Lompat ke isi

Kereta wisata komersial di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 21: Baris 21:
Kereta ini sebenarnya merupakan kereta khusus Kepresidenan. Ditinjau dari desainnya ada keunikan. Di dalam kereta wisata tersebut terdapat sebuah ruang balkon sehingga bila tirai jendelanya dibuka dapat menyaksikan panorama sepanjang perjalanan. Dengan adanya aturan kereta aling-aling, maka kereta wisata ini tidak lagi dipasang paling belakang rangkaian, namun nomor dua dari belakang. Semua fasilitas seperti nonton film, atau ber[[karaoke]], tetap dapat dinikmati. Kereta ini dilengkapi dengan sebuah kamar tidur, menambah kenyamanan penumpang selama beristirahat.<ref name="mka1014"/>
Kereta ini sebenarnya merupakan kereta khusus Kepresidenan. Ditinjau dari desainnya ada keunikan. Di dalam kereta wisata tersebut terdapat sebuah ruang balkon sehingga bila tirai jendelanya dibuka dapat menyaksikan panorama sepanjang perjalanan. Dengan adanya aturan kereta aling-aling, maka kereta wisata ini tidak lagi dipasang paling belakang rangkaian, namun nomor dua dari belakang. Semua fasilitas seperti nonton film, atau ber[[karaoke]], tetap dapat dinikmati. Kereta ini dilengkapi dengan sebuah kamar tidur, menambah kenyamanan penumpang selama beristirahat.<ref name="mka1014"/>


=== Kereta wisata ''Bali'' ===
=== Kereta wisata ''[[Bali]]'' ===
[[Berkas:KAWIS BALI.jpg|thumb|Interior kereta wisata ''Bali''.]]
[[Berkas:KAWIS BALI.jpg|thumb|Interior kereta wisata ''Bali''.]]
Kereta ini dihiasi dengan ornamen khas [[Bali]], sesuai namanya. Kereta ini sering dipakai oleh Presiden untuk melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di [[Jawa]]. Sebagai kereta presiden, kereta ini satu paket dengan kereta ''Nusantara'' dan kereta ''Toraja''. Ruang utama kereta ''Bali'' sama dengan kereta ''Nusantara'' yaitu kursi yang membelakangi jendela, namun juga memiliki kesamaan dengan kereta ''Toraja'', yaitu sama-sama memiliki kompartemen atau ruang VVIP dengan 6 kursi. Kereta ini dapat memuat 20 penumpang saja.
Kereta ini dihiasi dengan ornamen khas [[Bali]], sesuai namanya. Kereta ini sering dipakai oleh Presiden untuk melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di [[Jawa]]. Sebagai kereta presiden, kereta ini satu paket dengan kereta ''Nusantara'' dan kereta ''Toraja''. Ruang utama kereta ''Bali'' sama dengan kereta ''Nusantara'' yaitu kursi yang membelakangi jendela, namun juga memiliki kesamaan dengan kereta ''Toraja'', yaitu sama-sama memiliki kompartemen atau ruang VVIP dengan 6 kursi. Kereta ini dapat memuat 20 penumpang saja.
Baris 27: Baris 27:
Pada saat [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]] menjabat sebagai presiden, terakhir menaiki kereta ini dengan sistem perjalanan KLB untuk mengunjungi pengungsi erupsi [[Gunung Kelud]].<ref name="mka1014"/>
Pada saat [[Susilo Bambang Yudhoyono|SBY]] menjabat sebagai presiden, terakhir menaiki kereta ini dengan sistem perjalanan KLB untuk mengunjungi pengungsi erupsi [[Gunung Kelud]].<ref name="mka1014"/>


=== Kereta wisata ''Toraja'' ===
=== Kereta wisata ''[[Toraja]]'' ===
Jika kereta ''Nusantara'' digunakan untuk Presiden, maka kereta ''Toraja'' digunakan untuk tamu VVIP pengiring rombongan presiden seperti [[menteri]]. Tempat duduk kereta ''Toraja'' searah perjalanan KA dengan formasi 2-2 seperti di kereta eksekutif dan berjumlah 16 tempat duduk; dan dapat memuat 22 penumpang, termasuk yang duduk di ruang VVIP untuk 6 orang. Dilengkapi mini bar, toilet, dan audio-video.
Jika kereta ''Nusantara'' digunakan untuk Presiden, maka kereta ''Toraja'' digunakan untuk tamu VVIP pengiring rombongan presiden seperti [[menteri]]. Tempat duduk kereta ''Toraja'' searah perjalanan KA dengan formasi 2-2 seperti di kereta eksekutif dan berjumlah 16 tempat duduk; dan dapat memuat 22 penumpang, termasuk yang duduk di ruang VVIP untuk 6 orang. Dilengkapi mini bar, toilet, dan audio-video.


