Paris–Roubaix: Perbedaan antara revisi
Baris 372: | Baris 372: | ||
[[File:Paris-Roubaix-61.jpg|thumb|Joost Posthuma (Paris–Roubaix 2008)]] |
[[File:Paris-Roubaix-61.jpg|thumb|Joost Posthuma (Paris–Roubaix 2008)]] |
||
===16 - Hornaing menuju Wandignies-Hamage=== |
|||
Panjang - 3.700m. |
|||
Pertama digunakan pada tahun 1983, panjang keseluruhan yang digunakan saat ini pertama digunakan pada tahun 1988. Panjang lintasan 2.900m digunakan oleh Tour de France pada tahun 2004. Jalan ini merupakan jalan D130. Jalan ini turun dari 23 hingga 17m dengan bentuk L. Lintasannya datar, dimulai dengn 800m jalan lurus, diikuti dengan tikungan ke kanan di dekat dua châteaux, kemudian garis lurus sepanjang 2.900m menuju Wandignies-Hamage. |
|||
Kategori jalan [[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]]. Dalam kondisi bagus.<ref name="CycNews 28 Sectors"/><ref name="LeTour 28 Sectors"/><ref name="LesAmis-PDF"/> |
|||
[[File:Paris-Roubaix Secteur pavé de Warlaing à Brillon.jpg|left|thumb|Paris–Roubaix Secteur pavé de Warlaing à Brillon]] |
|||
===15 - Warlaing menuju Brillon=== |
|||
Panjang - 2.400m. |
|||
Pertama digunakan pada tahun 1983. Jalan ini merupakan jalan D81, dengan ketinggian 17m di setiap ujung jalannya, membentuk huruf L. 400m pertama adalah jalan lurus, kemudian tikungan ke kanan diikuti oleh jalan lurus sepanjang 2km. |
|||
Kategori jalan [[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]]. Pada awalnya dalam kondisi bagus kemudian diikuti dengan bagian yang amblas.<ref name="CycNews 28 Sectors"/><ref name="LeTour 28 Sectors"/><ref name="LesAmis-PDF"/> |
|||
===14 - Tilloy-lez-Marchiennes menuju Sars-et-Rosières=== |
|||
Panjang - 2.400m. |
|||
Pertama digunakan pada tahun 1980 namun hanya 1.400 km pertama. DIgunakan dengan panjang keseluruhan saat ini sejak tahun 1982. Sebuah bagian berbentuk L dari jalan D158b dengan dua tikungan ke kanan 90-derajat dan satu tikungan ke kiri 90-derajat. Dimulai pada ketinggian 18m dan berakhir di ketinggian 19m. |
|||
Kategori jalan [[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]][[File:Star full.svg|12px|*]]. Dalam kondisi bagus dan dirawat secara teratur. Kadang kala berlumpur karena digunakan oleh traktor.<ref name="CycNews 28 Sectors"/><ref name="LeTour 28 Sectors"/><ref name="LesAmis-PDF"/> |
|||
[[File:Michail Ignatiev Paris-Roubaix.jpg|thumb|Michail Ignatiev, Paris–Roubaix, 2008]] |
|||
== Catatan == |
== Catatan == |
Revisi per 18 Agustus 2014 01.26
Paris–Roubaix 2014 | |
Rincian balapan | |
---|---|
Pelaksanaan | Awal April |
Lokasi | Prancis Utara |
Nama dalam bahasa Inggris | Paris–Roubaix |
Nama lokal | Paris–Roubaix (Prancis) |
Julukan |
|
Disiplin | Jalan raya |
Kompetisi | UCI World Tour |
Tipe | Satu hari |
Pengelola | Amaury Sport Organisation |
Direktur balapan | Jean-François Pescheux |
Sejarah | |
Edisi pertama | [[1896 | ]]
Edisi terbaru | 112 (pada 2014) |
Juara pertama | Josef Fischer (GER) |
Juara terbanyak | Roger De Vlaeminck (BEL) Tom Boonen (BEL) (4 kemenangan) |
Juara bertahan | Niki Terpstra (NED) |
Paris–Roubaix adalah sebuah balap sepeda jalan raya proffessional satu hari yang diadakan di Prancis Utara, dimulai dari utara Paris hingga perbatasand engan Belgia. Sejak awal penyelenggaraannya pada tahun 1896 hingga tahun 1967 balapan dimulai dari kota Paris dan berakhir di Roubaix; sejak tahun 1968 balapan diawali di Compiègne (sekitar 85 kilometer (53 mi) timur laut dari pusat kota Paris). FInish balapan tetap dilakukan di Roubaix. Terkenal karena medan yang bergelombang dan paving batuan,[n 1] balap ini menjadi salah satu 'Monumen' atau klasik dalam kalender Eropa, dan berkontribusi dalan rangking UCI World Tour. Balap ini sering disebut sebagai Neraka di Utara, Satu Minggu di Neraka (juga menjadi judul dari sebuah film mengenai balapan tahun 1976), Ratu para Klasik atau la Pascale: Balap Paskah.[1] Balapan ini diselenggarakan oleh kelompok media Amaury Sport Organisation setiap tahun di awal atau pertengahan April.
Pertama diadakan pada tahun 1896, Paris–Roubaix menjadi salah satu balap sepeda tertua. Balap ini dikenal dengan banyak 'sektor berbatu', bersama dengan Tour of Flanders dan Gent–Wevelgem, menjadi satu dari klasik berbatu. Sejak tahun 1977, pemenang dari Paris–Roubaix menerima sepotong batu paving sebagai bagian dari hadiah.[2] Kondisi litasan mendorong pengembangan rangka, roda, dan ban khusus. Ban bocor dan permasalahan mekanik lainnya merupakan hal umum dan sering mempengaruhi hasil balapan.
Meskipun gengsi dari balapan, beberapa pembalap sepeda menghindarinya karena kondisinya yang sulit. Balapan juga menyebabkan beberapa kontroversi, dengan pemenang yang didiskualifikasi.
