Lompat ke isi

PSP Padang: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Di tahun +Pada tahun )
Baris 30: Baris 30:
Tahun 1928, dengan nama '''Sport Vereniging Minang''' (SVM) yang diketuai oleh [[Dr. Hakim]] dalam ini bernaung organisasi sepak bola Padang yang dikenal engan '''Ilans Padang Electal''' (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya '''PSP Padang'''
Tahun 1928, dengan nama '''Sport Vereniging Minang''' (SVM) yang diketuai oleh [[Dr. Hakim]] dalam ini bernaung organisasi sepak bola Padang yang dikenal engan '''Ilans Padang Electal''' (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya '''PSP Padang'''


Usia IPE tiak berlangsung lama, karena Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mengubah dan membentuk organisasi pesepakbolaan Padang pada tahun 1935 dengan nama '''Voetballbond Padang En Omstreken''', masa ini diketuai oleh orang Belanda yang "gila bola" yaitu [[Meneer Vander Lee]]. Masa meneer ini pertandingan dimalam hari digelar di Lapangan Dipo (kini, Taman Buaya Padang).
Usia IPE tiak berlangsung lama, karena Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mengubah dan membentuk organisasi pesepakbolaan Padang pada tahun 1935 dengan nama '''Voetballbond Padang En Omstreken''', masa ini diketuai oleh orang Belanda yang "gila bola" yaitu [[Meneer Vander Lee]]. Masa meneer ini pertandingan dimalam hari digelar di Lapangan Dipo (kini, Taman Budaya Padang).


Seiring dengan gejolak politik dalam negeri, pada tahun [[1942]], [[Belanda]] menyerahkan kekuasaannya kepada [[Jepang]]. Aksi pertama [[Jepang]] adalah membumihanguskan segala hal yang berbau [[Belanda]], tak terkecuali '''VPO'''. Keganasan negeri matahari terbit ini menyebabkan tak ada prestasi sepak bola paddang yang mencuat baik secara tim maupun individu.
Seiring dengan gejolak politik dalam negeri, pada tahun [[1942]], [[Belanda]] menyerahkan kekuasaannya kepada [[Jepang]]. Aksi pertama [[Jepang]] adalah membumihanguskan segala hal yang berbau [[Belanda]], tak terkecuali '''VPO'''. Keganasan negeri matahari terbit ini menyebabkan tak ada prestasi sepak bola paddang yang mencuat baik secara tim maupun individu.

Revisi per 8 November 2014 10.12

PSP Padang
logo
Nama lengkapPersatuan Sepak bola Padang
JulukanPandeka Minang
Serigala Minang
Berdiri1928
StadionStadion Agus Salim
Padang, Indonesia
(Kapasitas: 20.000)
PemilikPT. PSP Padang Minang Mandiri
Ketua UmumIndonesia H. Mahyeldi Ansharullah, S.P.
ManajerIndonesia Erison B.Ac
LigaDivisi Utama Liga Indonesia
2012-13- (mundur)
Kostum kandang
Kostum tandang
Musim ini

PSP Padang (Persatuan Sepak bola Padang) adalah sebuah tim sepak bola Indonesia yang bermarkas di Padang, Sumatera Barat. Klub ini memainkan pertandingan kandangnya di Stadion Haji Agus Salim, Padang, berbagi dengan Semen Padang FC. Klub tersebut saat ini bermain di Divisi Utama Liga Indonesia.

Sejarah

Masa-Masa Awal

Menyebut nama PSP Padang (Persatuan Sepak bola Padang), mengingat sejarah panjang persepakbolaan tanah air, sebab PSP Padang memang bukan tim kemarin sore, Pandeka Minang (julukan PSP) terlahir lebih dulu dari republik ini, pada tahun 1928.

