Lompat ke isi

Kroya, Cilacap: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 23: Baris 23:
Gereja protestan : 23 buah,
Gereja protestan : 23 buah,
Vihara : 7 buah.
Vihara : 7 buah.

Mayoritas penduduk Kroya adalah suku Jawa Banyumasan, sisanya adalah suku pendatang seperti Sunda, Madura, Manado, Minang, Batak dan lain-lain. Mengenai etnis Tionghoa di Kroya, banyak yang sudah bermukim selama lebih dari 50 tahun. Orang-orang Tionghoa menguasai sektor pertokoan di jalan Jend. Ahmad Yani maupun jalan-jalan utama di kota Kroya.




Baris 40: Baris 42:


== Perekonomian & sarana ==
== Perekonomian & sarana ==
Guna mendukung iklim investasi di Kabupaten Cilacap serta kegiatan industri dan perdagangan, tersedia fasilitas pasar baik milik pemerintah daerah maupun desa. Untuk pasar milik pemerintah daerah yang berada di Kota Kroya tercatat ada 3 buah, sedangkan pasar milik desa sebanyak 10 buah, selain itu terdapat beberapa swalayan yang juga menopang perekonomian di kroya.
Guna mendukung iklim investasi di Kabupaten Cilacap serta kegiatan industri dan perdagangan, tersedia fasilitas pasar baik milik pemerintah daerah maupun desa. Untuk pasar milik pemerintah daerah yang berada di Kota Kroya tercatat ada 3 buah, sedangkan pasar milik desa sebanyak 10 buah, selain itu terdapat beberapa swalayan yang juga menopang perekonomian di Kroya. Dua swalayan besar di Kroya yang cukup terkenal adalah Toserba Jadi Baru dan Kato, keduanya berada di Jalan A.Yani. Hanya saja untuk Kato berada di bangunan sisi selatan Pasar Kroya.

Ditinjau dari segi pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Kroya tergolong tinggi. Hal ini karena didukung fasilitas pendidikan yang memadai, yaitu meliputi : 59 buah SD / MI, 21 buah SLTP / MTs dan 9 SLTA, 5 SMK, 3 Akademi, 1 Perguruan tinggi, dan 7 Pondok Pesantren. Pendidikan informal yang ada di Kroya meliputi; LPK Bahasa (24), Komputer (11), Menjahit (6), Sopir/Montir (9), dan lainnya (18).
Ditinjau dari segi pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Kroya tergolong tinggi. Hal ini karena didukung fasilitas pendidikan yang memadai, yaitu meliputi : 59 buah SD / MI, 21 buah SLTP / MTs dan 9 SLTA, 5 SMK, 3 Akademi, 1 Perguruan tinggi, dan 7 Pondok Pesantren. Pendidikan informal yang ada di Kroya meliputi; LPK Bahasa (24), Komputer (11), Menjahit (6), Sopir/Montir (9), dan lainnya (18).
Jumlah Prasarana Kesehatan yang ada di Kota Kroya terdiri dari 2 buah Rumah Sakit, 2 buah Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu, 11 Polindes, dan 108 Posyandu. Konstribusi masyarakat Kota Kroya dalam menunjang PAD Kabupaten Cilacap di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup besar, dimana pada tahun 2008 total baku ketetapan sebesar Rp. 1.157.550.000,- (satu milyard seratus lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan 51.161 lembar SPPT,- telah lunas dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Jumlah Prasarana Kesehatan yang ada di Kota Kroya terdiri dari 2 buah Rumah Sakit, 2 buah Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu, 11 Polindes, dan 108 Posyandu. Konstribusi masyarakat Kota Kroya dalam menunjang PAD Kabupaten Cilacap di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup besar, dimana pada tahun 2008 total baku ketetapan sebesar Rp. 1.157.550.000,- (satu milyard seratus lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan 51.161 lembar SPPT,- telah lunas dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.
Baris 46: Baris 49:
Di Kecamatan Kroya juga berdiri kantor cabang atau cabang pembantu Bank Nasional seperti : BCA, MANDIRI, BRI, BNI, LIPPO, DANAMON,PUNDI, PERMATA, BANK JATENG, BII beserta ATM sebagai penunjang aktifitas bisnis dan investasi. Sebagian besar berasal dari aktifitas perniagaan pasar, industri jamu, industri sapu, lap, keset, sumpit kayu ekspor, TKI / TKW, transportasi darat, pertanian dan peternakan.
Di Kecamatan Kroya juga berdiri kantor cabang atau cabang pembantu Bank Nasional seperti : BCA, MANDIRI, BRI, BNI, LIPPO, DANAMON,PUNDI, PERMATA, BANK JATENG, BII beserta ATM sebagai penunjang aktifitas bisnis dan investasi. Sebagian besar berasal dari aktifitas perniagaan pasar, industri jamu, industri sapu, lap, keset, sumpit kayu ekspor, TKI / TKW, transportasi darat, pertanian dan peternakan.