Lintasan dipelihara oleh Les Amis de Paris–Roubaix, sebuah kelompok penggemar balap yang didirikan pada tahun 1983. forçats du pavé mengawasi untuk menjaga lintasan aman bagi pembalap sambil mempertahankan tingkat kesulitannya.
Sejarah
Paris–Roubaix adalah salah satu balapan tertua di balap sepeda jalan raya professional. Balapan ini pertama diadakan pada tahun 1896 dan hanya terhenti oleh dua perang dunia. Balapan diciptakan oleh dua pembuat kain asal Roubaix, Théodore Vienne (lahir 28 Juli 1864)[3] dan Maurice Perez.[4] Mereka berperan dalam pembangunan sebuah velodrome seluas 46.000 meter persegi di persimpangan jalan Verte dan rute d'Hempempont, yang dibuka pada 9 Juni 1895.[5]
Vienne dan Perez mengadakan beberapa pertemuan di lintasan tersebut, salah satunya termasuk penampilan pertama di Perancis oleh sprinter Amerika Major Taylor, dan kemudian mencari ide lanjutan. Pada bulan Februari 1896 mereka menemukan ide untuk menyelenggarakan balapan dari Paris menuju lintasan mereka. Hal ini menimbulkan dua masalah. yang pertama adalah balapan terbesar berawal atau berakhir di Paris dan bahwa Roubaix mungkin terlalu terpencil sebagai destinasi. Yang kedua adalah mereka dapat mengatur start atau finish balapan tapi tidak bisa keduanya.
Mereka berbicara kepada Louis Minart, editor dari Le Vélo, satu-satunya koran olahraga harian Prancis. Minart sangat tertarik namun mengatakan bahwa keputusan koran akan mengatur start balapan sangat bergantung pada direktur, Paul Rousseau.[6] Minart juga menyarankan pendekatan tidak langsung karena pemilik percetakan menyarankan balapan tidak untuk kejayaan mereka sendiri, namun sebagai persiapan untuk balap lainnya. Mereka menulis:
Kepada M. Rousseau, Bordeaux–Paris sudah dekat dan even tahunan besar ini yang telah melakukan banyak hal untuk mempromosikan bersepeda memberikan kami sebuah ide. Apa yang anda pikirkan terhadap sebuah balapan latihan yang mendahului Bordeaux–Paris dengan jarak empat minggu? Jarak antara Paris dan Roubaix adalah sekitar 280 km, sehingga ini akan menjadi mainan bagi para peserta dari Bordeaux–Paris. Finish akan dilakukan di velodrome Roubaix setelah beberapa putaran mengelilingi lintasan. Semuanya akan memastikan penerimaan yang hangat karena sebagian besar penduduk tidak pernah memperoleh keistimewaan untuk melihat pertunjukan balap sepeda utama dan kami menghitung cukup teman yang percaya bahwa Roubaix adalah kota yang sangat ramah. Sebuah hadiah telah dipersiapkan senilai 1.00 franc sebagai hadiah utama atas nama velodrome Roubaix dan kami akan sangat sibuk mengumpulkan daftar hadiah yang besar yang akan memuaskan seluruh peserta. Namun untuk saat ini, dapatkan kami mengandalkan nama dari Le Vélo dan dukungan anda untuk menyelenggarakan start balapan?[7]
Hadiah pertama yang diusulkan senilai dengan tujuh bulan upah bagi penambang saat itu.[8]
Rousseau sangat tertarik dan mengirim editor bersepedanya, Victor Breyer, untuk mencari rute.[9] Breyer melakukan perjalanan menuju Amiens di dalam sebuah mobil Panhard yang dikemudikan oleh koleganya, Paul Meyan. Pada pagi berikutnya Breyer — kemudian menjadi deputi penyelenggara dari Tour de France dan seorang staf pimpinan dari Union Cycliste Internationale - melanjutkannya dengan bersepeda. Angin bertiup, hujan turun, dan suhu udara menurun. Breyer mencapai Roubaix dengan kelelahan dan payah setelah seharian berkendara melewati jalan berbatu (paving). Dia bersumpah akan mengirim telegram kepada Minart mwmintanya untuk membatalkan ide tersebut, menuliskan bahwa berbahaya untuk mengadakan balapan di jalan yang baru saja ia lewati. Namun makan malam yang ia nikmati malam itu dengan sebuah tim dari Roubaix mengubah pikirannya.[10]
Misteri Paskah
Vienne dan Perez menjadwalkan balapan mereka pada Minggu Paskah. Gereja Katolik Roma menolak hal tersebut karena diadakan di hari paling suci dalam tahun liturgi, dengan perkiraan para pembalap tidak akan memiliki waktu menghadiri misa dan penonton tidak akan menghadiri dua kegiatan tersebut sekaligus.[n 2] Traktat diedarkan di Roubaix menolak kegiatan tersebut.
Apa yang terjadi setelah itu tidak pasti. Cerita mengatakan bahwa Vienne dan Perez menjanjikan sebuah misa akan diadakan bagi para pembalap di sebuah kapel 200 m dari garis start, di jalan Maillot. Cerita tersebut diulang oleh Pascal Sergent, sejarawan balapan tersebut, dan oleh Pierre Chany, sejarawan olahraga secara umum.[11] Sergent lebih jauh lagi menyatakan bahwa Victor Breyer, yang diceritakan berada di tempat, mengatakan bahwa misa yang dijadwalkan pukul 4 pagi dibatalkan karena terlalu pagi.[12] Baik Chany maupun Sergent tidak menyebutkan bahwa tanggal penyelenggaraan kemudian diubah, sehingga Paris–Roubaix pertama (menurut Sergent) diadakan pada 19 April 1896, sedangkan Minggu Paskah pada tahun 1896 berlangsung dua minggu lebih awal, pada 5 April.[13]
Paris–Roubaix pertama yang dilakukan pada Minggu paskah dilakukan pada tahun berikutnya, 1897.
