Nafsul Kamilah: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
'''Nafsu Kamilah''' adalah [[jiwa]] yang telah benar-[[benar]] [[sempurna]] ddan juga telah mendapatkan [[pancaran]] [[kebenaran]] dari Tuhan, telah mencapai [[tingkat]] [[makrifat]].<ref name=a>Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2325</ref> [[Kebahagiaan]] yang [[hakiki]] baginya ialah berada di [[haribaan]] [[Tuhan]] ([[Arab]]:tawajjuh) dan ber[[dialog]] dengan-Nya. <ref name=a/> |
'''Nafsu Kamilah''' adalah [[jiwa]] yang telah benar-[[benar]] [[sempurna]] ddan juga telah mendapatkan [[pancaran]] [[kebenaran]] dari Tuhan, telah mencapai [[tingkat]] [[makrifat]].<ref name=a>Shadily, Hassan (1980).Ensiklopedia Indonesia.Jakarta:Ichtiar Baru van Hoeve. Hal 2325</ref> [[Kebahagiaan]] yang [[hakiki]] baginya ialah berada di [[haribaan]] [[Tuhan]] ([[Arab]]:tawajjuh) dan ber[[dialog]] dengan-Nya. <ref name=a/> |
||
Nafsu Kamilah juga dapat di[[arti]]kan sebagai nafsu yang sempurna yang dimiliki oleh para [[Nabi]] dan para [[Rasul]]hasil dari [[predikat]] sebagai [[manusia]] [[sempurna]] ([Arab:''insanul kamil'').<ref name=b>Susetya, Wawan (2006).''Cermin Hati''.Solo:Tiga Serangkai. Hal 19</ref> Mereka semua adalah [[teladan]] sejati dalam mengemban [[ibadah]] [[lahir]] dan [[batin]], secara [[syariat]] dan [[hakikat]].<ref name=b/> Mereka adalah pemimpin yang diturunkan oleh [[Tuhan]]Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang untuk membentuk [[akhlak]] [[masyarakat]] yang di[[ridho]]i |
Nafsu Kamilah juga dapat di[[arti]]kan sebagai nafsu yang sempurna yang dimiliki oleh para [[Nabi]] dan para [[Rasul]]hasil dari [[predikat]] sebagai [[manusia]] [[sempurna]] ([Arab:''insanul kamil'').<ref name=b>Susetya, Wawan (2006).''Cermin Hati''.Solo:Tiga Serangkai. Hal 19</ref> Mereka semua adalah [[teladan]] sejati dalam mengemban [[ibadah]] [[lahir]] dan [[batin]], secara [[syariat]] dan [[hakikat]].<ref name=b/> Mereka adalah pemimpin yang diturunkan oleh [[Tuhan]]Yang Maha Perkasa dan Maha Penyayang untuk membentuk [[akhlak]] [[masyarakat]] yang di[[ridho]]i oleh-Nya.<ref name=b/> |
||
Nafsu ini selalu me[[motivasi]] diri untuk beribadah dan mendapat [[anugerah]] [[ilmu]] keyakinan. <ref name=e>Yasid, Abu.''Fiqh Today:Fatwa Traisional untuk Orang Modern''.Jakarta:PT Gelora Aksara Pratama. Hal 28</ref> Yang memiliki nafsu ini hanya akan merasakan [[kebahagiaan] hakiki bila bersama dengan Tuhannya.<ref name=e/> |
|||
==Referensi== |
==Referensi== |
Revisi per 24 Juni 2014 11.49
Artikel ini merupakan artikel yang dikerjakan oleh Peserta Kompetisi Menulis Bebaskan Pengetahuan 2014 yakni BP47Dhorifah (bicara). Untuk sementara waktu (hingga 27 Juni 2014), guna menghindari konflik penyuntingan, dimohon jangan melakukan penyuntingan selama pesan ini ditampilkan selain oleh Peserta dan Panitia. Peserta kompetisi harap menghapus tag ini jika artikel telah selesai ditulis atau dapat dihapus siapa saja jika kompetisi telah berakhir. Tag ini diberikan pada 15 Mei 2014. Halaman ini terakhir disunting oleh BP47Dhorifah (Kontrib • Log) 3762 hari 460 menit lalu. |
Nafsu Kamilah adalah jiwa yang telah benar-benar sempurna ddan juga telah mendapatkan pancaran kebenaran dari Tuhan, telah mencapai tingkat makrifat.[1] Kebahagiaan yang hakiki baginya ialah berada di haribaan Tuhan (Arab:tawajjuh) dan berdialog dengan-Nya. [1]
Nafsu Kamilah juga dapat diartikan sebagai nafsu yang sempurna yang dimiliki oleh para Nabi dan para Rasulhasil dari predikat sebagai manusia sempurna ([Arab:insanul kamil).[2] Mereka semua adalah teladan sejati dalam mengemban ibadah lahir dan batin, secara syariat dan hakikat.[2] Mereka adalah pemimpin yang diturunkan oleh TuhanYang Maha Perkasa dan Maha Penyayang untuk membentuk akhlak masyarakat yang diridhoi oleh-Nya.[2]
Nafsu ini selalu memotivasi diri untuk beribadah dan mendapat anugerah ilmu keyakinan. [3] Yang memiliki nafsu ini hanya akan merasakan [[kebahagiaan] hakiki bila bersama dengan Tuhannya.[3]