Lompat ke isi

Imam Tantowi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Archiblank99 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 27: Baris 27:
Malangnya, setelah itu Film nasional hancur lebur karena kuatnya monopoli peredaran dan bioskop yang dikuasai oleh Assosiasi Importir film, baik [[Amerika Serikat|Amerika]], [[Eropa]], maupun [[Mandarin]] dan [[Asia]] non-Mandarin yang sejatinya adalah satu payung raksasa yang sangat dominan. Namun munculnya beberapa stasiun televisi swasta bisa menjadi ladang rejeki dari Imam Tantowi. Dia mulai menulis cerita dan skenario. Dan lagi-lagi dalam festival [[Sinetron]] dia pun sering masuk sebagai nominasi maupun sebagai pemenang. Dia berhasil menyabet [[Piala Vidya]] sebagai: Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia [[1994]] (dalam judul sinetron ''Madu Racun Dan Anak Singkong'', Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun [[1995]] dalam sinetron ''Jejak Sang Guru''. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai [[penulis]] [[skenario]] [[komedi]] dan meraih predikat terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia [[1996]] dalam Sinetron komedi [[Suami-Suami Takut Isteri]]. Dalam judul yang sama, ia juga mendapat penghargaan sebagai Penulis Cerita Asli Komedi Terbaik.
Malangnya, setelah itu Film nasional hancur lebur karena kuatnya monopoli peredaran dan bioskop yang dikuasai oleh Assosiasi Importir film, baik [[Amerika Serikat|Amerika]], [[Eropa]], maupun [[Mandarin]] dan [[Asia]] non-Mandarin yang sejatinya adalah satu payung raksasa yang sangat dominan. Namun munculnya beberapa stasiun televisi swasta bisa menjadi ladang rejeki dari Imam Tantowi. Dia mulai menulis cerita dan skenario. Dan lagi-lagi dalam festival [[Sinetron]] dia pun sering masuk sebagai nominasi maupun sebagai pemenang. Dia berhasil menyabet [[Piala Vidya]] sebagai: Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia [[1994]] (dalam judul sinetron ''Madu Racun Dan Anak Singkong'', Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun [[1995]] dalam sinetron ''Jejak Sang Guru''. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai [[penulis]] [[skenario]] [[komedi]] dan meraih predikat terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia [[1996]] dalam Sinetron komedi [[Suami-Suami Takut Isteri]]. Dalam judul yang sama, ia juga mendapat penghargaan sebagai Penulis Cerita Asli Komedi Terbaik.


Sampai sekarang ia masih rajin menulis cerita dan skenario. Karya terbarunya adalah ''Bang Jagur dan Maha Kasih'', dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu “Tukang Bubur Naik Haji (1996)” yang langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Sementara tayangan ulangnya seminggu kemudian, menduduki rating ke-2. Tak sampai disitu, ketika pada Mei 2012 tayangan tersebut dibuat berseri dengan judul [[Tukang Bubur Naik Haji The Series]], sinetron ini mampu stabil menduduki rating tertinggi hingga mencapai ratusan episode yang membawanya meraih beberapa kategori penghargaan bergengsi di ajang [[festival film indonesia]] maupun dalam [[Festival Film Bandung]].
Sampai sekarang ia masih rajin menulis cerita dan skenario. Karya terbarunya adalah ''Bang Jagur dan Maha Kasih'', dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu “Tukang Bubur Naik Haji (1996)” yang langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Sementara tayangan ulangnya seminggu kemudian, menduduki rating ke-2. Tak sampai disitu, ketika pada Mei 2012 tayangan tersebut dibuat berseri dengan judul [[Tukang Bubur Naik Haji The Series]], sinetron ini mampu stabil menduduki rating tertinggi hingga mencapai ratusan episode yang membawanya meraih beberapa kategori penghargaan bergengsi di ajang [[Panasonic Gobel Awards 2013]] maupun dalam [[Festival Film Bandung]].


== Pendidikan ==
== Pendidikan ==

Revisi per 13 Agustus 2013 09.47

Templat:Infobox artis indonesia Imam Tantowi (lahir 13 Agustus 1946) adalah seorang sutradara senior Indonesia. Film-film yang disutradarainya kebanyakan adalah film-film laga. Awal kariernya dimulai dalam lakon sandiwara antara tahun 1966-1969, sebagai pemain dan sutradara. Ia juga pernah bekerja sebagai pembuat poster film, kemudian ia pindah ke Jakarta dan mendapat kesempatan untuk terlibat dalam pembuatan film Biarkan Musim Berganti (1971), sebagai dekorator. Setelah itu ia juga memperoleh kesempatan memegang jabatan sebagai penata artistik dalam film Si Rano (1973). Dalam film Tukang Kawin (1977), ia menjadi asisten sutradara, lalu menulis skenario untuk film Dang Ding Dong (1978). Ia menjadi sutradara pada tahun 1982.

Setelah beberapa kali masuk sebagai nominasi Festival Film Indonesia di Yogyakarta untuk Penulis Skenario terbaik dalam film ke dua garapannya Lebak Membara, dan kemudian ia juga mendapat nominasi Cerita Asli untuk Film dalam film Carok (FFI di Bandung, (dalam film ini El Manik menjadi Aktor pembantu terbaik), akhirnya ia berhasil menyabet Piala Citra untuk Penulis Cerita Asli terbaik dalam film Si Badung (FFI Jakarta 1989. Film garapannya itu mendapat berbagai penghargaan yaitu: Film musikal terbaik dan Film anak-anak Terbaik. Setelah itu ia kemudian sekali lagi menyabet Piala Citra untuk Sutradara Terbaik dalam film Soerabaia 45 pada FFI 1991, disamping mendapat nominasi sebagai Penulis Skenario dan juga penyunting terbaik.