Balapan pertama
Berita perjalanan Breyer menuju Roubaix kemudian menyebar. Separuh dari mereka yang mendaftar tidak muncul di Brassérie de l'Espérance, kantor pusat balapan saat start. Mereka yang mengundurkan diri sebelum balapan dimulai termasuk Henri Desgrange, seorang pembalap perkenal yang kemudian akan menjadi penyelenggara Tour de France. Pembalap yang start termasuk Maurice Garin, yang memenagkan Tour pertama yang diadakan oleh Desgrange dan merupakan harapan lokal di Roubaix karena dia dan dua saudaranya membuka sebuah toko sepeda di Jalan Paris pada tahun sebelumnya.[14]
Garin mencapai posisi ketiga, 15 menit di belakang Josef Fischer, satu-satunya pembalap Jerman yang memenagkan balapan ini hingga saat ini.[15] Hanya empat pembalap yang finish kurang dari satu jam di belakang pemenang. Garin mungkin akan memperoleh posisi kedua bila dia tidak dijatuhkan akibat tarakan dua tandem, salah satunya dikendarai oleh penariknya. Garin "finish dengan kelelahan dan Dr Butrille diharuskan mendatangi orang yang ditabrak oleh dua mesin," kata Sergent.[16]
Balapan kedua
Garin menang pada tahun berikutnya, emngalahkan pembalap Belanda Mathieu Cordang di dua kilometer terakhir di velodrome di Roubaix.[n 3] Sergent berkata:
Sebagai dua juara mereka disambut oleh ketertarikan yang luar biasa dan semuanya seperti akan menyambut dua pahlawan. Sangat sulit mengenali mereka. Garin yang pertama, diikuti oleh wajah Cordang yang penuh lumpur. Kemudian, mengejutkan banyak orang, Cordang terpeleset dan jatuh di permukaan semen velodrome. Garin tidak dapat mempercayai keberuntungannya. Pada saat itu Cordang kembali ke sepedanya, dia tertinggal 100 meter. Masih terdapat enam putaran untuk dilalui. Dua putaran penting untuk mendahului Garin. Penonton menahan nafas saat mereka menonton pertandingan saling mengejar. Bel kemudian berbunyi, putaran terakhir. Garin unggul dengan 333 meter, dimana dia unggul 30 meter di Batave.
Sebuah kemenangan klasik berada di dalam jangkauannya namun dia hampir merasakan nafasnya terhenti di leher. Dengan cara apapun Garin mempertahankan keunggulan sejauh dua meter, dua meter yang legendaris. Penonton meledak dan Garin dielu-elukan oleh penonton. Cordang menangis kecewa.[17]
Neraka di Utara
Balapan umumnya meninggalkan pembalap ditutupi oleh lumpur dan tanah, dari jalur berbatu dan jalanan hitam di wilayah Prancis utara bekas pertambangan batu bara. Namun bukan ini yang membuat balapan menerima julukan l'enfer du Nord, atau Neraka di Utara. Istilah yang digunakan untuk menjelaskan rute tersebut datang setelah Perang Dunia I. Penyelenggara dan wartawan meninggalkan Paris pada tahun 1919 untuk melinhat bagaimana lintasan bertahan dari empat tahun hujan meriam dan perang parit. Procycling melaporkan:[18]
Mereka hanya sedikit mengetahui efek permanen dari perang. Sembilan juta orang tewas dan Prancis kehilangan lebih banyak orang dibandingkan negara lain. Namun seperti di daerah lain, berita sangatlah minim. Siapa yang tahun apakah masih ada jalan menuju Roubaix? Apakah Roubaix masih tetap di sana? Mobil berisi penyelenggara dan wartawan melakukan perjalanan di sepanjang rute yang dilalui balapan pertama. Pada awalnya semua terlihat baik. Terdapat kerusakan dan kemiskinan dan terdapat sedikit sekali pria. Namun Prancis masih bertahan. Namun kemudian, saat kami semakin ke utara, udara mulai diisi oleh saluran yang rusak, sampah berserakan, dan deretan ternak membusuk. Pohon yang seharusnya mulai bersemi terlihat berwarna hitam, cabang mereka yang patah terlihat seperti lengan seorang tentara yang terputus. Semuanya ditutupi lumpur. TIdak ada yang tahu siapa yang pertama menyebutnya sebagai 'neraka', namun tidak ada kata yang lebih baik. Dan itulah yang muncul di koran keesokan harinya: kelompok kecil telah melihat 'neraka di Utara'.[18]
Tulisan di L'Auto adalah:
kami memasuki pusat dari medan perang. Tidak ada pohon, semuanya rata! tidak datu meterpun yang tidak dibalik dari atas ke bawah/ Ada lubang ledakan yang saling berhubungan. Satu-satunya yang masih berdiri adalah salib dengan pita berwarna biru, putih, dan merah. Ini adalah neraka! '[18]
Ini bukanlah sebuah balapan. Ini merupakan perjalanan ziarah.