Cukup menarik bahwa industri Jamu di Kroya lebih terpusat di dua desa yakni Mujur Lor dan Gentasari. Dari usaha industri Jamu inilah banyak menghasilkan pengusaha meski pada akhirnya mereka banyak menginvestasikan hasil keuntungan pada bidang lain. Sementara industri sapu, keset dan lap lebih terpusat di wilayah Pucung Kidul dan Pucung Lor. Pemasaran barang rumah tangga tersebut sering dijumpai pada saat hari pasaran Wage dan Manis. Selain itu ada juga dua industri besar di Kroya yang berada di jalan raya Buntu-Kroya yakni pabrik Sohun (Mie putih) dan pabrik Sumpit. Industri ini banyak membuka lapangan kerja bagi sebagian penduduk Kroya.

== Tokoh ==
Kecamatan Kroya memiliki catatan sejarah penting dimana Jenderal Soedirman pernah tinggal, mengajar dan berjuang di wilayah ini sebelum beliau berjuang secara gerilya di wilayah Purwokerto, Purworejo dan Jogjakarta, Kroya juga memiliki catatan sejarah perjuangan kemerdekaan dan menjadi lokasi syuting film heroik dokumenter KERETA API TERAKHIR.
Kecamatan Kroya memiliki catatan sejarah penting dimana Jenderal Soedirman pernah tinggal, mengajar dan berjuang di wilayah ini sebelum beliau berjuang secara gerilya di wilayah Purwokerto, Purworejo dan Jogjakarta, Kroya juga memiliki catatan sejarah perjuangan kemerdekaan dan menjadi lokasi syuting film heroik dokumenter KERETA API TERAKHIR.


Kroya juga memiliki tokoh kelahiran daerah yaitu Jenderal Soesilo Soedarman (koreksi dalam catatan lain beliau lahir di Brebes), Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, pada 10 Nopember
Selain itu ada pula tokoh kelahiran daerah Kroya yaitu Jenderal Soesilo Soedarman (koreksi dalam catatan lain beliau lahir di Brebes), Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, pada 10 Nopember
<nowiki> </nowiki>1928, sebagai anak keempat dari 12 bersaudara, putra dari Bapak
<nowiki> </nowiki>1928, sebagai anak keempat dari 12 bersaudara, putra dari Bapak
Soedarman Wiryosoedarmo dan Ibu Soembijah. Masa kecil Soesilo Soedarman
Soedarman Wiryosoedarmo dan Ibu Soembijah. Masa kecil Soesilo Soedarman
Baris 56: Baris 62:
Sekretaris (Carik) Desa Gentasari.
Sekretaris (Carik) Desa Gentasari.


Almarhum pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.
Almarhum Soesilo Soedarman pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.


== Desa/kelurahan ==
== Desa/kelurahan ==

Revisi per 22 Juli 2014 09.08

Lapangan Tugu Kroya, sebagai pusat kota kroya.

Kroya adalah sebuah kota Kecamatan di wilayah kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia. Kota ini merupakan kota berkembang dan menjadi pusat perdagangan di wilayah timur Cilacap. Kroya juga dikenal sebagai jalur pertemuan antara jalur KA dari arah Bandung-Tasikmalaya dengan jalur KA dari Cirebon (Kejaksan)-Purwokerto menuju antara dari Yogyakarta, Madiun dan Surabaya.