=== Kereta wisata ''Sumatera'' ===
=== Kereta wisata ''[[Sumatera]]'' ===
Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta ''Bali''. Sama-sama memiliki ruang utama dengan sofa, kompartemen, ruang makan, ''meeting room'', mini bar, toilet, audio/video. Kompartemen hanya untuk tiga orang dan dilengkapi ''home theater'' dengan tambahan TV LED di dalamnya. Akan tetapi kereta ini dapat memuat 22 orang.<ref name="mka1014"/>
Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta ''Bali''. Sama-sama memiliki ruang utama dengan sofa, kompartemen, ruang makan, ''meeting room'', mini bar, toilet, audio/video. Kompartemen hanya untuk tiga orang dan dilengkapi ''home theater'' dengan tambahan TV LED di dalamnya. Akan tetapi kereta ini dapat memuat 22 orang.<ref name="mka1014"/>


=== Kereta wisata ''Jawa'' ===
=== Kereta wisata ''[[Jawa]]'' ===
[[Berkas:KAWIS JAWA.jpg|thumb|Interior kereta wisata ''Jawa''.]]
[[Berkas:KAWIS JAWA.jpg|thumb|Interior kereta wisata ''Jawa''.]]
Kereta ''Jawa'' dibuat dengan nuansa khas [[Jawa]]. Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta ''Nusantara.'' Kereta yang dapat memuat 20 penumpang dilengkapi fasilitas kamar tidur, ruang keluarga, serta ruang makan yang bersebelahan dengan mini bar. Ruang utama dengan sofa untuk 14 orang, dan enam kursi di ruang makan yang dapat difungsikan sebagai ruang meeting.<ref name="mka1014"/>
Kereta ''Jawa'' dibuat dengan nuansa khas [[Jawa]]. Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta ''Nusantara.'' Kereta yang dapat memuat 20 penumpang dilengkapi fasilitas kamar tidur, ruang keluarga, serta ruang makan yang bersebelahan dengan mini bar. Ruang utama dengan sofa untuk 14 orang, dan enam kursi di ruang makan yang dapat difungsikan sebagai ruang meeting.<ref name="mka1014"/>
Baris 41: Baris 41:
Kereta wisata terbaru milik PT KAI ini didesain hanya untuk 21 penumpang dengan formasi 2-1 sebanyak tujuh baris. Kursi dapat diputar 45 derajat menghadap jendela sehingga dapat melihat pemandangan selama perjalanan.<ref name="mka1014"/>
Kereta wisata terbaru milik PT KAI ini didesain hanya untuk 21 penumpang dengan formasi 2-1 sebanyak tujuh baris. Kursi dapat diputar 45 derajat menghadap jendela sehingga dapat melihat pemandangan selama perjalanan.<ref name="mka1014"/>


=== Kereta wisata ''Priority'' ===
=== Kereta wisata ''[[Priority]]'' ===
Kereta ini adalah kereta pertama di Indonesia yang memiliki ''audio/video on demand'' (AVOD) seperti [[pesawat terbang]].<ref name="mka1014"/>
Kereta ini adalah kereta pertama di Indonesia yang memiliki ''audio/video on demand'' (AVOD) seperti [[pesawat terbang]].<ref name="mka1014"/>



Revisi per 11 November 2014 06.40

Berkas:KAWIS JAWA2.jpg
Interior kereta wisata Jawa.

Di Indonesia, kereta wisata komersial (Kawis) adalah kereta api yang digunakan untuk keperluan khusus, yakni untuk pariwisata. Kereta api wisata komersial di Indonesia dioperasikan oleh anak perusahaan PT Kereta Api Indonesia, yakni PT KA Pariwisata yang dibentuk tahun 2009.[1]

Kereta wisata ini dapat disewa untuk reuni, gathering, launching produk, bahkan pernikahan. Dengan menggandeng sejumlah mitra, KA Pariwisata juga menyelenggarakan paket wisata menggunakan kereta api, juga paket angkutan wisata lanjutan, serta layanan penunjang. Kereta wisata ini dapat ditarik dengan kereta api reguler kelas eksekutif maupun dijalankan sebagai Kereta Luar Biasa (KLB).

Sejarah

Keberadaan kereta wisata di Indonesia sebenarnya tak lepas dari sejarah penamaan kereta api luar biasa (KLB). Istilah KLB pada awalnya merujuk kepada KLB Presiden Ir. Soekarno saat hijrah ke Yogyakarta tanggal 3 Januari 1946. Kereta yang ditarik dengan C2849 yang dahulunya milik Staatsspoorwegen (SS) ini tersusun atas 8 gerbong penumpang. Pemindahan dilakukan dengan sangat rahasia karena diawasi secara sangat ketat oleh pihak keamanan asing. Pelarian diri dengan kereta tersebut diabadikan sebagai KLB. KLB tiba pada tanggal 4 Januari 1946 dengan selamat.[1]

KLB di era Orde Baru (pembangunan) tumbuh lewat perjalanan yang dilakukan Presiden H.M. Soeharto saat pemerintah membuatkan kereta perjalanan presiden khusus dengan nama Nusantara, Bali, dan Toraja. Kereta tersebut dimodifikasi dari kereta SAGW (kereta tidur kelas I) yang biasanya dipakai oleh kereta api Bima pada masa itu.[2] Selain itu, KLB sering dipakai oleh para menteri dan pejabat negara.[1]

Kereta Presiden tersebut dihias dengan menyediakan ruang rapat, balkon, ruang makan, mini bar, tempat tidur, hingga ruang santai dengan televisi ukuran besar. Akan tetapi, karena kereta tersebut hanya dioperasikan jika Presiden, Wakil Presiden, menteri kabinet, maupun pejabat negara mempergunakan kereta tersebut. Akibatnya, kereta tersebut lebih banyak idle alias "menganggur".[1]

Pada tahun 2009, PT Kereta Api Indonesia mendirikan PT KA Pariwisata dengan brand name Indorailtour. KA Pariwisata pertama kali menjual jasa layanan tiga kereta wisata tersebut sebagai modal awalnya. Kereta tersebut digandengkan dengan kereta-kereta api lain, utamanya kereta eksekutif.