Sejarah jalan berbatu
Mencari tantangan balapan di jalan berbatu merupakan hal yang relatif baru. Hal n dimulai bersamaan di Paris–Roubaix dan Tour of Flanders, saat perkembangan luas dari peningkatan jalan raya setelah Perang Dunia II memberikan realitas bahwa karakter kedua balapan akan berubah. Hingga saat itu balapan di jalan berbatu bukanlah karena jalanan tersebut rusak, namun begitulah jalanan tersebut dibangun. André Mahé, yang memenangkan balapan tahun 1949, mengatakan:
Setelah perang, tentu saja semua jalan akan rusak. Terdapat jalan berbatu sejak anda meninggalkan Paris, atau Senlis saat kami memulai balapan hari itu. Di sana terdapat jalan dengan permukaan halus atau seringkali jalur bersepeda atau sebuah perkerasan dan kadang kala sebuah jalur tipis dengan sesuatu yang halus. Namun anda tidak tahu manakah yang paling nyaman dilewati dan anda akan terus berubah. Anda dapat memindahkan sepeda ke jalan perkerasan namun semakin keras jalan anda akan semakin cepat lelah. Kemudian anda memindahkan roda depan anda namun roda belakang tidak mau bergerak. Itu yang terjadi pada saya. Dan kemudian anda akan terjatuh, tentu saja, dan anda dapat membawa pembalap lain ikut terjatuh. Atau mereka terjatuh dan anda ikut terjatuh juga. Dan jalur sepeda sering kali merupakan debua batu bara yang dipadatkan, yang akan melunak saat hujan dan menjadi gembur karena dilewati begitu banyak pembalap dan kemudian anda terjebak dan kehilangan keseimbangan. Dan saat anda datang, anda akan diselimuti debu batu bara dan kotoran lain. Sekarang semuanya berubah dan anda tidak dapat membandingkannya dengan sekarang.[19]
Hadirnya siaran televisi langsung mendorong walikota di seluruh rute untuk memuluskan jalanan berbatu mereka karena takut seluruh Prancis akan melihat wilayah tersebut tidak maju dan tidak mau berinvestasi di wilayah tersebut. Albert Bouvet, penyelenggara, mengatakan: "Apabila kondisi ini tidak berubah, balapan ini akan segera dinamai Paris–Valenciennes," menggambarkan sebuah balapan datar di jalanan halus yang sering berakhir dalam sprint masal. L'Équipe menulis: "Pembalap tidak berhak menerma hal tersebut." Editornya, Jacques Goddet, menyebut Paris–Roubaix "kegilaan besar bersepeda yang terakhir."[20] Bouvet dan Jean-Claude Vallaeys mendirikan Les Amis de Paris Roubaix[21] (lihat bawah). Presidennya, Alain Bernard, memimpin para penggemar untuk mengawasi dan merawat jalur berbatu yang masih tersisa. Dia berkata:
Hingga akhir masa perang, Paris–Roubaix seluruhnya melewati routes nationales. Namun banyak diantaranya merupakan jaan berbatu, yang menjadi jiwa dari balapan, dan para pembalap berusaha menggunakan jalur bersepeda, jika ada. Jadi Paris–Roubaix selalu berada di paving, karena jalan memang dibuat dari paving. Kemudian pada tahun 1967 hal mulai berubah. Jalanan paving mulai berkurang. Sehingga mulai tahun 1967 lintasan beralih ke timur menggunakan jalan berbatu yang masih tersisa. Dan kemudian jalanan berbatu tersebut juga mulai menghilang dan kami takut prediksi Bouvet akan menjadi kenyataan. Itulah saat kami mulai keluar mencari jalanan tua dan tidak terpakai yang tidak muncul dalam peta. Pada tahun 1970an, apabila balapan melintasi sebuah desa hal itu akan membuat walikota memerintahkan jalan tersebut untuk diperkeras. Pierre Mauroy, saat dia menjadi walikota dari Lille,[22] mengatakan dia tidak memiliki kepentingan apapun di balapan ini dan dia tidak akan melakukan apapun untuk menolong balapan. Beberapa tahun sebelumnya, hanya ada sedikit desa yang mau bekerjasama dengan kami. Jika Paris–Roubaix melewati mereka, mereka akan merasa malu karena balapan ini menunjukkan jalanan mereka yang buruk. Mereka akan keluar dan memperkeras jalan mereka, melakukan segala sesuatu untuk menghalangi kami. Sekarang mereka sudah cukup berhubungan dengan kami. Kami memiliki walikota yang menelepon kami untuk berkata bahwa mereka telah menemukan jalanan berbatu yang lain dan sangat senang apabila kami memakainya.
Adalah Alain Bernard yang menemukan salah satu jalur berbatu paling signifikan di balapan, Carrefour de l'Arbre. Dia keluar berkendara pada hari Minggu, keluar dari jalur utama untuk mencari jalan berbatu yang masih tersisa sebelum garis finish. He was out on a Sunday ride, turned off the main road to see what was there and found the last bad cobbles before the finish. Jaln itu adalah wilayah kosong dengan persimpangan dan sebuah bar. Bernard berkata:
"Hingga pada saat itu, itu [bar bernama ('Cafe de l'Arbre')] hanya dibuka sekali dalam setahun. Di Prancis sebuah bar harus buka paling sedikit sekali dalam setahun untuk mempertahankan jinnya. Itu yang dilakukannya, karena bar berada di tengah tempat sepi dan tidak seorangpun mau minum di tempat itu. Dengan keterkenalan yang dibawa oleh balapan, sekarang bar dibuka sepanjang tahun dan menjadi restoran yang sibuk."
Amis de Paris–Roubaix menghabiskan €10-15.000 setiap tahun untuk mengembalikan dan membangun kembali jalan berbatu. Amis memasok pasir dan material lain sedangkan perbaikan dilakukan sebagai latihan bagi siswa sekolah pertanian di Dunkirk, Lomme, Raismes dan Douai. Setiap bagian menghabiskan dana €4-6.000, dibayar secara merata oleh Amis, penyelenggara dan komunitas lokal.[23] Bernard berkata:
"Masalahnya adalah bahwa penduduk Belgia datang keluar untuk melihat balapan dan mereka masing-masing mengambil sebuah batuan paving dan membawanya pulang sebagai cinderamata. Mereka kadang juga pergi denganpenanda jarak. Itulah yang benar-benar memusingkan kepala. Namun saya percaya diri bahwa Paris–Roubaix aman, dan balapan ni etap berada di tempat seharusnya."
Tempat strategis di balap historis
Tempat strategis saat balapan awal diadakan dimana dapat menjadi penentu kemenangan meliputi Bukit Doullens, Arras, Carvin dan tikungan Wattignies.[24] Beberapa bagian jalan berbatu telah mengalami kerusakan tanpa bisa diperbaiki atau telah diperkeras dan kehilangan signifikansinya. Bagian lain dihilangkan karena balapan beralih ke timur.
