Birokrasi Surga

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Birokrasi Surga (bahasa Tionghoa: 天朝大國; Pinyin: Tiāncháo dàguó) adalah panteon dewa-dewi dalam Mitologi Tiongkok, Taoisme, Konfusianis, Buddhisme, dan Tridharma di Indonesia. Sesuai namanya, panteon ini berwujud organisasi yang menyerupai administrasi pemerintah kekaisaran China kuno (khususnya selama Dinasti Han); Kaisar Giok adalah kaisar tertinggi dan semua dewa-dewi lain harus melapor kepadanya.

Setiap departemen dalam Birokrasi Surga mengatur salah satu aspek yang terjadi di dunia manusia, misalnya hujan (berkah) atau wabah. Roh-roh orang yang meninggal akan diadili di Dunia Bawah Diyu; jiwa-jiwa orang suci akan dibawa ke Surga sementara yang penuh dosa akan dihukum di neraka sebelum dapat bereinkarnasi.

Yuanshi Tianzun dan Kaisar Giok[sunting | sunting sumber]

Kepercayaan Taoisme menjelaskan bahwa Yuanshi Tianzun, Pencipta dan yang tertua dalam Tiga Dewata Murni, menyerahkan kedudukan pemimpin Birokrasi Surga kepada wakilnya, yaitu Yu Huang Da Di atau Kaisar Giok. Kaisar Giok memerintah seluruh Surga, Bumi, dan Alam Baka (beserta neraka) dengan dibantu oleh sangat banyak dewa yang menjabat sebagai pembantu sipil serta birokrat. Ia memutuskan, membagikan pahala, dan memberikan pengampunan kepada para orang suci, manusia yang masih hidup, dan roh yang telah meninggal berdasarkan suatu sistem welas asih yang disebut Naskah Emas Prinsipal Giok. Pengadilan Surgawi tersebut menyerupai pengadilan kerajaan di dunia manusia; terdapat prajurit, birokrat, keluarga kerajaan, dan bangsawan. Setiap departemen diawasi oleh sesosok dewa atau roh suci.[1]

Para dewa pejabat[sunting | sunting sumber]

Kaisar Giok dalam menjalankan pemerintahannya dibantu oleh para Tian Shen (Hanzi:天神; lit. Dewa/Roh Langit) dan Di Shen (Hanzi:地神; Dewa/Roh Bumi). Ada pula dewa-dewi lain yang tidak termasuk ke dalam tatanan pejabat Surga, yang meskipun dapat menolong manusia tetapi jarang yang disembah.[2]

Tian Shen[sunting | sunting sumber]

Para Dewata Langit mengatur cuaca dan segala kejadian alam di atmosfer. Diantaranya adalah Yu Huang Da Di sendiri, Tai Huang, Tian Huang, Tian Guan, Wu Lao, Roh-Roh Matahari (Hou Yi), rembulan (Chang'e), bintang, angin, awan, guntur, kilat, dan hujan. Di antarapara bintang, yang terkenal adalah rasi bintang Wen Chang yang dipuja para pejabat dan pelajar, menentukan pembagian jabatan, kenaikan pangkat dan kelulusan ujian. Dia adalah Lu Xing (Bintang Jabatan), salah satu dari Fu Lu Shou.[2]

Di Shen[sunting | sunting sumber]

Para Dewa Bumi atau Pejabat Bumi (Di Qi) antara lain adalah: roh-roh gunung, sungai, lembah, kota, wilayah, dapur, pintu, harta, penyebar penyakit, Raja Naga, Hou Tu (Dimu), Diguan, dan Shuiguan.[2]

Dewa Kota Cheng Huang dan Dewa Bumi Tu Di Gong menulis laporan keadaan dunia. Setiap kota memiliki sesosok Cheng Huang (Dewa Kota) yang melindungi. Ia tidak hanya melindungi kota dari serangan, tetapi juga menjaga agar "Dewa Kematian" tidak mengambil nyawa melebihi apa yang diotoritaskan kepadanya. Tu Di Gong adalah dewa bumi lokal (kota, desa, jalan, rumah). Meskipun tidak terlalu berkuasa, tetapi ia adalah birokrat Surga yang paling sederhana dan paling dekat dengan manusia sehingga siapapun dapat dengan mudah memohon pertolongannya. Biasanya ia digambarkan sebagai seorang tua yang ramah. Setiap tahun, Dewa Dapur Zao Jun mengirimkan laporan tingkah laku manusia kepada Yu Huang.[1]