Tahun 1928, dengan nama Sport Vereniging Minang (SVM) yang diketuai oleh Dr. Hakim dalam ini bernaung organisasi sepak bola Padang yang dikenal engan Ilans Padang Electal (IPE), yang menjadi cikal bakal lahirnya PSP Padang

Usia IPE tiak berlangsung lama, karena Pemerintah Kolonial Belanda kemudian mengubah dan membentuk organisasi pesepakbolaan Padang pada tahun 1935 dengan nama Voetballbond Padang En Omstreken, masa ini diketuai oleh orang Belanda yang "gila bola" yaitu Meneer Vander Lee. Masa meneer ini pertandingan dimalam hari digelar di Lapangan Dipo (kini, Taman Budaya Padang).

Seiring dengan gejolak politik dalam negeri, pada tahun 1942, Belanda menyerahkan kekuasaannya kepada Jepang. Aksi pertama Jepang adalah membumihanguskan segala hal yang berbau Belanda, tak terkecuali VPO. Keganasan negeri matahari terbit ini menyebabkan tak ada prestasi sepak bola paddang yang mencuat baik secara tim maupun individu.

Kendati demikian, kehadiran Jepang itu ada hikmahnya. Ketika itu St. Mantari bersama tokoh-tokoh sepak bola Padang lainnya berinisiatif mengganti nama VPO menjadi Persatuan Sepak bola Padang, dan Yusuf St. Mantari menjadi ketua umum pertama dengan nama PSP. Ternyata padda masa itu, Jepang sama sekali tidak mengusiknya. dalam catatan itu pula nama PSP dipakai untuk pertama kalinya.

Banyak Direkrut Timnas

Ismail Lengah muncul sebagai ketua umum periode 1950-1953 yang kemudian diteruskan oleh Ahmad Husein (1955-1957). Masa ini dibangun Stadion Imam Bonjol yang merupakan stadion kebanggaan warga Padang.

Dekade 1953 ini, pemain yang memperkuat PSP menjadi pemain yang bermaterikan tim PON III Sumatera Tengah di Medan berhasil mengukir prestasi yang mengejutkan. Dengan materi Pemain Ahmad Terbang, Ibrahim Kijang, Mahmud Endah, mereka berhasil merebut juara III di PON IV. Kala itu, Sumatera Barat bernama Sumatera Tengah dan di PON IV pun pemain Paneka Minang mendominasi skuad Sumatera Tengah dan berhasil mencapai final. Sayangnya, di final, mereka ditaklukkan Sumatera Utara dengan skor 1-2.

Efeknya jelas, pada tahun 50-an, pemain PSP banyak dipanggil untuk membela tim nasional, seperti Yus Etek, Mizarmi, Lim Tek An, dan Arifin.

Di era itu, PSP sering menjamu klub-klub asing, seperti klub beken Austria, Salzburg FC, FC Lokomotiv Moskwa, Mozambik Afrika, dan klub Red Star Belgrade asal Yugoslavia yang pernah juara Liga Champions UEFA pun pernah datang.

Pada tahun 1953-1959, persepakbolaan terhenti karena terjadinya gejolak PSSI. Baru pada tahun 1959-1966, PSP Padang kembali melahirkan pemain yang membela Merah Putih. Selain Yus Etek yang masih bertahan, muncul nama-nama baru seperti Sagar Koto, Zulfar Djeze dan Oyong Liza, kapten timnas di era itu, yang menjadi andalan timnas.

PSP Padang mengikuti turnamen HUT PSSI di Jakarta pada tahun 1982. PSP dimotori Suhatman Imam dengan pemain lainnya seperti Marvin Efeni, Arif Pribadi dan Tukijan. Hasilnya tidak mengecewakan, PSP mampu menjadi kampiun pada turnamen yang diselenggarakan badan sepak bola tertinggi di Inddonesia itu setelah menundukkan PSA Ambon 3-2. Tropi plus sebuah mobil dibawa pulang ke Padang.

Masih pada tahun 1980-an, persisnya di era kepemimpinan Syahrul Ujud (walikota Padang waktu itu), kali pertama PSP masuk ke Divisi Utama. Pada tahun itu pula berdiri stadion yang iberi nama Stadion Agus Salim yang merupakan bekas arena pacuan kuda.

PSP diarsiteki oleh Jeniwardin (1986-1987). Sayangnya, PSP tak mampu mengimbangi tim-tim perserikatan lainnya. Alhasil, tim PSP yang bermaterikan permain seperti: Dahlan, Mai, Aldi Hendra Susila dan Delvi Adri menemui nasib tragis, terlempar ke Divisi I.