Penarik
Balapan awal diakukan dengan adanya penarik, seperti banyak kompetisi lainnya pada saat itu.[25] Penarik pertama adalah pembalap yang lain, atau sepeda tandem. Mobil dan sepeda motor diijinkan untuk menarik dari tahun 1898.[26] The historian Fer Schroeders says:
Pada tahun 1898, bahkan mobil dan sepeda motor diijinkan untuk membuka jalan bagi peserta. Pada tahun 1900, balapan berada di ambang kehilangan dengan hanya 19 pembalap di garis start. Pada tahun berikutnya, penyelenggara kemudian memutuskan hanya mengjinkan sepeda sebagai penarik. Dan pada tahun 1910, kendaraan penarik dilarang untuk kebaikan. Sebuah pilihan yang mengangkat nama Paris–Roubaix dari bayang-bayang dan mendorongnya, dalam hal ketertarikan, di luar Bordeaux–Paris yang lebih prestisius.[n 4][26]
Lintasan
Keakuratan fakta pada sebagian artikel ini dipertanyakan karena informasi yang terkandung di dalamnya sudah kedaluwarsa. |
Pada awalnya balapan dimulai dari Paris menuju Roubaix, namun pada tahun 1966 start dipindahkan ke Chantilly, 50 km di utara, kemudian pada tahun 1977 di Compiègne, 80 km di utara.[27] Dari Compiègne sekarang melewati jalur sejauh 260 km ke rah utara menuju Roubaix, melewati jalan berbatu pertama setelah 100 km. Pada 150 km terakhir, jalan berbatu yang ditempuh sepanjang lebih dari 50 km. Balapan berakhir di jalan beon halus sepanjang 750 m di sebuah velodrome terbuka di Roubaix. Balapan disesuaikan dari tahun ke tahun karena jalan yang tua dilapisi ulang dan penyelenggara mencari jalan berbatu yang lain untuk mempertahankan karakter balapan — Pada tahun 2005, sebagai contoh, balapan terdiri dari jalan berbatu sejauh 54,7 km.[28]
start
Balapan dimulai di beberapa tempat:
|
|
Kilometer pembuka (the départ fictif) umumnya merupakan start seremonial. Balapan sebenarnya dimulai setelah beberapa kilometer kemudian (départ réel). Awal balapan yang sebenarnya adalah di:
|
|
Jalur berbatu
Penyelenggara, Jean-François Pescheux, mengelompokkan jalanan berbatu berdasarkan panjang, ketidakteraturan, kondisi umum, dan posisinya di balapan.[29]
Pada tahun 2008, terdapat 28 bagian jalur berbatu, tiga dikelompokkan dalam tingkat kesulitan maksimum. Termasuk diantaranya Trouée d'Arenberg, bagian sulit sepanjang 3000m, Mons-en-Pévèle (213 km) dan 2100 m jalan berbatu yang bernama Carrefour de l'Arbre (244 km) — yang sering menjadi penentu sebelum garis akhir. 27 bagian yang digunankan pada tahun 2011 adalah:[30][31]
Bagian Nomor |
Nama | Kilometer | Panjang (in m) |
Kategori |
---|---|---|---|---|
27 | Troisvilles menuju Inchy | 98 | 2200 | |
26 | Viesly menuju Quiévy | 104 | 1800 | |
25 | Quievy menuju Saint Python | 106.5 | 3700 | |
24 | Saint-Python | 111.5 | 1500 | |
23 | Vertain menuju Saint-Martin-sur-Écaillon | 119 | 2000 | |
22 | Capelle-sur-Ecaillon - Le Buat | 126 | 1700 | |
21 | Verchain-Maugré - Quérénaing | 138 | 1600 | |
20 | Quérénaing - Maing | 141 | 2500 | |
19 | Maing - Monchaux-sur-Écaillon | 144 | 1600 | |
18 | Haveluy | 155.5 | 2500 | |
17 | Trouée d'Arenberg (50°23′56″N 3°24′45″E / 50.399°N 3.4125°E) | 163.5 | 2400 | |
16 | Hornaing - Wandignies-Hamage | 176.5 | 3700 | |
15 | Warlaing - Brillon | 184 | 2400 | |
14 | Tilloy-lez-Marchiennes - Sars-et-Rosières | 187.5 | 2400 |
Bagian Nomor |
Nama | Kilometer | Panjang (in m) |
Kategori |
---|---|---|---|---|
13 | Beuvry-la-Forêt - Orchies | 194 | 1400 | |
12 | Orchies | 199 | 1700 | |
11 | Auchy-lez-Orchies - Bersée | 205 | 1200 | |
10 | Mons-en-Pévèle[n 5] | 210.5 | 3000 | |
9 | Mérignies – Pont-à-Marcq | 216.5 | 700 | |
8 | Pont Thibaut menuju Ennevelin | 219.5 | 1400 | |
7 | Templeuve l'Epinette Templeuve Le Moulin de Vertain |
225 225.5 |
200 500 |
|
6 | Cysoing - Bourghelles Bourghelles - Wannehain |
232 234.5 |
1300 1100 |
|
5 | Camphin-en-Pévèle | 239 | 1800 | |
4 | Le Carrefour de l'Arbre | 242 | 2100 | |
3 | Gruson | 244 | 1100 | |
2 | Hem | 251 | 1400 | |
1 | Roubaix 'Espace Charles Crupelandt' | 257.5 | 300 |
27 - Troisvilles menuju Inchy
Panjang - 2.200m
Pertama digunakan pada tahun 1987. Merupakan jalan berbatu tertinggi dengan posisi di ketinggian 136m. Sebuah peringatan untuk Jean Stablinski berada di pintu masuk jalan. Jalan menurun di 900 m pertama dengan kemiringan 2%. Siswa dari Lycée Professionnel Horticole de Raismes menanam tanaman pagar pada bulan November 2007 untuk mencegah lumpur mengalir. Jalur kemudian menanjak sejauh 900 m menuju sebuah dataran setinggi 121 m. Bagian ini seringkali menjadi sulit karena lumpur. Tikungan ke arah kiri yang miring ke kanan ke arah Inchy seringkali sulit karena lumpur. Jalanan kemudian turun dengan kemiringan 3,2% sejauh 400m.[31][32]
Kategori jalan . Jalanan berada dalam kondisi bagus kecuali d bagian terakhir. Bagian kedua, setelah jalan utama, selalu berlumpur.[33]
26 - Viesly (rue de la chapelle) menuju Quievy
Panjang - 1.800m.
