Lompat ke isi

Wiyaga: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
+tag wikify
Jagawana (bicara | kontrib)
wkfy
Baris 1: Baris 1:
'''Nayaga''' merupakan istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh [[gamelan]], terutama dalam megiringi Ki [[Dalang]] dalam pertunjukan [[wayang]]. Nayaga juga berarti pengrawit, penabuh, yang berjumlah antara 15 sampai dengan 30 orang. Nayaga ini biasanya terdiri dari pria yang berumur 17 hingga 50 tahun bahkan lebih.{{fact}}
{{wikify}}
Nayaga dalam istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan, terutama dalam megiringi Ki Dalang dalam pertunjukan wayang. Nayaga juga berarti pengrawit, penabuh, yang berjumlah antara 15 sampai dengan 30 orang. Nayaga ini biasanya terdiri dari pria yang berumur 17 hingga 50 tahun bahkan lebih.


Di Betawi dan di Jawa Barat juga mengenal istilah nayaga untuk menyebut para penabuh gamelan. Dalampergelaran wayang kulit nayaga ini harus duduk bersila semalam suntuk tidak boleh tidur dan membunyikan alat (ricikan gamelan) yang menjadi tanggung jawabnya. Harus mahir memainkannya dan menghafal puluhan hingga ratusan gendhing (lagu) dalam karawitan baik yang ber laras Slendro maupun pelog. Ditinjau dari tingkat kesulitan dan tanggung jawab maka nayaga yang memegang ricikan kendhang, gender dan rebab memiliki kelas tersendiri dibanding lainnya. Penabuh Kendhang atau yang sering disebut pengendang memiliki peran yang utama dalam pergelaran wayang. Hidup dan tidaknya suatu pergelaran wayang juga ditentukan oleh kialitas pengendangnya. Bahkan Dalang-dalang sekarang sudah mempunyai pasangan khusus atau pengendang khusus untuk kebutuhan gerak wayangnya. Jika Dalang dahulu tidak memilih pengendang bisa di "kendangi" oleh siapa saja, tetapi berbeda saat sekarang ketika gaya pakeliran sudah mulai tertata, terutama untuk kendangan tarian wayang (sabet). Honor pengendang pun jauh lebih besar dibandingkan nayaga lainnya.
Di [[Betawi]] dan di [[Jawa Barat]] juga mengenal istilah nayaga untuk menyebut para penabuh gamelan. Dalam pergelaran [[wayang kulit]], nayaga ini harus duduk bersila semalam suntuk tidak boleh tidur dan membunyikan alat (''ricikan gamelan'') yang menjadi tanggung jawabnya. Harus mahir memainkannya dan menghafal puluhan hingga ratusan ''gendhing'' ([[lagu]]) dalam [[karawitan]] baik yang ber-laras ''Slendro'' maupun ''pelog''. Ditinjau dari tingkat kesulitan dan tanggung jawab maka, nayaga yang memegang ricikan kendhang, [[gender]] dan [[rebab]] memiliki kelas tersendiri dibanding lainnya. Penabuh Kendhang atau yang sering disebut pengendang memiliki peran yang utama dalam pergelaran wayang. Hidup dan tidaknya suatu pergelaran wayang juga ditentukan oleh kialitas pengendangnya. Bahkan Dalang-dalang sekarang sudah mempunyai pasangan khusus atau pengendang khusus untuk kebutuhan gerak wayangnya.


Jika Dalang dahulu tidak memilih pengendang bisa di "kendangi" oleh siapa saja, tetapi berbeda saat sekarang ketika gaya ''pakeliran'' sudah mulai tertata, terutama untuk kendangan tarian wayang (''sabet'').
Tetapi seiring kemajuan jaman, terutama di kampus-kampus seni seperti Institut Seni Indonesia Surakarta mulai meniadakan perbedaan honor ini, karena di perguruan tinggi antara dalang, nayaga satu dan lainnya tidak dibedakan, semua mempunyai status yang sama baik dosen ataupun mahasiswa terikat dalam wadah kampus.
{{indo-stub}}

[[Kategori:Seni di Indonesia]]
Di desa-desa nayaga bila tidak pentas, sebagaiman masyarakat biasa, ada yang berdagang, bertani dan usaha lainnya. Tetapi tidak jarang yang hanya menggantungkan diri dari hasil menabuh gamelan. Sehinga bila grupnya tidak pentas akan mencari relasi grup lain yang pentas, sehingga penghasilan diharapkan akan terus diperoleh dari menabuh gamelan (nayaga).

Revisi per 24 Mei 2007 09.35

Nayaga merupakan istilah pedalangan berarti sekumpulan orang/sekelompok orang yang mempunyai keahlian khusus menabuh gamelan, terutama dalam megiringi Ki Dalang dalam pertunjukan wayang. Nayaga juga berarti pengrawit, penabuh, yang berjumlah antara 15 sampai dengan 30 orang. Nayaga ini biasanya terdiri dari pria yang berumur 17 hingga 50 tahun bahkan lebih.[butuh rujukan]

Di Betawi dan di Jawa Barat juga mengenal istilah nayaga untuk menyebut para penabuh gamelan. Dalam pergelaran wayang kulit, nayaga ini harus duduk bersila semalam suntuk tidak boleh tidur dan membunyikan alat (ricikan gamelan) yang menjadi tanggung jawabnya. Harus mahir memainkannya dan menghafal puluhan hingga ratusan gendhing (lagu) dalam karawitan baik yang ber-laras Slendro maupun pelog. Ditinjau dari tingkat kesulitan dan tanggung jawab maka, nayaga yang memegang ricikan kendhang, gender dan rebab memiliki kelas tersendiri dibanding lainnya. Penabuh Kendhang atau yang sering disebut pengendang memiliki peran yang utama dalam pergelaran wayang. Hidup dan tidaknya suatu pergelaran wayang juga ditentukan oleh kialitas pengendangnya. Bahkan Dalang-dalang sekarang sudah mempunyai pasangan khusus atau pengendang khusus untuk kebutuhan gerak wayangnya.

Jika Dalang dahulu tidak memilih pengendang bisa di "kendangi" oleh siapa saja, tetapi berbeda saat sekarang ketika gaya pakeliran sudah mulai tertata, terutama untuk kendangan tarian wayang (sabet).