Hal ini mengakibatkan Stasiun Kroya memiliki tingkat lalu lintas terpadat di Daerah Operasi 5 Purwokerto, dan untuk mengakomodasinya, emplasemen stasiun ini dibuat sepanjang 600 m. Stasiun Kroya diklaim merupakan stasiun terbesar di wilayah Kab. Cilacap. Di sisi lain kota Kroya memiliki sebuah pasar tradisonal yang cukup besar serta berada di tempat yang strategis. Kroya berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten Banyumas di sebelah utara, dan timur laut, kemudian berbatasan dengan kecamatan Nusawungu di sebelah timur ,kecamatan Adipala di sebelah barat dan kecamatan binangun di sebelah selatan.

Nama kota ini mirip dg di daerah Indramayu, Jawa Barat yaitu Kroya.


Demografi

GPDI Kroya, salah satu gereja di kota Kroya

Kondisi kerukunan umat beragama di Kota Kroya terbina dengan baik, dimana para tokoh agama senantiasa menjalin silaturahmi dalam rangka meningkatkan peran serta dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan antar umat beragama. Jumlah penduduk di Kota Kroya menurut agama yang dianut, terdiri dari ; Islam : 136.663 jiwa, Katholik : 617 jiwa, Protestan : 1913 jiwa, Hindu : 56 jiwa, Budha : 418 jiwa.

Sedangkan jumlah tempat peribadatan adalah: Masjid : 144 buah, Mushola/langgar : 262 buah, Gereja katholik : 12 buah, Gereja protestan : 23 buah, Vihara : 7 buah.

Mayoritas penduduk Kroya adalah suku Jawa Banyumasan, sisanya adalah suku pendatang seperti Sunda, Madura, Manado, Minang, Batak dan lain-lain. Mengenai etnis Tionghoa di Kroya, banyak yang sudah bermukim selama lebih dari 50 tahun. Orang-orang Tionghoa menguasai sektor pertokoan di jalan Jend. Ahmad Yani maupun jalan-jalan utama di kota Kroya.


Kondisi sosial meliputi aspek Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Hankam (IPOLEKSOSBUD HANKAM). Secara umum kondisi social ekonomi masyarakat di Kota Kroya berada pada kondisi yang cukup baik, artinya secara prinsipil tidak terdapat tindakan–tindakan yang mengarah pada upaya penggantian idiologi negara, ancaman disintegrasi bangsa, serta tindakan-tindakan sara khususnya yang mengarah pada perpecahan antar etnis, suku dan agama.

Demografi wilayah secara kepemerintahan Kecamatan Kroya sebetulnya mengalami penurunan status, jika sebelumnya merupakan wilayah Kawedanan (yang meliputi 5 Kecamatan) pada masa Hindia Belanda Hingga tahun 1980-an, maka kini hanya menjadi wilayah kecamatan saja. idealnya Kecamatan Kroya bisa menjadi daerah otonom baru (Kota / Kabupaten), persyaratan yang sesuai dengan RUU DOB (Daerah Otonomi Baru) yang telah diperkuat dengan Amanat Presiden Nomor R-66/PRES/12/2013 yang meliputi Aspek Administratif, Syarat Kewilayahan dan Syarat Teknis bisa dipenuhi Kecamatan Kroya.

Transportasi

Transportasi

Kondisi sarana dan prasarana transportasi darat di Kota Kroya secara umum cukup memadai meskipun belum sepenuhnya memenuhi tuntunan kebutuhan yang di harapkan. Fasilitas perhubungan di Kota Kroya meliputi 1 buah terminal dan 1 buah stasiun. Jaringan transportasi darat di Kota Kroya tercatat sepanjang 209,9 km. Kondisi ini tentu saja masih memerlukan peningkatan atau pengembangan demi mendukung percepatan pembangunan yang bergerak cepat. Dilihat dari jenis jalan, maka dapat dirinci sebagai berikut : a. Jalan Beraspal : 110,10 km b. Jalan Keras : 58,50 km c. Jalan Tanah : 62,80 km

Perekonomian & sarana

Guna mendukung iklim investasi di Kabupaten Cilacap serta kegiatan industri dan perdagangan, tersedia fasilitas pasar baik milik pemerintah daerah maupun desa. Untuk pasar milik pemerintah daerah yang berada di Kota Kroya tercatat ada 3 buah, sedangkan pasar milik desa sebanyak 10 buah, selain itu terdapat beberapa swalayan yang juga menopang perekonomian di Kroya. Dua swalayan besar di Kroya yang cukup terkenal adalah Toserba Jadi Baru dan Kato, keduanya berada di Jalan A.Yani. Hanya saja untuk Kato berada di bangunan sisi selatan Pasar Kroya.