Perubahan-Perubahan Nama

  • IPE (Illans Padang Electal) 1928-1935 (IPE adalah bagian dari SVM (Sport Vereniging Minangkabau atau Ikatan Olahraga Minangkabau))
  • VPO (Voetballbond Padang en Omstreken) 1935-1942
  • PSP (Persatuan Sepak bola Padang) 1942-sekarang

Stadion

Stadion Agus Salim, Padang

Pemain

Penjaga Gawang

Pemain Belakang

Pemain Tengah

Pemain Depan

Daftar Ketua Umum

Waktu Nama Catatan
1928–tidak diketahui Belanda Dr. Hakim Ketua Sport Vereniging Minangkabau dimana IPE bernaung
1928–tidak diketahui Belanda Meneer Van der Lee Ketua VPO
1942-1950 Belanda Yusuf St. Mantari
1950-1953 Indonesia Ismail Lengah
1953-1959 Tidak ada Padang bergolak karena PRRI
1959-1966 Indonesia Sentot Sujono
1967-1969 Indonesia Letkol Sudarmaji
1969-1973 Indonesia Kol. Hutapea
1973-1975 Indonesia Mayor CPM Mus Subagio
1976-1982 Indonesia Hasan Basri Durin
1983-1993 Indonesia Syahrul Ujud
1993-2003 Indonesia Drs. H. Zuiyen Rais, S.H.
2004-2009 Indonesia Drs. H. Yusman Kasim, M.M.
2010-sekarang Indonesia H. Mahyeldi Ansharullah, S.P.

Pemain Terkenal

Pemain Nasional

1928-1960-an

1960-1980

1980-1990

1990-sekarang

Pemain Asing

Uji Coba Tim PSP Kontra Tim Asing

  • Salzburg Austria (Imbang 2-2)
  • Mozambik Afrika (PSP menang 5-2)
  • Colombus AAfrika (PSP Menang 3-1)
  • FC Lokomotiv Moskwa (PSP Kalah 0-7)
  • Bulgaria (PSP Kalah 1-6)

Periode 1953-1963

Uji Coba ke Luar Negeri

Prestasi

  • 1953
    • Perunggu PON III di Medan
  • 1957
    • Perak PON IV di Makasar
  • 1975
    • Juara Turnamen Sepak Bola Bukit Barisan
  • 1976
    • Runner-up Turnamen Yunior U-18 Piala Suratin (Kalah 0-1 vs Persebaya)
  • 1984
    • Runner-up Turnamen Yunior U-18 Piala Suratin (Kalah 1-2 vs Persikasi Bekasi)
  • 1985
    • Juara Turnamen Sepak Bola HUT PSSI ke-50
  • 1996
    • Juara Kompetisi Divisi I PSSI
  • 1997-2001
    • Peserta Kompetisi Divisi Utama LI IV - LI VII
  • 2005
    • Masuk ke Kelompok Divisi II PSSI
    • Juara III Divisi II PSSI (lolos ke Divisi I PSSI)
  • 2006
    • Juara III Wilayah I Kompetisi Divisi I
  • 2007
    • Juara Grup I & Semifinaslis Divisi I 2007 (lolos ke Divisi Utama PSSI)

Catatan Lainnya

  • Tahun 1936 dalam rangka HUT VPO (Voetballbond Padang en Omstreken) di Lapangan Dipo pertandingan sepak bola telah dilangsungkan malam hari.
  • lapangan Banteng atau Stadion Imam Bonjol didirikan tahun 1957 oleh Komandan Divisi Banteng Kol. Inf. Ahmad Husain al. Harimau Kuranji
  • Stadion GOR haji Agus Salim dibangun tahun 1983, dan awalnya digunakan untuk pelaksanaan MTQ XIII di Padang memanfaatkan Pacuan Kuda Rimbo kaluang.

Pranala luar

Catatan

Tulisan dan data-data di atas disadur dari Harian Padang Ekspres edisi 1 Januari 2011.