Lompat ke isi

Muntilan, Magelang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
+ gambar
Baris 11: Baris 11:
|kelurahan =-
|kelurahan =-
}}
}}

[[Image:Kecamatan Muntilan.jpg|thumb|Kantor kecamatan Muntilan]]


'''Muntilan''' adalah sebuah kecamatan di [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Muntilan''' adalah sebuah kecamatan di [[Kabupaten Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
Baris 18: Baris 20:
Muntilan memiliki sejumlah [[pesantren]], dan cukup religius jika dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya yang pada umumnya lebih dekat dengan Kraton di Surakarta dan Yogyakarta.
Muntilan memiliki sejumlah [[pesantren]], dan cukup religius jika dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya yang pada umumnya lebih dekat dengan Kraton di Surakarta dan Yogyakarta.


Para [[Yesuit]] telah lama hadir di Muntilan. Terdapat sebuah [[seminari]] dan nekropolis yang banyak berisi peninggalan para anggota lamanya. Kardinal [[Julius Darmaatmadja]], kardinal [[Gereja Katolik Roma]] dan Uskup Agung Jakarta saat ini, lahir di Muntilan.Selain itu di kota ini terdapat lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik sejak zaman Belanda.Yang paling menonjol adalah Sekolah Guru(Kweekschool). Di samping itu juga ada beberapa sekolah dasar bagi anak-anak pribumi. Selain beberapa tokoh rohaniawan Katolik, lembaga pendidikan itu juga meluluskan sejumlah tokoh nasional seperti Drs. Franz Seda (mantan menteri keuangan), Simbolon(Kolonel), Sartono Kartodirdjo (sejarawan) dan beberapa lainnya.
Para [[Yesuit]] telah lama hadir di Muntilan. Terdapat sebuah [[seminari]] dan nekropolis yang banyak berisi peninggalan para anggota lamanya. Kardinal [[Julius Darmaatmadja]], kardinal [[Gereja Katolik Roma]] dan Uskup Agung Jakarta saat ini, lahir di Muntilan. Selain itu di kota ini terdapat lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik sejak zaman Belanda.Yang paling menonjol adalah Sekolah Guru (''Kweekschool''). Di samping itu juga ada beberapa sekolah dasar bagi anak-anak pribumi. Selain beberapa tokoh rohaniawan Katolik, lembaga pendidikan itu juga meluluskan sejumlah tokoh nasional seperti [[Frans Seda]] (mantan Menteri Keuangan), Simbolon (Kolonel), Sartono Kartodirdjo (sejarawan) dan beberapa lainnya.


Ketika [[Perang Dunia II]], Muntilan menjadi letak sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik disana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga [[Belanda]].
Ketika [[Perang Dunia II]], Muntilan menjadi letak sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik disana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga [[Belanda]].

Revisi per 10 April 2007 11.42

Kecamatan Muntilan

Peta lokasi Kecamatan Muntilan
Provinsi Jawa Tengah
Kabupaten Magelang
Camat
Luas - km²
Jumlah penduduk -
 - Kepadatan - jiwa/km²
Desa/kelurahan -
Kantor kecamatan Muntilan

Muntilan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.

Muntilan berada di jalur kereta api tua menuju Magelang, dan di jalur perjalanan wisatawan menuju Candi Borobudur. Muntilan merupakan kota perdagangan utama di lereng barat Gunung Merapi.

Muntilan memiliki sejumlah pesantren, dan cukup religius jika dibandingkan dengan wilayah lain di sekitarnya yang pada umumnya lebih dekat dengan Kraton di Surakarta dan Yogyakarta.

Para Yesuit telah lama hadir di Muntilan. Terdapat sebuah seminari dan nekropolis yang banyak berisi peninggalan para anggota lamanya. Kardinal Julius Darmaatmadja, kardinal Gereja Katolik Roma dan Uskup Agung Jakarta saat ini, lahir di Muntilan. Selain itu di kota ini terdapat lembaga pendidikan yang dikelola oleh yayasan Katolik sejak zaman Belanda.Yang paling menonjol adalah Sekolah Guru (Kweekschool). Di samping itu juga ada beberapa sekolah dasar bagi anak-anak pribumi. Selain beberapa tokoh rohaniawan Katolik, lembaga pendidikan itu juga meluluskan sejumlah tokoh nasional seperti Frans Seda (mantan Menteri Keuangan), Simbolon (Kolonel), Sartono Kartodirdjo (sejarawan) dan beberapa lainnya.

Ketika Perang Dunia II, Muntilan menjadi letak sebuah kamp tahanan perang oleh tentara Jepang yang menggunakan kompleks sekolah Katolik disana. Mereka yang menghuni kamp internir ini terutama terdiri atas banyak keluarga Belanda.