Tokoh-tokoh lain yang dipuja[sunting | sunting sumber]

Xian[sunting | sunting sumber]

Xian merupakan sebuatan bagi manusia yang sudah mencapai tingkat keabadian dalam ajaran Taoisme. Meskipun sakti dan bisa membantu manusia, biasanya Xian tidak dipuja karena bukan termasuk dewa pejabat (Shen). Menurut Kitab Ding Guan Jing, orang yang melakukan pembinaan diri untuk menjadi Xian akan melewati tujuh tahapan di bawah ini.[2]

  1. Manusia yang memiliki batin mantap dan menyadari kekotoran duniawi.
  2. Manusia yang terbebas dari kemelekatan duniawi, badan terasa ringan dan selalu segar.
  3. Manusia yang kembali bertubuh remaja yang lebih sempurna.
  4. Xianren (manusia xian) yang berusia panjang hingga ribuan tahun.
  5. Zhenren (manusia sejati) yang bisa mengubah seluruh tubuh menjadi qi (prana).
  6. Shenren (manusia roh) yang bisa mengubah seluruh qi (prana) menjadi shen (roh).
  7. Zhiren (manusia sempurna) yang berhasil bersatu dengan Tao (jalan).

Beberapa Xian yang dipuja adalah Ba Xian dan He He Er Xian.

Leluhur, pahlawan, dan tokoh agama[sunting | sunting sumber]

Para leluhur tidak hanya terbatas pada sanak keluarga saja, melainkan juga leluhur bangsa dan kaisar-kaisar zaman purba, misalnya adalah Tiga Maharaja dan Lima Kaisar. Para pahlawan seperti Guan Yu dan Guan Ping, Chen Huang Er Xian Sheng, Yue Fei, dan Zheng Cheng Gong umumnya diberi penghormatan oleh penduduk atau negara yang berhutang budi kepada mereka.[2]

Para guru besar agama dari ketiga aliran juga dipuja terutama oleh para pengikutnya.[2] Tokoh-tokoh Konfusianis disebut nabi-nabi suci (Sheng Ren), misalnya adalah Gong Fuzi dan Mengzi. Tokoh-tokoh Taoisme antara lain adalah Laozi, Zhang Daoling, Lu Dong Bin, dan Qiu Chuji. Tokoh-tokoh dalam agama Buddha antara lain Buddha Sakyamuni, Bodhidharma, Jigong, dan Budai.

Roh pujaan dan tokoh setempat[sunting | sunting sumber]

Hampir di setiap provinsi maupun daerah di RRT, dan negara-negara lain yang memiliki pemukiman etnis China, memiliki roh pujaan setempat.[2] Roh (Shen) tersebut misalnya adalah:

Rakyat juga memiliki tokoh pujaan yang tidak termasuk kategori di atas. Tokoh-tokoh tersebut misalnya adalah Zhong Kui, Sun Wukong, Baron Skeber,[2] Raden Panji Margono, Zhuge Liang, Jiang Ziya, dan Fu Lu Shou.

Panteon Buddhisme di China[sunting | sunting sumber]

Agama Buddha di Tiongkok (aliran Mahayana) turut menyumbang dalam panteon agama tradisional China.

Panteon aliran Mahayana di China[sunting | sunting sumber]

1. Buddha (Fo)

Tiga Buddha yang sangat paling dikenal dalam Mahayana di China adalah Rulai Fo (Buddha Sakyamuni), Omituo Fo (Buddha Amitabha), dan Yaoshi Fo (Buddha Bhaisajyaguru).

