau merupakan nama resmi dari dewa bumi Tu Di Gong. Pemujaan keduanya sebenarnya memiliki latar belakang serta lingkup yang berbeda.
Legenda
Zhang Fu De
Sebuah cerita mengatakan bahwa Fu De Zheng Shen sesungguhnya adalah seseorang yang pernah hidup di zaman Dinasti Zhou, pada masa pemerintahan kaisar Zhou Wu Wang, bernama Zhang Fu De (Hokkien=Thio Hok Tek). Ia lahir pada tahun 1134 SM, pada tahun ke-2 pemerintahan Zhou Wu Wang, tanggal ke-2 bulan ke-2 Imlek. Sejak kecil, Zhang Fu De sudah menunjukkan bakat sebagai orang yang pandai dan berhati mulia.[2][3]
Saat berusia 36 tahun, ia memangku jabatan sebagai pejabat perpajak kerajaan. Dalam mejalankan tugasnya, ia selalu bertindak bijaksana tidak memberatkan rakyat. Ia selalu menolong yang miskin tanpa pernah absen; rakyat sangat mencintainya. Ia meninggal pada usia 102 tahun, pada generasi kedua kekaisaran Dinasti Zhou. Selama tiga hari ia meninggal, wajahnya sama sekali tidak berubah. Seorang tetangganya yang miskin menggunakan empat buah batu besar untuk menutupi jenasahnya. Tiba-tiba batu-batu tersebut berubah wujud menjadi datar dan menutupi tubuhnya secara keseluruhan. Masyarakat menganggap kejadian tersebut sebagai pertanda bahwa Zhang Fu De telah menjadi dewa. Para poenduduk tidak pernah melupakan semua perbuatan baik yang telah ia lakukan.[3]
Jabatannya digantikan oleh seseorang yang bernama Wei Chao. Wei Chao adalah seorang tamak dan rakus serta kejam. Dalam menarik pajak, ia tidak mengenal kasihan sehingga masyarakat sangat menderita. Akhirnya karena penderitaan hidup yang tak tertahankan, penduduk banyak yang pergi meninggalkan kampung halamannya sehingga sawah ladang banyak terbengkalai. Mereka berharap mendapatkan pemimpin yang bijaksana seperti Zhang Fu De yang telah meninggal. Sebab itulah mereka kemudian memuja Zhang Fu De sebagai tempat memohon perlindungan. Dari nama Zhang Fu De inilah kemudian muncul gelar Fu De Zheng Shen yang dianggap sebagai Dewa Bumi.[2]
Zhang Ming De
Pada masa Dinasti Zhou, Zhang Ming De merupakan seorang pelayan sederhana pada sebuah rumah tangga pemilik tanah yang kaya-raya. Tuan Shang bermaksud menikahkan putri bungsunya dengan kerabat yang jauh, ia memerintah Zhang Ming De untuk mengawalnya selama perjalanan. Di tengah perjalanan, tiba-tiba turun badai salju dan gadis tersebut hampir meninggal karena kedinginan. Zhang Ming De bergegas melepas seluruh pakaiannya untuk ia tutupkan pada putri tuannya. Meskipun si gadis selamat, Zhang Ming De sendiri meninggal. Tak lama setelah kematian Zhang, di langit muncul enam huruf 南天門大仙福德神 (Pintu Langit Selatan Dewa Fu De). Tuan Shang merasa sangat bersyukur kepada Zhang Ming De karena telah menyelamatkan hidup putrinya kemudian membangun sebuah kuil untuk menghormatinya. Sebelum akhir masa Dinasti Zhou, ia dikenal sebagai Hou Tu, tetapi kini lebih dikenal sebagai "Fu De Zheng Shen".[3]
Kultus
Fu De Zheng Shen digambarkan sebagai seorang pria tua yang tersenyum ramah, berambut serta berjanggut panjang berwana putih, dan seringkali digambarkan dalam posisi duduk. Tidak banyak klenteng yang membedakan antara Fu De Zheng Shen dengan Tu Di Gong. Jika klenteng tersebut membedakan altar untuk keduanya, altar Fu De Zheng Shen selalu berada di atas (sejajar dengan ketinggian altar-altar dewa-dewi yang lain), sementara altar Tu Di Gong berada di bawah (hampir sejajar dengan lantai) dan biasanya ditempatkan di bawah altar dewa yang lain. Klenteng yang membedakan altar untuk Fu De Zheng Shen dan Tu Di Gong misalnya adalah TITD De Long Dian di Rogojampi, Banyuwangi.