Pertama digunakan pada tahun 1973. Bagian ini sedikit menurun, menurun secara merata dari 120m hingga 100m. Jalan ini merupakan jalan lurus, namun berlumpur di beberapa bagian.
Kategori jalan . Berada dalam kondisi bagus.[31][32][33]
25 - Quievy menuju Saint Python
Panjang - 3.700m
Pertama digunakan pada tahun 1973. Bagian ini melintasi dua jalan regional, D113b dan D134. Jalan ini dan bagian dari Hornaing menuju Wandignies-Hamage merupakan yang terpanjang. Bagian ini menanjak dari 95 menuju 117m. Jalanan ini dimulai dengan turunan ringan, dilanjutkan dengan tanjakan ringan sejauh 600m, kemudian jalur berada di kondisi hampir datar. Setelah sebuah jalan lurus, kemudian diikuti tikungan ke kanan 90 derajat yang diteruskan tanjakan sejauh 2 km yang mulai melelahkan pembalap.
Kategori jalan . Kondisi cukup bagus. Kosili regional menasang kembali batu paving di akhir tahun 2007. Lahan pertanian cantik Fontaine au Tertre berada di sebelah kiri di ujung jalan berbatu.[31][32][33]
24 - Saint-Python
Panjang - 1.500m
Pertama digunakan pada tahun 1973. Dimulai di ketinggian 104m, dan berakhir di ketinggian 82m. Jalanan hampir sepenuhnya lurus, dimulai 500 m jalan datar diikuti dengan turunan sejauh 1 km menuju Saint-Python.
Kategori jalan . Dalam kondisi bagus namun berlumpur di awal.[31][32][33]
23 - Vertain menuju Saint-Martin-sur-Écaillon
Panjang - 1.900m ditambah 100m yang telah dihilangkan aspalnya.
Pertama digunakan pada tahun 1985. Jalan ini turun dari 105m hingga 89m dalam jalur yang hapir lurus di luar sebuah tikungan kecil ke kiri di tengahnya.
22 - Capelle sur Ecaillon menuju Buat
Panjang - 1.700m.
Pertama digunakan pada tahun 2005. Menanjak dari 91m hingga 102m dalam jalur yang hampir lurus, dimulai dengan turunan 4% sepanjang 700m, kemudian menanjak dari 66m sejauh 400m dengan kemiringan 7%, diikuti tanjakan ringan 2% sejauh 500m. Bagian paling terjal dalam balapan, dikendarai dengan gigi roda khusus 46 gerigi.
Kategori jalan . Berada dalam kondisi bagus namun dengan segaris aspal di sisi kanan saat jalan menurun.[31][32][33]
21 - Verchain-Maugré menuju Quérénaing
Panjang - 1.600m.
Kemungkinan pertama digunakan pada tahun 1974. Hampir datar - 80m hingga 78m, hampir lurus, naik sedikit sebelum menurun dengan jarak yang lebih jauh.
Kategori jalan . Dalam kondisi bagus diluar beberapa lubang jalan.[31][32][33]
20 - Quérénaing menuju Maing
Panjang - 2.500m
Pertama digunakan pada tahun 1996 dan kemudian selalu digunakan dari arah yang sama. Jalannya adalah D59, menurun dari ketinggian 85m ke 40m dalam sebuah garis lurus. Diawali dengan turunan ringan ke 72m sepanjang 400m, kemudian sedikit menanjak sepanjang 400m. Kemudian diikuti sebuah jalur datar dan turunan panjang dengan kemiringan 2,5 hingga 3,8%.
Kategori jalan . Dalam kondisi bagus dengan bagian berlumpur.[31][32][33]
19 - Maing menuju Monchaux sur Ecaillon
Panjang - 1.600m.
Pertama digunakan pada tahun 2001. Jalannya adalah D88, menanjak dari 47 hingga 50m dalam sebuah jalur yang hampir lurus. Dimulai dengan tanjakan ringan sejauh 1.000m, diikuti turunan sepanjang 600m.
Kategori jalan . SUlit di bagian awal, dengan lubang yang dalam, kemudian diikuti jalan dengan kondisi sangat bagus.[31][32][33]
18 - Wallers Haveluy
Panjang - 2.500m.
Pertama digunakan pada tahun 2001 dan diguanakn setiap tahun. Jalur ini dinamai bagian Bernard Hinault, setelah kedatangannya pada 28 Maret 2005 atas undangan kota. Bagian ini kadang kala digunakan oleh Quatre Jours de Dunkerque. Bagian diawali di ketinggian 31m dan berakhir di ketinggian 34m. Jalur ini dimulai dengan tanjakan ringan sebelum diakhiri dengan turunan ringan.
Kategori jalan . Jalur ini memiliki kondisi menengah namun dengan banyak lumpur. Paruh kedua memiliki kesulitan lebih tinggi.[31][32][33]
17 - Trouée d'Arenberg
Panjang - 2.400m.
Pertama digunakan pada tahun 1968. Sebuah jalan lurus memaui Hutan domaniale de Raismes/Saint-Amand/Wallers, menurun sedikit pada awalnya, kemudian menanjak. Ketinggiannya adalah 25m pada awal lintasan dan 19m di akhir lintasan.