2. Bodhisatwa ( Púsà)

Para Bodhistawa yang dikenal dalam Buddhisme di China antara lain Guan Shi Yin Púsà, Pu Xian Púsà, Wen Shu Se Li Púsà, Di Zang Wang Púsà, Mi Le Púsà, Da Shì Zhì Púsà, Xu Kong Zang Púsà, dan Jin Gang Shou Púsà.

3. Arhat (Lohan)

Kelompok Arhat di China yang paling terkenal adalah yang berjumlah 18, dikenal dengan nama Shíbā Luóhàn.

4. Sangharama (Qielan) Qielan merupakan sekelompok dewa dalam panteon Buddhis-Taois China yang bertugas menjaga kuil dan biara, tetapi lebih sering digunakan untuk menyebut Guan Yu. Ia selalu dipasangkan dengan Wei Tuo (Skanda) sebagai Dewa Pintu Buddhis.

Para dewa pelindung lain yang cukup terkenal adalah Si Da Tian Wang; yaitu Mo Lihai yang bergelar Guang Mu Tian Wang, Mo Lisu yang bergelar Duo Wen Tian Wang, Mo Lizhen yang bergelar Chi Guo Tian Wang, dan Mo Lihong yang bergelar Zeng Zhang Tian Wang.[2]

Para pejabat akhirat[sunting | sunting sumber]

Efigi Jaksa Akhirat dari Dinasti Ming.

Para dewa pejabat akhirat bertugas untuk mengadili roh-roh orang yang sudah mati. Roh-roh suci akan naik ke surga, roh-roh biasa akan menerima pembinaan di alam baka sebelum diperbolehkan untuk bereinkarnasi, sementara roh-roh jahat akan dijebloskan ke neraka. Alam baka dikuasai oleh Dongyue Dadi, dibina oleh Di Zang Wang Púsà (atau Youming Jiaozhu, Fengdu Dadi), dan dikelola oleh 10 Raja Akhirat Yan Luo Wang.[2]

1. Yan Luo Wang

Setiap Yan Luo Wang menguasai satu dari 10 istana atau bagian alam baka (Diyu): satu wilayah untuk roh-roh baik, satu wilayah untuk mengurusi roh-roh yang bereinkarnasi, dan 18 wilayah hukuman. Jabatan sebagai Raja Akhirat hanya berlangsung selama 200 tahun. Banyak tokoh-tokoh yang semasa hidupnya terkenal jujur, adil, dan berani terpilih untuk menduduki jabatan ini. Misalnya Han Qinghu (538-592), Kou Zhun (961-1027), Pan Zhongyan (989-1052), dan Bao Zheng atau Hakim Bao (999-1062).[2]

2. Pan Guan

Pan Guan atau Jaksa Akhirat merupakan para asisten Yan Luo Wang. Setiap Raja Akhirat dibantu oleh empat Pan Guan yang masing-masing membawa kitab hukum, kitab perbuatan baik, kitab perbuatan jahat, dan kitab kelahiran-kematian.[2] Selain itu, juga terdapat Wen Wu Pan(Hanzi=文武判; lit. "jaksa sipil dan militer") dan Er Shi si Si (Hanzi=廿四司; lit. "24 pejabat")

3. Para staf akhirat

  • Wu Chang Gui, yaitu si Hitam Hei Wuchang dan si putih Bai Wuchang yang bertugas menjemput roh-roh orang mati.
  • Niu Tou Ma Mian si Kelapa Kerbau dan si Muka Kuda, bertugas sebagai pencabut nyawa, penjaga pintu neraka, algojo, dan sebagainya.
  • Meng Po atau Nenek Meng yang menyuguhi minuman kepada para roh yang hendak melintasi jembatan reinkarnasi Nai He Qiao (Jembatan Tak Berdaya), supaya melupakan segala ingatan di kehidupan yang lalu.
  • Gui Wang (Raja Hantu), Gui Shen (Roh Mulia), dan sebagainya.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Catatan Kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Nationsonline.org. Unduh= 8 Maret 2013. Jade Emperor.
  2. ^ a b c d e f g h i j k l Bidang Litbang PTITD/Matrisia Jawa Tengah. 2007. Pengetahuan Umum tentang Tridharma. Semarang: Penerbit Benih Bersemi.