Fu De Zheng Shen dan Tu Di Gong
Tu Di Gong adalah para dewa bumi yang menguasai tanah (area) lokal, misalnya adalah tanah tempat suatu bangunan didirikan. Masing-masing wilayah memiliki Tu Di Gong yang berbeda, serta masa jabatannya ada batasnya (tidak untuk selama-lamanya).[2] Mereka adalah kelompok dewa yang berkedudukan paling rendah dalam Birokrasi Surga dan yang paling dekat dengan umat manusia. Karena berhubungan dengan tanah (juga termasuk pemakaman), altar untuk Tu Di Gong selalu diletakkan sejajar dengan lantai atau tanah. Makam China biasanya selalu memiliki sebuah bangunan kecil di sampingnya yang digunakan untuk memuja Tu Di Gong.
Berbeda dengan Tu Di Gong, Fu De Zheng Shen hanya satu sosok dewa saja. Ia merupakan pelindung masyarakat serta dianggap sebagai dewa bumi. Altar untuk Fu De Zheng Shen selalu diletakkan sejajar dengan altar-altar dewata yang lain (sejajar kepala atau dada manusia dewasa) dan tidak memiliki koneksi dengan pemakaman.
Pada masa kuno, hanya para pejabat pemerintah yang diperbolehkan untuk membangun kuil pemujaan kepada tatanan para dewata. Masyarakat awam tidak diperbolehkan untuk berdoa di sana. Namun, masyarakat menemukan cara untuk bersembahyang kepada Tu Di Gong; masyarakat yang kebanyakan merupakan petani atau penggarap sawah yang miskin itu membuat papan dari tanah liat kemudian meletakkan di tanah sebagai media untuk berdoa. Itulah sebabnya altar untuk Tu Di Gong diletakkan di atas tanah, sementara altar untuk Fu De Zheng Shen diletakkan di atas meja altar.[3]
Fu De Zheng Shen pada Dinasti Shang
Pemujaan kepada Dewa Bumi biasanya dilakukan sehabis panen raya, dimana para petani bersyukur atas rejeki yang diperoleh dari hasil panen tersebut. Pada zaman Dinasti Shang (1783–1134 SM), seorang penasihat agung kaisar bernama Ie In (Ou Hing atau A Hang) memberikan makna pesta panen raya tersebut dengan istilah Fu De Zheng Shen, yang berarti memperoleh rejeki (Hok/ Fu) dalam kebajikan (Tek / De) dengan tetap menegakkan (Ceng/ Zheng) nilai-nilai rohani (Sin / Shen). Makna atau istilah ini kemudian menjadi populer dan mengakibatkan munculnya tokoh baru yaitu Fu De Zheng Shen sebagai dewa rejeki, yang seolah-olah berbeda atau lain sama sekali dengan Tu Di Gong.[4]
Lihat pula
Catatan kaki
- ^ Keith G. Stevens, Chinese Mythological Gods, Oxford University Press, USA, (November 8, 2001), pages 60, 68, 70, #ISBN-10: 0195919904 or # ISBN-13: 978-0195919905
- ^ a b c Purnama. 2008. [1]. Diambil dari http://www.hoktekbio.com/ftcs.htm.
- ^ a b c d Invisionfree. 22 Maret 2007. Akses= 27 Maret 2013. The legend of Fu De Zheng Shen
- ^ Poanthian. Unduh=23 Maret 2013. 9. Hok Tek Ceng Sin (Fu De Zheng Shen) 福德正神