Ditinjau dari segi pendidikan, tingkat pendidikan masyarakat Kecamatan Kroya tergolong tinggi. Hal ini karena didukung fasilitas pendidikan yang memadai, yaitu meliputi : 59 buah SD / MI, 21 buah SLTP / MTs dan 9 SLTA, 5 SMK, 3 Akademi, 1 Perguruan tinggi, dan 7 Pondok Pesantren. Pendidikan informal yang ada di Kroya meliputi; LPK Bahasa (24), Komputer (11), Menjahit (6), Sopir/Montir (9), dan lainnya (18). Jumlah Prasarana Kesehatan yang ada di Kota Kroya terdiri dari 2 buah Rumah Sakit, 2 buah Puskesmas, 10 Puskesmas Pembantu, 11 Polindes, dan 108 Posyandu. Konstribusi masyarakat Kota Kroya dalam menunjang PAD Kabupaten Cilacap di sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) cukup besar, dimana pada tahun 2008 total baku ketetapan sebesar Rp. 1.157.550.000,- (satu milyard seratus lima puluh tujuh juta lima ratus lima puluh ribu rupiah) dengan 51.161 lembar SPPT,- telah lunas dibayarkan sesuai ketentuan yang berlaku.

Di Kecamatan Kroya juga berdiri kantor cabang atau cabang pembantu Bank Nasional seperti : BCA, MANDIRI, BRI, BNI, LIPPO, DANAMON,PUNDI, PERMATA, BANK JATENG, BII beserta ATM sebagai penunjang aktifitas bisnis dan investasi. Sebagian besar berasal dari aktifitas perniagaan pasar, industri jamu, industri sapu, lap, keset, sumpit kayu ekspor, TKI / TKW, transportasi darat, pertanian dan peternakan.

Cukup menarik bahwa industri Jamu di Kroya lebih terpusat di dua desa yakni Mujur Lor dan Gentasari. Dari usaha industri Jamu inilah banyak menghasilkan pengusaha meski pada akhirnya mereka banyak menginvestasikan hasil keuntungan pada bidang lain. Sementara industri sapu, keset dan lap lebih terpusat di wilayah Pucung Kidul dan Pucung Lor. Pemasaran barang rumah tangga tersebut sering dijumpai pada saat hari pasaran Wage dan Manis. Selain itu ada juga dua industri besar di Kroya yang berada di jalan raya Buntu-Kroya yakni pabrik Sohun (Mie putih) dan pabrik Sumpit. Industri ini banyak membuka lapangan kerja bagi sebagian penduduk Kroya.

Tokoh

Kecamatan Kroya memiliki catatan sejarah penting dimana Jenderal Soedirman pernah tinggal, mengajar dan berjuang di wilayah ini sebelum beliau berjuang secara gerilya di wilayah Purwokerto, Purworejo dan Jogjakarta, Kroya juga memiliki catatan sejarah perjuangan kemerdekaan dan menjadi lokasi syuting film heroik dokumenter KERETA API TERAKHIR.

Selain itu ada pula tokoh kelahiran daerah Kroya yaitu Jenderal Soesilo Soedarman (koreksi dalam catatan lain beliau lahir di Brebes), Soesilo Soedarman lahir di Desa Nusajati, Maos, Cilacap, pada 10 Nopember 1928, sebagai anak keempat dari 12 bersaudara, putra dari Bapak Soedarman Wiryosoedarmo dan Ibu Soembijah. Masa kecil Soesilo Soedarman dilewatkan di Pendopo Wisma Mbah Ageng ini. Ia tinggal bersama kakeknya, Eyang Bona Wangsawiredja, yang juga menjabat sebagai Penatus Desa Gentasari ini. Sedang sang ayah, Soedarman Wiryosoedarmo, adalah Sekretaris (Carik) Desa Gentasari.

Almarhum Soesilo Soedarman pernah menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.

Desa/kelurahan