PT KA Pariwisata kemudian menambah lagi armada kereta wisatanya. Sepanjang tahun 2013-2014, kereta api wisata baru berjumlah enam unit telah dikerjakan di Balai Yasa Manggarai[3] dan diberi nama Sumatera, Jawa, Imperial (2 unit), dan Priority (2 unit).

Kereta wisata yang saat ini dioperasikan

Saat ini PT KA Pariwisata mengoperasikan sembilan unit kereta. Kereta-kereta tersebut antara lain Nusantara, Bali, Toraja, Sumatera, Jawa, Imperial, dan Priority.

Kereta wisata Nusantara

Kereta ini sebenarnya merupakan kereta khusus Kepresidenan. Ditinjau dari desainnya ada keunikan. Di dalam kereta wisata tersebut terdapat sebuah ruang balkon sehingga bila tirai jendelanya dibuka dapat menyaksikan panorama sepanjang perjalanan. Dengan adanya aturan kereta aling-aling, maka kereta wisata ini tidak lagi dipasang paling belakang rangkaian, namun nomor dua dari belakang. Semua fasilitas seperti nonton film, atau berkaraoke, tetap dapat dinikmati. Kereta ini dilengkapi dengan sebuah kamar tidur, menambah kenyamanan penumpang selama beristirahat.[1]

Kereta wisata Bali

Berkas:KAWIS BALI.jpg
Interior kereta wisata Bali.

Kereta ini dihiasi dengan ornamen khas Bali, sesuai namanya. Kereta ini sering dipakai oleh Presiden untuk melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah di Jawa. Sebagai kereta presiden, kereta ini satu paket dengan kereta Nusantara dan kereta Toraja. Ruang utama kereta Bali sama dengan kereta Nusantara yaitu kursi yang membelakangi jendela, namun juga memiliki kesamaan dengan kereta Toraja, yaitu sama-sama memiliki kompartemen atau ruang VVIP dengan 6 kursi. Kereta ini dapat memuat 20 penumpang saja.

Pada saat SBY menjabat sebagai presiden, terakhir menaiki kereta ini dengan sistem perjalanan KLB untuk mengunjungi pengungsi erupsi Gunung Kelud.[1]

Kereta wisata Toraja

Jika kereta Nusantara digunakan untuk Presiden, maka kereta Toraja digunakan untuk tamu VVIP pengiring rombongan presiden seperti menteri. Tempat duduk kereta Toraja searah perjalanan KA dengan formasi 2-2 seperti di kereta eksekutif dan berjumlah 16 tempat duduk; dan dapat memuat 22 penumpang, termasuk yang duduk di ruang VVIP untuk 6 orang. Dilengkapi mini bar, toilet, dan audio-video.

Kereta wisata Sumatera

Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta Bali. Sama-sama memiliki ruang utama dengan sofa, kompartemen, ruang makan, meeting room, mini bar, toilet, audio/video. Kompartemen hanya untuk tiga orang dan dilengkapi home theater dengan tambahan TV LED di dalamnya. Akan tetapi kereta ini dapat memuat 22 orang.[1]

Kereta wisata Jawa

Berkas:KAWIS JAWA.jpg
Interior kereta wisata Jawa.

Kereta Jawa dibuat dengan nuansa khas Jawa. Kereta ini terinspirasi dari pengembangan interior kereta Nusantara. Kereta yang dapat memuat 20 penumpang dilengkapi fasilitas kamar tidur, ruang keluarga, serta ruang makan yang bersebelahan dengan mini bar. Ruang utama dengan sofa untuk 14 orang, dan enam kursi di ruang makan yang dapat difungsikan sebagai ruang meeting.[1]

Kereta wisata Imperial

Berkas:KAWIS IMPERIAL.jpg
Interior kereta wisata Imperial.

Kereta wisata terbaru milik PT KAI ini didesain hanya untuk 21 penumpang dengan formasi 2-1 sebanyak tujuh baris. Kursi dapat diputar 45 derajat menghadap jendela sehingga dapat melihat pemandangan selama perjalanan.[1]

Kereta wisata Priority

Kereta ini adalah kereta pertama di Indonesia yang memiliki audio/video on demand (AVOD) seperti pesawat terbang.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f g h i j Majalah KA Edisi Oktober 2014
  2. ^ Kereta api Express Malam Bima
  3. ^ Majalah KA Edisi Juli 2014

Pranala luar