Trouée d'Arenberg, Tranchée d'Arenberg, (Trench of Arenberg), Trouee de Wallers Arenberg, Parit Arenberg, telah menjadi lambang dari Paris–Roubaix. Secara resmi bernama 'La Drève des Boules d'Herin', jalan berbatu sepanjang 2400m diletakkan pada masa kepemimpinan Napoleon I menembus Hutan Raismes Saint-Amand-Wallers, dekat jalan menuju Wallers dan Valenciennes.[34] (50°23′56″N 3°24′45″E / 50.399°N 3.4125°E) Jalan ini diusulkan untuk Paris–Roubaix oleh mantan pembalap professional Jean Stablinski,[35] yang juga bekerja di pertambangan di dalam hutan Arenberg.[36] Pertambangan ditutup pada tahun 1990 dan perlintasan ini kemudian dilestarikan. Meskipun berjarak hampir 100 km dari Roubaix, bagian ini umumnya terbukti menentukan dan seperti yang dikatakan Stablinski,
Paris–Roubaix tidak dimenangkan si Arenberg, namun dari sini kelompok para pemenang telah terpilih.[37]
Sebuah peringatan untuk Stablinski berdiri di salah satu ujung jalan.[38]
Diperkenalkan pada tahun 1968, lintasan ini ditutup dari tahun 1974 hingga 1983 oleh Office National des Fôrets. Hingga tahun 1998 jalan masuk menuju batuan Arenberg sedikit menuruni bukit, membuat adu cepat untuk memperoleh posisi terbaik. Lintasan tersebut dibalik pada tahun 1999 untuk mengurangi kecepatan. Hal ini diakibatkan oleh kecelakaan yang dialami oleh Johan Museeuw pada tahun 1998 sebagai pemimpin World Cup, yang hampir mengorbankan kakinya karena gangren. Pada tahun 2005 Trouée d'Arenberg tidak dipakai, penyelenggara mengatakan kondisinya telah menurun melebihi batasan keselamatan. Tambang yang ditinggalkan menyebabkan bagian tersebut amblas. Konsili regional dan lokal[n 6] menghabiskan dana sebesar €250.000[39] untuk meninggikan jalan hingga 50cm untuk mengembalikan lebar lintasan menjadi tiga meter dan balapan tetap menggunakan lintasan tersebut.[40] Pembalap Italia Filippo Pozzato berkata setelah mencoba jalan setelah diperbaiki:
Ini merupakan definisi sebenarnya dari neraka. Jalan ini sangat berbahaya, terutama di kilometer pertama saat kami memasukinya dengan kecepatan lebih dari 60km/j. Ini tidak dapat dipercaya. Sepeda berjalan di semua sisi. Ini merupakan tontonan yang menarik tapi saya tidak tahu apakah penting untuk mengharuskan kami melewati jalan ini.[39]
Pada tahun 2001 seorang pembalap Prancis, Philippe Gaumont, mematahkan tulang pahanya setelah jatuh di awal dari Trouée saat memimpin peloton.[39] Dia berkata:
Apa yang saya alami, hanya saya yang benar-benar tahu. Tempurung lutut saya benar-benar bergeser ke kanan, sebuah gumpalan darah terbentuk di kaki saya bersama dengan tulang yang patah, tanpa bisa saya gerakkan. Dan rasa sakitnya, sakit yang tidak ingin dialami setiap orang. Dokter bedah meletakkan sebuah penyangga besar [un gros matériel] di dalam kaki saya, karena tulang telah bergeser terlalu banyak. Mematahkan tulang sendiri selalu menjadi hal yang serius, apalagi patahan terbuka dalam atlet yang sedang berolahraga, yang berarti sobekan pada otot. Dengan detak jantung 180 kali [satu menit di jantung],terdapat sejumlah besar darah yang terpompa, yang berarti kaki saya penuh dengan darah. Saya bersyukur bahwa arteri tidak tersentuh.[41]
Gaumont menghabiskan satu setengah bulan di tempat tidur tanpa mampu bergerak, dan dilengkapi dengan penyangga sepanjang 40 mm yang dipasang di atas lutut, dan di ujung tulang paha, dengan skrup sepanjang 12 mm.
Kategori jalan . Jalanan berbatu ini sangat sulit dilalui karena ketidakteraturannya. Banyak penggemar yang mengambil batuan paving sebagai cinderamata sehingga Amis de Paris–Roubaix harus menggantinya setiap tahun.[31][32][33]
16 - Hornaing menuju Wandignies-Hamage
Panjang - 3.700m.
Pertama digunakan pada tahun 1983, panjang keseluruhan yang digunakan saat ini pertama digunakan pada tahun 1988. Panjang lintasan 2.900m digunakan oleh Tour de France pada tahun 2004. Jalan ini merupakan jalan D130. Jalan ini turun dari 23 hingga 17m dengan bentuk L. Lintasannya datar, dimulai dengn 800m jalan lurus, diikuti dengan tikungan ke kanan di dekat dua châteaux, kemudian garis lurus sepanjang 2.900m menuju Wandignies-Hamage.
Kategori jalan . Dalam kondisi bagus.[31][32][33]
15 - Warlaing menuju Brillon
Panjang - 2.400m.
Pertama digunakan pada tahun 1983. Jalan ini merupakan jalan D81, dengan ketinggian 17m di setiap ujung jalannya, membentuk huruf L. 400m pertama adalah jalan lurus, kemudian tikungan ke kanan diikuti oleh jalan lurus sepanjang 2km.
Kategori jalan . Pada awalnya dalam kondisi bagus kemudian diikuti dengan bagian yang amblas.[31][32][33]
14 - Tilloy-lez-Marchiennes menuju Sars-et-Rosières
Panjang - 2.400m.
Pertama digunakan pada tahun 1980 namun hanya 1.400 km pertama. DIgunakan dengan panjang keseluruhan saat ini sejak tahun 1982. Sebuah bagian berbentuk L dari jalan D158b dengan dua tikungan ke kanan 90-derajat dan satu tikungan ke kiri 90-derajat. Dimulai pada ketinggian 18m dan berakhir di ketinggian 19m.