Malangnya, setelah itu Film nasional hancur lebur karena kuatnya monopoli peredaran dan bioskop yang dikuasai oleh Assosiasi Importir film, baik Amerika, Eropa, maupun Mandarin dan Asia non-Mandarin yang sejatinya adalah satu payung raksasa yang sangat dominan. Namun munculnya beberapa stasiun televisi swasta bisa menjadi ladang rejeki dari Imam Tantowi. Dia mulai menulis cerita dan skenario. Dan lagi-lagi dalam festival Sinetron dia pun sering masuk sebagai nominasi maupun sebagai pemenang. Dia berhasil menyabet Piala Vidya sebagai: Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1994 (dalam judul sinetron Madu Racun Dan Anak Singkong, Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun 1995 dalam sinetron Jejak Sang Guru. Selain itu, ia juga meraih penghargaan sebagai penulis skenario komedi dan meraih predikat terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1996 dalam Sinetron komedi Suami-Suami Takut Isteri. Dalam judul yang sama, ia juga mendapat penghargaan sebagai Penulis Cerita Asli Komedi Terbaik.

Sampai sekarang ia masih rajin menulis cerita dan skenario. Karya terbarunya adalah Bang Jagur dan Maha Kasih, dengan sebuah episodenya yang fenomenal, yaitu “Tukang Bubur Naik Haji (1996)” yang langsung menduduki rating pertama pada tayangan perdananya. Sementara tayangan ulangnya seminggu kemudian, menduduki rating ke-2. Tak sampai disitu, ketika pada Mei 2012 tayangan tersebut dibuat berseri dengan judul Tukang Bubur Naik Haji The Series, sinetron ini mampu stabil menduduki rating tertinggi hingga mencapai ratusan episode yang membawanya meraih beberapa kategori penghargaan bergengsi di ajang Panasonic Gobel Awards 2013 maupun dalam Festival Film Bandung.

Pendidikan

  • Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Solo (tidak selesai)
  • Elementery Cinematography – Biro Pendidikan Organisasi Karyawan Film Televisi

Pengalaman Organisasi

  • Pelajar Islam Indonesia – 1965 – 1969
  • Karyawan Film dan Televisi 1973-sampai sekarang
  • Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia 1998-sampai sekarang.
  • Lembaga seni Budaya Muhammadiyah Pusat, Bagian Film.

Filmografi

Karya film sebagai sutradara

Karya film sebagai penulis skenario

  • Ira Maya dan Kakek Ateng (1979)
  • Nakalnya Anak-anak (1980)
  • Primitif (1980)
  • Jaka Sembung (1981)
  • Ratu Ilmu Hitam (1981)
  • Pasukan Berani Mati (1982)
  • Lebak Membara (1982)
  • Jaka Sembung dan Bajing Ireng (1983)
  • Dia Sang Penakluk (1984)
  • Residivis (1985)
  • Preman (1985)
  • Teroris (1986)
  • Kelabang Seribu (1986)
  • Tujuh Manusia Harimau (1986)
  • Siluman Serigala Putih (1987)
  • Saur Sepuh 1 (1987)
  • Saur Sepuh 2 (1988)
  • Saur Sepuh 3 (1988)
  • Soerabaia 45 (1989), bersama Gatut Kusumo
  • Saur Sepuh 4 (1991)
  • Tukang Bubur Naik Haji - Mahakasih (1996)
  • Madu Racun Dan Anak Singkong
  • Jejak Sang Guru
  • Kaca Benggala
  • Bang Jagur
  • Bintang Film
  • Ketika Cinta Bertasbih (2009)
  • Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009)
  • Tukang Bubur Naik Haji The Series(2012) produksi Sinemart
  • Cinta Illahi (2013) produksi Sinemart

Penghargaan

  • Penulis Cerita Asli Terbaik dalam Festival Film Indonesia tahun 1989, dalam judul Si Badung.
  • Sutradara terbaik pada Festival Film Indonesia tahun 1991 dalam judul Soerabaia 45
  • Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1994 dalam Sinetron Madu, Racun Dan Anak Singkong.
  • Penulis Cerita Asli terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia tahun 1995, dalam sinetron Jejak Sang Guru.
  • Penulis Skenario Komedi terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1996, dalam Sinetron komedi, Suami-suami Takut Isteri.
  • Penulis Cerita Asli Komedi terbaik dalam Festival Sinetron Indonesia 1996, dalam sinetron Komedi: Suami-suami Takut Isteri.
  • Penulis Cerita Asli Terbaik Piala Vidia FFI 2012 dalam Film Televisi (FTV) Bintang Film
  • Penulis Skenario Terbaik Piala Vidia FFI 2012 dalam Film Televisi (FTV) Bintang Film
  • Penulis Skenario Terpuji Festival Film Bandung 2013, dalam sinetron Tukang Bubur Naik Haji The Series

Pranala luar

Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
Arifin C. Noer
Film : Taksi
(1990)
Sutradara Terbaik
(Festival Film Indonesia)

Film : Soerabaia 45
(1991)
Diteruskan oleh:
Chaerul Umam
Film : Ramadhan dan Ramona
(1992)