Kategori jalan . Dalam kondisi bagus dan dirawat secara teratur. Kadang kala berlumpur karena digunakan oleh traktor.[31][32][33]
Catatan
- ^ Paris–Roubaix secara populer dikenal melalui istilah dalam bahasa Inggris yang diterjemahkan sebagai 'sektor berbatu', namun ini merupakan salah kaprah karena sektor tersebut sebenarnya terbuat dari susunan batu paving, yang berbentuk balok, yang lebih halus dan aman dibandingkan dengan batuan sebenarnya (umumnya berupa kerikil bulat untuk pengisi aspal kota). Artikel ini tetap mencantumkan istilah 'batuan' namun akan melakukan klarifikasi bila dianggap relevan.
- ^ Gereja Katolik Roma menolak balapan diadakan pada minggu paskah, siapa dan pada tingkat apa dari gereja yang mengajukan keberatan tersebut tidak tercatat dalam sejarah.
- ^ Pada tahun 2004 Les Amis de Paris-Roubaix menandai kemenangan Garin di even Paris-Roubaix dengan meletakkan sebuah batu baving — sebuah piala tradisional bagi pemenang balapan, di atas makamnya. Lihat "Hommage à Maurice Garin" (dalam bahasa French). Les Amis de Paris-Roubaix. 2004-03-03.
- ^ Balap Bordeaux–Paris tetap menggunakan penarik hingga tahun 1985.
- ^ Francesco Moser (1978, 1979, 1980) dan Sean Kelly (1984, 1986) menang dengan melakukan serangan di Mons-en-Pévèle. Pemenang umumnya merupakan tiga orang pertama yang meninggalkan jalan berbatu di Mons.
- ^ Konsili regional dan lokal adalah — The Conseil Général du Nord dan the Communauté de la Porte du Hainaut
Referensi
- ^ Matt Seaton (2006-04-05). "I'm talking total cobbles". The Guardian. Diakses tanggal 2007-09-01. [pranala nonaktif]
- ^ Hood, Andrew (2009-04-06). "Racing this week — Of txapelas and pavé". VeloNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 April 2009. Diakses tanggal 2009-06-23.
- ^ "Document 2 : Une Course célèbre et légendaire..." Association Généalogique des Familles Vienne. 2008-02-01.
- ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p13
- ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p14
- ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p17
- ^ Sergent, Pascal (trans Yates, Richard), A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0-9531729-0-2
- ^ Voix du Nord, France, 10 April 2004
- ^ Anthony Tan (2006-04-16). "The real Hell of the North". Cyclingnews. Diakses tanggal 2007-09-05.
- ^ Sergent, Pascal (1989), Paris-Roubaix, Chronique d'une Légende, vol 1, Flandria Nostra, Belgium, p18
- ^ Chany, Pierre (1988), La Fabuleuse Histoire de Cyclisme, Nathan, France, vol 1, p157
- ^ Menurut Chany
- ^ "Easter Dating Method". Astronomical Society of South Australia. April 2002.
- ^ "Hommage à Maurice Garin" (dalam bahasa French). Les Amis de Paris-Roubaix. 2004-03-03.
- ^ Het Laatste Nieuws, Belgium, 21 April 2004
- ^ Sergent, Pascal (1997), trans Yates, Richard., A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0953172902
- ^ Sergent, Pascal (1997), trans Yates, D., A Century of Paris-Roubaix, Bromley Books, UK, ISBN 0953172902
- ^ a b c Les Woodland (2006-04-06). "Tales from the peloton, The real Hell of the North". Cyclingnews.
- ^ Procycling, UK, 2007
- ^ Cited Augendre, Jacques, Vélo-légénde, France, undated cutting
- ^ "Acceuil". Les Amis de Paris-Roubaix.
- ^ Roubaix berhubungan dengan Lille
- ^ Vélo, France, April 2004
- ^ "History feature". Official Paris-Roubaix site.
- ^ Sergent, Pascal (1989), Chronique d'une Légende: Paris Roubaix, Flandria Nostra, Belgium
- ^ a b Schroeders, Fer (1999), Les Classiques du 20e Siècle, Éditions De Eeclonaar, Belgium, ISBN 90-74128-58-0, p108
- ^ Ben Atkins (2006-06-21). "Roubaix @ Roubaix — Specializing in cobbles". Cyclingnews. Diakses tanggal 2007-09-01.
- ^ "Paris-Roubaix 2005". letour.fr. 2005-04-04. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 August 2007. Diakses tanggal 2007-09-05.
- ^ "A New King for the Queen of Classics?". Le Tour de France. 2007-04-10. Diakses tanggal 2007-09-01.
- ^ "51,5 Km of cobblestones: The notes" (PDF). www.letour.fr. 2011-04-10. Diakses tanggal 2008-04-08.
- ^ a b c d e f g h i j k l m n Description of Paris-Roubaix cobbled sectors by cyclingnews.com
- ^ a b c d e f g h i j k l m "52,8 Km of cobblestones: The notes" (PDF). www.letour.fr. 2008-04-07. Diakses tanggal 2008-04-08.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Les Amis de Paris-Roubaix, PDF Dossier
- ^ "Les pavés classés de Paris-Roubaix". Radio Television Belgium RTBF.
- ^ L'Équipe, 23 July 2007
- ^ L'Équipe, 24 July 2007
- ^ John Stevenson (2004-04-11). "Tales from the pavé on the road to Roubaix". Cyclingnews.
- ^ "Video of the inauguration of the memorial to Jean Stablinski". La Voix Des Sports.
- ^ a b c L'Équipe, France, 8 April 2006
- ^ Bouvet, P. Callewaert, P. Gatellier, J. Laget S. (2006), p.54-55.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaVélo, France, uncut
Bacaan
- Philippe Bouvet, Pierre Callewaert, Jean-Luc Gatellier, Laget Serge: Paris–Roubaix: A Journey Through Hell (ISBN 1934030090), VeloPress. The inside story of the race, its great riders, its traditions, and its secrets
- The race is covered in the book The Spring Classics: Cycling's Greatest One-Day Races
Pranala luar
- Situs web resmi
- Palmares di Cycling Archives